Wanita wanita yang telah berdiri di sisi salib Kristus menunggu dan memperhatikan berlalunya jam‑jam hari Sabat. Pada hari pertama dari minggu, pagi‑pagi benar, mereka menuju ke kubur, sambil membawa rempah‑rempah yang mahal harganya untuk mengurapi tubuh Juruselamat. Mereka tidak memikirkan tentang Ia bangkit dari antara orang mati. Matahari harapan mereka telah terbenam, dan malam telah turun ke hati mereka. Sementara mereka berjalan, mereka menceritakan kembali perbuatan kemurahan Kristus serta perkataan penghiburan‑Nya. Tetapi mereka tidak teringat akan perkataan‑Nya, "Aku akan melihat kamu pula." Yoh. 16:22.
Dalam keadaan tidak mengetahui akan apa yang sedang terjadi pada waktu itu, mereka mendekati taman itu, sambil berkata sementara berjalan, "Siapakah gerangan menolong kita menggolekkan batu itu dari pintu kubur?" Mereka mengetahui bahwa mereka tidak dapat menggolekkan batu, namun mereka meneruskan perjalanan. Dan lihatlah, langit tiba‑tiba terang dengan kemuliaan yang datangnya bukan dari matahari terbit. Bumi bergetar. Mereka melihat batu besar sudah digolekkan. Kubur sudah kosong.
Wanita‑wanita itu datang ke kubur itu bukan semuanya dari jurusan (Pasal ini dialaskan atas Mat. 28: 1, 5‑8; Mark. 1 6:1 ‑8; Luk. 24:1 ‑12 ; Yoh . 20:1 ‑18.) yang sama. Maryam Magdalena mula‑mula sekali tiba di tempat itu, dan setelah melihat bahwa batu sudah digolekkan, ia cepat‑cepat pergi untuk menceritakannya kepada murid‑murid. Dalam pada itu wanita‑wanita lain pun datanglah. Suatu terang sedang bercahaya di sekeliling kubur, tetapi tubuh Yesus tidak ada di situ. Sementara mereka berlambat‑lambat di sekitar tempat itu, tiba‑tiba mereka melihat bahwa bukan mereka saja ada di tempat itu. Seorang muda yang berpakaikan jubah yang bercahaya‑cahaya sedang duduk di sisi kubur itu. Ialah malaikat yang telah menggolekkan batu itu. Ia telah menyamar manusia supaya ia tidak menakutkan sahabat‑sahabat Yesus. Tetapi di sekelilingnya terang kemuliaan surga masih bercahaya, dan wanita‑wanita itu ketakutan. Mereka berbalik hendak melarikan diri, tetapi perkataan malaikat itu menahan langkah mereka. "Janganlah kamu takut," katanya, "karena aku mengetahui bahwa kamu mencari Yesus yang disalibkan itu; tiadalah Ia di sini, karena Ia sudah bangkit seperti kata‑Nya dahulu. Marilah kamu, lihatlah tempat Tuhan sudah terbaring itu. Pergilah kamu dengan segera mengatakan kepada murid‑murid‑Nya, bahwa Ia sudah bangkit dari antara orang mati." Sekali lagi mereka melihat ke dalam kubur itu, dan sekali lagi mereka mendengar kabar yang ajaib itu. Malaikat lain dalam rupa manusia ada di situ, dan ia berkata, "Apakah sebabnya kamu mencari Yang Hidup di antara orang mati? Tiada Ia di sini, melainkan Ia sudah bangkit. Ingatlah bagaimana perkataan‑Nya kepadamu tatkala Ia lagi di Galilea, mengatakan, Bahwa tak dapat tiada Anak manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa dan Ia disalibkan, dan bangkit pula pada hari ketiga."
Ia sudah bangkit, Ia sudah bangkit! Wanita‑wanita itu mengulangi perkataan itu berkali‑kali. Sekarang tidak perlu lagi membawa rempah‑rempah bagi‑Nya. Juruselamat hidup, dan tidak mati. Mereka teringat sekarang bahwa ketika berbicara tentang kematian‑Nya Ia mengatakan bahwa Ia akan bangkit lagi. Alangkah mulianya hari ini bagi dunia! Dengan cepat wanita‑wanita itu meninggalkan kubur itu "dengan ketakutan dan sangat kesukaan, sambil berlari hendak memberi tahu hal itu kepada murid‑murid Yesus."
