Ketika Adam terusir dari Firdaus, Ia menghuni dunia terbawah dari 7 dunia, Erez, yang gelap, tanpa adanya cahaya, Adam sangat ketakutan, terutama oleh api dari pedang yang terus berputar, yang ada di bumi ini. Setelah ia melakukan penebusan dosa, Allah lalu membawanya ke dunia ke-2, Adamah, di mana terdapat cahaya yang dipancarkan dari langit dunia ini, dan dari bintang yang berupa bayangan - baik itu bintang dan rasi bintang (yang berupa bayangan). Disini berdiam mahluk-mahluk bayangan, mereka adalah hasil persekutuan Adam dengan roh. "Mereka selalu bersedih; mereka tidak pernah merasakan sukacita. Ketika mereka meninggalkan dunia mereka, ke alam manusia, mereka dikenal sebagai para roh-roh jahat. Kemudian mereka kembali kepada dunia mereka, bertobat dari perbuatan jahat mereka, dan jika mereka membajak tanah, tak akan tumbuh segala benih. Di Adamah ini, Kain, Habel, dan Seth dilahirkan. Setelah pembunuhan atas Habel, Kain dikirim kembali ke Erez, dimana ia bertobat karena ketakutannya oleh kegelapan dan oleh api dari pedang yang terus berputar. Menerima penyesalannya, Allah mengizinkan Kain untuk naik ke bumi ke-3, Arka, yang menerima sedikit cahaya dari matahari. Di sini penghuninya menerima dan membesarkan para keturunan Kain. Di sini walau mereka membajak tanah, namun tak akan menumbuhkan segala benih.
Beberapa keturunan kain tubuhnya berukuran raksasa, dan beberapa bertubuh kerdil. Mereka memiliki 2 kepala, akibatnya mereka tidak bisa membuat keputusan; mereka selalu berbeda pendapat dengan diri sendiri. Dan terjadilah beberapa dari kaum mereka yang saat ini berbuat saleh, dan berikutnya cenderung berbuat kejahatan.
Pada dunia ke-4, Ge, hiduplah disini generasi dari menara Babel dan keturunannya. Allah menaruh mereka ke dunia ke-4 karena tidak jauh Gehenna, serta dekat dengan api yang menyala. Penghuni dari Ge sangat terampil dalam semua seni, dan termasyur dalam bidang sains dan pengetahuan, dan kediaman mereka berlimpah dengan kekayaan. Ketika penghuni dari dunia kita mengunjungi mereka, mereka akan memberinya benda paling berharga yang mereka miliki, namun mereka membimbingnya kepada Neshiah, dunia ke-5, barulah mereka tersadarkan. Neshiah dihuni oleh orang-orang kerdil yang tidak memiliki hidung; mereka bernafas melalui dua lubang. Mereka tidak memiliki ingatan; ketika suatu hal terjadi, mereka akan lupa sama sekali, Neshiah berarti "melupakan".
Dunia ke-4 dan ke-5 seperti Arka; terdapat pepohonan; namun tidak terdapat gandum atau pun rempah-rempah.
Dunia ke-6, Ziah, dihuni oleh pria tampan yang memiliki kekayaan melimpah, dan tinggal di rumah-rumah mewah, tetapi mereka kekurangan air, seperti Ziah yang berarti "kekeringan." Pepohonan disini sangatlah jarang, dan untuk menanamnya sangatlah jarang untuk berhasil. Mereka berkumpul disekitar sumber-sumber air, dan kadang kala mereka dapat menyelinap pergi ke dunia kita, dimana mereka memuaskan rasa lapar mereka akan makanan penduduk dunia kita. Sisa dari penduduk dunia ini adalah mereka yang sangat taat dan beriman dengan teguh, melebihi dari mansia di dunia kita.
Adam berada di Adamah sampai kelahiran Seth. Ia kemudian singgah di dunia ke-3, Arka, tempat kediaman keturunan Kain, dan tiga bumi berikutnya, Ge, Neshiah, dan Ziah, lalu dibawah oleh Allah ke Tebel, dunia ke-7, dunia yang kita huni.
Keturunan Kain
Kain mengetahui bahwa dosa darahnya, baru akan ditagihkan kepadanya setelah generasi ke-7. Demikianlah titah Allah terhadapnya. Lalu ia berusaha untuk mengabadikan namanya pada monumen-monumen, dan ia pun menjadi pembangun beberapa kota. Kota yang pertama bernama Henokh, berdasarkan nama anaknya, karena setelah kelahiran Henokh barulah ia bisa merasakan kedamaian dan ketenangan. Di samping itu ia juga menirikan 6 kota lain. Pembangunan kota-kota ini berdasarkan perbuatan fasik, karena ia mengililinginya dengan tembok, dan memaksa keluarganya tetap berada di dalam tembok tersebut. Semua perbuatannya adalah fasik. Hukuman yang diberikan Allah terhadapnya tidaklah mengakibatkan perubahan. Ia berdosa dan ia hidup untuk memenuhi kesenangannya sendiri, tanpa menghiraukan tetangganya yang sengsara.
Ia mempercantik rumahnya dengan cara pencurian dan kekerasan; Ia bergembira melihat keturunannya mendapatkan barang dari penjarahan dan perampokan, dan ia menjadi pemimpin dari orang-orang terkutuk. Ia mengubah kebiasaan-kebiasaan kuno, menjadi lebih cepat dan efisien, ia menciptakan teknik pengukuran dan menimbang benda-benda. Demikianlah kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kekeluaragaan, ketika mereka tidak mengetahui tentang hal tersebut, ia ubah menjadi dunia yang penuh dengan kelicikan.
Sebagaimana Kain, para keturunannya juga adalah orang-orang yang fasik dan tidak bertuhan/kafir, hingga Allah kemudian memusnahkan mereka.
Kematian Kain.
Kematian akhirnya menjemput Kain, setelah 7 generai, dan hal ini dilakukan oleh cicitnya sendiri yang bernama Lamekh.
Lamekh adalah seorang yang rabun, dan suatu ketika ia pergi berburu, ia dituntun oleh putranya, yang kemudian memberitahu bahwa telah terlihat binatang buruan mereka, Lamekh lalu memanah dengan busurnya. Demikianlah cara Lamekh berburu, suatu saat ia dan anaknya dalam pengejaran, dan sang anak melihat sesuatu yang bertanduk di kejauhan. Dan ia memberitahu Lamekh untuk melepaskan anak panahnya. Bidikannya sangat bagus dan buruan mereka terjatuh ke tanah. Ketika mereka mendekati buruan, sang anak berseru : "Ayah, engkau telah membunuh manusia, namun ia memiliti tanduk di dahinya." Lamekh seketika mengetahui bahwa ia telah membunuh leluhur mereka, Kain, yang telah ditandai oleh Allah dengan tanduk. Dalam keputusasaan ia memukul tangannya, secara tidak sengaja ia lalu memunuh anaknya. Nasib buruk masih berlanjut. Bumi membuka mulutnya dan menelan 4 generasi yang terlahir dari Kain--Henokh, Irad, Mehuyael, Metusael.
Lamekh yang rabun, tidak mampu untuk menemukan jalan pulang; ia tetap berada di sisi mayat Kain dan anaknya. Menjelang malam, istri-istrinya, mencari dia, dan menemukannya. Ketika mereka mendengar apa yang telah terjadi, mereka ingin berpisah darinya, namun kemudian mereka mengetahui bahwa siapa pun yang berasal dari Kain akan ditakdirkan untuk musnah. Namun Lamekh berkata, "Jika kain, yang melakukan pembunuhan yang dipenuhi kedengkian, hanya di hukum selama 7 generasi, maka saya, yang tidak berniat untuk membunuh seorang manusia, mengharapkan pembalasan setelah generasi ke-70." Setelah mendengar pembelaan diri Lamekh terhadap Adam, para istrinya lalu mendukung Lamekh.
Kerusakan pada zaman ini, terutama oleh keturunan Kain, termasuk Lamekh, dan semua generasi hingga tiba banjir besar, menikahi 2 wanita, satu dengan alasan untuk menghasilkan keturunan, dan yang lain karena mengejar nafsu duniawi, untuk alasan yang kedua, diumpamakan sebagai wanita mandul. Setiap lelaki pada zaman ini lebih menyenangi memuaskan nafsunya dibanding melakukan tugasnya sebagai manusia, mereka mengumbar cinta dan perhatiannya kepada sang wanita mandul, sementara melupakan istri mereka yang lain yang menghabiskan hari-hari mereka seperti janda, muram dan dalam kegelapan.
Kedua istri Lamekh, Ada dan Zila, melahirkan baginya masing-masing dua anak, Ada melahirkan 2 putera bernama Yabal dan Yubal, Zila melahirkan putera, Tubal-Kain, dan seorang puteri, Naama. Yabal adalah manusia pertama yang mendirikan kuil untuk berhala, dan Yubal menemukan musik dan bernyanyi di dalamnya.
Tubal-Kain sesuai dengan namanya, karena ia menggenapi semua pekerjaan leluhurnya Kain. Kain melakukan pembunuhan, dan Tubal-Kain, adalah orang pertama yang menemukan cara untuk mempertajam besi dan tembaga, membuat peralatan yang digunakan dalam peperangan dan pertemburan. Naamah, "yang indah", mendapatkan namanya dari suara yang alat musik, yang ia petik untuk memanggil manusia memberi penghormatan kepada berhala.
Keturunan Adam dan Lilith
Ketika para istri Lamekh mendengar nasehat Adam, bahwa mereka harus terus hidup bersama suami mereka, mereka berkata kepadanya, "Oh tabib, sembuhkanlah dahulu ketimpanganmu sendiri!" Mereka menyindir Adam karena ia sendiri telah hidup terpisah dengan istrinya, sejak kematian Habel, karena ia berkata, "Mengapa saya harus mempunyai anak, jika itu hanya akan membuat mereka mati?"
Meskipun ia menghindari berhubungan intim dengan Hawa, namun ia sering dikunjungi dalam tidurnya oleh wanita dari alam roh, dan dari persekutuan mereka terlahirlah berbagai jenis mahluk di alam setan, dan mereka memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang unik.
Katak & Rabbi Hanina
Dimasa lampau di Palestina, hiduplah seorang yang sangat kaya dan saleh, ia mempunyai anak bernama (Rabbi) Hanina. Di mengetahui seluruh Torah dengan hatinya. Ketika ia berada diujung ajalnya, sebagai perintah terakhir, ia memerintahkan Hanina, untuk mempelajari Torah siang dan malam, dan melaksanakan segala hukumnya, serta melindungi para orang miskin. Ia juga memberitahu Hanina, bahwa ia dan ibunya akan wafat pada hari yang sama, dan lama untuk meratapi mereka adalah 7 hari hingga menjelang malam paskah, dan melarangnya untuk bersedih secara berlebihan. Dan ia harus pergi ke pasar pada hari itu, dan harus membeli barang yang pertama ditawarkan kepadanya, tidak perduli berapa pun harganya.
Jika barang tersebut berupa makanan, ia harus menyiapkannya sebagai hidangan dalam sebuah pesta. Segala pengeluaran dan kesulitannya akan terbayarkan. Dan terjadilah seperti yang diceritakan: orang tersebut wafaat bersama isterinya dihari yang bersamaan, dan pada hari terakhir dari 1 minggu peratapan, bersamaan dengan malam paskah.
Rabbi Hanina melaksanakan segala perintah ayahnya: ia lalu pergi ke pasar, dan disana ia bertemu dengan seorang tua yang menawarkan piring dari perak. Walau harganya sangat mahal, namun ia membelinya seperti perintah ayahnya. Piring tersebut lalu ia letak kan pada meja kayu, dan dibukanya, Ia menemukan ternya masih ada piring kedua didalamnya, dan di dalam piring tersebut terdapat katak yang masih hidup, yang kemudian melompat-lompat dengan gembira.
Dia lalu memberi katak tersebut makanan dan minuman, dan pada akhir perayaan Paskah katak tersebut telah tumbuh sangat besar, dan Rabbi Hanina lalu membuat lemari untuknya, di situ lah katak tersebut makan dan hidup. Sejalan dengan waktu, lemari tersebut menjadi terlalu kecil, dan Rabbi lalu membangun sebuah ruangan, dan menaruh katak tersebut didalamnya serta disediakan lah untuk katak berlimpah ruah makanan dan minuman.
Semua yang ia lakukan tidak melanggar keinginan terakhir ayahnya. Namun sang katak menjadi bertambah besar, untuk memenuhi hidup sang katak, Rabbi Haninah harus mengeluarkan banyak biaya, hingga kemudian kehilangan seluruh hartanya. Kemudian sang katak mulai membuka mulutnya dan berbicara. "Sayangku, Rabbi Hanina, janganlah khawatir! Melihat bagaimana engkau merawatku, sekarang engkau boleh meminta apa saja sesuka hatimu, dan aku akan mengabulkannya." Rabbi Hanina menjawab, "Saya tidak menginginkan harta benda, namun bolehkan engkau mengajariku seluruh Torah." Katak menyetujui permintaan Rabbi Hanina, dan ia memang mengajari seluruh Taurat, beserta 70 bahasa manusia.
Cara pengajarannya adalah, Hanina menulis beberapa kata pada secarik kertas, dan menelannya. Demikianlah ia memperoleh pengetahuan akan Torah dan 70 bahasa manusia, beserta bahasa binatang dan burung. Kemudian sang katak berbicara kepada isteri Rabbi Hanina : "Engkau juga baik terhadapku, dan saya belum memberi upahnya. Tetapi pahalamu akan kubayarkan kepadamu ketika aku akan pergi darimu, sekarang engkau harus menemaniku ke hutan. Disana engkau akan menyaksikan apa yang akan ku berikan padamu."
Pergilah mereka bersama ke hutan. Sesampainya disana, sang katak mulai berteriak dengan keras, dan berkumbullah semua binatang buas dan burung-burung. Ternyata ia memerintahkan mereka untuk membawa segala jenis batu mulia, sebanyak yang sanggup mereka bawa. Mereka juga membawa berbagai jenis obat-obat herbal untuk isteri Rabbi Hanina, dan mengajarkan kepadanya bagaimana menggunakan obat tersebut untuk berbagai jenis penyakit.
Mereka lalu diperintahkan untuk membawa barang-barang tersebut pulang bersamanya. Ketika mereka akan kembali, sang kodok mendoakan mereka, "Semoga Sang Maha Kudus, memberkati engkau, dan melimpahkan kasih-Nya kepadamu, dan menjauhkanmu dari mara bahaya, sabagai upahku pada kalian, yang tak sedikitpun kalian mempertanyakan siapakah saya. Sekarang aku akan memberitahu asal usulku kepadamu. Aku adalah anak Adam, anak yang terlahirkan darinya selama 130 tahun ia terpisah dari Hawa. Allah memberkati saya dengan karunia untuk mengambil bentuk dan rupa apa saja yang aku inginkan." Rabbi Hanina dan Istrinya lalu pulang kerumah mereka, dan mereka menjai sangat kaya, dan menikmati rasa hormat dan kepercayaan dari raja.
Terdapat 10 generasi dari Nuh ke Abraham, selama itu pula Allah bersabar, menghadapi generasi yang memancing murka-Nya, hingga Abraham leluhur kita datang dan menerima berkah untuk seluruh manusia. Kemunculannya telah dibuatkan oleh leluhurnya yang bernama Reu, ia mengucapkan hal berikut pada saat kelahiran anaknya Serug: "Dari anak ini akan terlahir pada generasi ke-4 yang akan berdiam ditempat tertinggi, dan ia akan disebut yang sempurna dan suci, dan akan menjadi ayah dari berbagai bangsa, dan perjanjiannya akan kekal, dan keturunannya akan berlipat-ganda selamanya."
Abraham, sang "Sahabat Allah" terlahir di dunia, ketika keturunan Nuh telah tenggelam dalam kebobrokan dan kebejatan. Mereka mulai saling bertengkar dan membunuh, memakan darah, membangun kota-kota berbenteng, berdinding dan bermenara, dan menetapkan satu orang atas seluruh bangsa sebagai raja, dan berperang, manusia melawan manusia, dan bangsa melawan bangsa, kota melawan kota, dan melakukan segala hal yang jahat, menciptakan senjata, dan mengejarkan peperangan kepada anak-anak mereka.
Dan mereka juga mulai mengambil tawanan perang dan menjual mereka sebagai budak. Membuat patung dari logam kemudian menyembahnya. Para roh jahat dibawah pimpinan Mastema menjatuhkan manusia kedalam dosa dan kekejian, dengan menggoda mereka untuk disembah dalam wujud patung berhala. Karena hal ini Reu, menamakan anaknya Serug, karena semua manusia telah menyimpang kedalam dosa dan pelanggaran. Ketika ia tumbuh dewasa, nama itu terlihat pantas untuknya, karena ia juga turut menyembah berhala, dan ketika ia memiliki anak, ia memberi nama Nahor, ia mengajarkan kepadanya ilmu orang-orang Kasdim (Chaldean), tentang bagaimana meramal dan menyihir berdasarkan tanda-tanda dari langit.
