Pada 27 Januari, ribuan orang akan memperingati 70 tahun pembebasan dari Auschwitz, sebuah kamp konsentrasi Nazi di Jerman. Kamp ini terkenal mengerikan dan khususnya digunakan untuk memusnahkan kelompok ras yang jadi sasaran Nazi. Kamp ini juga digunakan untuk menganiaya Saksi-Saksi Yehuwa dari berbagai negeri, termasuk Jerman.
Museum Negara Auschwitz-Birkenau dan Dewan Auschwitz Internasional adalah penyelenggara acara ini. Presiden Polandia, Bronisław Komorowski, diundang untuk hadir. Wakil dari beberapa negeri juga akan datang. Acara ini akan disiarkan langsung melalui internet.
Auschwitz terletak di pinggiran kota Oświęcim, sebuah kota di Polandia yang dikuasai Nazi selama Perang Dunia II. Kota ini mulai dijadikan kamp konsentrasi Jerman ketika 700 orang Polandia dikirim sebagai tahanan pada Juni 1940. Auschwitz segera menjadi kawasan yang luas dengan 40 kamp konsentrasi dan sub-kamp konsentrasi. Ada empat kamar gas di Auschwitz-Birkenau dan dalam sehari ada 20.000 orang mati di kamar gas ini. Selama kamp Auschwitz beroperasi, dalam jangka waktu hampir lima tahun, setidaknya ada 1,1 juta orang, termasuk lebih dari 400 Saksi-Saksi Yehuwa, yang dikirim ke sana.
Situs Web Museum Negara Auschwitz-Birkenau mengatakan, "Selain penjelasan di atas, buku tentang sejarah Kamp Konsentrasi Auschwitz tidak mencatat Saksi-Saksi Yehuwa (yang waktu itu dikenal sebagai [Siswa-Siswa] Alkitab) yang dipenjarakan karena kepercayaan agama mereka. Para tahanan Saksi ini seharusnya mendapat perhatian yang utama karena mempertahankan prinsip moral mereka meski berada dalam kamp." Catatan museum memperlihatkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa termasuk di antara para tahanan yang pertama kali dikirim ke Auschwitz. Ada ratusan Saksi yang dikirim ke sana dan lebih dari 35 persen dari mereka mati di sana.
Andrzej Szalbot (Tahanan–IBV 108703): Pada 1943, ditangkap oleh Nazi dan dikirim ke Auschwitz karena menolak dinas militer dengan alasan hati nurani.
Saksi-Saksi Yehuwa jadi sasaran Nazi pada awal 1933. Pada tahun yang sama, kegiatan mereka dilarang di seluruh Jerman. Prinsip moral dan cara hidup para Saksi tidak sesuai dengan ideologi Nazi. Misalnya, para Saksi tidak mau mengucapkan "Heil Hitler!", karena bagi mereka itu sama saja tidak setia kepada Allah. Para Saksi juga menolak untuk melakukan dinas militer apa pun. Karena itu, mereka dianggap melawan pemerintah. "Kalau menolak dinas militer, pasti dikirim ke kamp konsentrasi," kata Andrzej Szalbot, yang ditahan pada 1943 dan dikirim ke Auschwitz pada umur 19. Saksi-Saksi Yehuwa bisa langsung dibebaskan jika mereka mau menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka tidak mau lagi menjadi Saksi dan bahwa ajaran Saksi itu salah. Tn. Szalbot menolak untuk tanda tangan.
Saksi-Saksi Yehuwa akan dibebaskan kalau mereka mau menyangkal iman mereka dengan menandatangani dokumen yang seperti ini.
Dokumen resmi Nazi menyebut Saksi-Saksi Yehuwa sebagai "IBV", singkatan dari Internationale Bibelforscher-Vereinigung (International Bible Students Association), nama resmi dari organisasi mereka di Jerman. Nazi mengharuskan para Saksi memasang tanda segitiga ungu pada seragam mereka. Tanda ini membantu Saksi untuk mengenali rekan seiman mereka di kamp. Mereka bertemu setiap malam sebelum apel pagi untuk saling menguatkan. Mereka juga mengatur agar bisa membahas Alkitab secara diam-diam dengan para tahanan yang terkesan dengan kebaikan dan iman para Saksi. Sejumlah tahanan menjadi Saksi-Saksi Yehuwa sewaktu berada di kamp Auschwitz.
Pada Sabtu pagi, 27 Januari 1945, Tentara Merah Uni Soviet tiba di Oświęcim. Dan pada pukul tiga sore, pasukan Soviet telah membebaskan sekitar 7.000 tahanan dari Auschwitz I, Auschwitz II (Birkenau), dan Auschwitz III (Monowitz).
Stanisław Zając. Tiba di Auschwitz pada 16 Februari 1943.
Karena Nazi mengetahui Tentara Merah datang, mereka pun memaksa puluhan ribu orang keluar dari kamp Auschwitz. Stanisław Zając adalah salah seorang Saksi Yehuwa yang ada di antara puluhan ribu orang itu. Tn. Zając dan sekitar 3.200 tahanan lainnya keluar dari sub-kamp Jaworzno. Mereka berjalan melewati salju yang sangat tebal dan menjadi bagian dari perjalanan maut yang mengerikan. Dalam perjalanan selama tiga hari tersebut menuju Blechhammer, sub-kamp Auschwitz terpencil yang ada di dalam hutan, diperkirakan kurang dari 2.000 orang yang selamat. Tn. Zając mengingat pertempuran yang berlangsung ketika dia dan para tahanan lainnya bersembunyi di dalam kamp. Ia mengatakan, "Kami bisa dengar suara tank yang lewat, tapi tidak ada seorang pun yang berani melihat tank itu milik siapa. Pagi harinya, kami baru tahu bahwa ternyata itu orang-orang Rusia. Ada banyak tentara Rusia di hutan. Itulah akhir dari pengalaman mengerikan saya di kamp konsentrasi."
