Prasasti ini mengindikasikan bahwa beberapa teks biblikal telah ada ratusan tahun lebih awal dari prediksi-prediksi riset yang ada sekarang.
Prof. Galil yang berasal dari Departemen Studi-studi Biblikal di Universitas Haifa meyakini bahwa prasasti tersebut betul-betul ditulis dalam Bahasa Ibrani, sehingga menjadi prasasti dengan teks Ibrani tertua yang pernah ditemukan.
Prasasti itu sendiri ditulis dengan tinta di atas pecahan tembikar trapesium berukuran 15 x 16,5 cm dan ditemukan setahun setengah yang lalu dalam penggalian yang dipimpin oleh Profesor Yosef Garfinkel di Khirbet Qeiyafa dekat lembah Elah.
Ketika ditemukan, para ahli masih meragukan apakah teks yang tertulis dalam prasasti tersebut adalah teks Ibrani ataukah bahasa lokal yang digunakan penduduk setempat pada waktu itu.
Namun, berdasarkan penggunaan kata-kata kerja khusus dalam prasasti tersebut, maka Prof. Galil berkesimpulan bahwa teks itu adalah teks Ibrani.
"Teks ini merupakan sebuah pernyataan sosial, mengenai para budak, janda dan yatim piatu. Prasasti ini menggunakan kata-kata kerja yang khas Ibrani, seperti kata 'asa (melakukan) dan avad (bekerja), yang merupakan dua istilah yang sangat jarang ditemukan dalam bahasa-bahasa lokal. Lebih khusus lagi penggunaan istilah almana (janda) yang sangat khas Ibrani dan digunakan berbeda dalam bahasa-bahasa lokal lainnya," kata Prof, Galil.
Prof. Galil juga menambahkan bahwa prasasti tersebut ditemukan di sebuah kota di provinsi Yudea, yang merupakan wilayah pinggiran pada waktu itu. Artinya, pada waktu itu telah ada ahli-ahli kitab di wilayah pinggiran, dan jika asumsi ini benar, maka dapat diasumsikan juga bahwa mereka yang tinggal di wilayah-wilayah tengah dan Yerusalem tentunya memiliki tingkat kemahiran yang lebih baik dalam menulis sejarah.
Karena itu, menurut Prof. Galil, sangatlah masuk akal jika pada zaman Raja Daud terdapat tulisan-tulisan sastra dan historiografis yang lebih kompleks, seperti kitab Hakim-hakim dan Samuel.
Prasasti ini juga menjadi saksi mengenai keberadaan orang-orang asing di Israel pada waktu itu. Isinya mirip dengan sejumlah teks Perjanjian Lama (Yesaya 1:17; Mazmur 72:3; Keluaran 23:3; dan lain-lain). Namun, Prof. Galil mengatakan bahwa teks dalam prasasti itu tidak dikutip dari naskah Alkitab.
No comments:
Post a Comment