Ketika suatu saat Nahor memiliki seorang anak, Mastema mengutus burung-burung gagak dan berbagai burung memangsa biji-bijian di bumi termasuk hasil kerja manusia. Begitu mereka menabur benih, dan belum sempat mereka menutupinya, burung-burung datang mengambilnya dan Nahor menamai anaknya Terah, karena para burung gagak dan berbagai burung menjadi bencana untuk manusia, melahap bebijian yang dimiliki, dan membuat mereka dalam kelaparan.
Kelahiran Abraham.
Terah menikah dengan Emtelai, putri dari Karnabo, dan anak mereka bernama Abraham. Kelahirannya diketahui oleh Nimrod ketika membaca konstilasi bintang dilangit, ia adalah seorang ahli astrologi, dan ia menafsirkan bahwa telah terlahir bayi lelaki pada zamannya yang akan bangkit melawannya dan menumbangkan agamanya.
Ketakutan dengan hal ini, ia mengumpulkan para pangeran dan gubernur dan meminta nasehat dari mereka. Mereka berkata: "Kami sepakat memberi nasehat, agar engkau membangun sebuah bangunan yang sangat besar, yang dijaga pada pintu keluar masuknya, dan memerintahkan agar semua wanita yang sedang hamil tinggal disana untuk merawat rumah tersebut, disertai dengan para bidan, hingga ketika mereka akan melahirkan, para bidan ini akan membunuh bayi mereka jika itu adalah lelaki, dan mimbiarkan hidup jika bayi itu perempuan, dan ibunya akan mendapatkan hadiah berupa pakaian mahal dan pengumuman secara terhormat."
Raja sangat puas akan nasehat tersebut, dan ia memerintahkan agar hal ini diumumkan diseluruh kerajaan, untuk memanggil para arsitek dan membangun rumah besar, 60 ell tingginya dan 80 ell lebarnya. Setelah itu pengumuman ke-2 dikerjakan, yakni, memanggil semua wanita hamil kesana, dan akan ditempatkan pada rumah tersebut, serta menugaskan petugas untuk menjemput para wanita kerumah, dan penjaga yang menjaga para wanita tersebut melarikan diri. Selanjutnya mengirim bidan ke rumah tersebut, dan memerintahkan kepada para bidan untuk membunuh anak lelaki jika yang dilahirkan. Tetapi jika seorang perempuan, ia akan diberi hadiah berlimpah berupa kain byssus (serat kain dari moluska yang lebih halus dari sutra),sutera, pakaian berbordir. Ia akan dituntun keluar dari rumah tersebut dengan penghormatan besar.
Tidak kurang dari 70.000 anak-anak dibantai disana. Lalu malaikat muncul dihadapan Allah, dan berbicara, "Lihatlah kelakuan si pendosa dan penghujat, Nimrod anak Kush, yang membantai bayi-bayi tak berdosa, namun tidak memperoleh pembalasan?" Allah berfirman: "Wahai malaikat suci, Aku mengetahui dan melihatnya, karena Aku tidaklah mengantuk dan tertidur. Aku mengetahui segl hal-hal baik yang tersembunyi atau tidak, kalian akan menyaksikan apa yang akan Aku lakukan kepada si pendosa dan penghujat, karena akan teracung tangan-Ku melawan dan menghukumnya."
Pada saat itu istri Terah mengandung Abraham. Kehamilannya telah mencapai akhir dari bulan ke-3, istrinya terlihat sakit, Terah berkata kepadanya, "Sakit apakah engkau, wahai istriku, mengapa wajahmu sangat pucat dan tubuhmu membengkak?" Ia menjawab, "Setiap tahun saya menderita penyakit ini." Namun terah berkata, "Mari ku periksa badan mu. Nampaknya engkau sedang mengandung. Jika demikian, janganlah kita melanggar perintah dewa Nimrod." Ia lalu menyentuh perut istrinya, dan terjadi keajaiban. Bayi tersebut naik dan bersembunyi didadanya, dan Terah tidak mendapati bayi dalam perut istrinya. Ia berkata, "Engkau berkata benar." namun kehamilan tersebut menjadi nampak pada saat ia akan melahirkan.
Ketika waktu melahirkan telah mendekat, ia meninggalkan kota dengan penuh ketakutan dan berjalan menuju padang gurun, menyusuri tepi lembah, ia sampai pada sebuah gua. Dan berlindung di dalam nya, ke-esokan harinya ia melahirkan seorang bayi lelaki. Seluruh gua dipenuhi dengan cahaya dari wajah anak tersebut yang cemerlang seperti matahari, sang ibu sangat bersuka-cita. Bayi yang dikandungya adalah leluhur kita Abraham.
Ibu nya berseru, dan berkata kepada anaknya. "Wahai anak yang kulahirkan pada saat Nimrod berkuasa sebagai raja, karena engkau, 70,000 bayi dibantai, dan aku dibuatmu ketakutan, jika ia mengetahui keberadaanmu, ia akan membunuh mu. Lebih baik engkau binasa didalam gua ini dari pada melihatmu mati di payudara ku." Dia lalu membungkus anak itu dengan kain. Lalu ia meninggalkannya di gua dengan berkata, "Semoga Tuhan menyertai engkau, semoga Ia menjaga mu."
Bayi Yang Memuliakan Allah.
Demikianlah Abraham ditinggalkan seorang diri di dalam gua, tanpa ada orang yang merawatnya, bayi itu mulai menangis. Allah lalu mengutus Gabriel untuk memberinya susu, dan malaikat tersebut membuat jari kelingking kanan Abraham mengeluarkan air susu dan dihisapnya hingga berusia 10 hari.
Kemudian dia bangkit dan berjalan meninggalkan gua, berjalan ke tepi lembah. Ketika dilihatnya matahari tenggelam, dan bintang-bintang bermunculan, ia berkata, "Mereka lah tuhan!" Namun ketika menjelang pagi, bintang-bintang itu menghilang, dan ia berkata, "Aku tidak akan menyembah mereka, karena mereka bukanlah tuhan." Kemudian matahari muncul dan ia berkata, "Inilah tuhan ku, ia akan ku puja." Namun ketika matahari terbenam, ia berkata, "Ia bukanlah tuhan," dan ketika ia melihat bulan, ia menyebutnya sebagai tuhan dan akan menyembahnya. Namun bulan juga dapat menghilang dan ia berseru: "Ini juga bukan lah tuhan! Pasti ada yang membuat mereka bergerak."
Abraham masihlah berbicara dengan dirinya sendiri ketika malaikat Gabriel mendekatinya dan memberi salam, (Shalom `aleikhem) "Damai sejahtera bersama mu," dan Abraham membalasnya, (aleikhem shalom) "Damai sejahtera juga bersama engkau," dan bertanya, "Siapakah engkau?" Gabriel menjawab, "Aku adalah malaikat Gabriel, utusan Allah," dan ia menuntun Abraham ke sebuah mata air disekitar sana, Abraham lalu membasuh wajahnya, tangan serta kaki, dan ia membungkuk untuk sujud menyembah Allah.
Sementara itu ibu Abraham tenggelam dalam kesedihan dan air mata, ia memutuskan untuk mencari anaknya ketempat dimana ia meninggalkannya. Namun ia tidak menemukan sang anak, dan ia berkata, "Celakalah saya yang telah melahirkan engkau, namun hanya untuk menjadi mangsa bagi binatang buas, beruang, singa dan srigala!" Dia lalu pergi ke tepi lembah, dan menemukan anaknya disana. Tapi dia tidak mengenalinya, karena ia telah tumbuh sangat besar. Ia berkata pada anak itu "Shalom `aleikhem" dan sang anak menjawab "aleikhem shalom, hendak kemana engkau di padang gurun ini?" Sang ibu menjawab "Aku datang dari kota hendak mencari anak ku." Abraham bertanya kembali, "Siapa yang membawa anak mu kemari?" dan sang ibu menjawab: "Aku mengandung anak Terah suamiku, dan ketika aku hendak melahirkan, aku menghawatirkan anak ku, karena raja kami anak dari Kanaan, akan membunuhnya seperti ia membunuh 70.000 anak. Maka aku hendak menyingkir kemari dan melahirkannya di dalam gua, disana ia ku tinggalkan dan pulang kembali ke rumah. Sekarang aku hendak mencarinya, tapi saya tidak menemukannya."
Abraham kemudian berkata, "Umur berapakah anak mu itu?"
Ibu: "Usianya 20 hari."
Abraham: "Apakah ada ibu di dunia ini yang meninggalkan anaknya yang baru lahir di padang gurun, dan datang mencarinya kembali setelah 20 hari?"
Ibu: "Sekiranya Allah menunjukkan belas kasih kepadanya."
Abraham: "Aku lah anak yang engkau cari itu!"
Ibu: "Anak ku, bagaimana engkau bisa tumbuh sebesar ini dalam 20 hari, dan engkau sudah dapat berjalan dan berbicara!"
Abraham: "Demikianlah adanya, Wahai ibu, untuk diketahui olehmu bahwa di dunia ini ada Allah yang hidup, maha kuasa, yang melihat apa yang tidak terlihat. Langit diatas beserta bumi penuh kemulian-Nya."
Ibu: "Anak ku, apa kah ada Tuhan selain Nimrod?"
Abraham: "Ya!, ibu, Allah yang dilangit dan di bumi, dia juga adalah Allah bagi Nimrod si anak Kanaan. Pergilah, bawalah pesan ini kepada Nimrod."
Ibu Abraham lalu kembali ke kota menemui suaminya, Terah, dan bercerita bagaimana ia telah menemukan anak mereka. Terah adalah seorang pangeran dan orang berpengaruh di kerajaan. Ia lalu pergi ke istana raja, dan bersujud dengan merebahkan wajahnya, dihadapan raja. Adalah sebuah peraturan bahwa seseorang yang bersujud di hadapan raja, tidak di izinkan untuk mengangkat kepalanya, sampai raja mengizinkan. Nimrod lalu menyuruh Terah untuk bangkit dan berbicara.
Terah lalu menceritakan semua yang terjadi antara istri dan anaknya. Ketika Nimrod mendengar ceritanya, ia menjadi takut, dan ia mengumpulkan para penasehat dan para pangeran, apa yang harus di lakukan untuk anak Terah. Mereka menjawab, dan berkata: "Raja dan Tuhan kami! Apa alasan engkau takut terhadap anak kecil? Begitu banyak pengikut mu yang telah menguasai dunia ini. Utuslah pangeran untuk pergi mengambil anak itu dan memenjarakannya." Namun kata raja, "Apakah engkau pernah melihat seorang bayi berusia 20 hari yang bisa berjalan dan berjalan dengan kakinya, dan berbicara dengan lidah tentang Allah di surga, yang esa, dan tidak ada tuhan di samping-Nya, yang melihat yang tidak terlihat?" Semua pangeran yang berkumpul disana diam dikecam ketakutan akibat perkataan tersebut.
Pada waktu itu Satan yang menyamar dalam rupa manusia, muncul dengan mengenakan jubah hitam dari sutra, dan ia bersujud dihadapan raja. Nimrod berkata, "Bangkit dan berbicaralah." Satan berkata: "Mengapa engkau begitu ketakutan, dan mengapa kalian semua ketakutan terhadap anak kecil? Aku menyarankan untuk membuka gudang senjata kita, dan persenjatai semua pemimpin negri beserta prajurit mereka, utus mereka untuk menangkap anak itu untuk melayani engkau dan tunduk atas kuasa mu."
Saran yang diberikan oleh Satan di dengarkan oleh raja. Dia mengutus prajurit terkuatnya dengan senjata pamungkas mereka untuk menjemput Abraham kepada raja. Ketika Abraham melihat para prajurit mendekatinya, ia menjadi ketakutan, dan dalam tangis ia memohon pertolongan Allah. Malaikat Gabriel lalu di utus kepada Abraham, dan Gabriel berkata: "Janganlah takut karena Allah beserta engkau. Ia akan menyelamatkan engkau dari tangan musuh mu." Allah memerintahkan Gabriel untuk menciptakan awan tebal yang gelap untuk memisahkan Abraham dan para penyerangnya.
Terhalau oleh awan tebal, mereka lari terkocar-kacir, dan kembali kepada Nimrod, raja mereka, dan berkata, "Marilah kita pergi dari daerah ini," raja lalu memberi sejumlah uang kepada para pembesar dan pelayannya, dan mereka lalu berangkat ke Babilon.
Abraham Muncul Di Hadapan Publik
Abraham mendapat perintah Allah melalui malaikat Gabriel, untuk menyusul Nimrod ke Babel (Babilon). Namun ia keberatan karena ia tidak memiliki kebijaksanaan untuk berkhotbah dihadapan raja, namun Gabriel berkata: "Engkau tidak memerlukan sesuatu, tidak ada kuda, tidak ada prajurit, tidak ada kereta yang akan berperang bersama Nimrod. Apakah engkau menginginkan ku gendong ke Babilon"
Abraham melakukan seperti yang diperintahkan, dan dalam sekejap mata ia menemukan dirinya di depan gerbang kota Babel. Atas perintah malaikat, ia memasuki kota tersebut, dan ia berseru dengan nyaring : "Yang Abadi, Dia lah Allah yang esa, dan tidak ada allah lain disampingnya. Ia adalaha Allah yang berdiam di surga, dan Allah dari para dewa, juga atas dewa Nimrod kalian. Bersaksilah hal ini sebagai kebenaran, wahai kalian semua lelaki dan wanita, serta anak-anak. Bersaksilah bahwa aku Abraham hamba-Nya, sebagai hamba bagi kerajaan-Nya."
Abraham menemui orang tuanya di Babel, dan ia mendapat perintah dari malaikat Gabriel, untuk memberitakan imam yang benar kepada orang tuanya. Demikianlah perkataan Abraham kepada orang tuanya: "Selama ini kalian hanya melayani manusia serta menyembah kepada patung Nimrod. Tahukah kalian patung itu memiliki mulut, namun tidak dapat berbicara; memiliki mata namun tidak dapat melihat; memiliki telinga namun tidak dapat mendengar; tidak dapat berjalan dengan kakinya, dan tidak ada keuntungan yang di dapat darinya, baik untuk dirinya sendiri atau bagi yang lain."
Ketika Terah mendengar perkataan ini, ia lalu membujuk Abraham untuk mengikutinya ke dalam rumah, dan Abraham lalu menceritakan segala hal yang terjadi -- bagaimana ia menjalani 40 hari perjalanan. Terah lalu menghadap kepada Nimrod, dan melaporkan perihal anaknya Abraham yang tiba-tiba muncul di Babel, raja kemudian memanggil Abraham. Bersama ayahnya Abraham menghadap raja dengan melalui semua para pembesar kerajaan hingga mencapai singgasana raja. Ia lalu berseru dengan nyaring : "Wahai Nimrod, begitu celaka dan hina engkau, yang menyangkal fitrah manusia, menyangkal Allah yang hidup serta kekal, dan Abraham hambanya, Bersaksilah pada-Nya, dan ikutilah perkataanku: Allah adalah kekal, Ia Esa, dan Tidak ada yang setara disampingnya; Ia tidak berwujud, hidup, abadi; Ia tidaklah mengantuk serta tertidur, yang telah menciptakan dunia agar manusia beriman padanya. Dan bersaksilah kepadaku, dan katakan bahwa aku adalah hamba dan pelayan-Nya."
Ketika Abraham menyatakan hal ini dengan suara nyaringnya, para patung berhala jatuh dihadapan mereka. Selama 2 jam, 1/2 dari para raja tertunduk tak bernyawa, dan ketika jiwa mereka kembali, mereka berkata, "Apakah itu suara mu, wahai Abraham, atau suara Tuhan mu?" Jawab Abraham, "Itu adalah suara dari mahluk yang paling kecil, yang dipanggil oleh Allah." Kemudian Nimrod berkata, "Sesungguhnya, Allah Abraham adalah maha besar dan kuat, raja dari semua raja, dan ia memerintahkan Terah untuk memulangkan Abraham kembali ke kota asalnya, dan mereka melakukan perintah raja."
Pengkhotbah Dari Iman Sejati.
Ketika Abraham berusia 20 tahun, Terah ayahnya jatuh sakit. Ia berbicara kepada anaknya Haran dan Abraham, "Jual lah patung berhala itu untuk ku, karena aku tidak mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi pengeluaran kita." Haran melaksanakan perintah tersebut.
Suatu ketika ada yang bertanya kepada Abraham, berapa harga patung tersebut, Abraham menjawab 3 maneh, namun ia balik bertanya kepada pembeli, "Berapa kah usia anda?", dijawab: "30 tahun," lanjut Abraham, "Engkau yang telah berusia 30 tahun, namun engkau menyembah patung yang baru kubuat hari ini?" Pembeli tersebut lalu menjauh dari Abraham. Demikian lah Abraham selalu bertanya hal serupa kepada calon pembelinya, hingga kemudian ia mengambil 2 berhala nya, lalu mengalungkan tali pada leher mereka, dan ia menyeret mereka di tanah, sambil berseru: "Siapakah yang ingin membeli patung berhala yang tidak membawa manfaat, baik pada dirinya maupun yang menyembahnya? ia mempunyai mulut namun tidak dapat berbicara; punya mata namun tidak melihat; punya kaki namun tak dapat berjalan; telinga yang tak dapat mendengar."
