Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Apr 3, 2014

Orang Saduki

Orang Saduki merupakan golongan atau partai utama lainnya pada zaman Tuhan Yesus, meskipun waktu itu pengaruh mereka sudah mulai berkurang. Umumnya mereka terdiri dari pemilik tanah yang kaya-raya, yang pada mulanya berhasil mendapatkan kedudukan yang mnonjol karena melakukan manipulasi secara licik dengan memanfaatkan keadaan politik.

Dalam Sanhedrin (dewan tertinggi orang Yahudi/ Mahkamah Agama) mereka masih menduduki tempat yang kira-kira setara dengan orang Farisi (Kisah 23:6-10). Banyak diantara imam-imam kepala adalah orang-orang Saduki, atau orang-orang yang erat bekerja sama dengan mereka. Dalam soal agama, sikap mereka konservatif, sehingga tidak mau menerima wahyu lain, hanya 5 Kitab Musa saja (Pentateukh). Dengan demikian mereka menolak gagasan-gagasan agama yang lebih baru, seperti keyakinan tentang hidup kekal, kebangkitan, malaikat , setan/roh jahat , yang diakui oleh orang Farisi

Markus 12:18
Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan Kisah 23:8
Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Sebagai sebuah kelompok minoritas, yang terdiri atas kaum aristokrat, mereka tidak mendapat dukungan dari banyak orang.

ORANG-ORANG SADUKI
Semua sumber data yg ada tidak sepakat dan tidak lengkap untuk memberikan gambaran yg tepat. Di antaranya ialah:
(1) Josephus, BJ2. 119, 164-166; Ant. 13. 171-173, 293-298; 18. 11, 16-17; 20. 199;Vit. 10-11;
(2) Mishnah, 'Erubin 6. 2, Hagigah 2. 4, Makkoth 1. 6, Parah 3. 3, 7, Niddah 4.2, Yadaim 4. 6-8;
(3) PB, Matius 3:7; 16:1, 6, 11, 12; 22:23-34; Markus 12:18-27; Lukas 20:27-38; Kisah 4:1, 2; 5:17; 23:6-8.

Nama dan asal usul golongan Saduki juga diperdebatkan. Nama itu pernah dikatakan berasal dari Zadok, atau yg sezaman dengan Salomo yg keturunannya dipandang sebagai garis keimaman murni (bnd Yeh 44:15 dab; 48:11) atau seorang yg diduga pendiri atau pemimpin mula-mula golongan itu (pernyataan dlm Aboth of Rabbi Nathan 5 bahwa Antigonos dari Soko mempunyai dua murid, Zadok dan Boethus, yg terjerumus ke dalam penyesatan, mungkin sekali tidak mempunyai dasar historis). Tapi keluarga imam besar Hasmonean yg sedang memerintah bukanlah kaum Zadok (1 Makabe 2:1; 14:29), dan 'd' ganda baik dalam bentuk Ibrani maupun Yunani pada nama itu sulit diberi keterangan jika nama itu dijabarkan dari Zadok. T. W Manson menyarankan suatu jabaran dari Yunani syndikoi, 'pengawas fiskal' ('d' ganda itu dijelaskan sebagai akibat dari asimilasi'n'). Hubungannya dengan kata tsaddiq, 'benar', mungkin merupakan persamaan huruf hidup berdasarkan bunyi.

Empat macam teori mengenai asal usul golongan Saduki dengan ringkas digambarkan sebagai berikut. M. H Segal, mengikuti Wellhausen, berpikir bahwa mereka terutama suatu partai politik, berasal dari kaum Helenis Yahudi. G. H Box, mengikuti Geiger, berpendapat bahwa mereka adalah partai agama, dan bahwa beberapa dari ahli Taurat di dalam Kitab-kitab Injil adalah ahli kitab Saduki. L Finkelstein berpendapat, bahwa mereka dulunya adalah suatu badan ningrat pedesaan, sebagai lawan bagi Farisi yg urban. T. W Manson beranggapan, bahwa mereka pada mulanya pejabat-pejabat'negara.

Dalam ihwal tingkah laku kaum Saduki agak tidak berbudi. Kasar terhadap bangsawan seperti terhadap orang asing. Dan mereka menganggap kebajikan bila berdebat dengan guru-guru mereka. Mereka tidak mempunyai pengikut di kalangan rakyat, melainkan terbatas pada kaum kaya. Mereka lebih keras dalam penghakiman ketimbang Yahudi lainnya. Banyak, tapi tidak semua, dari para imam berasal Saduki; namun hampir semua orang Saduki ternyata menjadi imam, terutama keluarga-keluarga imam yg amat berkuasa. Di kalangan kaum Hasmonean yg mula-mula, beberapa orang Saduki memegang jabatan di gerousia ('senat' atau Sanhedrin).

