Sejak ditemukannya La Sima de los Huesos pada tahun 1990, gua bawah tanah yang terletak di Utara Spanyol telah menghasilkan enam ribu fosil dari 28 individu manusia purba. Baru-baru ini, peneliti dari Institut Max Planck telah berhasil mengekstrak dan mempelajari DNA manusia kuno, mereka hampir lengkap menentukan urutan genom mitokondria yang merupakan perwakilan dari genus Homonim 400 ribu tahun lalu.
Genus Homo diambil dari fosil yang berada di situs gua tua bagian utara Spanyol, Sima de los Huesos, dimana fosil yang ditemukan sangat erat kaitannya dengan genom mitokondria dari Denisovans, salah satu kerabat Neandetal Asia yang tela punah.
DNA Manusia Purba Tertua, Hominim Sima
Sima de los Huesos adalah situs gua di wilayah utara negara Spanyol, gua tua yang telah memberikan kontribusi besar di dunia fosil hominim zaman Pleistosen Tengah. Setidaknya tim paleontologi Spanyol yang dipimpin Juan, sudah berhasil menggali lebih dari 28 kerangka individu manusa purba dan disatukan selama lebih dari dua dekade.
Fosil yang berhasil ditemukan tergolong sebagai Homo Heidelbergensis tetapi juga membawa ciri khas Neanderthal, dan sampai saat ditemukan DNA manusia hominin ini belum bisa dipelajari. Kemudian tim Matthias Meyer dari Max Planck Institute bergabung dengan tim Juan yang menggali fosil, mereka telah mengembangkan tehnik baru untuk mengambil DNA manusia kuno yang sangat terdegradasi. Kolaborasi penelitian ini mengambil sampel dua gram bubuk tulang paha hominim dari gua tua Spanyol, kemudian DNA di-ekstrak dan sequence genom mitokondria atau mtDNA.
Sebagian kecil genom yang diturunkan sepanjang garis ibu dan terjadi banyak salinan sel, kemudian para peneliti membandingkan DNA mitokondria dengan DNA manusia kuno seperti Neandethal, Denisovans, kera dan manusia saat ini. Dari sinilah diketahui bahwa Homonim Sima hidup sekitar 400 tibu tahun yang lalu, mereka juga mnerupakan nenek moyang yang sama dengan Denisovans, sebuah kelompok kuno yang punah berasal dari Asia dan terkait dengan Neanderthal sekitar 700 ribu tahun yang lalu.
Fakta dari penelitian ini menyatakan bahwa mtDNA Hominim Sima de los Huesos adalah nenek moyang yang sama dengan Denisova karena fosil yang membawa fitur yang diturunkan Neanderthal. Menurut Matthias Meyer, kemungkinan besar usia Hominim Sima terkait dengan populasi leluhur Neandertal dan Denisovans, kemungkinan lainnya bahwa aliran gen kelompok lain telah membawa Denisovans ke Hominim Sima.
Hipotesis ini semakin membingungkan karena ada beberapa kemungkinan yaitu fosil tersebut memiliki garis keturunan yang berfungsi sebagai nenek moyang dari kedua genus, Neanderthal dan Denisovans. Atau lebih mungkin hipotesis itu seperti ini, salah satu genus datang setelah perpecahan antara kedua kelompok yang terjadi sekitar satu juta tahun lalu dan terkait dengan genus yang terakhir tapi bukan keturunan yang pertama. Hipotesis ketiga bisa saja terjadi, bahwa kemiripan dengan genus Denisovan (mtDNA) dijelaskan melalui perkawinan atau adanya keturunan hominim yang dibesarkan Denisovan di Sima de los Huesos, kemudian memperkenalkan (menurunkan) mtDNA yang sama pada kedua kelompok.
Jika memang demikian, maka garis keturunan ini semakin rumit dan bahwa genus yang berada di gua Sima de los Huesos tidak hidup sendirian. Seperti pengujian pada jari tulang fosil Denisovan di Siberia, disana para peneliti menemukan mtDNA yang berbagi dengan manusia moderen yang tinggal di New Guinea. Sementara itu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Neanderthal telah menetap di Eropa dan Denisovan diperkirakan bergerak ke Timur, sisi lain pegunungan Ural.