Orang-orang sangat kagum mendengar perkataan Abraham. Ketika ia melalui jalan-jalan di kota tersebut, ia di dekati oleh seorang wanita tua, yang bermaksud membeli sebuah berhala, yang indah dan besar, untuk di sembah. "Wanita tua, wanita tua," kata Abraham, "Aku tahu tidak ada keuntungan dari berhala ini, baik itu besar atau pun kecil, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Dan bagaimana dengan patung besar yang engkau telah beli dari saudara ku Haran?", jawab wanita tersebut, "Ia di curi pada malam hari, ketika aku sedang mandi." Jawab Abraham padanya, "Mengapa engkau menyembah kepada berhala yang bahkan tidak dapat menjaga dirinya dari para pencuri? Bagaimana mungkin engkau mengatakan patung yang kau sembah adalah tuhan? Tida ada manfaat darinya, baik kepada ia sendiri atau pun kepada yang menyembahnya."
Wanita tua tersebut bertanya, "Jika apa yang engkau katakan adalah benar, siapa kah yang layak aku sembah?", jawab Abraham "Sembahlah Tuhan dari segala tuhan, yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu -- Allah dari Nimrod dan Allah dari Terah, Allah dari timur, barat, utara, selatan. Siapakah si anjing Nimrod? yang berani menyebut dirinya tuhan, yang meminta sesembahan bagi dirinya?"
Abraham berhasil membuka mata hati wanita tua itu, dan ia berubah menjadi missionaris militan untuk Allah yang benar. Ketika ia menemui berhala yang pernah hilang, namun kemudian dikembalikan kepadanya oleh para pencuri, ia menghancurkannya hingga berkeping-keping dengan sebuah batu, dan ia berkeliling jalan-jalan di kota, sambil berseru, "Siapakah yang ingin menyelamatkan jiwanya dari kehancuran, dan menjadi sejahtera hidupnya melalui perbuatannya, hendaklah ia menyembah Allah dari Abraham." Demikianlah ia berhasil membuat banyak orang berbalik memeluk pada agama yang benar.
Berita tentang kata-kata serta perbuatan wanita tua ini mencapai telinga raja, dan ia mengutus orang untuk memanggilnya kepada raja. Raja membentak wanita tua dengan pertanyaan, mengapa ia berani menyembah tuhan lain selain dirinya. Wanita tua menjawab: "Engkau adalah pendusta, engkau mengingkari iman yang benar, hanya ada satu Allah, dan tak ada allah lain disampingnya. Engkau hidup karena karunia-Nya, namun engkau menyembah pada yang lain, dan engkau telah mengingkari diri-Nya, ajaran-Nya, dan pelayan-Nya si Abraham."
Wanita tua itu kemudian harus membayar keberanian akan iman nya dengan nyawa nya. Namun demikian ketakutan besar telah datang pada Nimrod, karena orang-orang semakin banyak yang memeluk ajaran Abraham, dan ia tidak mengetahui cara untuk mengatasi orang yang telah meruntuhkan agama mereka. Melalui nasehat dari para pembesarnya, ia lalu mengadakan festival selama 7 hari, yang mana ia memerintahkan setiap orang untuk tampil dalam jubah terbai mereka, yang berhiaskan emas dan perak. Dengan memamerkan kemewahan dan kekuasaan ia berharap Abraham berubah pikiran untuk memeluk agama raja.
Melaui Terah ayahnya, Nimrod mengundang Abraham menghadap padanya, agar ia dapat menyaksikan keagunan dan kemewahannya. Namun Abraham menolak hadir pada istana raja, dan ia ditugaskan oleh ayahnya, untuk menjaga berhala ayahnya dan berhala raja selama ia mengikuti perayaan.
Di tinggal sendiri bersama para berhala, ia mengulang-ulang perkataan, "Sang kekal, dia lah Allah! Sang kekal, dia lah Allah!" ia merusak para berhala dari singgasana mereka, memukul mereka dengan kapak. Dari patung yang terbesar hingga terkecil, ia memotong kaki satu berhala dan memotong kepala yang lain. Ia mencungkil mata mereka, mematahkan tangan. Setelah ia memutilasi mereka, ia lalu pergi, dan meletakkan kapa ke tangan berhala yang terbesar.
Ketika perayaan berakhir, raja kembali dan ia menemukan semua berhala telah termutilasi, ia mencari pelakunya. Abraham disebut sebagai tersangka, dan dibawa di hadapan raja, dan ia ditanya mengapa ia melakukan hal tersebut, Abraham menjawab: "Saya tidak melakukan hal itu, itu dilakukan oleh patung yang terbesar, ia lah yang menghancurkan yang lain. Lihat ia masih menyimpan kapak di tangannya. Jika kalian tidak percaya kepada ku, bertanyalah padanya, dia akan memberitahu pada mu."
Dalam Api Pembakaran
Raja menjadi sangat murka terhadap Abrham, dan ia memerintahkan untuk memenjarakan Abraham ke tahanan bawah tanah, tanpa di beri makan atau minum. Namun Allah mendengar doa Abraham, lalu mengutus Gabriel kepada Abraham. Selama 2 tahun Gabriel berdiam bersama Abraham dan memberinya makanan dan minuman.
Pada akhir tahun, pembesar dari kerajaan menghadap kepada raja dan memberi nasehat agar Abraham di hukum dengan cara di lempar ke api pembakaran, hingga orang-orang menjadi gentar kepada Nimrod. Raja lalu memerintahkan agar rakyatnya diseluruh pelosok kerajaan, mengumpulkan kayu di ibu kota selama 40 hari, dan kayu tersebut dipakai untuk membakar sebuah tungku besar.
Api dari tungku tersebut membubung tinggi dan melesat ke langit, orang-orang menjadi ketakutan api tersebut. Kemudian sipir penjara diperintahkan untuk membawa Abraham keluar dari penjara dan melemparkan ia ke dalam api. Sipir penjara memberi tahu raja bahwa Abraham tidak diberi makan dan minum selama ini, dan ia mungkin sudah mati, Nimrod lalu memerintahkan para sipir untuk pergi ke pintu penjara dan memanggil namanya. Jika ia menyahut, dia harus diseret ke api pembakaran. Jika ia telah mati, jenasahnya dikuburkan dan segala kenangan tentang dia harus dihapus untuk selama-lamanya.
Para sipir penjara terkesima ketika teriakan mereka, "Abraham apakah engkau masih hidup?" dijawab, "Saya masih hidup." Mereka bertanya lagi "Siapa yang memberi engkau makanan dan minuman selama ini?" jawab Abraham, "Makanan dan minuman diberikan kepadaku oleh Allah yang berada diatas segala sesuatu, Allah dari segala allah, ia pembuat keajaiban. Dia adalah Allah Nimrod, Allah Terah, dan Allah seluruh dunia. Dia yang menyediakan makanan dan minuman untuk segala mahluk. Ia melihat namun tak dapat terlihat, Ia berada di atas surga, dan Ia berada dimana-mana, karena ia mengawasi segala sesuatu dan penyedia segala hal untuk segala sesuatu."
Mujizat terhadap Abraham yang tidak mati kelaparan atau kehausan, meyakinkan sipir penjara akan kebenaran dari Allah dan utusan-Nya Abraham, dan mereka mendeklarasikan kepercayaan mereka kepada orang banyak. Ancaman raja terhadap kematian tidak menggentarkan mereka akan iman sejati ini. Ketika algojo mengangkat pedang dan diletakkan diatas leher mereka, mereka berseru, "Sang Kekal, Dia adalah Allah, Allah seluruh dunia juga Allah Nimrod sang penista." Namun pedang tersebut tidak dapat memotong daging mereka. Hingga pecahlah pedang mereka.
Namun Nimrod tidak bergeming dari tujuannya yaitu membakar Abraham kedalam api pembakaran. Ia lalu mengutus salah satu pembesarnya untuk mengambil Abraham. Namun ketika mereka akan membawanya ke dalam tungku pembakaran, justru utusan tersebut yang dibakar oleh lidah api yang menyambar keluar. Banyak yang mati terbakar dalam usaha untuk melempar Abraham kedalam tungku pembakaran.
Satan lalu muncul dalam bentuk manusia, dan memberi nasehat kepada raja untuk meletakkan Abraham ketas ketapel yang akan melontarkan dirinya ke dalam api. Dengan demikian tidak diperlukan orang untuk mendekati tungku. Satan sendiri yang membuat ketapel tersebut. Setelah melakukan uji coba menggunakan batu sebanyak 3 kali. Mereka lalu mengikat tangan dan kaki Abraham. Pada saat tersebut Satan yang masih menjelma dalam bentuk manusia, mendekati Abraham dan berkata, "Jika engkau tidak ingin mati terbakar oleh api Nimrod, sujud lah kepadanya dan percaya lah kepadanya." Namun Abraham menolaknya, dan berkata, "Semoga Allah memberi teguran kepadamu, engkau sungguh keji, hina dan terkutuk!" dan Satan pun meninggalkan nya.
Kemudian ibu Abraham datang kepadanya dan memohon agar ia bersujud kepada Nimrod supaya terhindar dari hukuman. Namun ia berkata kepadanya: "Wahai ibu, air dapat memadamkan api Nimrod, tapi api dari Allah tidak akan padam untuk salama-lamanya. Bahkan air tidak akan mampu memadamkannya." Ketika ibunya mendengar perkataan ini, ia berkata, "Semoga Allah yang engkau sembah menyelamatkanmu dari api Nimrod."
Abraham akhirnya diletakkan diatas ketapel, dan ia memalingkan wajahnya ke langit, seraya berkata, "Ya Tuhan, Allah ku, Engkau telah melihat bagaimana upaya pendosa ini!" Keyakainannya terhadap Allah tidak tergoyahkan. Ketika malaikat mendapat izin untuk menyelamatkannya, Gabriel mendekat dan berkata, "Abraham, apakah aku harus menyelamatkanmu dari api?" jawabnya, "Hanya kepada Allah aku menaruh jiwaku, Allah di surga dan di bumi, akan menyelamatkan aku," dan Allah yang melihat kesalehan Abraham, berfirman kepada api, "Dinginlah dan bawa kesejukan kepada hamba-Ku Abraham."
Api tersebut lalu padam walau tanpa api. Kayu pembakaran seketika memunculkan tunas mereka, dan masing-masing kayu menghasilkan buah sesuai pohonnya. Tungku berubah menjadi kursi kerajaan, dan para malaikat duduk disana bersama Abraham. Ketika raja melihat mujizat ini, ia berkata: "Sihir hebat! engkau menunjukkan bahwa engkau berkuasa atas api, dan pada saat yang sama engkau memamerkan dirimu kepada orang-orang seakan duduk dengan nyaman di taman!" Namun para pembesar Nimrod berkata dalam 1 suara, "Bukan, yang mulia, ini bukan sihir, ini adalah kekuatan Allah yang maha besar, Allah dari Abraham, yang Esa, dan kami bersaksi bahwa Ia adalah Allah dan Abraham adalah utusannya." Semua pembesar dan rakyat seketika percaya pada Allah saat itu.
Kemuliaan Abraham melebihi raja Nimrod yang fasik, juga para pembesarnya, juga melebihi orang-orang saleh yang hidup pada zaman itu seperti Nuh, Shem, Eber dan Asyur. Nuh angkat tangan terhadap generasi tersebut, dan ia sama sekali tidak berusa untuk menegakkan agama yang suci kepada Allah. Ia menyibukkan diri menanam anggur, dan tenggelam dalam kesenangan duniawi. Shem dan Eber hidup menyepi, dan Asyur berkata, "Bagaimana aku bisa hidup bersama para pendosa ini?" dan ia lalu pergi meninggalkan negeri itu. Yang tersisa hanyalah Abraham. "Aku tidak akan meninggalkan Allah," katanya, dan Allah pun tidak meninggalkan dirinya. Ia yang mengabaikan ayah dan ibunya.
Mujizat Abraham pada peristiwa tungku api, serta kesejahteraan hidupnya di kemudian hari, adalah penggenapan atas pembacaan tanda-tanda bintang di langit oleh Terah ayahnya. Ia melihat bintang dari Haran yang dimusnahkan oleh api, dan pada saat yang sama memimpin dunia. Misteri tersebut telah jelas saat ini. Haran tidak teguh dalam beriman, ia tidak mampu memutuskan dengan bijak apakah mengikuti Abraham atau para penyembah berhala. Ketika orang-orang yang tidak menyembah berhala akan dimasukkan kedalam tungku api, Haran berpikir demikian, "Abraham adalah kakak ku, aku akan menyatakan keimananku (jika terjadi mujizat) kepadanya; jika tidak aku akan melawannya." Namun setelah Abraham diselamatkan oleh Allah, ia mengumumkan keimanannya. Tapi ketika ia mendekati tungku, ia di lahap oleh api.
Terah membaca bintang dengan sangat baik, karena Haran telah mati terbakar api, dan anak perempuan nya Sarah binti Terah menjadi isteri Abraham, yang mana keturunan mereka kemudian memenuhi seluruh bumi.
Raja beserta para pembesarnya telah bersaksi atas keajaiban yang dilakukan Abraham, kemudian datang kepadanya dan bersujud. Tetapi Abraham berkata: "Jangan sujud kepadaku, namun kepada Allah, Tuhan dari alam semesta, yang telah menciptakan engkau. Sembahlah dan berjalan lah di dalam-Nya, karena Ia yang menyelamatkan aku dari api."
Raja lalu mengizinkan Abraham pulang kerumah, setelah ia memberinya berlimpah hadiah, di antaranya adalah 2 budak yang telah dibesarkan di istana kerajaan. Ogi dan Eliezer. Para pembesar mengikuti contoh dari raja, dan mereka memberinya berbagai macam perak dan emas serta batu mulia. Namun semua pemberian ini tidaklah menyenangkan hati Abraham, dibanding dengan 300 orang yang bergabung bersamanya dan menganut agamanya.
Nimrod adalah salah satu pemimpin umat manusia yang rusak akhlaknya. Ayahnya bernama Kush, menikahi ibunya pada usia lanjut. Ia sangat disayangi oleh oleh orang tuanya dan mendapat pemberian sebuah jubah kulit, yang dibuat oleh Allah untuk Adam dan Hawa, pada saat mereka akan meninggalkan taman Firdaus.
Adam mewariskan jubah tersebut kepada keturunannya, hingga kemudin menjadi milik Henokh, dan kepada Methusalah, lalu Nuh, yang turut dibawa serta kedalam bahtera. Ham mencuri dan menyembunyikannya, ketika Nuh sedang sibuk mengatur para hewan untuk meninggalkan bahtera. Ham kemudian mewariskan jubah tersebut kepada anak sulungnya Kush. Kush menyembunyikan jubah tersebut selama bertahun-tahun dan ia wariskan kepada anaknya, Nimrod ketika berusia 20 tahun.
Jubah tersebut memiliki keajaiban. Siapa yang mengenakan jubah tersebut tidak akan terkalahkan. Binatang dan burung di hutan, tunduk kepada Nimrod, dan ia memperoleh banyak kemenangan dalam pertempuran. Sumber kekuatan ini tak diketahui oleh para pengikutnya. Mereka menganggap Nimrod memiliki bakat alami sebagai pemimpin, karena itu mereka menunjuknya menjadi raja.
Hal ini terjadi setelah perselisihan antara keturunan Kush dan keturunan Yafet, dimana Nimrod muncul sebagai pemenang, ia mengalahkan para musuhnya walau dengan pasukan yang lebih sedikit.
Nimrod memilih Sinear (Sumer) sebagai ibukota nya. Dari sana ia memperluas wilayah nya, hingga ia menjadi penguasa tunggal seluruh dunia. Ia adalah manusia pertama yang menguasai dunia, penguasa ke-9 yang mempunyai kekuatan yang sama adalah sang Mesias.
Kecongkakkannya semakin bertambah seiring kekuasaannya. Setelah masa banjir tidak ada manusia, yang memiliki dosa melebihi Nimrod. Ia membuat berhala dari kayu dan batu, kemudian menyembah nya. Tidak puas untuk terjerumus sendiri, ia mempengaruhi rakyatnya dalam kemusyirikan, dimana ia dibantu oleh anaknya yang bernama Mardon. Anaknya ini melampaui ayahnya dalam kedurhakaan. Pada masa mereka lah sebuah pepatah muncul, "Dari kefasikan muncul lah kejahatan."
Keberhasilan Nimrod berdampak pada manusia, yang tidak lagi percaya kepada Allah, melainkan hanya pada kekuatan dan kemampuan manusia itu sendiri, inilah prinsip yang disebarkan oleh Nimrod ke seluruh manusia. Oleh karena itu orang-orang berkata, "Sejak penciptaan dunia, tidak ada yang seperti Nimrod, seorang pemburu manusia dan hewan yang gagah perkasa, dan pendosa di hadapan Allah."
Namun bukan ini saja kejahatan Nimrod, tidak cukup ia membalikkan dan menjauhkan manusia dari Allah, ia mencoba membuat dirinya dihormati seperti Allah, dan menjadi Allah. Ia bahkan membuat singgasana yang menyerupai singgasana Allah. Sebuah menara dibangun dari bebatuan, dan di puncaknya ia menempatkan singgasana dari kayu cedar, dan bertingkat 4, yang terdiri dari besi, tembaga, perak dan emas. Singgasana tersebut, bermahkotakan batu mulia, bulat bentuknya, dan besar ukurannya. Inilah singgasana Nimrod, dimana ia bertahta, dan semua bangsa datang menyembahnya.