Maryam tidak mendengar kabar baik itu. Ia pergi kepada Petrus dan Yohanes dengan kabar yang menyedihkan, "Orang sudah membawa Tuhan keluar dari dalam kubur, tiada kami tahu di mana ditaruh orang." Murid‑murid pergi tergesa‑gesa ke kubur, dan mendapatinya sebagaimana yang telah dikatakan oleh Maryam. Mereka melihat kain kafan dan sapu tangan, tetapi mereka tidak menemukan Tuhan mereka. Meski pun demikian di sini pun terdapat kesaksian bahwa Ia sudah bangkit. Baju kubur itu bukannya dilemparkan ke sisi dengan semberono saja, melainkan dilipat baik‑baik, masing‑masing di tempatnya sendiri. Yohanes "nampak dan percaya." Sampai saat itu ia belum mengerti perkataan Kitab Suci bahwa Kristus harus bangkit dari antara orang mati, tetapi sekarang ia teringat akan perkataan Juruselamat yang meramalkan kebangkitan‑Nya.
Kristus sendirilah yang telah menaruh baju kubur itu seteliti itu. Ketika malaikat yang berkuasa itu turun ke kubur itu, malaikat‑malaikat lain yang dengan rombongannya telah mengawali tubuh Tuhan, menggabungkan diri dengan dia. Ketika malaikat dari surga itu menggolekkan batu, yang lain memasuki kubur, dan menguraikan pembungkus dari tubuh Yesus. Tetapi tangan Juruselamatlah yang melipat setiap kain itu, dan meletakkannya di tempatnya. Pada pemandangan‑Nya yang menuntun baik bintang mau pun atom, tidak ada sesuatu yang tidak penting. Peraturan dan kesempurnaan kelihatan dalam segala pekerjaan‑Nya.
Maryam telah mengikuti Yohanes dan Petrus ke kubur. Ketika mereka kembali ke Yerusalem, ia tinggal. Ketika ia memandang ke dalam kubur yang kosong, kesedihan memenuhi hatinya. Pada waktu ia memandang ke dalam, ia melihat dua malaikat, satu di kepala dan yang satu lagi di kaki tempat Yesus dibaringkan.. "Hai perempuan, apakah sebabnya engkau menangis? Mereka bertanya kepadanya. "Sebab orang sudah mengambil Tuhan," jawabnya, "dan hamba tiada tahu di mana menaruh Dia."
Kemudian ia berbalik, dari malaikat‑malaikat sekali pun, dengan memikirkan bahwa ia harus mencari seorang yang dapat menceritakan kepadanya apa yang telah dilakukan dengan tubuh Yesus. Suara lain menyapa dia, "Hai perempuan, apakah sebabnya engkau menangis? Siapakah engkau cari?" Melalui matanya yang penuh air mata, Maryam melihat rupa seorang, dan karena pada sangkanya orang itu seorang penunggu taman, berkatalah ia, "Tuan, kalau tuan membawa Dia dari sini, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya boleh saya pergi mengambil Dia." Kalau kubur orang kaya ini dianggap terlalu terhormat untuk tempat penguburan Yesus, ia sendiri mau menyediakan suatu tempat bagi‑Nya. Ada suatu kubur yang telah dikosongkan dengan suara Kristus sendiri, kubur tempat Lazarus terbaring. Bukankah ia dapat memperoleh suatu tempat penguburan bagi Tuhannya di tempat itu? Ia merasa bahwa mengurus tubuh‑Nya Yang mulia yang telah disalibkan itu akan menjadi suatu penghiburan besar baginya dalam kesedihannya.
Tetapi sekarang dalam suara‑Nya sendiri yang dikenal itu Yesus berkata kepadanya, "Maryam". Sekarang ia mengetahui bahwa bukannya seorang asing yang sedang menyapa dia, dan setelah berbalik ia melihat di hadapannya Kristus yang hidup. Dalam kegirangannya ia lupa bahwa Ia telah disalibkan. Sarnbil melompat menuju kepada‑Nya, seakan‑akan hendak merangkul kaki‑Nya berkatalah ia, "Rabbumi." Tetapi Kristus mengangkat tangan‑Nya, seraya mengatakan, Jangan menyentuh Aku, "karena belum Aku naik kepada Bapa, tetapi pergilah engkau kepada segala saudara‑Ku, dan katakanlah pada mereka itu, Aku naik kepada Bapa‑Ku dan Bapamu, dan kepada Tuhan‑Ku dan Tuhanmu," Dan Maryam menuju kepada murid‑murid dengan kabar yang menggembirakan.
