Reptil Purba Ini Terbang dengan Sayap di Atas Kepala. Ditemukan 47 reptil dewasa dan ratusan reptil anak Caiuajara dobruskii
Sekelompok tim peneliti di Brasil menemukan fosil reptil tapi bisa terbang. Reptil purba itu diperkirakan hidup pada 80 juta tahun lalu.
Diterangkan paleontolog yang meneliti fosil ini, Hewan itu bernama Caiuajara dobruskii, salah satu anggota dari ordo Pterosauria. Bisa dibilang jika fosil ini adalah jenis kadal yang bisa terbang dan hidup berdampingan dengan dinosaurus lain.
Dikutip dari LA Times, Jumat 5 Agustus 2014, para ilmuwan sebenarnya tidak terlalu yakin bagaimana bentuk sayap dari reptil ini. Namun yang jelas, lebar sayapnya antara 2 sampai 8 kaki, tergantung umur dari reptil tersebut.
Peneliti dari Museum Nasional Brasil dan Universidade Federal do Rio de Janeiro merekonstruksi fosil itu. Digambarkan, meski memiliki tubuh seperti kadal namun di atas kepalanya ada semacam sayap yang lebar seperti layar perahu. Peneliti juga tidak menjelaskan untuk apa kegunaan sayap di atas kepala itu.
"Terdapat ratusan fosil dari satu tempat penggalian. Ini membuktikan teori jika reptil terbang selalu hidup berkumpul satu sama lain," ujar paleontolog Alexander Kellner.
Fosil Pterosaurus sebelumnya di ekskavasi di Brasil bagian Utara. Pada 1970 lalu, seorang petani bernama Alexandre Dobruski dan anaknya juga pernah menemukan tulang fosil besar milik reptil yang hidup di jaman Cretaceous di Brasil Selatan.
Tempat fosil ditemukan ukurannya sekitar 215 meter persegi. Para peneliti menghitung, dalam kuburan fosil itu setidaknya ada 47 reptil dewasa dan ratusan reptil yang beranjak remaja.
Reptil yang masih muda memiliki lebar sayap sekitar 2,1 kaki, sedangkan reptil dewasa sekitar 7,71 kaki. Fosil-fosil itu masih utuh sehingga para peneliti bisa dengan mudah menciptakan tampilan tiga dimensi menggambarkan reptil terbang itu.
Dalam penelitiannya, peneliti tidak terlalu menjelaskan detil mengenai penyebab kepunahannya. Bisa jadi mereka punah karena badai gurun karena wilayah Caiuajara dulu adalah gurun. Mungkin juga mereka punah karena kekurangan air. Yang jelas, reptil-reptil tersebut tidak mati secara bersamaan.
"Caiuajara sepertinya telah menjadi rumah mereka dalam waktu yang lama," kata Kellner.
Sekelompok tim peneliti di Brasil menemukan fosil reptil tapi bisa terbang. Reptil purba itu diperkirakan hidup pada 80 juta tahun lalu.
Diterangkan paleontolog yang meneliti fosil ini, Hewan itu bernama Caiuajara dobruskii, salah satu anggota dari ordo Pterosauria. Bisa dibilang jika fosil ini adalah jenis kadal yang bisa terbang dan hidup berdampingan dengan dinosaurus lain.
Dikutip dari LA Times, Jumat 5 Agustus 2014, para ilmuwan sebenarnya tidak terlalu yakin bagaimana bentuk sayap dari reptil ini. Namun yang jelas, lebar sayapnya antara 2 sampai 8 kaki, tergantung umur dari reptil tersebut.
Peneliti dari Museum Nasional Brasil dan Universidade Federal do Rio de Janeiro merekonstruksi fosil itu. Digambarkan, meski memiliki tubuh seperti kadal namun di atas kepalanya ada semacam sayap yang lebar seperti layar perahu. Peneliti juga tidak menjelaskan untuk apa kegunaan sayap di atas kepala itu.
"Terdapat ratusan fosil dari satu tempat penggalian. Ini membuktikan teori jika reptil terbang selalu hidup berkumpul satu sama lain," ujar paleontolog Alexander Kellner.
Fosil Pterosaurus sebelumnya di ekskavasi di Brasil bagian Utara. Pada 1970 lalu, seorang petani bernama Alexandre Dobruski dan anaknya juga pernah menemukan tulang fosil besar milik reptil yang hidup di jaman Cretaceous di Brasil Selatan.
Tempat fosil ditemukan ukurannya sekitar 215 meter persegi. Para peneliti menghitung, dalam kuburan fosil itu setidaknya ada 47 reptil dewasa dan ratusan reptil yang beranjak remaja.
Reptil yang masih muda memiliki lebar sayap sekitar 2,1 kaki, sedangkan reptil dewasa sekitar 7,71 kaki. Fosil-fosil itu masih utuh sehingga para peneliti bisa dengan mudah menciptakan tampilan tiga dimensi menggambarkan reptil terbang itu.
Dalam penelitiannya, peneliti tidak terlalu menjelaskan detil mengenai penyebab kepunahannya. Bisa jadi mereka punah karena badai gurun karena wilayah Caiuajara dulu adalah gurun. Mungkin juga mereka punah karena kekurangan air. Yang jelas, reptil-reptil tersebut tidak mati secara bersamaan.
"Caiuajara sepertinya telah menjadi rumah mereka dalam waktu yang lama," kata Kellner.
No comments:
Post a Comment