Menara Babel
Kedurhakaan dan Kefasikan Nimrod mencapai puncaknya ketika ia membangun Menara Babel. Adalah penasehatnya yang pertama mengusulkan rencana pendirian menara ini, lalu Nimrod menyetujuinya, dan ia memutuskan untuk dibangun di Shinar (Sumeria) dengan mempekerjakan 600.000 orang.
Proyek ini adalah pemberontakan terhadap Allah, ada 3 jenis pemberontakan dari para pembangun menara ini. Kelompok ke-1 berbicara, mari kita naik ke langit dan berperang melawan-Nya; kelompok ke-2 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menaruh berhala-berhala kita, dan menyembah mereka disana; kelompok ke-3 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menghancurkan mereka dengan panah dan tombak kita.
Tahun demi tahun berlalu, kemudian selesailah menara tersebut. Begitu besar dan tinggi nya hingga butuh 1 tahun untuk berjalan mencapai puncaknya. Sebuah batu bata lebih berharga di mata para pembangun, dibandingkan nyawa manusia. Jika seseorang terjatuh dan tewas, ia tidak akan dihiraukan, namun jika sebuah bata jatuh, mereka menangisinya, karena akan butuh waktu 1 tahun untuk menggantinya. Begitu kukuh niat mereka, para kaum wanita tidak akan berhenti melakukan tugas mereka mencetak batu bata walau akan melahirkan bayi, mereka akan melakukan keduanya secara bersamaan.
Mereka tidak pernah mengendurkan pekerjaan mereka, dan dari ketinggian mereka terus menerus mencoba memanah ke langit, yang ketika panah tersebut terjatuh ke bumi, mereka melihatnya seakan diselimuti darah. Dalam delusi ini, lalu berseru, "Kita telah membunuh penghuni surga."
Kemudian Allah berfirman kepada 70 malaikat yang mengelilingi singgasana-Nya, "Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah terjadi, sejak saat itu mereka tidak mengetahui ucapan satu sama lainnya. Ketika seseorang meminta semen, maka temannya akan memberikan batu bata; dengan kesal, ia kemudian melempar bata tersebut kepada temannya dan membunuhnya.
Banyak yang tewas karena hal ini, sisa dari mereka di hukum berdasarkan pemberontakan mereka. Mereka yang berbicara, "Marilah kita naik ke langit, mendirikan berhala kita, dan menyembah mereka disana," Allah mengutuk mereka menjadi kera dan hantu (phantoms); mereka yang hendak menyerang langit dengan senjata, Allah membuat mereka saling berkelahi satu sama lain; mereka yang hendak berperang dengan Allah di langit dibuat berserakan diseluruh bumi, dan sebagian musnah dibakar api; hanya 1/3 dari mereka yang selamat. Menara tersebut tetap berdiri, namun siapa pun yang melihatnya tidak akan mengingat apa pun tentangnya.
Hukuman terhadap orang yang berdosa pada generasi menara relatif lebih ringan, dibanding generasi banjir yang benar-benar hancur. Generasi menara masih tetap hidup meskipun hujatan mereka sangat menyakiti Allah. Hal ini karena Allah melihat para generasi menara babel hidup dalam damai bersama-sama, dan mencintai satu sama lain, sementara generasi banjir, hidup dalam kebencian satu sama lain.
Selain untuk menghukum orang berdosa dengan mengacaukan bahasa, salah satu peristiwa penting turunnya Allah ke bumi ini--satu dari 10 peristiwa, diantara penciptaan langit dan bumi serta hari penghukuman.-- Allah disertai 70 malaikat, mengundi berbagai bangsa, setiap malaikat akan menerima sebuah bangsa, Israel jatuh sebagai milik Allah. Kepada setiap bangsa, diberikan satu bahasa khusus, bahasa Ibrani diperuntukkan untuk Israel -- bahasa yang digunakan oleh Allah sejak penciptaan dunia.
Jika keturunan Kain menyerupai leluhur mereka dalam kekejian dan kebejatan, keturunan Seth adalah kaum yang saleh serta beradab. Perbedaan prilaku dari dua rumpun ini tercermin dari tempat tinggal mereka. Keturunan Seth berdiam di pegunungan di sekitar firdaus, sementara Keturunan Kain mendiami padang rumput di Damaskus, di lokasi pembunuhan Abel oleh Kain.
Namun, pada masa Methusalah, setelah kematian Adam, prilaku keturunan Seth secara perlahan menjadi rusak seperti hal nya keturunan Kain. Kedua rumpun ini bersatu dalam hal kekejian. Hasil dari penyatuan antara mereka adalah kaum Nephilim, yang dosa-dosanya membawa banjir atas dunia. Dalam kesombongan mereka mengklaim sebagai keturunan Seth, dan mereka membandingkan diri mereka dengan para pangeran dan keturunan bangsawan.
Pada masa sebelum banjir, kondisi hidup masih lah ideal, mereka tidak perlu bekerja keras karena masih hidup dalam kemakmuran. Dalam kesombongan mereka bangkit melawan Allah. Sekali panen cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 40 tahun, dan mereka memiliki kemampuan sihir untuk menundukkan matahari dan bulan menurut kemauan mereka. Mereka memelihara anak-anak nya tanpa kesulitan. Masa kehamilan hanyalan beberapa hari, dan segera setelah lahir mereka mampu berjalan dan berbicara; mereka sendiri membantu ibu nya memutuskan tali pusar. Bahkan setan tidak dapat menyakiti mereka. Setelah masa yang panjang dengan kenyamanan walau manusia hidup dalam dosa. Selama itu pula mereka menyakiti Allah, walau berkah-Nya tiada berhenti. Namun kesabaran-Nya berhenti ketika mereka mulai melakukan kekejian dan hidup tidak dalam kesucian.
Namun setelah Allah menetapkan penghukuman atas manusia, Ia masih memberi belas kasih Nya, melalui Nuh yang di utus Nya kepada mereka, untuk memerintahkan mereka mengubah cara hidup mereka, selama 120 tahun, dengan janji bencana banjir jika tidak berpaling. Akan tetapi mereka mencemooh Nuh. Ketika mereka melihat ia mempersiapkan bahtera, mereka bertanya, "Oleh karena itu kah bahtera ini?"
Nuh : "Allah akan membawa banjir besar atas kalian."
Pendosa : "Banjir macam apa? Jika Ia mengirim banjir api, kami tahu cara bagaimana melindungi diri dari api, jika banjir air akibat luapan dari bumi, kami akan menyumbatnya dengan pasak besi, jika dari atas, kami juga tahu cara mengatasinya."
Nuh : "Air akan meluap dari bawah kaki mu, dan engkau tidak akan dapat mencegahnya."
Sebagian dari mereka menjadi keras kepala, karena mereka mendengar perkataan Nuh, bahwa selama Methusalah yang kudus berdiam bersama mereka, musibah banjir tidak akan menyentuh mereka. Masa 120 tahun yang di beri Allah sebagai masa percobaan berakhir, Methusalah wafat, namun Allah memberi mereka perpanjangan waktu selama 1 minggu, untuk berkabung, mengenang sang manusia kudus.
Selama masa perpanjangan tersebut, hukum alam berubah, matahari terbit dari barat dan terbenam di timur. Allah bahkan memberi makanan surgawi yang diperuntukkan bagi manusia di dunia yang akan datang, kepada para manusia pendosa ini, dengan maksud agar manusia bertobat, namun hal tersebut adalah sia-sia. Setelah Methusalah dan orang-orang kudus lainnya dari generasi ini wafat, Allah mendatangkan bencana banjir besar atas dunia ini.
Kitab Suci
Pengetahuan yang luar biasa sangat diperlukan untuk membangun bahtera yang dapat menampung segala mahluk hidup di bumi, bahkan para roh. Hanyalah ikan yang tidak mendapat tempat di dalam nya. Nuh memperoleh pengetahuan tersebut dari buku yang diberikan kepada Adam oleh malaikat Raziel, di mana segala pengetahuan di langit dan bumi tercatat di dalam nya.
Ketika Adam dan Hawa masih tinggal di taman Firdaus, suatu waktu Samael, yang bersama seorang anak mendatangi Hawa, ia meminta untuk mengawasi anak tersebut hingga ia kembali. Hawa memenuhi permohonan Samael. Ketika Adam kembali dari rutinitasnya di Firdaus, ia menemui anak kecil sedang bersama Hawa yang sedang menangis dan meraung.
Adam bertanya perihal anak tersebut dan di jawab oleh Hawa sebagai anak Samael. Adam merasa terganggu dan sangat jengkel akibat tangisan dan jeritan anak tersebut yang semakin lama semakin keras. Dalam kekesalannya ia memukul anak tersebut, dalam sekali pukulan yang mengakibatkan anak tersebut terbunuh.
Namun mayat anak tersebut tidak lah berhenti meratap dan menangis, demikian pula walau telah di mutilasi oleh Adam menjadi potongan-potongan kecil. Untuk menghilangkan suara bising anak tersebut, Adam memasak potongan tubuhnya, dan bersama Hawa, mereka memakannya. Baru saja selesai menyantap anak tersebut, Samael muncul dan mencari keberadaan anaknya.
Namun Adam dan Hawa membohongi Samael, dan berpura-pura tidak mengetahui keberadaan anaknya. Namun Samael berkata kepada mereka : "Apa! Kalian berani berkata bohong, Allah di waktu yang akan datang akan memberi Israel, Taurat, yang mana di dalamnya akan terdapat larangan, 'Jauhkan dirimu dari perkataan palsu!'"
Sementara mereka berbicara, tiba-tiba terdengar suara anak yang terbunuh dari jantung Adam dan Hawa, yang ditujukan kepada Samael: "Pergilah, saya telah menetap di hati Adam dan Hawa, dan tak pernah aku meninggalkan mereka, termasuk di hati semua keturunan mereka, hingga akhir."
Samael kemudian berlalu dari mereka, namun Adam tetap bersedih hati, dan ia mengenakan (kain) karung dan abu, dan ia mulai berpuasa dalam waktu yang panjang, hingga Allah menampakkan diri kepadanya, dan berkata : "Anakku, janganlah engkau takut akan Samael. Aku akan memberi mu penawar yang akan membantu mu melawan nya, karena atas kehendak Ku, ia datang kepada mu." Adam bertanya, "Dan apakah penawarnya?" Allah : "Taurat." Adam : "Dan di manakah Taurat itu?" Allah lalu memberinya kitab milik malaikat Raziel, yang mana di pelajari siang dan malam.
Setelah beberapa saat berlalu, para malaikat mengunjungi Adam, mereka menjadi iri, karena pengetahuan dan kebijaksanaan dari buku tersebut telah di miliki oleh Adam. Mereka bermaksud untuk menjatuhkannya dengan tipu muslihat, dengan memanggil Adam sebagai Allah dan bersujud di hadapan nya, walau ditolak, "Jalanlah sujudkan dirimu di hadapan ku, tetapi muliakan Allah bersama ku. Marilah kita meninggikan nama-Nya bersama-sama."
Namun perasaan iri telah memenuhi para malaikat sehingga mereka mencuri buku tersebut, dan membuangnya ke lautan. Adam kemudian mencari buku tersebut hingga putus asa, dalam kesedihan, ia kembali berpuasa beberapa hari, sampai Allah menampakkan diri kepadanya, dan berkata: "Janganlah takut! Aku akan mengembalikan buku itu kepadamu," dan Allah memanggil Rahab, malaikat laut, dan memerintahkan kepadanya untuk mencari buku tersebut dan diberikan kepada Adam, dan begitulah perintah dilaksanakan.
Setelah kematian Adam, kitab suci tersebut menghilang, namun kemudian ketika Henokh bersembunyi di sebuah gua, keberadaan kitab itu di ungkapkan kepada Henokh dalam mimpinya. Dari buku inilah Henokh mendapatkan pengetahuan tentang alam, bumi dan langit, dan ia menjadi begitu bijak sana melebihi kebijaksanaan Adam. Setelah menghafalnya, Henokh menyembunyikan buku tersebut kembali.
Sekarang, setelah Allah memutuskan untuk membawa banjir atas bumi, Dia mengutus malaikat Raphael kepada Nuh, untuk membawa pesan berikut : "Aku berikan kepadamu kitab suci ini, yang mana semua rahasia dan misteri yang tertulis di dalamnya, dapat engkau ketahui, dan supaya engkau mengetahui bagaimana memenuhi perintah dalam kekudusan, kemurnian, dan kerendahan hati. Engkau akan belajar darinya bagaimana membuat sebuah bahtera dari kayu pohon gofir, dimana engkau, dan anak-anakmu, dan istrimu akan menemukan perlindungan."
Nuh mengambil Kitab tersebut, dan ketika ia mempelajarinya, roh kudus menjamahnya, dan ia mengetahui segala sesuatu yang diperlukan untuk membangun bahtera dan mengumpulkan segala jenis binatang di bumi. Kitab tersebut terbuat dari safir, ia membawanya ke dalam bahtera, dan ditutupnya dalam sebuah peti dari emas. Sepanjang masa ketika berada di dalam bahtera, kitab tersebut menjadi teman pembunuh waktu baginya. Sebelum kematiannya, ia memberi kitab tersebut kepada Shem, dan pada gilirannya kepada Abraham. Dari Abraham turun kepada Yakub, Lewi, Musa, Yoshua, Solomon, mereka semua belajar dan mendapatkan kebijaksanaan dari nya, serta keterampilan untuk pengobatan, dan penguasaan atas iblis.
Para Penghuni Bahtera
Bahtera tersebut selesai sesuai dengan petunjuk dalam kitab Raziel. Tugas Nuh berikutnya adalah mengumpulkan para hewan. Tidak kurang dari 32 spesies burung, 365 reptil harus ia bawa bersamanya. Allah memerintahkan para hewan unuk membantu pembangunan bahtera, mereka pun berkumpul ke lokasi bahtera, dan membantu Nuh sehingga pekerjannya menjadi ringan.
Namun hewan yang datang lebih banyak dari yang seharusnya di ikut kan kedalam bahtera, dan Allah memerintahkan Nuh menyeleksi mereka di depan pintu masuk bahtera, mana yang berjongkok ketika memasuki pintu, dan mana yang berdiri. Yang berjongkok akan diterima, dan yang berdiri ditolak. Binatang yang tidak diterima memasuki bahtera berdiri mengelilinginya, selama 7 hari, pengumpulan binatang terjadi selama seminggu sebelum banjir.
Pada saat bencana banjir di mulai, matahari menjadi gelap, bumi berguncang, dan kilat dan guntur menggelegar secara luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Namun manusia pendosa tidak pula ingin bertobat, pula selama 7 hari sebelum banjir, tidak lah mereka mengubah kebiasaan jahatnya.
Ketika banjir mulai terjadi, 700.000 anak manusia berkumpul disekitar bahtera, dan memohon kepada Nuh, untuk memberi mereka perlindungan. Dengan suara nyaring Nuh menjawab: "Bukan kah kalian yang memberontak terhadap Allah, hingga berkata, 'Allah itu tidak ada'? Oleh karena itu Ia membawa kehancuran atas kamu, untuk memusnahkan engkau dari muka bumi. Bukankah sudah ku nubuat kan kepada kalian selama 120 tahun, namun kalian tidak mengindahkan perintah Allah. Dan sekarang kalian ingin untuk tetap hidup!"
Lalu para pendosa berseru: "Jika demikian terjadilah! Kami bersedia untuk kembali kepada Allah, jika engkau bersedia untuk membuka pintu bahtera mu dan membawa kami, hingga kami tidaklah binasa."
Jawab Nuh: "Sekarang barulah engkau berseru, ketika Allah memberi kesempatan selama 120 tahun, engkau berpaling darinya, sekarang sia-sia lah permintaanmu kepada Allah, karena tidak akan di dengar oleh Nya!"
Ketika kerumunan pendosa tersebut mencoba memaksa memasuki bahtera, para binatang buas yang mengelilingi bahtera mencegah mereka, dan banyak dari mereka yang terbunuh, dan sisa nya melarikan diri dan menemui kematian di telan banjir bah. Bagi para raksasa air saja tidak cukup memusnahkan mereka, karena tubuhnya yang tinggi menjulang dan kuat. Ketika Nuh mengecam mereka, mereka menjawab : "Jika air datang dari atas, mereka hanya sampai pada leher kami; dan jika mereka datang dari bawah, kaki kami mampu untuk membendung air itu meluap." Namun Allah membuat setiap tetes air tersebut melalui Gehenna sebelum mencapai bumi, dan air tersebut menjadi panas dan membakar kulit mereka. Penghukuman ini sebanding dengan kejahatan mereka. Seperti panasnya nafsu sensual, dan membakar mereka melakukan perbuatan tak bermoral, demikianlah mereka dihukum dengan air panas.
Bahkan pada saat-saat kematian orang-orang berdosa tetap melakukan kekejian. ketika air mulai meluap dari setiap mata air, mereka menggunakan anak mereka untuk menyumbatnya, hingga anak-anak tersebut mati tertelan banjir.
Namun oleh kasih karunia Allah, dan bukan karena perbuatannya, Nuh dapat berlindung dalam bahtera dari amukan banjir. Meskipun ia lebih baik dibanding manusia sezamannya, ia tidak memiliki kemampuan melakukan mujizat. Ia hanya memiliki sedikit iman, ia tidak memasuki bahtera hingga air telah mencapai lututnya. Nuh bersama istrinya yang saleh bernama Naamah binti Enosh, selamat dari bencana ini beserta 3 anaknya, serta istri mereka.
