Herodes Antipas lahir dalam tahun 22 SM. Ia adalah seorang Galilea. Ia lahir dengan latar belakang keluarga yang memiliki andil besar dalam perpolitikan Romawi pada saat itu. Ayahnya, Herodes Agung, merupakan gubernur Galilea (tahun 47 SM), lalu menjadi raja Yudea (41-40 SM), penguasa Yerusalem (37 SM), kemudian penguasa Samaria dan banyak kota lain termasuk Yerikho, sampai saat ia meniggal (4 SM). Ibunya bernama Malthake. Antipas juga merupakan adik dari Arkhelaus yang menjadi penguasa atas Yudea, Samaria, dan Idumea (4 SM).
Keagamaan
Dalam hal keagamaan, Herodes Antipas adalah seorang Yahudi. Dia memihak rakyat Yahudi dalam menentang Pilatus yang akan mendirikan sebuah kuil berhala di Yerusalem, dan ia juga menghadiri perayaan Paskah yang diadakan di kota itu (Bdk. Luk 23: 7).
Pernikahan
Ketika itu, Antipas pergi ke Roma dan di sana ia tinggal bersama saudara tirinya, Herodes Filipus I, yang hidup sebagai warga negara sipil. Di sana ia bertemu dengan Herodias. Herodias adalah istri Herodes Filipus I yang merupakan putri dari saudara tirinya yang lain, Aristobulus ( Bdk. Mat 14: 3; Mrk 6: 17; Luk 3: 19). Herodes Filipus I hanya muncul dalam Injil dan tidak boleh disamakan dengan Raja Filipus penguasa wilayah. Melalui perjumpaan itulah kemudian Antipas jatuh cinta kepada Herodias. Antipas segera berniat menceraikan istrinya, putri seorang raja Arab, Aretas. Putri Aretas yang mencium niat Antipas, melarikan diri ke kerajaan ayahnya, yang kemudian segera menyatakan perang dengan Antipas.
Herodes Antipas kemudian menikahi Herodias dan tetap memertahankan pernikahannya. Mereka menetap di Tiberias bersama dengan putri Herodias, Salome. Diperkirakan pada saat itulah Antipas pergi ke benteng Makerus di Perea agar dapat mengamati khotbah-khotbah Yohanes Pembaptis dengan lebih baik. Antipas nampaknya menghargai keluguan nabi ini, walaupun ia mengecam kesalahan-kesalahannya dengan terus terang. Akibat dari kecaman yang dilontarkan oleh Yohanes, Herodias merasa sangat berang dan sakit hati. Sehingga, pada saat pesta ulang tahun Herodes di mana Salome berhasil menghibur hati Herodes, dan menjajikan akan menuruti apapun yang diminta olehnya, Herodias berhasil membuat Yohanes dibunuh. Antipas terlalu lemah untuk menyelamatkan nyawa Yohanes Pembaptis yang telah mengatakan kebenaran kepadanya (Bdk. Mat 14: 1-12; Mrk 6: 14-29; Luk 3: 19). Antipas juga muncul sebagai orang yang mengadili Yesus ketika akan disalib (Bdk. Luk 23: 7-12).
Karier
Antipas hidup dalam tahun 22-39 SM. Ia mulai terjun langsung ke dunia perpolitikan dalam tahun 4 SM. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia tergolong pemimpin yang otoriter dan kejam. Selain daripada itu, ia merupakan tokoh yang memiliki watak licik, tamak, dan tidak bermoral. Dari cerminan wataknya tersebut maka Yesus menyebutnya dengan julukan "si serigala" (Bdk. Luk 13: 32).
Antipas merupakan seorang raja di Galilea dan Perea (4 SM- 39 M). Selama empat puluh tiga tahun masa pemerintahannya, dia telah membangun sebuah kota di tepi Danau Galilea yang dinamakan Tiberias. Kota Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah dibangun sebagai ibu kota Herodes. Kota tersebut dibangun di atas reruntuhan sebuah makam kuno, sehingga kaum Yahudi yang fanatik menganggapnya najis dan tidak berkenan untuk menempatinya. Sebagai seorang pemimpin yang otoriter, Antipas menempuh jalan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Sistem pemerintahan yang digunakan Antipas meniru sistem pemerintahan Yunani.
Dalam kariernya Antipas cukup dipengaruhi oleh istrinya, Herodias. Pada tahun 37 SM Agripa I, saudara laki-laki Herodias dan putra Aristobulus, diangkat oleh Kaisar Caligula menjadi raja di wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah Filipus. Melihat nasib baik Agripa, Herodias membujuk suaminya agar mengajukan petisi pada kaisar untuk mengangkatnya menjadi raja. Inilah yang menjadi titik awal kehancuran Antipas. Ketika dia tiba di Roma dan bertemu dengan Caligula, Fortunatus, seorang wakil Agripa, menuduhnya telah mengadakan suatu persekongkolan untuk mengkhianati Roma. Caligula segera memecat Antipas dan membuangnya ke Lyons di Gaul, di mana dia menemui ajalnya. Setelah itu, wilayah kekuasaannya diambil alih oleh Agripa.