Museum Negara Auschwitz-Birkenau dan Dewan Auschwitz Internasional adalah penyelenggara acara ini. Presiden Polandia, Bronisław Komorowski, diundang untuk hadir. Wakil dari beberapa negeri juga akan datang. Acara ini akan disiarkan langsung melalui internet.
Auschwitz terletak di pinggiran kota Oświęcim, sebuah kota di Polandia yang dikuasai Nazi selama Perang Dunia II. Kota ini mulai dijadikan kamp konsentrasi Jerman ketika 700 orang Polandia dikirim sebagai tahanan pada Juni 1940. Auschwitz segera menjadi kawasan yang luas dengan 40 kamp konsentrasi dan sub-kamp konsentrasi. Ada empat kamar gas di Auschwitz-Birkenau dan dalam sehari ada 20.000 orang mati di kamar gas ini. Selama kamp Auschwitz beroperasi, dalam jangka waktu hampir lima tahun, setidaknya ada 1,1 juta orang, termasuk lebih dari 400 Saksi-Saksi Yehuwa, yang dikirim ke sana.
Situs Web Museum Negara Auschwitz-Birkenau mengatakan, "Selain penjelasan di atas, buku tentang sejarah Kamp Konsentrasi Auschwitz tidak mencatat Saksi-Saksi Yehuwa (yang waktu itu dikenal sebagai [Siswa-Siswa] Alkitab) yang dipenjarakan karena kepercayaan agama mereka. Para tahanan Saksi ini seharusnya mendapat perhatian yang utama karena mempertahankan prinsip moral mereka meski berada dalam kamp." Catatan museum memperlihatkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa termasuk di antara para tahanan yang pertama kali dikirim ke Auschwitz. Ada ratusan Saksi yang dikirim ke sana dan lebih dari 35 persen dari mereka mati di sana.
Andrzej Szalbot (Tahanan–IBV 108703): Pada 1943, ditangkap oleh Nazi dan dikirim ke Auschwitz karena menolak dinas militer dengan alasan hati nurani.
Saksi-Saksi Yehuwa jadi sasaran Nazi pada awal 1933. Pada tahun yang sama, kegiatan mereka dilarang di seluruh Jerman. Prinsip moral dan cara hidup para Saksi tidak sesuai dengan ideologi Nazi. Misalnya, para Saksi tidak mau mengucapkan "Heil Hitler!", karena bagi mereka itu sama saja tidak setia kepada Allah. Para Saksi juga menolak untuk melakukan dinas militer apa pun. Karena itu, mereka dianggap melawan pemerintah. "Kalau menolak dinas militer, pasti dikirim ke kamp konsentrasi," kata Andrzej Szalbot, yang ditahan pada 1943 dan dikirim ke Auschwitz pada umur 19. Saksi-Saksi Yehuwa bisa langsung dibebaskan jika mereka mau menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka tidak mau lagi menjadi Saksi dan bahwa ajaran Saksi itu salah. Tn. Szalbot menolak untuk tanda tangan.
Saksi-Saksi Yehuwa akan dibebaskan kalau mereka mau menyangkal iman mereka dengan menandatangani dokumen yang seperti ini.
Dokumen resmi Nazi menyebut Saksi-Saksi Yehuwa sebagai "IBV", singkatan dari Internationale Bibelforscher-Vereinigung (International Bible Students Association), nama resmi dari organisasi mereka di Jerman. Nazi mengharuskan para Saksi memasang tanda segitiga ungu pada seragam mereka. Tanda ini membantu Saksi untuk mengenali rekan seiman mereka di kamp. Mereka bertemu setiap malam sebelum apel pagi untuk saling menguatkan. Mereka juga mengatur agar bisa membahas Alkitab secara diam-diam dengan para tahanan yang terkesan dengan kebaikan dan iman para Saksi. Sejumlah tahanan menjadi Saksi-Saksi Yehuwa sewaktu berada di kamp Auschwitz.
Pada Sabtu pagi, 27 Januari 1945, Tentara Merah Uni Soviet tiba di Oświęcim. Dan pada pukul tiga sore, pasukan Soviet telah membebaskan sekitar 7.000 tahanan dari Auschwitz I, Auschwitz II (Birkenau), dan Auschwitz III (Monowitz).
Stanisław Zając. Tiba di Auschwitz pada 16 Februari 1943.
Karena Nazi mengetahui Tentara Merah datang, mereka pun memaksa puluhan ribu orang keluar dari kamp Auschwitz. Stanisław Zając adalah salah seorang Saksi Yehuwa yang ada di antara puluhan ribu orang itu. Tn. Zając dan sekitar 3.200 tahanan lainnya keluar dari sub-kamp Jaworzno. Mereka berjalan melewati salju yang sangat tebal dan menjadi bagian dari perjalanan maut yang mengerikan. Dalam perjalanan selama tiga hari tersebut menuju Blechhammer, sub-kamp Auschwitz terpencil yang ada di dalam hutan, diperkirakan kurang dari 2.000 orang yang selamat. Tn. Zając mengingat pertempuran yang berlangsung ketika dia dan para tahanan lainnya bersembunyi di dalam kamp. Ia mengatakan, "Kami bisa dengar suara tank yang lewat, tapi tidak ada seorang pun yang berani melihat tank itu milik siapa. Pagi harinya, kami baru tahu bahwa ternyata itu orang-orang Rusia. Ada banyak tentara Rusia di hutan. Itulah akhir dari pengalaman mengerikan saya di kamp konsentrasi."
No comments:
Post a Comment