Nuh menikah ketika ia berusia 498 tahun. Lalu Allah memerintahkan ia untuk mencari istri. Ia sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak di dunia ini, karena ia tidak ingin mereka binasa bersama banjir. Ia kemudian memiliki 3 anak, yang lahir tidak lama sebelum datangnya banjir. Allah memberkatinya 3 anak agar dapat membantunya membangun bahtera yang berukuran masif, agar mereka dapat pula menjadi saleh. Jika tidak mereka pun akan ikut binasa bersama para generasi banjir.
Nuh dan keluarganya adalah orang-orang yang tidak jatuh dalam kekejian pada zaman itu, demikian pula dengan hewan-hewan yang diterima memasuki bahtera adalah yang hidup sesuai dengan kodratnya. Karena hewan pada masa tersebut juga menjalani kehidupan yang penuh kekejian seperti hal nya manusia: anjing kawin dengan srigala, ayam dengan merak, dan banyak hewan yang tidak menjaga kemurnian mereka. Dan mereka yang terluput dari kehancuran adalah yang melindungi diri mereka dari kekejian tersebut.
Salah satu hewan yaitu, reem (mahluk mistis yang sering diterjemahkan sebagai lembu hutan), tidak disertakan oleh Nuh kedalam bahtera. Disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang tidak mencukupi ruangan dalam bahtera. Nuh lalu mengikatnya kepada bahtera, dan ia mengapung dibelakang bahtera. Demikian pula dengan sang raksasa Og, raja Bashan. Ia akhirnya ditempatkan pada bagian atas bahtera, sehingga ia terselamatkan dari banjir. Nuh mengurus makanan mereka sehari-hari, dan membuat Og berjanji bahwa ia dan keturunannya akan melayani Nuh dan hidup sebagai budak.
Banjir
Mengatur para hewan dalam bahtera adalah bagian terkecil dari tugas Nuh. Kesulitan utama adalah menyediakan makanan serta akomodasi bagi mereka selama setahun. Dimasa yang akan datang, tradisi dari Shem anak Nuh, yang diceritakan oleh Eliezer, hamba Abraham, menceritakan pengalaman mereka dengan para hewan dalam bahtera. Ini lah kisahnya, "Kami memiliki masalah pelik dalam bahtera. Memberi makan hewan siang pada siang hari, dan hewan malam pada malam hari. Ayahku tidak tahu makanan apa yang harus diberikan pada si kecil Zikta. Suatu saat ia sedang memotong buah delima, dan cacing terjatuh dari buah tersebut, lalu di mangsa oleh zikta. Sejak saat itu ayah ku akan membuat adonan dan membiarkannya ber-ulat, yang kemudian di berikan kepada nya. Singa menderita penyakit demam sepanjang masa, dan ia tidak menjadi ancaman bagi hewan lain, hal ini karena ia tidak menikmati makanan kering. Binatang urshana ditemukan ayahku tidur disudut bahtera, dan ia bertanya kepadanya apakah ia tidak membutuhkan makanan. Ia menjawab : 'aku melihat engkau sangat sibuk, dan saya tidak ingin menambah bebanmu.' dan ayahku menjawab, 'Semoga adalah kehendak Allah ada padamu agar engkau dapat hidup selamanya,' dan berkat itu terwujud."
Kesulitan semakin bertambah ketika banjir mulai mengayunkan bahtera. Semua mahluk didalamnya terguncang seperti makanan dalam wajan. Singa mulai mengaum, srigala melolong, dan semua binatang meraung sekuatnya karena ketakutan. Demikian pula Nuh beserta anak-anaknya, berpikir bahwa kematian telah mendekat. Nuh berdoa kepada allah dalam tangisannya : "Ya Tuhan, bantulah kami, karena tidak mampu lagi kami menanggung penderitaan ini. Ombak-ombak ini mencoba menenggelamkan kami, dan membuat kami dalam ketakutan melihat kematian berada di depan kami. Oh, dengarkan lah doa kami, selamatkanlah kami, mendekatlah pada kami, dan ampunilah kami!"
Banjir ini dihasilkan oleh menyatunya perairan jantan, yang berada di atas firmament, dan perairan betina yang keluar dari bumi. Air yang berada di atas turun melalui langit disebelah kiri, ketika Allah memindahkan 2 bintang dari konstilasi Pleiades. Ketika banjir akan dihentikan, Allah memindahkan 2 bintang dari konstilasi beruang kepada konstilasi Pleiades. Demikianlah konstilasi beruang bergerak mengejar konstilasi Pleiades. Ia menginginkan 2 anaknya dikembalikan, namun mereka hanya dikembalikan di dunia yang akan datang.
Pada saat itu terdapat perubahan pada kubah langit selama tahun banjir. Selama waktu berjalan, matahari dan bulan tidak memancarkan cahaya, Demikianlah panggilan nama Nuh yang juga berarti, "peng-istirahat", karena selamanya hidupnya matahari dan bulan beristirahat pada masa itu. Bahtera diterangi oleh batu mulia, cahaya yang dipancarkan lebih kemilau pada malam hari dibanding siang, hingga Nuh dapat membedakan antara siang dan malam.
Lamanya banjir selama 1 tahun, dimulai pada hari ke-17 pada bulan Heshwan (Oktober-November), dan hujan turun terus menerus selama 40 hari, hingga pada hari ke-27 pada bulan Kislew (November-Desember). Ini adalah hukuman atas kejahatan dari generasi pendosa. Mereka telah menjalani kehidupan tak bermoral, dan menghasilkan anak-anak haram, yang berada dalam rahim selama 40 hari. Dan dari hari ke-27 bulan Kislew hingga hari ke-1 bulan Siwan (May-Juni), yakni masa 150 hari, air telah mencapai ketinggian, 15 ells (33 mtr) diatas bumi. Selama mas ini para durjana dimusnahkan, semuanya mendapatkan hukuman. Kain turut bersama dengan mereka pada saat itu, demikianlah kematian Habel terbalaskan. Demikian dashyatnya banjir tersebut hingga jazad Adam lenyap dari kuburannya.
Pada hari pertama di bulan Siwan, banjir mulai menyusut, 1/4 ell per-hari, dan pada saat hari ke 60, yakni hari ke-10 Ab (Juli-Agustus), hingga hari ke-1 Tishri (September-Oktober) air telah menyusut hingga 1/2 nya. Kemudian pada hari ke-27 Heshwan, banjir telah berjalan selama 1 tahun kalender matahari, yang terdiri dari 12 bulan dan 11 hari.
Nuh mengalami beberapa rintangan untuk mengetahui status dari banjir. Suatu saat ia memutuskan untuk mengirim burung gagak untuk mengecek, namun sang burung berkata: "Allah, tuan mu membenciku, dan engkau juga membenciku. Tuanmu membenciku, karena ia memerintahkan 7 pasang burung 'tak bercela', namun hanya 2 pasang burung 'najis' dimana aku termasuk. Karena kebencian, engkau tidak memilih dari kalangan burung tak bercela, malah memilihku, dan tersisalah 1 pasang dari kalangan kami. Misalkan, aku binasa karena panas atau dingin, bukankah dunia akan kehilangan 1 spesies binatang? atau mungkin engkau telah bernafsu pada pasangan ku, dan hasratmu adalah mengenyahkan aku?" Nuh menjawabnya: "Terkutuk! (Karena tugas) aku harus terpisah dari istriku dalam bahtera ini, bagaimana mungkin terlintas pikiran yang engkau tuduhkan kepadaku!"
Tugas yang diberikan kepada burung gagak tidak berhasil, karena ketika ia melihat tubuh orang mati, ia mulai tergoda untuk memangsanya, dan melupakan perintah yang diberikan oleh Nuh kepadanya, kemudian burung merpati ditugaskan. Menjelang malam hari ia kembali dengan daun zaitun pada paruhnya, yang di petik diatas bukit zaitun di Yerusalem, karena tanah suci terhindar oleh banjir. Saat ia memetiknya, katanya kepada Allah: "Ya Allah penguasa dunia, biarlah makanan ku menjadi pahit seperti zaitun, namun adalah pemberian dari tangan-Mu, daripada manis, namun aku jatuh dalam kekuasaan manusia."
Nuh Keluar Dari Bahtera
Walau banjir telah berakhir, Nuh tidak meninggalkan bahtera hingga turun perintah dari Allah. Dia berkata kepadaa dirinya sendiri, "Saat aku memasuki bahtera karena perintah Allah, maka saya akan meninggalkannya juga karena perintah-Nya." Namun, ketika Allah memerintahkan Nuh untuk keluar dari bahtera, ia menolak, karena ia menolak, karena takut jika setelah mereka hidup di bumi untuk beberapa waktu, dan melanjutkan keturunan, Allah akan kembali membawa hukuman banjir. Karena itu ia tidak meninggalkan bahtera hingga Allah berjanji untuk tidak pernah menghukum bumi lagi dengan banjir bah.
Ketika ia melanggkah keluar dari bahtera, ia mulai menangis dalam kegetiran melihat pemandangan kerusakan dari banjir, dan yang ia berkata kepada Allah: "Ya Allah! Engkau disebut sebagai maha pengasih, dan Engkau seharusnya menunjukkan belaskasi atas ciptaan-Mu." Allah menjawab : "Wahai gembala bodoh, sekarang engkau berkata demikian kepada-Ku. Namun mendiamkan firmanku padamu : 'Aku melihatmu sebagai orang yang saleh dan ber-iman dari generasi mu, Aku akan membawa banjir untuk memusnahkan semua mahluk. Maka buat lah bagimu bahtera dari kayu gofir.' Demikianlah firmanku padamu, tentang segala perkara ini, maka mungkin engkau memohon pengampunan atas dunia. Namun engkau, ketika mendengar bahwa engkau akan diselamatkan dalam bahtera, engkau tidak prihatin akan bencana atas dunia. Engkau membuat bahtera penyelamat. Sekarang setelah dunia telah dirusakkan, engkau baru membuka mulutmu untuk memohon dan berdoa."
Nuh menyadari bahwa ia telah bersalah dan sungguh bodoh. Untuk berdamai dengan Allah dan memohon pengampunan dosa, ia membawa kurban persembahan. Allah menerima persembahan tersebut. Kurban persembahan itu tidak dilakukan oleh Nuh melalui tangannya sendiri; tugas pelayanan imam ini dilakukan oleh anaknya Shem. Ada penyebab akan hal tersebut. Suatu hari di dalam bahtera, Nuh lupa memberi jatah makanan untuk singa, dan ia menjadi sangat kelaparan lalu menerjang Nuh, hingga ia menjadi lumpuh, karena memiliki cacat tubuh, ia tidak dapat melakukan tugas seorang imam.
Ritual kurban ini menggunakan hewan lembu, domba, kambing, 2 ekor puyuh, dan 2 ekor merpati. Nuh memilih jenis ini karena nalurinya, setelah menyaksikan Allah memerintahkan ia untuk mengambil 7 pasang dari jenis ini untuk memasuki bahtera. Altar di dirikan tepat di lokasi Adam, Kain dan Habel pernah menyembelih kurban mereka, dan kemudian menjadi tempat Altar kudus di Yerusalem.
Setelah ritual kurban tersebut, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya. Ia membuat mereka menjadi penguasa dunia, sebagaimana Adam dahulu, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi," karena selama berdiam di dalam bahtera, semua mahluk hidup, baik hewan maupun manusia, yang berbeda jenis kelamin, hidup dengan tidak saling "menjamah", dikarenakan mereka dalam keadaan menghadapi bencana hebat. Prilaku ini tidak dilakukan oleh penghuni bahtera kecuali oleh Ham, Anjing, dan gagak. Mereka semua telah mendapatkan ganjarannya. Ham akan menjadi bapa kaum yang berkulit gelap.
Sebagai tanda bahwa Allah tidak akan menghancurkan bumi dikemudian hari, Allah meletakkan busur-Nya di awan. Bahkan jika manusia kembali melangkah kedalam dosa, busur menyatakan bahwa dosa mereka tidak akan membawa dampak kehancuran bagi bumi. Sebuah masa datang dalam perjalanan hidup manusia ketika manusia yang hidup dalam kesalehan tidak perlu mencemasi bayang-bayang penghancuran bumi. Pada masa tersebut busur tidak terlihat lagi.
Allah memberi izin bagi Nuh dan keturunannya untuk mengkonsumsi daging hewan, yang mana terlarang pada masa Adam hingga saat itu. Namun mereka menjauhkan diri untuk tidak mengkonsumsi darah. Ia menyatakan 7 hukum era Nuh, sebuah kewajiban untuk semua orang. Allah melarang secara spesifik tentang penumpahan darah sesama manusia. Barang siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan ditumpahkan. Bahkan jika hakim memutuskan orang tersebut untuk bebas, hukumannya akan mengejarnya. Dia akan mati secara tidak wajar, seperti orang yang telah ia tumpahkan darahnya. Ya, bahkan binatang akan turut menumpahkan darah mereka, selanjutnya nyawa binatang akan dibutuhkan untuk kehidupan manusia.
Kutukan atas kemabukan.
Nuh kehilangan julukan sebagai "orang saleh" ketika ia mulai menyibukkan diri dengan tanaman anggur. Ia menjadi "manusia tanah", dan ini adalah upaya pertama manusia untuk membuat minuman anggur (wine) dan pertama kalinya kasus minum anggur secara berlebihan, pertama-kalinya sumpah serapah kepada sesama dalam keadaan mabuk, dan yang pertama memperkenalkan perbudakan.
Inilah kisah hal itu terjadi. Nuh menemukan pokok anggur yang diambil oleh Adam dari taman Firdaus ketika ia di usir. ia (Nuh) mencoba anggur tersebut dan melekat padanya. Pada saat ia menanamnya, ia lalu tumbuh dan menghasilkan buah pada hari yang sama, ia mengolahnya menjadi minuman, meneguknya hingga mabuk, dan ia menjadi tercemar--semuanya dalam 1 hari. Pembantunya di kebun anggur adalah Satan, yang telah bersamanya pada saat ia menanam pokok anggur temuannya. Satan bertanya padanya: "Apakah yang engkau tanam disini?"
Nuh: "Kebun anggur."
Satan: "Seperti apakah hasilnya?"
Nuh: "Buahnya sangat manis, baik itu jika dikeringkan atau segar. Anggur tersebut menyenangkan hati manusia."
Satan: "Marilah kita bekerjasama menanam anggur."
Nuh: "Baiklah."
Satan lalu menyembelih anak domba, kemudian singa, babi, dan monyet. Darah mereka ia alirkan dibawah pohon anggur. Ia berkata kepada Nuh, khasiat anggur tersebut: sebelum ia meminumnya, ia polos seperti anak domba; jika ia meminum seteguk, ia merasa kuat seperti singa; jika ia meminumnya lebih banyak dari yang ia mampu, ia akan menyerupai babi; dan jika ia meminum pada titik pencemaran, maka ia akan berprilaku seperti monyet, ia menari-nari, menyanyi, berbicara serampangan, dan tidak menyadari kelakuannya.
Hal ini yang menyebabkan Nuh tidak melampaui contoh yang diberi oleh Adam, yang jatuh juga karena anggur, karena buah terlarang adalah anggur, namun itu tidak membuatnya menjadi mabuk.
Dalam kondisi mabuk Nuh pergi ke tenda istrinya. Ham melihatnya disana, dan ia memberitahu saudaranya apa yang ia saksikan, dan berkata: "Manusia pertama mempunyai 2 anak, dan satu membunuh yang lain; dan Nuh yang memiliki 3 anak, masih ingin menambah anak ke-4." Namun Ham tidak juga menghentikan dosanya melalui perkataan buruk terhadap ayahnya. Ia bahkan mencegah ayahnya bersetubuh.
Setelah Nuh sadar dari mabuknya, ia lalu mengutuk Ham (anak bungsu Nuh), yakni kepada anak Ham, si bungsu Kanaan. bukan kepada Ham sendiri, karena Allah telah memberi berkat kepada Nuh dan ke-3 anaknya. Oleh karena itu ia menempatkan kutukan pada anak bungsu Ham, karena anak ke-3 Nuh, mencegahnya mempernak anak ke-4.
Keturunan Ham melalui Kanaan memiliki mata marah, karena Ham menyaksikan aurat ayahnya; mereka memiliki bibir yang cacat, karena Ham berbicara dengan bibirnya kepada saudaranya tentang kondisi tak pantas ayahnya, mereka memiliki rambut ikal (berombak) karena ia memutar kepalanya untuk melihat aurat ayahnya, dan karena Ham tidak ikut serta menutupi aurat ayahnya. Demikianlah ia dibalaskan, sebagaimana Allah akan membalaskan dengan ukuran yang setimpal.
Kanaan harus menderita akibat dosa ayahnya. Namun beberapa hukuman itu dijatuhkan karena prilakunya sendiri, karena Kanaan lah yang menyebabkan perhatian Ham kepada Nuh. Ham, adalah ayah yang sesuai untuk Kanaan. Wasiat Kanaan yang ditujukan kepada keturunannya adalah seperti berikut: "Janganlah berbicara jujur; janganlah menahan dirimu untuk mencuri; jalanilah hidup sex bebas; bencilah tuanmu dengan kesumat; dan sesama kalian haruslah saling melindungi."
Jika Ham dibuat menderita akibat kesalahannya, Sem dan Yafet mendapatkan berkat karena berbakti, dengan cara hormat mereka mengambil pakaian dan meletakkan di atas kedua bahu mereka, dan berjalan mundur dengan memalingkan wajah mereka dari aurat ayahnya. Ketelanjangan adalah ciri khas keturunan Ham, orang Mesir dan Ethiopia, yang dibawa pergi sebagai tawanan di pengasingan oleh raja Asyur, yang merupakan keturunan Shem, Bangsa Asyur itu sendiri, ketika dibakar oleh malaikat Allah di negeri mereka, pakaian mereka tetap melekat pada jazad mereka. Dan di waktu yang akan datang, pada saat Gog akan menderita kekalahan, Allah akan menyiapkan kain kafan dan kuburan bagi kaumnya, mereka adalah keturunan Yafet.
Walau Shem dan Yafet menunjukkan kepatuhan dan hormat, namun Shem mendapat berkah lebih besar, sebab ia lah yang pertamakali mencetuskan ide tentang bagaimana menutupi aurat ayah mereka. Yafet kemudian bergabung dengannya. Oleh karena itu keturunan Shem mendapat berkah untuk mengenakan tallit, dan keturunan Yafet mengenakan toga. Berkah lain yang diterima oleh Shem adalah penyebutan namanya dalam berkat Nuh, "Terpujilah Tuhan, Allah Shem," meskipun sebagai aturan nama Allah tidak bergabung dengan nama orang yang masih hidup, namun hanya untuk orang yang meninggal.
Hubungan Shem dan Yafet terungkap dalam berkat dari ayah mereka: Allah akan memberikan tanah yang indah kepada Yafet, dan keturunannya akan menganut agama yang dikembangkan oleh keturunan Shem. Pada saat Nuh menyampaikan berkatnya, ia juga mengucapkan bahwa Shekinah hanya akan berdiam di bait Allah pertama, yang di dirikan oleh Salomon keturunan Shem, dan tidak pada bait Allah ke-2 yang di dirikan oleh Cyrus, keturunan Yafet.
Menyebarnya Keturunan Nuh
Ketika Ham mengetahui bahwa ayahnya telah mengutuknya, ia menyingkir karena malu, dan bersama keluarganya ia menetap di kota yang ia bangun dan diberi nama Neelatamauk, untuk istrinya. Iri melihat saudaranya, Yafet juga membangun sebuah kota dan diberi nama menurut nama istrinya, Adataneses.
Shem adalah satu-satunya dari anak Nuh yang tidak meninggalkan dirinya. Di dekat rumah ayahnya, disebuah gunung, ia membangun kota yang juga diberi nama seperti nama istrinya, Zedeketelbab. Ketika kota ini berada disekitar Gunung Lubar, disekitar bahtera mereka karam. Yang pertama berada di sisi selatan, yang ke-2 di sebelah barat, dan ke-3 di timur.
Nuh berusaha untuk mengajarkan adat-istiadat dan perintah yang diketahui olehnya kepada keturunannya. Secara khusus ia mengingatkan mereka untuk menghindari pencabulan, kenajisan, dan semua kejahatan yang telah membawa dunia pada banjir besar. Nuh mencela mereka yang hidup terpisah satu sama lain, dan diliputi kecemburuan, karena ia takut, setelah kematiannya, mereka akan saling menumpahkan darah. Terhadap hal ini ia memperingatkan mereka, walau mereka tidak akan dimusnahkan seperti kaum sebelum mereka.
Hukum lain yang diperintahkan kepada mereka untuk di-taati, adalah hukum bahwa setiap buah dari pohon tidak akan di panen selama 3 tahun pertama, bahkan pada tahun ke-4, adalah bagian bagi para imam, yang akan ditawarkan di atas mezbah Allah. Setelah mengajarkan berbagai perintah Allah, Nuh berkata: "Sebagaimana Henokh, leuluhur kita yang merupakan generasi ke-7 manusia, menasehati anaknya Methuselah, dan Methuselah kepada anaknya Lamekh, dan Lamekh kepada ku, sekarang perintah itu ku berikan kepada kalian, anak-anak ku.
Pada tahun 1569 setelah penciptaan dunia, Nuh membagi bumi diantara anak-anaknya, di hadapan malaikat. Masing-masing mengulurkan tangan dan mengambil secarik lembaran dari dada Nuh. Lembaran milik Shem bertuliskan bagian tengah bumi, dan menjadi pusakanya beserta keturunannya untuk selama-lamanya. Nuh bersukacita karena bagian tersebut menjadi milik Shem. Karena hal itu menggenapi berkah Nuh kepadanya, "Dan Allah berdiam bersama Shem," selama tiga tempat suci (Bait Allah, Gunung Sinai yang berada pada titik tengah gurun pasir, dan gunung Zion pada titik tengah bumi.
Bagian selatan menjadi milik Ham, dan utara menjadi milik Yafet. Tanah milik Ham sangat panas, dan Yafet dingin, namun Shem berada diantaranya.
Pembagin bumi ini dimulai ketika masa akhir hidup Peleg (berarti dibagi), nama ini berikan oleh ayahnya Eber yang merupakan seorang nabi, mengetahui bahwa pembagian bumi akan di mulai pada masa anaknya. Saudara Peleg bernama Yoktan (berarti kecil), karena pada masa itu umur manusia semakin singkat.
Mereka membagi bumi menjadi 104 tanah, dan 99 pulau diantara 72 bangsa (negri), masing-masing dengan dialek sendiri, dan menggunakan 16 huruf karakter untuk menulis. Yafet mendapatkan 44 tanah, 33 pulau, 22 dialek dan 5 jenis tulisan; Ham mendapatkan 34 tanah, 33 pulau, 24 dialek, 5 jenis tulisan; dan Shem mendapat 26 tanah, 33 pulau, 26 dialek, 6 jenis tulisan - satu set karakter yang berjumlah lebih banyak diberikan kepada Shem, lebih banyak dibanding saudaranya, bahasa tersebut adalah bahasa Ibrani.
Tanah yang akan dimiliki sebagai warisan dari 12 anak Yakub, sementara diberikan kepada Kanaan, Sidon, Heth, Yebus, Amorit, Girgasi, Hewi, Arkit, Sinit, Arvadit, Semari, Hamati. Adalah tugas dari bangsa-bangsa ini untuk mengurus tanah sampai datangnya pemilik yang sah.
Setelah keturunan Nuh mengambil bagian mereka, para roh jahat mulai merayu mereka, dan menyeret mereka dalam penderitaan menuju kematian jasmani dan rohani. Setelah permohonan Nuh, Allah mengutus malaikat Raphael, yang kemudian memusnahkan 90% roh-roh jahat dari bumi, dan meninggalkan 10% yaitu Mastema, yang akan menghukum orang berdosa diantara manusia.
Rafael lalu mengajarkan Nuh tentang obat-obatan dari tanaman. Nuh mencatat hal tersebut dalam sebuah buku, yang ia wariskan kepada anaknya Shem. Ini adalah sumber dari buku kedokteran yang digunakan oleh para orang bijak dari India, Aram, Macedonia dan Mesir. Orang bijak dari India mengabdikan diri mereka pada pepohonan dan rempah-rempah; orang Aram sangat ahli dalam gandum dan biji-bijian, dan mereka menterjemahkan buku tersebut kedalam bahasa mereka. Orang Macedonia adalah yang pertama menerapkan pengetahuan kedokteran dalam kehidupan sehari-hari, sementara orang Mesir menggunakan penyembuhan melalui ilmu sihir dan astrologi, yang mereka ajarkan kepada bangsa Kasdim, yang ditulis oleh Kangar, anak Ur, anak Kesed.
Keterampiln medis menyebar luas hingga pada masa hidup Aesculapius. Orang bijak dari Macedonia ini, bersama dengan 40 penyihir, menjelajahi berbagai negara, mencari taman Firdaus, namun mereka sampai di India. Tujuan perjalanan mereka adalah menemukan pohon kehidupan, dan ketenaran mereka tersebar ke seluruh dunia. Namun harapan mereka adalah kesia-sian ketika mereka mencapai lokasi bekas taman Firdaus, mereka menemukan pohon penyembuhan dan kayu dari pohon kehidupan, namun ketika mereka mencoba untuk mengumpulkan kayu tersebut, halilintar muncul dari pedang yang terus berputar, menyungkurkan mereka ke tanah, dan terbakar.
Bersama mereka hilanglah semua pengetahuan kedokteran, dan muncul kembali pada masa Artaxerxes I, oleh orang bijak Macedonia bernama Hippocrates, Dioscorides dari Baala, Galen dari Caphtor (Kaftor/Siprus), dan Asaph si orang Ibrani.
Kerusakan Moral Manusia.
Ketika manusia makin tersebar luas didunia, manusia semakin korup. Nuh masihlah hidup ketika keturunan Shem, Ham dan Yafet menunjuk para pangeran (raja) dari kelompok mereka. Nimrod oleh keturunan Ham, Yoktan oleh keturunan Shem, dan Phenech oleh keturunan Yafet. 10 tahun sebelum wafatnya Nuh, pengikut dari para pangeran ini berjumlah jutaan. Ketika mereka berkumpul di Babel (Babilonia) dalam sebuah perjalanan, mereka berkata satu sama lain : "Sesungguhnya, akan datang suatu waktu, di hari terakhir, dimana tetangga akan dipisahkan dari tetangga, saudara dan saudara, dan akan saling berperang satu sama lain. Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Dan sekarang marilah kita membuat batu bata, dan masing dari kita menulis namanya pada batu bata nya."
Semua menyetujui rencana ini, kecuali 12 orang saleh, Abraham salah satunya. Mereka menolak untuk bergabung dengan yang lain. Mereka ditangkap, dan dibawa ke hadapan 3 pangeran, dan disebutkanlah alasan penolakan mereka: "Kami tidak akan membuat batu bata, atau pun berdiam bersama kalian, karena kami mengetahui Allah yang esa, dan kepadanya kami menyembah; bahkan jika anda membakar kami dengan api bersama batu bata itu, kami tidak akan mengikuti rencana kalian." Nimrod dan Phenech sangat murka terhadap ke-12 orang dan memerintahkan untuk membuang mereka ke dalam api.
Yoktan, yang juga takut akan Allah, dan berkerabat dengan orang terhukum, memutuskan untuk menyelamatkan mereka. Ia menyarankan kepada 2 koleganya untuk memberi mereka masa istirahat 7 hari. Usulan ini disetujui, dan ia pun mendapat rasa hormat diantara ke-3 pangeran. Ke-12 orang tersebut ditahan di rumah Yoktan. Pada malam hari ia mengutus 50 hambanya untuk mengungsikan para tahanan ke daerah pegunungan dengan menaiki keledai. Demikian lah mereka lolos dari hukuman. Yoktan memberi mereka makanan selama 1 bulan. Ia meyakini selama mereka mengungsi, orang-orang akan melupakan penghukuman tersebut, dan Allah akan membantu mereka. 11 dari tahanan menyetujui rencana ini. Namun Abraham menolaknya, ia berkata: "Dengarkanlah, hari ini kita melarikan diri ke pegunungan dan selamat dari api, namun jika binatang buas memangsa kita, atau kita kehabisan makanan, hingga kita mati kelaparan, kita akan dikenang sebagai pengecut dan mati dalam dosa. Sekarang, sebagaimana Allah yang hidup, kepada-Nya aku percaya, Aku tidak akan pergi dari tempat ini, dari tempat mereka memenjarakan aku, dan jika aku mati dengan dosa-dosaku, maka aku mati oleh karena kehendak Allah, sesuai keinginan-Nya."
Usaha Yoktan untuk membujuk Abraham untuk melarikan diri adalah sia-sia. Dia bertahan dan menolak. Dia tetap berdiam dalam tahanan, sedangkan 11 orang lainnya melarikan diri. Ketika masa rehat telah berakhir, orang-orang kembali menuntut kematian ke-12 tahanan, Yoktan hanya mengeluarkan Abraham. Ia beralasan tahanan lain telah melarikan diri pada malam hari.
Orang-orang mengerumi Abraham dan melemparnya kedalam tungku pengapian. Tiba-tiba terjadi gempa bumi, dan api melesat dari tungku pembakaran, dan semua orang yang berdiri disekelilingnya, sejumlah 84.000 orang, tewas terbakar, sedangkan Abraham tak tersentuh oleh api. Kemudian ia menemui teman-temannya di pegunungan, dan menceritakan keajaiban yang dialaminya. Mereka semua kembali bersamanya, dan gentarlah orang-orang, mereka lalu memuji dan mengucap syukur kepada Allah.
Metusalah mengambil seorang istri untuk anaknya Lamekh, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Tubuh bayi itu putih seperti salju dan memerah seperti bunga mawar, dan rambut kepalanya yang terikat putih seperti bulu domba, matanya bersinar seperti sinar matahari. Ketika ia membuka matanya, ia menerangi seluruh rumah, penuh dengan cahaya. Ketika ia diambil dari tangan bidan, ia membuka mulutnya dan memuji Allah.
Lamekh sang ayah menjadi takut kepadanya, dan ia bergegas ke rumah ayahnya Metusalah. Ia berkata kepadanya : "Saya memiliki anak yang baru dilahirkan, dan ia sangat aneh, ia tidak seperti manusia, tetapi menyerupai malaikat kecil, dan sifatnya berbeda, tidak seperti kita, matanya bercahaya seperti matahari, ia seperti bukan bagian dari ku, tetapi dari malaikat, aku takut dimasa hidupnya kelak akan terjadi kejadian besar atas dunia ini. Dan sekarang ayahku, pergilah menghadap Henokh, ayah mu, dan meminta petunjuk darinya, karena ia berdiam bersama para malaikat."
Segera lah Metusalah pergi mencari Henokh, ke ujung bumi, ia berteriak keras hingga terdengar oleh Henokh, dan ia muncul di hadapan nya. Metusalah lalu menceritakan perihal kedatangan cucunya. Henokh berkata : "Allah akan membuat perkara baru di muka bumi. Akan datang suatu kehancuran besar di bumi, banjir selama setahun. Anak yang terlahir itu akan tetap tinggal di bumi, dan ia bersama ke-3 anaknya akan diselamatkan, ketika semua umat manusia akan dimusnahkan sebagai penghukuman atas bumi, dan dunia akan dibersihkan dari semua kenajisan. Dan sekerang beritahukanlah kepada Lamekh anakmu, anak yang ia lahirkan harus dipanggil Nuh, karena ia akan meninggalkan engkau, dan ia beserta keturunannya akan diselamatkan dari kehancuran atas bumi yang akan datang." Methusalah lalu ditunjukkan tentang perkara-perkara rahasia, setelah itu ia menuju rumah, dan menamai cucunya Nuh.
Panggilan Nuh hanya disebut oleh Methusalah kakeknya; ayahnya bersama semua orang lain memanggilnya Menahem. Generasi tersebut sangatlah melekat dengan sihir-menyihir, dan Methusalah khawatir cucunya akan disihir jika nama aslinya diketahui. Menahem, sang penghibur, cocok sebagai nama lain Nuh; karena ia akan menjadi penghibur, jika pendosa pada masanya bertobat dari kejahatan mereka. Ketika Allah berfirman kepada Adam, "Terkutuklah tanah karena engkau", ia bertanya, namun sampai berapa lama? dan di jawab "Hingga seorang anak laki-laki akan lahir dan ritual sunat tidak perlu dilakukan terhadapnya." Ini digenapi pada Nuh, karena ia telah tersunat ketika masih di dalam rahim ibunya.
Penghukuman terhadap malaikat jatuh.
Nuh tumbuh dewasa dengan berjalan menurut jalan kakeknya Methusalah, dan semua orang bangkit melawan sang raja saleh itu. Mereka jauh dari ajarannya, dan cenderung mengikuti keinginan jahat dari hati mereka, serta melakukan segala macam perbuatan keji. Yang paling utama adalah para malaikat jatuh beserta keturunan raksasa mereka yang menyebabkan kehancuran atas manusia. Darah yang tumpah oleh para raksasa berseru dari tanah kepada surga, dan 4 penghulu malaikat mengecam perbuatan para malaikat jatuh dan keturunan mereka kepada Allah, dan Allah memberi perintah berikut kepada mereka: Uriel dikirim kepada Nuh untuk mengabarkan kepadanya bahwa bumi akan dihancurkan oleh banjir, dan mengajar kepadanya bagaimana mempersiapkan dirinya agar terluput dari bencana tersebut.
Raphael diperintahkan untuk meringkus para malaikat jatuh, Azazel dengan rantai, dan mengurungnya ke dalam lubang batu tajam dan runcing di gurun Dudael, dan menutupnya dala kegelapan, dan berdiam disana hingga hari penghakiman, ketika ia akan dilemparkan ke dalam lubang api neraka, serta bumi akan dipulihkan dari segala perbuatan mereka.
Gabriel diperintahkan untuk membuat perselisihan antara keturunan dari para malaikat dengan anak manusia, hingga mereka saling menghabisi satu sama lainnya.
Pengikut Semhazai diserahkan kepada Michael, dia akan menyaksikan kemusnahan dari keturunan mereka dalam pertempuran satu sama lainnya, ia lalu di ikat dan ditindih dibawah pegunungan di bumi, disanalah ia akan berdiam selama 70 generasi, hingga tiba hari penghakiman, dan dibuang ke dalam lubang api neraka.
Kejatuhan Azazel dan Shemhazai terjadi melalui peristiwa berikut. Ketika generasi banjir mulai mempraktekkan penyembahan berhala, Allah sangat berduka. Kedua malaikat tersebut muncul, dan berkata: "Ya Allah semesta alam, telah terjadi apa yang kami ramalkan ketika penciptaan dunia dan manusia, ketika kami berkata, ada apa dengan manusia hingga engkau sangat mengindahkannya?" Allah berfirman, "Dan apa yang akan terjadi pada dunia tanpa manusia?" Malaikat tersebut menjawab: "Kami lah yang akan menempati dunia itu." Maka Allah berfirman: "Aku mengetahui hal tersebut, dan Aku tahu kecenderungan berbuat dosa akan menguasai kalian, dan kalian akan lebih keji dari manusia." Malaikat memohon, "Berilah kami izin agar kami berdiam diantara manusia, dan Engkau akan melihat bagaimana kami akan menguduskan nama-Mu." Allah mengizinkan permohonan mereka dan berfirman, "Turunlah dan tinggal lah di antara manusia!"
Ketika para malaikat datang ke bumi, mereka menyaksikan para wanita dari anak manusia dalam kecantikan yang luar biasa, hingga mereka tidak dapat menahan gairah terhadapnya. Shemhazai melihat seorang gadis bernama Istehar, dan jatuh hati kepadanya. Gadis tersebut berjanji untuk menyerahkan dirinya, jika diajari mantera sihir, agar malaikat tersebut dapat mengangkat dirinya menuju surga. Permintaan ini dipenuhi, namun gadis tersebut mengucapkan mantera itu sendiri dan mengangkat dirinya ke surga, mengingkari perkataannya kepada malaikat. Allah berfirman, "Karena gadis tersebut melakukan dosa, kami akan menempatkannya diantara 7 konstilasi bintang, agar manusia dapat mengingat nya," dan ditempatkan lah ia di konstilasi bintang Pleiades.
Namun kejadian ini tidak menghalangi Shemhazai dan Azazel untuk mejalin hubungan dengan anak perempuan manusia, dan terlahirlah anak pertama dari ke-2 malaikat ini. Azazel lalu menciptakan perhiasan dan ornamen untuk daya tarik perempuan atas pria. Dan Allah lalu mengutus Metatron untuk memberitahu Shemhazai bahwa Allah telah memutuskan untuk menghancurkan dunia dan melalui sebuah banjir besar. Para malaikat jatuh mulai menangis dan berduka atas nasib dunia dan keturunan mereka. Jika dunia dimusnahkan, apa yang akan dimakan oleh mereka, karena dibutuhkan 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 1000 sapi jantan untuk makanan mereka setiap hari.
Shemhazai mempunyai 2 anak, yang bernama Hiwwa dan Hiyya, mereka mempunyai mimpi. Yang satu melihat sebuah batu besar yang menutupi bumi, dan bumi ditandai dengan berbagai tulisan. Datanglah malaikat, yang memegang belati dan melenyapkan semuanya, hingga tersisa 4 huruf pada batu tersebut. Anak lain melihat sejumlah pepohonan yang menyenangkan. Namun malaikat mendatanginya dengan memegang kapak, dan ditebangnya pepohonan tersebut, dan menyisakan 1 buah pohon dengan 3 cabangnya.
Ketika Hiwwa dan Hiyya terbangun, mereka menceritakan kepada ayah mereka, yang kemudian menafsirkan mimpi tersebut, dengan mengatakan, "Allah akan mendatangkan banjir besar, dan tidak ada seorangpun yang akan lolos, kecuali Nuh dan anak-anaknya." Ketika mereka mendengar hal tersebut, keduanya mulai menangis dan meraung, sang ayah lalu menenangkan mereka: "Janganlah berduka, karena manusia ketika akan memotong atau mempasak batu, atau ketika menarik kapal, mereka akan menyebut nama kalian, Hiwwa! Hiyya!" Nubuat ini menenangkan mereka.
Shemhazai lalu melakukan penebusan dosa. Ia menempatkan dirinya diantara surga dan bumi, dan dalam posisi ini pertobatan seorang pendosa terjadi hingga hari ini. Namun Azazel terus terperangkap dalam dosa dengan memimpin manusia dalam kesesatan, melalui daya pikat sensual. Karena hal ini 2 ekor kambing jantan dikorbankan di Bait Allah pada hari pendamaian, satu untuk Allah, karena ia mengampuni dosa-dosa Israel, dan lainnya untuk Azazel, karena ia menanggung dosa Israel.
Nephilim Hasil Perkawinan Para Malaikat & Keturunan Kain
Tidak seperti Istehar, gadis saleh, Naama, adik dari Tubal-Kain, menjerumuskan para malaikat dengan kecantikannya, dan dari perkawinannya dengan Shamdon ia melahirkan iblis Asmodeus. Naama adalah gadis yang nista seperti halnya keturunan Kain, mereka kerap melakukan persetubuhan dengan binatang. Keturunan Kain baik lelaki maupun wanita mempunyai kebiasaan untuk tidak mengenakan pakaian dan bertelanjang badan, dan mereka menyerahkan diri mereka ke segala praktik cabul. Karena hal demikian para wanita cantik ini secara sensual menarik para malaikat jatuh kedalam dosa. Para malaikat yang tidak lama setelah memberontak terhadap Allah, ketika berdiam di bumi kemudian kehilangan essensi tubuh illahinya, dan berubah menjadi tubuh duniawi, dengan demikian perkawinan dengan anak perempuan manusia kemudian terjadi.
Keturunan dari penyatuan ini melahirkan kaum raksasa, yang dikenal karena kekuatan dan dosa mereka; sebagaimana nama mereka, Emim, mengacu kepada kengerian. Rephaim, karena tatapan mata mereka menggentarkan hati; Gibborim, karena ukuran tubuh raksasa mereka yang mencapai 18 ells; Zamzummim, karena mereka adalah guru besar peperangan; Enak, karena mereka menyentuh matahari dengan leher mereka; Ivvim karena kemampuan mereka mengukur kualitas tanah menyamai ular; Nephilim karena mereka membawa dunia dalam kehancuran.
Ini bukanlah kejadian pertama bagi Henokh. Sewaktu masih berdiam diantara manusia, ia pernah diberi anugerah untuk melihat segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Pada suatu saat ia sedang tertidur, tiba-tiba ia diliputi sebuah kesedihan dalam hatinya, dan ia menangis. Nampak olehnya 2 lelaki, yang sangat tinggi. Wajah mereka bersinar seperti matahari, dan kedua mata mereka seperti lampu api yang terbakar, dan api keluar dari bibir mereka; sayap mereka berkilau melebihi emas, tangan mereka lebih putih dari salju.
Mereka berdiri di bagian kepala tempat tidur Henokh, dan memanggil namanya. Ia terbangun dari tidurnya, dan bergegas memberi hormat kepada mereka dengan ketakutan. Namun orang ini berkata kepadanya: "Janganlah takut, Henokh, Allah sang maha kekal yang mengutus kami kepadamu! hari ini engkau akan kami ajak ke surga. Dan beritahu anak-anakmu dan pelayanmu, agar janganlah mencarimu, hingga Allah mengembalikan engkau."
Henokh melakukan seperti yang diperintahkan, dan ia berbicara kepada anak-anaknya bahwa mereka tidak boleh berpaling dari Allah, dan menantikan penghakiman-Nya, dan 2 orang tersebut membawanya dengan sayap mereka menuju surga, hingga ke langit ke-1. Disana mereka memperlihatkan kepadanya 200 malaikat yang berkuasa atas bintang-bintang dilangit. Disana ia melihat tumpukan salju, es, awan dan embun, yang melimpah.
Dari sana mereka lalu membawanya menuju langit ke-2, disana ia melihat para malaikat yang jatuh di penjara, mereka yang tidak mendengarkan perintah Allah, dan mengambil keputusan menurut kehendak mereka sendiri. Para malaikat jatuh itu berbicara kepada Henokh, "Wahai hamba Allah! Doakanlah kami kepada Allah," dan ia menjawab : "Siapakah aku, manusia fana, apakah aku dapat berdoa untuk para malaikat? Yang mengetahui kemana aku akan pergi, dan apa yang menantiku disana?"
Mereka lalu membawanya menuju langit ke-3, disana ia diperlihatkan Taman Firdaus, dengan semua pohon yang indah warnanya, beserta buah-buahnya, yang matang dan lezat, dan semua makanan surgawi, bermunculan dengan aroma yang menyenangkan. Di tengah Firdaus ia melihat pohon kehidupan, di tempat itu di mana Allah berada ketika di datang ke Firdaus. Pohon ini tidak dapat dijelaskan keindahannya, lebih dari ciptaan dibumi, ia nampak seperti emas yang berkilau. Dari akarnya keluarlah 4 sungai, yang terdiri dari madu, susu, minyak dan anggur.
Mereka lalu menuruni taman Firdaus di Eden, disana terdapat perbatasan dengan bumi yang korup, dan wilayah surga yang suci. Ia juga menyaksikan 300 malaikat yang memelihara taman tersebut, yang tidak pernah berhenti bersuara menyanyikan pujian kepada Allah. Para malaikat menjelaskan kepada Henokh, bahwa inilah tempat yang disiapkan untuk para orang saleh, sedangkan tempat yang penuh penderitaan kepada para orang fasik, berada di utara langit ke-3. Ia melihat disana penuh dengan penyiksaan dan tak ada cahaya disana, selain cahaya dari api yang membara. Dan di semua sisi nya terdapat api, beserta es yang dingin, sehingga mereka membakar dan membeku. Dan para malaikat, yang mengerikan dan tanpa memiliki belas kasih, yang memegang alat penyiksa, siap merajam dengan kejam.
Mereka lalu menuju langit ke-4, dan memperlihatkan padanya semua sinar cahaya dari matahari dan bulan. Ia melihat 15 juta malaikat yang berjalan mengiringi matahari disepanjang hari, dan 1000 malaikat bersamanya pada malam hari. Setiap malaikat memiliki 6 sayap, dan mereka berada berjalan di depan kereta sang matahari, sementara 100 malaikat menjaga agar matahari tetap dalam keadaan panas, dan bersinar. Ia juga menyaksikan mahluk yang sangat indah dan unik bernama phoenix dan chalkidri, yang juga mengiringi kereta matahari, sambil memancarkan panas dan embun.
Mereka juga memperlihatkan 6 gerbang di sisi timur dari langit ke-4, dimana matahari mulai beranjak, dan 6 gerbang di sisi barat dimana ia memasukinya ketika terbenam, dan juga gerbang dimana bulan keluar, dan masuk. Di pertengahan langit ke-4 ia melihat penghuni surga yang dilengkapi senjata, dan melayani Allah dengan alat musik yang tiada henti dinyanyikan.
Di langit ke-5 ia melihat penghuni surga dari para malaikat yang disebut Grigori. Penampilan mereka seperti manusia, dan ukuran tubuh mereka melebihi ukuran para raksasa, wajah mereka sangat lesuh, dan bibir mereka terkunci rapat. Henokh bertanya siapa mereka, malaikat menjelaskan, "Mereka adalah para Grigori, yang pemimpin mereka pangeran Salamiel memberontak terhadap Sang Maha Kudus." Henokh berkata kepada para Grigori, "Apa yang kalian tunggu dari saudara-saudaramu, tidakkah kalian melakukan pelayanan & bekerja dihadapan Allah, dan membangkitkan murka Allah terhadapmu?" Para Grigori mendengarkan teguran itu, dan ketika terdengar bunyi terompet yang bergema dengan keras, mereka mulai ikut bernyanyi dalam satu suara, dan suara mereka sampai kehadapan Allah dengan kesedihan dan kelembutan.
Di langit ke-6 Henokh melihat sekelompok malaikat mengatur dan mengawasi peredaran bintang-bintang, bulan, matahari, dan keadaan dunia dengan berbagai tindakan kejahatan dan kebaikan yang terjadi. Disini berdiam 7 burung phoenix, 7 kerub, dan 7 malaikat bersayap 6, yang menyanyikan pujian kepada Allah.
Ketika Henokh mencapai langit ke-7, ia melihat penghuninya berupa para penghulu malaikat yang menyala dengan api, ia menjadi takut melihat mereka. Namun oleh malaikat pembibingnya mengarahkan ia melalui para malaikat berapi, dan berkata kepadanya, "Tegarlah, Henokh, janganlah engkau takut," dan mereka menunjukkan dari kejauhan, Allah yang sedang duduk di atas takhtanya yang agung, sementara semua penghuni surga dibagi dalam 10 kelas, saling berjejer, mereka berdiri dengan jarak 10 langkah, sesuai dengan peringkat mereka, dan memberi hormat kepada Allah.
Setelah itu mereka kembali ke posisi mereka masing-masing, dalam sukacita dan kegembiraan, menyanyikan lagu-lagu dengan suara lembut dan mulia melayani Allah. Mereka tidak beranjak darinya baik siang maupun malam, tetap berdiri dihadapan Allah, mengerjakan kehendak Allah. Mengelilingi takhta Allah berdirilah para Kerub dan Seraphim. Dan malaikat bersayap 6 menaungi takhta Allah, menyanyikan pujian dengan suara lembut, "Kudus, Kudus, Kudus, Allah semesta alam, penguasa langit dan bumi yang penuh kemuliaan."
Dengan menyaksikan semua ini, malaikat pembibing Henokh lalu berkata kepadanya, "Henokh, sampai disinilah kami menemani engkau." Mereka lalu pergi menjauh darinya. Henokh yang berada pada langit ke-7, menjadi ketakutan, dan berkata kepada dirinya sendiri, "Celakalah aku! Apa yang telah menimpa diriku!" Tapi kemudian Gabriel mendatangi dirinya dan berkata kepadanya, "Henokh, janganlah engkau takut, berdirilah dan marilah bersamaku, kita menghadap Allah yang kekal." Dan Henokh menjawab: "Ya tuanku, jiwaku telah meninggalkanku dalam keadaan takut dan gentar. Panggillah orang (malaikat) yang telah membawa saya ke tempat ini! Kepada mereka aku bersandar, dan bersama mereka aku akan menghadap Allah." Namun Gabriel bergegas membawa nya kehadapan Allah seperti daun yang tertiup oleh angin.
Henokh jatuh tersungkur dan bersujud kepada Allah, yang berkata kepadanya: "Henokh, janganlah takut! Bangkitlah dan berdiamlah dihadapanku selamanya." Dan Michael mengangkatnya, dan menanggalkan jubah duniawi Henokh, dan mengurapi ia dengan minyak suci, lalu mengenakan jubah kepadanya, dan ketika ia melihat dirinya, ia nampak seperti salah satu dari "sosok kemuliaan Allah", dan ketakutan serta kegentaran menyelimuti dirinya.
Allah lalu memanggil salah satu penghulu malaikatnya yang paling bijak diantara sesamanya, dan menuliskn segala perbuatan yang berkenan dihadapan Allah, dan Ia berkata kepadanya, "Bawalah keluar buku-buku dari gudang-Ku, dan berilah kepada Henokh, dan jelaskanlah buku itu kepadanya." Malaikat itu lalu melakukan apa yang diperintahkan, dan mengajarkan kepada Henokh selama 30 hari dan 30 malam. Dan bibirnya tidak pernah berhenti berbicara, sementara Henokh menuliskan semua hal tentang surga dan bumi, malaikat dan manusia, dan segala yang diajarkan kepadanya.
Ia juga menuliskan tentang jiwa-jiwa manusia, yakni mereka yang belum terlahirkan, dan tempat yang disiapkan untuk mereka untuk selama-lamanya. Ia menyalin semuanya secara akurat, dan ia menulis semuanya dala 366 buku. Setelah ia menerima semua pengajaran dari penghulu malaikat, Allah mengungkapkkan kepadanya rahasia besar, yang bahkan para malaikat tidak mengetahuinya. Ia memberitahu Henokh tentang, bagaimana segala sesuatu baik yang terlihat maupun tidak diciptakan, keluar dari kegelapan, bagaimana Ia menciptakan langit, cahaya, air, dan bumi, dan juga tentang kejatuhan Satan dan penciptaan serta kejatuhan Adam, Allah menceritakan semuanya kepada Henokh, serta mengungkapkan pula tentang masa dari dunia yang berjumlah 7000 tahun, dan millenium ke-8 adalah waktu dimana tidak akan ada tahun, bulan, minggu, hari atau jam.
