Temuan baru ini didapatkan oleh tim peneliti dari Baylor University di Waco, Texas, AS, setelah menemukan beberapa kerusakan pada tengkorak kepala hewan wildebeests, atau kijang Afrika, di wilayah Kenya.
"Ada beberapa kerusakan pada tulang kepala hewan. Temuan ini juga mengungkapkan bahwa manusia purba memiliki energi yang melimpah dalam beraktivitas sehari-hari berkat mengonsumsi otak hewan," kata Joseph Ferraro, ahli antropologi dari Baylor University di Waco, Texas, AS.
Dia menambahkan, otak hewan memiliki kekayaan materi, seperti lemak, kalori, dan nutrisi. "Otak menjadi sumber makanan langka dan berharga sebagai alternatif makanan bernilai tinggi, seperti buah, kacang, dan lainnya, yang seringkali tak tersedia," ujarnya.
Para peneliti juga mengatakan, jaringan lemak pada otak hewan telah membuat Homo erectus memiliki banyak energi untuk melakukan perburuan di hari-hari selanjutnya.
Pada penelitian sebelumnya, seperti diberitakan Science News, para peneliti menemukan bahwa manusia purba cenderung melacak dan mengejar hewan buruannya sampai ke daerah Kanjera Selatan, sebuah daerah di Afrika Timur.
Kijang Afrika atau wildebeest.
Manusia purba juga melakukan perburuan pada hewan-hewan besar, seperti harimau dan mammoth. Tak hanya itu, manusia purba akan mengambil sisa-sisa kepala hewan yang ditinggalkan oleh predator besar dan memakannya dengan menggunakan alat bantu.
Bukti-bukti dari penggunaan alat bantu berupa batu tajam pada manusia purba ditemukan pada kerusakan pada tengkorak hewan-hewan.
"Kerusakan pada tengkorak hewan-hewan buruan itu yang menunjukkan bahwa manusia purba gemar menyantap otak hewan," kata Ferraro.
Temuan ini telah memberikan petunjuk baru bagi para peneliti mengenai evolusi manusia dan bagaimana pola makannya yang berubah-berubah selama bertahun-tahun.
No comments:
Post a Comment