Kebiasaan menulis di atas tanah liat berlangsung pada Zaman Besi Akhir, yang berlangsung kira-kira pada akhir abad ke-9 SM sampai dengan pertengahan abad ke-7 SM.
Para ahli sedang berusaha memecahkan teks yang tertulis pada prasasti tersebut. Mereka yakin, jika teks-teks itu bisa dipecahkan, maka mereka akan menemukan bagaimana orang-orang dalam istana Kerajaan Asyur bekerja pada waktu itu.
Suatu tim yang dikepalai oleh arkeolog asal Universitas Akron, Timothy Matney, telah menggali istana besar yang terbuat dari bata lumpur, yang dulunya menjadi kediaman dari gubernur kerajaan di Provinsi Tushshan, selama lebih dari satu dekade.
Istana itu terletak di Ziyaret Tepe, satu dari tiga kota yang dibentengi orang-orang Asyur di bagian utara kerajaan itu di tepi Sungai Tigris.
Menurut Matney, pusat-pusat administrasi kota ini memperbolehkan orang-orang Asyur untuk mengeksploitasi kayu, batu dan logam dari pegunungan di sebelah timur Turki. Bahan-bahan ini adalah bahan-bahan langka di pusat kekaisaran dekat tempat yang kini bernama Al Mawsil (Mosul), Irak.
Sejauh ini, tim telah berhasil menguraikan daftar nama-nama 114 perempuan yang tertulis pada prasasti tersebut, yang kemungkinan dipekerjakan oleh istana sebagai pekerja pertanian atau buruh di dalam lumbung.
Namun, meskipun prasasti tersebut ditulis dalam Bahasa Asyur Akhir, nama-nama perempuan-perempuan itu tidak mencerminkan nama-nama yang lazim di Kerajaan Asyur.
Artinya, kemungkinan perempuan-perempuan itu adalah penduduk asli di tempat yang ditaklukkan oleh bangsa Asyur itu atau bisa jadi mereka adalah bagian dari relokasi massal dari orang-orang yang berasal dari bangsa-bangsa yang ditaklukkan oleh Asyur.
"Bangsa Asyur memindahkan sejumlah besar orang--ratusan ribu banyaknya--dari satu tempat ke tempat lain di dalam kerajaan untuk menghancurkan struktur kekuatan lokal dan memindahkan pekerja-pekerja pertanian ke tempat yang mereka inginkan," kata Matney.
Asyur termasuk kerajaan kuno yang banyak meninggalkan catatan-catatan tertulis, dan catatan-catatan mereka sangat penting untuk membantu memahami kehidupan pada masa lampau.
Pada zaman Perjanjian Lama, Kerajaan Asyur termasuk salah satu kerajaan kuno yang sering berhadapan dengan bangsa Israel. Ketika Pekah menjadi raja di Israel Utara, Kerajaan Asyur yang dipimpin oleh Tiglat-Pileser berhasil menaklukkan Israel Utara serta membuang penduduk-penduduknya ke pembuangan di Asyur.
No comments:
Post a Comment