Genus Homo diambil dari fosil yang berada di situs gua tua bagian utara Spanyol, Sima de los Huesos, dimana fosil yang ditemukan sangat erat kaitannya dengan genom mitokondria dari Denisovans, salah satu kerabat Neandetal Asia yang tela punah.
DNA Manusia Purba Tertua, Hominim Sima
Sima de los Huesos adalah situs gua di wilayah utara negara Spanyol, gua tua yang telah memberikan kontribusi besar di dunia fosil hominim zaman Pleistosen Tengah. Setidaknya tim paleontologi Spanyol yang dipimpin Juan, sudah berhasil menggali lebih dari 28 kerangka individu manusa purba dan disatukan selama lebih dari dua dekade.
Fosil yang berhasil ditemukan tergolong sebagai Homo Heidelbergensis tetapi juga membawa ciri khas Neanderthal, dan sampai saat ditemukan DNA manusia hominin ini belum bisa dipelajari. Kemudian tim Matthias Meyer dari Max Planck Institute bergabung dengan tim Juan yang menggali fosil, mereka telah mengembangkan tehnik baru untuk mengambil DNA manusia kuno yang sangat terdegradasi. Kolaborasi penelitian ini mengambil sampel dua gram bubuk tulang paha hominim dari gua tua Spanyol, kemudian DNA di-ekstrak dan sequence genom mitokondria atau mtDNA.
Sebagian kecil genom yang diturunkan sepanjang garis ibu dan terjadi banyak salinan sel, kemudian para peneliti membandingkan DNA mitokondria dengan DNA manusia kuno seperti Neandethal, Denisovans, kera dan manusia saat ini. Dari sinilah diketahui bahwa Homonim Sima hidup sekitar 400 tibu tahun yang lalu, mereka juga mnerupakan nenek moyang yang sama dengan Denisovans, sebuah kelompok kuno yang punah berasal dari Asia dan terkait dengan Neanderthal sekitar 700 ribu tahun yang lalu.
Fakta dari penelitian ini menyatakan bahwa mtDNA Hominim Sima de los Huesos adalah nenek moyang yang sama dengan Denisova karena fosil yang membawa fitur yang diturunkan Neanderthal. Menurut Matthias Meyer, kemungkinan besar usia Hominim Sima terkait dengan populasi leluhur Neandertal dan Denisovans, kemungkinan lainnya bahwa aliran gen kelompok lain telah membawa Denisovans ke Hominim Sima.
Hipotesis ini semakin membingungkan karena ada beberapa kemungkinan yaitu fosil tersebut memiliki garis keturunan yang berfungsi sebagai nenek moyang dari kedua genus, Neanderthal dan Denisovans. Atau lebih mungkin hipotesis itu seperti ini, salah satu genus datang setelah perpecahan antara kedua kelompok yang terjadi sekitar satu juta tahun lalu dan terkait dengan genus yang terakhir tapi bukan keturunan yang pertama. Hipotesis ketiga bisa saja terjadi, bahwa kemiripan dengan genus Denisovan (mtDNA) dijelaskan melalui perkawinan atau adanya keturunan hominim yang dibesarkan Denisovan di Sima de los Huesos, kemudian memperkenalkan (menurunkan) mtDNA yang sama pada kedua kelompok.
Jika memang demikian, maka garis keturunan ini semakin rumit dan bahwa genus yang berada di gua Sima de los Huesos tidak hidup sendirian. Seperti pengujian pada jari tulang fosil Denisovan di Siberia, disana para peneliti menemukan mtDNA yang berbagi dengan manusia moderen yang tinggal di New Guinea. Sementara itu penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Neanderthal telah menetap di Eropa dan Denisovan diperkirakan bergerak ke Timur, sisi lain pegunungan Ural.
1 comment:
Fakta dari penelitian ini menyatakan bahwa mtDNA Hominim Sima de los Huesos adalah nenek moyang yang sama dengan Denisova karena fosil yang membawa fitur yang diturunkan Neanderthal. Menurut Matthias Meyer, kemungkinan besar usia Hominim Sima terkait dengan populasi leluhur Neandertal dan Denisovans, kemungkinan lainnya bahwa aliran gen kelompok lain telah membawa Denisovans ke Hominim Sima.
Post a Comment