Yesus enggan menerima penghormatan dari orang banyak sampai Ia mendapat jaminan bahwa pengorbanan‑Nya diterirna oleh Bapa. Ia naik ke istana surga, dan dari Allah Sendiri mendengar jaminan bahwa grafirat yang diadakan‑Nya bagi dosa‑dosa manusia sudah cukup, bahwa melalui darah‑Nya semua orang boleh mendapat hidup kekal. Bapa mengesahkan perjanjian yang diadakan dengan Kristus, bahwa Ia akan menerima orang yang bertobat dan menurut, dan akan mengasihi mereka sebagaimana Ia mengasihi Anak‑Nya. Kristus harus menyelesaikan pekerjaan‑Nya, dan menggenapi janji‑Nya akan menjadikan "mahal seorang laki‑laki daripada pajal, dan mahal seorang manusia daripada emas tua yang dari Ofir." Yes. 13:12. Segala kuasa di surga dan di bumi diberikan kepada Putera kehidupan, dan Ia kembali kepada para pengikut‑Nya dalam dunia yang berdosa, agar Ia memberikan kepada mereka kuasa dan kemuliaan‑Nya.
Sementara Juruselarnat berada di hadirat Allah, menerima pemberian bagi sidang‑Nya, murid‑murid memikirkan tentang kubur‑Nya yang kosong, dan meratap serta menangis. Hari yang menjadi suatu hari kesukaan bagi segenap surga merupakan suatu hari ketidaktentuan, kekacauan, dan kebingungan bagi murid‑murid. Kurang percaya mereka terhadap kesaksian wanita‑wanita itu membuktikan alangkah dalamnya iman mereka tenggelam. Kabar tentang kebangkitan Kristus sangat berbeda dengan apa yang telah mereka harap‑harapkan sehingga mereka tidak dapat mempercayainya. Pada hemat mereka, kebenaran hal itu terlalu sukar diterima begitu saja. Mereka telah mendenar banyak tentang ajaran dan apa yang dinamakan teori ilmiah dari orang Saduki sehingga kesan yang diberikan pada pikiran mereka tentang kebangkitan sangatlah samar‑samar. Mereka hampir tidak mengetahui apa makna kebangkitan dari antara orang mati. Mereka tidak sanggup menerima hal yang besar itu.
"Pergilah kamu," malaikat‑malaikat mengatakan kepada wanita‑wanita itu, "katakanlah kepada segala murid‑Nya dan kepada Petrus pun, bahwa Ia akan berjalan dahulu daripada kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia seperti sabda‑Nya kepada kamu." Malaikat‑malaikat ini telah beserta dengan Kristus sebagai malaikat pengawal sepanjang hidup‑Nya di dunia. Mereka telah menyaksikan perihal Ia diadili dan disalibkan. Mereka telah mendengar perkataan‑Nya kepada murid‑murid‑Nya. Hal ini ditunjukkan oleh pekabaran mereka kepada murid‑murid, dan seharusnya telah meyakinkan mereka tentang kebenarannya. Perkataan seperti itu dapat diucapkan hanya oleh pesuruh‑pesuruh dari Tuhan mereka yang telah bangkit.
"Katakanlah kepada segala murid‑Nya dan kepada Petrus pun," kata malaikat‑malaikat itu. Sejak kematian Kristus, Petrus senantiasa merasa sedih karena penyesalan. Penyangkalannya akan Tuhannya yang memalukan itu, serta pandangan kasih dan derita Juruselamat, senantiasa diingatnya. Dari semua murid ialah yang telah menderita paling pahit. Baginya jaminan diberikan bahwa pertobatannya diterima dan dosanya diampuni. Namanya disebutkan.
"Katakanlah kepada segala murid‑Nya dan kepada Petrus pun, bahwa Ia akan berjalan dahulu daripada kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia." Semua murid telah meninggalkan Yesus, dan panggilan untuk berjumpa dengan Dia lagi meliputi mereka semuanya. Ia tidak membuangkan mereka. Ketika Maryam Magdalena mengatakan kepada mereka bahwa ia telah melihat Tuhan, ia mengulangi panggilan untuk menghadiri pertemuan di Galilea. Dan ketiga kalinya pesanan itu dikirim kepada mereka. Sesudah Ia naik kepada Bapa, Yesus menunjukkan diri kepada wanita‑wanita lain, seraya berkata, "Sejahteralah kamu!" Maka datanglah perempuan itu memeluk kaki‑Nya, serta menyembah Dia. Lalu sabda Yesus kepadanya: Janganlah kamu takut! Pergilah kamu memberi tahu kepada saudara‑saudara‑Ku, supaya mereka itu pergi ke Galilea, di sanalah kelak mereka itu melihat Aku."