Yohanes Hirkanus, yg merasa dihina oleh desakan Eliazar, anggota perutusan Farisi, supaya mengundurkan diri dari jabatan imam agung yg dipegangnya, beralih pihak dari Farisi kepada Saduki. Kaum Saduki menikmati dukungan para penguasa Hasmonean sampai masa pemerintahan Salome Aleksandra (76-67 sM), yang lebih menyukai kaum Farisi. Di bawah Herodes dan orang Romawi kaum Saduki menguasai Sanhedrin. Partai itu surut bersamaan dengan penghancuran Bait Allah pada thn 70. Bahkan Yosefus mengatakan, bahwa ketika masih berkuasa, kaum Saduki karena takut terhadap rakyat, terpaksa bekerja sama dengan kaum Farisi.

Dalam agama kaum Saduki ditandai oleh konservatisme mereka. Mereka menyangkal keberlakuan yg mantap dari apa pun kecuali hukum-hukum tertulis dari Pentateukh. Mereka menolak ajaran-ajaran yang kemudian tentang jiwa dan kehidupan sesudah kematian, kebangkitan, pahala dan imbalan, malaikat dan setan-setan. Mereka percaya bahwa nasib tidak ada, karena manusia memiliki pilihan bebas tentang baik dan jahat; kemakmuran dan nasib malang merupakan hasil dari perbuatan sendiri.

Orang-orang Saduki

Di samping para orang Esseni dan Farisi, mereka adalah sebuah partai (sebagian besar berhaluan politik) di dalam Yudaisme. Para pengikutnya ditemukan terutama dikalangan aristokrasi para imam dari ibu-kota (rupanya mereka dipanggil menurut Zadok). Mereka utamakan sebuah sikap hidup yang bebas dan berbau duniawi. Lain dari pada orang- orang Farisi. Mereka akui taurat, tetapi di dalam sikapnya yang konservatif itu, mereka buang "tradisi para nenek-moyang", mereka buang pula penjelasan tradisionil dan perkembangan hukum. Mereka tidak mengakui kebangkitan dan kematian (Markus12:18 dsj.) dan berbeda pendapat dalam banyak persoalan rituil maupun yuridis dengan para Farisi. Asal mula partai mereka itu terselubung dalam kegelapan, namun sudah sejak perlawanan kelompok mereka terhadap Yonatan, yang memusatkan kekuasaan
politik dan religius pada Imam Agung (153 sebelum Mas.), kelompok mereka itu sudah memperoleh bentuk tertentu. Di dalam mahkamah agama orang-orang Saduki selalu bisa mempertahankan pengaruhnya, tetapi selalu menjadi musuh orang-orang Farisi. Orang-orang Saduki itu di dalam Injil memang jarang disebut (Misalnya: Matius 3:7; 16:1; Markus 12:18; Lukas 20:27). Meskipun demikian kekuasannya sangat mantap, sebab Imam Agung selalu diambil dari golongan mereka dan mereka lebih mudah menyesuaikan diri mereka pada bangsa Roma. Pada permulaannya mereka hampir tidak pernah mengadakan pertikaian dengan Yesus, namun demikian mereka di kemudian harinya bergabung dengan orang-orang Farisi di dalam rasa kebenciannya terhadap Yesus (Mark 12:18-27 dsj.). Orang-orang Saduki yang bernama Kayafas akhirnya memutuskan hukuman mati. Setelah tahun 70 sesudah Mas. sumber-sumber tentang Orang-orang Saduki sudah tidak terdengar lagi.

Suatu kelompok minoritas dalam Yudaisme abad pertama Masehi. Dalam kepercayaan dan perbuatan, mereka adalah tradisionalis. Di mata mereka penting untuk setia pada ketentuan keanggotaan kebangsaan Yahudi melalui keteguhan memelihara Taurat tertulis dan setia mengambil bagian dalam peribadahan di Bait Allah, tetapi mereka beranggapan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan ketundukannya kepada kekuasaan penjajah Romawi. Mereka menentang pemberontakan bersenjata dan segala persiapan untuk itu. Orang Saduki menolak pengertian Farisi tentang hukum lisan yang sama-sama berlaku dengan hukum tertulis. Oleh sebab itu, mereka adalah penganut setia dari apa yang telah ditetapkan Ezra di zaman bangsa Israel kembali dari pembuangan Babel (abad ke-5 sM). Kompromi dengan pemerintah Roma berarti bahwa Imam Besar ditetapkan oleh pemerintah dan Bait Suci diawasi oleh militer Roma. Maka, kalaupun harus membayar harganya, Israel dimungkinkan memelihara hubungan dengan Allahnya dan menebus dosanya dengan membawa korban. Kepercayaan baru bahwa jiwa manusia itu kekal atau kebangkitan tubuh ditolak oleh kaum Saduki. Setelah pemusnahan Bait Suci tahun 70 M, kaum Saduki tidak ada lagi. Menurut satu teori, mereka adalah penganut Zadok, yang menguasai Bait Suci berabad-abad.

No comments: