Mata air Ein Karem di wilayah pinggiran Yerusalem merupakan salah satu dari empat tempat ziarah Kristen yang paling penting di Israel. Mata air ini diyakini sebagai tempat Maria, ibu Yesus, mengambil air untuk diminum ketika ia sedang hamil, dalam perjalanannya ke Betlehem.
Berdasarkan statistik, sekitar satu juta peziarah Kristen mengunjungi situs tersebut setiap tahun, sehingga tempat ini termasuk tempat yang paling sering dikunjungi di Israel.
Selama hampir dua dekade, pemerintah kota Yerusalem dan Departemen Pariwisata merencanakan untuk merenovasi ruang terbuka di depan mata air. Mereka berencana membuatkan lapangan bagi para peziarah dilengkapi dengan toilet umum.
Selama penggalian arkeologi, di tempat tersebut ditemukan dua sistim air dari periode Mameluk dan Bizantium. Penduduk Yerusalem pun menyambutnya dengan antusias dan menyarankan agar sistim airnya segera direnovasi untuk memungkinkan mata air mengalir lagi ke pemukiman mereka. Mengingat beberapa sumber air yang sudah tercemar di sekitar mereka. Ide itu pun telah disetujui oleh Badan Perencanaan Pembangunan Yerusalem dan telah diusulkan oleh Wakil Walikota Naomi Tsur.
Namun, warga terkejut karena melihat ada keganjilan dalam proyek renovasi di sekitar mata air Ein Karem tersebut. Ada bangunan-bangunan baru yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang semula direncanakan.
Pemerintah kota mengatakan bahwa bangunan-bangunan itu adalah fasilitas penyimpanan kota, tapi warga meragukan hal itu, sebab tidak lazim membangun fasilitas penyimpanan kota di tempat wisata penting.
Ben Band, anggota komite lingkungan curiga bahwa di tempat itu akan dibangun restoran dan pusat perbelanjaan. Bahkan Band menduga bahwa di situ akan dibangun semacam convention hall.
No comments:
Post a Comment