Pekerjaan Kristus yang mula‑mula di bumi ini sesudah kebangkitan‑Nya ialah meyakinkan murid‑murid‑Nya tentang kasih‑Nya yang tidak berkurang serta perhatian‑Nya yang lemah lembut bagi mereka. Untuk memberi mereka bukti bahwa Ialah Juruselamat mereka yang hidup, bahwa Ia telah memutuskan belenggu kubur, dan tidak dapat lagi ditahan oleh musuh dalam kematian; untuk menyatakan bahwa Ia mempunyai hati kasih yang sama sebagaimana ketika Ia bersama‑sama dengan mereka sebagai Guru mereka yang kekasih, Ia menunjukkan diri kepada mereka berkali‑kali. Ia hendak lebih mempererat ikatan kasih di antara mereka. Pergilah dan katakanlah kepada segala murid‑Ku, kata‑Nya, agar mereka bertemu dengan Aku di Galilea.
Ketika mereka mendengar petunjuk itu, yang diberikan dengan pasti, murid‑murid mulai memikirkan perkataan Kristus kepada mereka yang meramalkan kebangkitan‑Nya. Tetapi sekarang pun mereka tidak bergembira. Mereka tidak dapat membuangkan keragu‑raguan dan kebingungan mereka. Meski pun ketika wanita‑wanita itu menyatakan bahwa mereka telah melihat Tuhan, namun murid‑murid tidak mau percaya. Mereka beranggapan bahwa wanita‑wanita itu sedang berangan‑angan.
Kesusahan tampaknya datang bertubi‑tubi. Pada hari keenam dari pekan itu mereka telah melihat Guru mereka mati, pada hari pertama dari pekan berikutnya mereka kehilangan tubuh Kristus, dan mereka dituduh telah mencurinya dengan maksud untuk memperdayakan orang banyak. Mereka putus asa karena selalu memperbaiki kesan yang salah yang makin kuat menentang mereka. Mereka takut akan permusuhan di pihak imam‑imam dan kemarahan orang banyak. Mereka merindukan kehadiran Yesus, yang telah menolong mereka dalam setiap kebingungan.
Sering mereka mengulangi perkataan, "Kita berharap bahwa Ialah yang akan membebaskan bani Israel." Dalam keadaan kesunyian dan sakit hati teringatlah mereka akan perkataan‑Nya, "Jikalau demikian perbuatan‑Nya pada kayu yang hidup, apatah lagi pada yang kering?" Luk. 24:21; 23:31. Mereka berhimpun di ruangan atas, menutup dan mengancingkan pintu, sebab mengetahui bahwa nasib Guru mereka yang kekasih dapat menimpa mereka sewaktu‑waktu.
Dan sepanjang waktu itu mereka dapat bergembira bila mengetahui tentang Juruselamat yang sudah bangkit. Di taman Maryam telah berdiri menangis, ketika Yesus berada di sampingnya. Matanya sangat dibutakan oleh air mata sehingga ia tidak mengenal Dia. Dan hati murid‑murid sangat berduka‑cita sehingga mereka tidak percaya akan pekabaran malaikat‑malaikat atau perkataan Kristus Sendiri.
Betapa banyaknya orang yang masih berbuat seperti yang diperbuat oleh murid‑murid ini! Betapa banyak orang yang menggemakan tangisan putus asa Maryam, "Orang sudah mengambil Tuhan, dan hamba tidak tahu di mana menaruh Dia." Kepada beberapa banyak orang perkataan Juruselamat diucapkan, "Apakah sebabnya engkau menangis?" Siapakah yang engkau cari? Ia ada dekat di sisi mereka, tetapi mata mereka yang dibutakan dengan air mata tidak melihat Dia. Ia berbicara kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Oh sekiranya kepala yang tunduk dapat diangkat, supaya mata dapat dibuka untuk melihat Dia, supaya telinga dapat mendengar suara‑Nya! "Pergilah kamu dengan segera mengatakan kepada murid‑murid‑Nya bahwa Ia sudah bangkit." Suruhlah mereka untuk tidak melihat ke dalam kubur Yusuf yang baru, yang tertutup dengan batu besar, dan dimeteraikan dengan meterai Roma. Kristus tidak ada di situ. Jangan melihat kubur yang kosong. Jangan berkabung seperti mereka yang tidak menaruh harapan dan tidak berdaya. Yesus hidup, dan sebab Ia hidup, kita akan hidup juga. Dari hati yang berterima kasih, dari bibir yang disentuh dengan api suci, biarlah nyanyian gembira digemakan, Kristus sudah bangkit! Ia hidup untuk mengadakan syafaat bagi kita. Peganglah pengharapan ini, dan hal itu akan menahan jiwa bagaikan jangkar yang pasti dan telah diuji. Percayalah, dan engkau akan melihat kemuliaan Allah.
No comments:
Post a Comment