Keagamaan
Dalam hal keagamaan, Herodes Antipas adalah seorang Yahudi. Dia memihak rakyat Yahudi dalam menentang Pilatus yang akan mendirikan sebuah kuil berhala di Yerusalem, dan ia juga menghadiri perayaan Paskah yang diadakan di kota itu (Bdk. Luk 23: 7).
Pernikahan
Ketika itu, Antipas pergi ke Roma dan di sana ia tinggal bersama saudara tirinya, Herodes Filipus I, yang hidup sebagai warga negara sipil. Di sana ia bertemu dengan Herodias. Herodias adalah istri Herodes Filipus I yang merupakan putri dari saudara tirinya yang lain, Aristobulus ( Bdk. Mat 14: 3; Mrk 6: 17; Luk 3: 19). Herodes Filipus I hanya muncul dalam Injil dan tidak boleh disamakan dengan Raja Filipus penguasa wilayah. Melalui perjumpaan itulah kemudian Antipas jatuh cinta kepada Herodias. Antipas segera berniat menceraikan istrinya, putri seorang raja Arab, Aretas. Putri Aretas yang mencium niat Antipas, melarikan diri ke kerajaan ayahnya, yang kemudian segera menyatakan perang dengan Antipas.
Herodes Antipas kemudian menikahi Herodias dan tetap memertahankan pernikahannya. Mereka menetap di Tiberias bersama dengan putri Herodias, Salome. Diperkirakan pada saat itulah Antipas pergi ke benteng Makerus di Perea agar dapat mengamati khotbah-khotbah Yohanes Pembaptis dengan lebih baik. Antipas nampaknya menghargai keluguan nabi ini, walaupun ia mengecam kesalahan-kesalahannya dengan terus terang. Akibat dari kecaman yang dilontarkan oleh Yohanes, Herodias merasa sangat berang dan sakit hati. Sehingga, pada saat pesta ulang tahun Herodes di mana Salome berhasil menghibur hati Herodes, dan menjajikan akan menuruti apapun yang diminta olehnya, Herodias berhasil membuat Yohanes dibunuh. Antipas terlalu lemah untuk menyelamatkan nyawa Yohanes Pembaptis yang telah mengatakan kebenaran kepadanya (Bdk. Mat 14: 1-12; Mrk 6: 14-29; Luk 3: 19). Antipas juga muncul sebagai orang yang mengadili Yesus ketika akan disalib (Bdk. Luk 23: 7-12).
Karier
Antipas hidup dalam tahun 22-39 SM. Ia mulai terjun langsung ke dunia perpolitikan dalam tahun 4 SM. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia tergolong pemimpin yang otoriter dan kejam. Selain daripada itu, ia merupakan tokoh yang memiliki watak licik, tamak, dan tidak bermoral. Dari cerminan wataknya tersebut maka Yesus menyebutnya dengan julukan "si serigala" (Bdk. Luk 13: 32).
Antipas merupakan seorang raja di Galilea dan Perea (4 SM- 39 M). Selama empat puluh tiga tahun masa pemerintahannya, dia telah membangun sebuah kota di tepi Danau Galilea yang dinamakan Tiberias. Kota Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah dibangun sebagai ibu kota Herodes. Kota tersebut dibangun di atas reruntuhan sebuah makam kuno, sehingga kaum Yahudi yang fanatik menganggapnya najis dan tidak berkenan untuk menempatinya. Sebagai seorang pemimpin yang otoriter, Antipas menempuh jalan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Sistem pemerintahan yang digunakan Antipas meniru sistem pemerintahan Yunani.
Dalam kariernya Antipas cukup dipengaruhi oleh istrinya, Herodias. Pada tahun 37 SM Agripa I, saudara laki-laki Herodias dan putra Aristobulus, diangkat oleh Kaisar Caligula menjadi raja di wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah Filipus. Melihat nasib baik Agripa, Herodias membujuk suaminya agar mengajukan petisi pada kaisar untuk mengangkatnya menjadi raja. Inilah yang menjadi titik awal kehancuran Antipas. Ketika dia tiba di Roma dan bertemu dengan Caligula, Fortunatus, seorang wakil Agripa, menuduhnya telah mengadakan suatu persekongkolan untuk mengkhianati Roma. Caligula segera memecat Antipas dan membuangnya ke Lyons di Gaul, di mana dia menemui ajalnya. Setelah itu, wilayah kekuasaannya diambil alih oleh Agripa.
No comments:
Post a Comment