Alien, dan mereka yang disebut para 'Dewa' akan mengontrol energi dari seluruh galaksi. Bukan berdasarkan pada molekul karbon, tetapi merupakan kecerdasan Manusia Super, tak terkecuali malaikat.
Peradaban masa lalu tetap menjadi misteri, dan manusia terus berusaha tanpa henti hingga menemukan jawaban sesungguhnya tentang awal terbentuknya peradaban manusia dan Dewa. Bagi ilmuwan, terjemahan alkitab tidak akan pernah mencukupi hasrat mereka untuk menggali lebih dalam tentang pencitaan manusia primitif yang men-Dewa-kan Alien. Artikel saya hari ini akan memberikan sedikit penjelasan yang berkaitan dengan Alien dan Dewa Kuno berdasarkan sebuah teori, atau lebih tepatnya hipotesis dari beberapa ilmuwan, salah satunya Michio Kaku.
Alien Dan Sejarah Peradaban Manusia
Sebuah teori muncul di tahun 1968 tentang hipotesis untuk merenungkan kemungkinan makhluk luar angkasa (Alien) ketika mereka turun ke Bumi di masa lalu dan membangun ajaran agama. Penulis Erich von Daniken, sosok yang disebut sebagai 'Bapak Teori Astronot Kuno'. Dalam bukunya yang berjudul 'Chariots Of The Gods' mempopulerkan argumen tentang alien kuno yang berinteraksi dengan manusia primitif.
Rev.Barry Downing juga meneliti hubungan antara UFO dan keyakinan agama. Di bukunya yang berjudul 'The Bible and Flying Saucers' adalah buku yang berisi hipotesis perspektif Alkitab tentang fenomena UFO dan alien. Teori Von Daniken mengatakan bahwa nenek moyang kita (manusia primitif) menganggap alien sebagai Dewa dan membuat 'sistem kepercayaan supranatural' dalam pertemuan mereka. Downing juga mengatakan bahwa Alien tertentu sebenarnya malaikat Allah atau utusan ilahi yang dikirim ke bumi.
Kedua sudut pandang muncul di ruang lingkup yang bervariasi, mulai dari Anunnaki yang dianggap bangsa Sumeria dan Babilonia sebagai Dewa pencipta manusia. Kemudian insiden UFO Roswell tahun 1947 di New Mexico, dan ada lagi dugaan tentang Wajah di Mars. Teori astronot kuno umumnya beranggapan bahwa alien adalah manusia dengan teknologi canggih yang berevolusi melalui seleksi Teori Darwin melalui sang pencipta. Alkitab UFOlogi manyatakan sebaliknya, bahwa beberapa makhluk langit adalah makhluk abadi yang diciptakan oleh Allah yang mungkin berada pada peperangan di ruang angkasa dengan entitas alien agresif.
Definisinya bahwa Tuhan tidak lain merupakan bagian dari keabadian. Sepanjang sejarah antropologi dinyatakan adanya hewan Dewa yang disebut Dewa Humanoid, Dewa Roh, dan Dewa Totem, dimana mereka dianggap hidup abadi.
Dewa bisa mengalami kematian, sakit, dan nafsu manusia, namun kematian bisa mereka hindari. Tidak semua Dewa yang baik atau peduli kepada umat manusia, Sebuah premis universal Dewa Kuno merupakan 'Pergeseran Generasi' atau menjatuhkan kedaulatan dari orangtua kepada anak. Salah satunya adalah ketika manusia bisa menerima pahala, kebaikan dari keabadian dan menjadi Dewa atau menikah dengan mereka.
Hipotesis Singularitas Tentang Peradaban Alien
Ilmuwan Amerika dan gerakan Singularity futuris (Ray Kurzweil) menyatakan bahwa manusia bisa menjadi abadi dalam waktu 20 tahun melalui Nanoteknologi yang mampu menggantikan organ vital manusia. Teknologi Singularity merupakan istilah yang diciptakan oleh penulis fiksi ilmiah, Vinge Vernor. Hal ini mengacu pada penciptaan komputer pintar yang mengembangkan kecerdasan mereka sendiri, Transhumanists yang mendukung peningkatan kapasitas manusia melalui teknologi canggih.
Para Dewa kuno tidak digambarkan sebagai manusia super yang seharusnya ditanamkan dalam imajinasi impulsif. Dewa kuno menderita dan mati, tetapi kemudian disatukan kembali bersama-sama atau dibangkitkan sesuai dengan pernyataan Kurzweil bahwa organ-organ vital akan diregenerasi. Jika peradaban alien memang menjadi abadi melalui teknologi canggih, menurut definisi maka mereka adalah Dewa. Hipotesis Von Daniken mengusulkan bahwa alien mengajarkan manusia primitif tentang astronomi, geometri, dan bahkan konstruksi monolit.
Tapi mengapa mereka tidak bisa mengajarkan manusia tentang perbedaan antara 'Dewa Imajiner' dan 'Alien' yang hidup saat ini? Mungkinkah makhluk abadi ingin diperlakukan sebagai Dewa atau malaikat yang menggambarkan masa depan Manusia Abadi?
Fisikawan Amerika-Jepang dan penulis Michio Kaku menggambarkan pencarian ilmiah tentang kemungkinan peradaban alien melalui pembagian Tipe I, II, III dan IV. Mereka menduga peradaban Type I yang mengarahkan pada sumber daya dari seluruh planet, tapi manusia belum ada di sana. Penyalahgunaan senjata nuklir dan peluncuran roket ruang angkasa memungkinkan prospek yang mengerikan sebagai ancaman disetiap planet yang dekat dengan Bumi. Hal ini memicu respon hipotetis peradaban Tipe II yang mengontrol energi dari seluruh tata surya. Sementara peradaban Tipe III akan mengontrol energi dari seluruh galaksi. Tidak didasarkan pada molekul karbon, hal tersebut merupakan kecerdasan manusia super, tak terkecuali malaikat.
Peradaban Tipe IV akan mengontrol penciptaan alam semesta dari Big Bang. Kecerdasan tak tertandingi yang terkadang disebut sebagai replikator kuantum, astrobiologis Paul Davies pernah menyebutnya sebagai 'Q-Life' yang merupakan Ketuhanan tertinggi dari jiwa manusia dan mendiami sebuah Singularitas Multiverse.
Mereka menyatakan string informasi tentang masa lalu selama miliaran tahun sehingga menetapkan kondisi awal Big bang. Fisikawan Amerika (Ronald Mallett) menggunakan persamaan Albert Einstein untuk menggambarkan pergeseran waktu dengan sinar laser. Dan hasilnya,… sebuah peradaban Tipe IV tidak pernah berhenti menciptakan alam semesta baru.
Penulis Amerika 'Michael Talbot' menyatakan teori realitas yang menunjukkan fisik alam semesta dengan hologram raksasa, setelah dia memeriksa fisikawan David Bohm dan neurofisiologi Karl Pribram dimana keduanya secara independen menggunakan teori holografik dan model alam semesta.
Talbot berpendapat bahwa keberadaan manusia merupakan holografik yang memproyeksikan struktur Big bang itu sendiri. Jika demikian, maka ada Dewa atau peradaban Alien yang akhirnya mungkin akan dihadapi manusia, setidaknya untuk membuktikan holografik dari makhluk abadi.
No comments:
Post a Comment