Setelah Allah selesai memberi wahyu kepada Henokh, Ia berkata: "Sekarang Ku-sertakan kepadamu malaikat Samuil dan Raguil, yang membawamu kehadapan-Ku. Pergilah dengan mereka ke bumi, dan beritakanlah kepada keturunanmu hal-hal apa yang telah Aku katakan kepadamu, dan apa yang telah engkau lihat dari langit terbawah hingga ke singgasana Ku. Ajarkanlah segala sesuatu yang telah engkau tuliskan, dan mereka haruslah membacanya, dan sebarkanlah buku tersebut kepada keturunan mereka dan dari generasi ke generasi, dan dari bangsa ke bangsa. Dan Ku utus kepadamu, malaikat Michael, untuk mengajarkan kepadamu mengenai leluhurmu, Adam, Seth, Enosh, Kenan, Mahalalel, dan Jared ayahmu. Dan tidak akan kumusnahkan mereka, namun hingga akhir hayat mereka, karena telah ku perintahkan 2 malaikat-Ku, Ariuk dan Mariuk, yang akan menjaga bumi ini, untuk melindungi mereka, dan akan Ku selamatkan keturunanmu dari banjir bah yang akan datang. Karena kekejian dan kejahatan manusia, akan Ku banjiri bumi dengan air, dan Aku akan memusnahkan semuanya, namun Aku akan menyelamatkan orang saleh dari keturunanmu, yang hidup menurut kehendak-Ku. Dari benihnya aku akan membangkitkan berbagai generasi, dan dari keturunan keluarga itu, Aku akan menunjukkan buku yang engkau tulis, dan sebagai pelindung mereka di dunia akan Ku tujukkan kepada manusia siapa saja yang hidup dengan benar dan menyenangkan hati-Ku. Dan mereka akan memberitahu kepada generasi setelahnya, dan mereka akan membacanya, dan akan dimuliakan pada akhirnya melebihi dari sebelumya."
Henokh lalu kembali ke bumi dan berdiam selama 30 hari untuk mengajar kepada anak-anaknya, tapi sebelum ia meninggalkan surga, Allah mengutus seorang malaikat kepadanya yang penampilannya seperti salju dan tangannya seperti es. Henokh menatapnya, dan wajahnya sangat dingin, dan manusia tak akan dapat menatapnya. Para malaikat yang membawanya ke surga mengembalikan ia ke ranjangnya, di tempat tersebut terdapat anaknya yang bernama Metusalah yang menunggui setia menunggu siang dan malam. Henokh mengumpulkan anak-anaknya dan semua penghuni rumahnya, dan meminta mereka untuk beriman mengenai segala hal yang telah ia lihat, dengar, dan tulis, dan ia memberi kitab tersebut kepada anak-anaknya, untuk menjaga dan mempelajarinya, dan memperingati agar tidak menyembunyikan kitab tersebut, tetapi memberitakan kepada yang ingin mengetahuinya.
Ketika 30 hari berlalu, Allah lalu membuat bumi dalam kegelapan, dan kesuraman, dan membuat Henokh tidak terlihat oleh orang-orang disekitarnya. Para malaikat kemudian mengambil Henokh, dan membawanya ke surga tertinggi, di mana Allah menyambutnya, dan kegelaapan di bumi seketika menjadi sirna, dan muncullah terang. Orang-orang tidak menyadari bagaimana Henokh di ambil Allah, dan mereka lalu memuliakan Allah.
Henokh lahir pada hari ke-6 pada bulan Siwan, dan ia di angkat ke surga pada bulan yang sama, hari yang sama, dan pada jam yang sama, ketika ia dilahirkan. Dan Metusalah beserta semua saudaranya, kemudian mendirikan sebuah mezbah di tempat yang disebut Achuzan, di mana Henokh terangkat ke surga. Para penatua dan semua yang datang ke acara tersebut membawa hadiah untuk anak-anak Henokh, dan mereka membuat perjamuan besar, bersukacita dan bergembira selama 3 hari memuji Allah, yang telah memberi mereka tanda melalui Henokh.
Henokh menjadi malaikat Metatron.
Keadaan manusia yang penuh dengan kekejian adalah alasan mengapa Henokh diangkat ke surga. Seperti perkataan Henokh sendiri kepada Rabbi Ishmael. Ketika generasi banjir melakukan kekejian, dan berseru kepada Allah: "Enyahlah dari hadapan kami, karena kami enggan mengetahui ajaranmu," Henokh dibawa ke surga, untuk melayani dan menjadi saksi bahwa Allah bukanlah Tuhan yang kejam, ketika ia memutuskan untuk memusnahkan segala mahluk di bumi.
Ketika Henokh di bawah bimbingan malaikat Anpiel, saat ia dibawa dari bumi menuju surga, para mahluk suci, ofanim, serafim, kerub, dan semua mahluk yang berdiam di sekitar takhta Allah, dan para roh-roh pelayanan yang wujudnya berupa nyala api, mereka semua, pada jarak 650.000.000 dan 300 parasang, melihat kehadiran anak manusia, dan mereka berseru: "dari mana bau, mahluk yang terlahir dari wanita? Bagaimana mungkin ia memasuki surga tertinggi kediaman para malaikat cahaya api?" Namun Allah berfirman: "Wahai pelayan-Ku, kalian, para kerub, ofanim, dan serafim, janganlah kalian tersinggung, menyaksikan anak mausia menyangkal Aku dan kuasa-Ku, dan mereka tunduk kepada para berhala, hingga aku memindahkan Shekinah-Ku dari bumi ke surga. Namun anak manusia ini, Henokh adalah manusia terpilih. Ia lebih memiliki iman, keadilan, dan kesalehan dibanding kalian semua, dan dia adalah satu-satunya yang Ku-karuniai berasal dari bumi."
Sebelum Henokh diterima untuk melayani di dekat takhta illahi, gerbang kebijaksanaan dibukakan kepadanya, dan gerbang pemahaman, kearifan, kehidupan, kedamaian, Shekinah, kekuatan, kekuasaan, keindahan, rahmat, kerendahan hati, takut akan dosa. Diperlengkapi oleh Allah dengan hikmat yang luar bisa. Semua kualitas yang sangat baik di luar kemampuan dari seluruh mahluk surgawi, diterima Henokh dari Allah, dan tinggi badannya dan luasnya menjadi sama dengan tinggi dan luas dunia, dan 36 sayap meleka pada tubuhnya, di kanan dan kiri, masing-masing sama besar dengan dunia, dan 365.000 mata diberikan kepadanya, yang masing-masing secemerlang matahari.
Sebuah takhta megah didirikan untuknya di samping gerbang istana langit ke-7, dan pemberitaan diserukan ke seluruh langit tentang Henokh, yang selanjutnya disebut METATRON : "Telah Aku tunjuk hamba-Ku Metatron sebagai pangeran dan pemimpin dari seluruh pangeran di surga, dengan pengecualian hanya kepada 8 penghulu dan pangeran yang ditinggikan yang mengandung nama-Ku. Apapun permintaan para malaikat yang ditujukan kepada-Ku, harus engkau sampaikan terlebih dahulu kepada Metatron, dan apa yang ia perintahkan adalah perintah-Ku, yang musti kalian dengar dn laksanakan, karena pangeran kebijaksanaan dan pemahaman berada dalam pelayanannya, dan mereka harus mengungkapkan kepadanya pengetahuan dari langit dan bumi, pengetahuan dari masa sekarang dan akan datang di dunia. Selain itu ia Ku-angkat menjadi wali dari gudang harta surgawi di Arabot, dan pada gudang kehidupan."
Henokh adalah Sang Allah Kecil (Allah ke-2)
Atas segala karunia Allah kepada Henokh, Allah memberinya jubah kemegahan, yang segala kemasyuran melekat padanya, dan mahkota yang berkilau dengan 49 perhiasan, kemegahan yang menembus seluruh bagian dari 7 langit dan ke-4 penjuru bumi. Di hadapan keluarga surgawi, Dia meletakkan mahkota tersebut di atas kepala Henokh, dan memanggilnya "Allah kecil." padanya juga terukir kisah penciptaan langit dan bumi, laut dan sungai, gunung dan lembah, planet dan konstelasinya, cahaya dan halilintar, salju dan hujan es, badai dan topan - hal-hal yang terjadi di dunia, dan misteri penciptaan.
Bahkan para pangeran surgawi, ketika melihat Metatron, mereka gemetar di hadapannya, dan sujud; kemegahan, keagungan dan keindahan memancar dari nya dan menenggelamkan mereka, termasuk pula si fasik, Samael, yang terbesar dari mereka, Gabriel sang malaikat api, Bardiel malaikat es, Ruhiel malaikat angin, Barkiel malaikat petir, Za'miel malaikat topan, Zakkiel malaikat badai, Sui'el malaikat gempa, Za'fiel malaikat permandian, Ra'miel malaikat guntur, Ra'shiel malaikat tornado, Shalgiel malaikat salju, Matriel malaikat hujan, Shamshiel malaikat hari, Leliel malaikat malam, Galgliel malaikat tata surga, Ofaniel malaikat pengatur bulan, Kokabiel malaikat bintang, Rahtiel malaikat rasi bintang.
Ketika Henokh berubah menjadi Metatron, tubuhnya berubah menjadi nyala api langit -- dagingnya menjadi nyala api, pembuluh darahnya menjadi api, tulangnnya menjadi kilau bara, dan matanya memancarkan kemilau surgawi, bola matanya seperti obor api, rambutnya selaksa lidah api, dan organ-organ tubuhnya seperti api yang menghanguskan, di sisi kanannya berbinar nyala api, di sisi kiri obor api, dan di segala sisinya berputarlah badai dan angin puyuh yang bergemuruh.
Methusalah Sang Penguasa Dunia.
Setelah pengangkatan Henokh, Methusalah diangkat sebagai penguasa bumi oleh para raja-raja. Dia berjalan menurut jalan ayahnya, mengajarkan kebenaran, pengetahuan, dan takut akan Allah kepada anak-anak manusia di sepanjang hidupnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau kiri. Ia menyelamatkan dunia dari ribuan setan, keturunan Adam yang dilahirkan oleh Lilith, sang setan betina. Iblis dan roh-roh jahat, yang seringkali di jumpai oleh para manusia, yang mencoba untuk membunuh dan melukai mereka (iblis), hingga suatu saat muncullah Methusalah, yang memohon belas kasih Allah, yang berpuasa selama 3 hari, dan kemudian Allah memberinya wahyu untuk menuliskan nama kudus-Nya diatas pedang. Dan dia membunuh 94 juta iblis dalam 1 menit, hingga Agrimus, sang anak sulung dari golongan iblis tersebut, datang dan memohon ampunan Methusalah, pada saat yang sama ia menyerahkan nama-nama iblis dan goblin (tuyul ?) kepadanya. Dan demikianlah Methusalah merantai raja mereka dengan belenggu besi, sementara sisa dari mereka melarikan diri dan bersembunyi di tempat terdalam pada relung laut. Dan karena pedang ajaib yang menewaskan para iblis, ia dipanggil Methusalah.
Beberapa keturunan kain tubuhnya berukuran raksasa, dan beberapa bertubuh kerdil. Mereka memiliki 2 kepala, akibatnya mereka tidak bisa membuat keputusan; mereka selalu berbeda pendapat dengan diri sendiri. Dan terjadilah beberapa dari kaum mereka yang saat ini berbuat saleh, dan berikutnya cenderung berbuat kejahatan.
Pada dunia ke-4, Ge, hiduplah disini generasi dari menara Babel dan keturunannya. Allah menaruh mereka ke dunia ke-4 karena tidak jauh Gehenna, serta dekat dengan api yang menyala. Penghuni dari Ge sangat terampil dalam semua seni, dan termasyur dalam bidang sains dan pengetahuan, dan kediaman mereka berlimpah dengan kekayaan. Ketika penghuni dari dunia kita mengunjungi mereka, mereka akan memberinya benda paling berharga yang mereka miliki, namun mereka membimbingnya kepada Neshiah, dunia ke-5, barulah mereka tersadarkan. Neshiah dihuni oleh orang-orang kerdil yang tidak memiliki hidung; mereka bernafas melalui dua lubang. Mereka tidak memiliki ingatan; ketika suatu hal terjadi, mereka akan lupa sama sekali, Neshiah berarti "melupakan".
Dunia ke-4 dan ke-5 seperti Arka; terdapat pepohonan; namun tidak terdapat gandum atau pun rempah-rempah.
Dunia ke-6, Ziah, dihuni oleh pria tampan yang memiliki kekayaan melimpah, dan tinggal di rumah-rumah mewah, tetapi mereka kekurangan air, seperti Ziah yang berarti "kekeringan." Pepohonan disini sangatlah jarang, dan untuk menanamnya sangatlah jarang untuk berhasil. Mereka berkumpul disekitar sumber-sumber air, dan kadang kala mereka dapat menyelinap pergi ke dunia kita, dimana mereka memuaskan rasa lapar mereka akan makanan penduduk dunia kita. Sisa dari penduduk dunia ini adalah mereka yang sangat taat dan beriman dengan teguh, melebihi dari mansia di dunia kita.
Adam berada di Adamah sampai kelahiran Seth. Ia kemudian singgah di dunia ke-3, Arka, tempat kediaman keturunan Kain, dan tiga bumi berikutnya, Ge, Neshiah, dan Ziah, lalu dibawah oleh Allah ke Tebel, dunia ke-7, dunia yang kita huni.
Keturunan Kain
Kain mengetahui bahwa dosa darahnya, baru akan ditagihkan kepadanya setelah generasi ke-7. Demikianlah titah Allah terhadapnya. Lalu ia berusaha untuk mengabadikan namanya pada monumen-monumen, dan ia pun menjadi pembangun beberapa kota. Kota yang pertama bernama Henokh, berdasarkan nama anaknya, karena setelah kelahiran Henokh barulah ia bisa merasakan kedamaian dan ketenangan. Di samping itu ia juga menirikan 6 kota lain. Pembangunan kota-kota ini berdasarkan perbuatan fasik, karena ia mengililinginya dengan tembok, dan memaksa keluarganya tetap berada di dalam tembok tersebut. Semua perbuatannya adalah fasik. Hukuman yang diberikan Allah terhadapnya tidaklah mengakibatkan perubahan. Ia berdosa dan ia hidup untuk memenuhi kesenangannya sendiri, tanpa menghiraukan tetangganya yang sengsara.
Ia mempercantik rumahnya dengan cara pencurian dan kekerasan; Ia bergembira melihat keturunannya mendapatkan barang dari penjarahan dan perampokan, dan ia menjadi pemimpin dari orang-orang terkutuk. Ia mengubah kebiasaan-kebiasaan kuno, menjadi lebih cepat dan efisien, ia menciptakan teknik pengukuran dan menimbang benda-benda. Demikianlah kehidupan yang penuh kesederhanaan dan kekeluaragaan, ketika mereka tidak mengetahui tentang hal tersebut, ia ubah menjadi dunia yang penuh dengan kelicikan.
Sebagaimana Kain, para keturunannya juga adalah orang-orang yang fasik dan tidak bertuhan/kafir, hingga Allah kemudian memusnahkan mereka.
Kematian Kain.
Kematian akhirnya menjemput Kain, setelah 7 generai, dan hal ini dilakukan oleh cicitnya sendiri yang bernama Lamekh.
Lamekh adalah seorang yang rabun, dan suatu ketika ia pergi berburu, ia dituntun oleh putranya, yang kemudian memberitahu bahwa telah terlihat binatang buruan mereka, Lamekh lalu memanah dengan busurnya. Demikianlah cara Lamekh berburu, suatu saat ia dan anaknya dalam pengejaran, dan sang anak melihat sesuatu yang bertanduk di kejauhan. Dan ia memberitahu Lamekh untuk melepaskan anak panahnya. Bidikannya sangat bagus dan buruan mereka terjatuh ke tanah. Ketika mereka mendekati buruan, sang anak berseru : "Ayah, engkau telah membunuh manusia, namun ia memiliti tanduk di dahinya." Lamekh seketika mengetahui bahwa ia telah membunuh leluhur mereka, Kain, yang telah ditandai oleh Allah dengan tanduk. Dalam keputusasaan ia memukul tangannya, secara tidak sengaja ia lalu memunuh anaknya. Nasib buruk masih berlanjut. Bumi membuka mulutnya dan menelan 4 generasi yang terlahir dari Kain--Henokh, Irad, Mehuyael, Metusael.
Lamekh yang rabun, tidak mampu untuk menemukan jalan pulang; ia tetap berada di sisi mayat Kain dan anaknya. Menjelang malam, istri-istrinya, mencari dia, dan menemukannya. Ketika mereka mendengar apa yang telah terjadi, mereka ingin berpisah darinya, namun kemudian mereka mengetahui bahwa siapa pun yang berasal dari Kain akan ditakdirkan untuk musnah. Namun Lamekh berkata, "Jika kain, yang melakukan pembunuhan yang dipenuhi kedengkian, hanya di hukum selama 7 generasi, maka saya, yang tidak berniat untuk membunuh seorang manusia, mengharapkan pembalasan setelah generasi ke-70." Setelah mendengar pembelaan diri Lamekh terhadap Adam, para istrinya lalu mendukung Lamekh.
Kerusakan pada zaman ini, terutama oleh keturunan Kain, termasuk Lamekh, dan semua generasi hingga tiba banjir besar, menikahi 2 wanita, satu dengan alasan untuk menghasilkan keturunan, dan yang lain karena mengejar nafsu duniawi, untuk alasan yang kedua, diumpamakan sebagai wanita mandul. Setiap lelaki pada zaman ini lebih menyenangi memuaskan nafsunya dibanding melakukan tugasnya sebagai manusia, mereka mengumbar cinta dan perhatiannya kepada sang wanita mandul, sementara melupakan istri mereka yang lain yang menghabiskan hari-hari mereka seperti janda, muram dan dalam kegelapan.
Kedua istri Lamekh, Ada dan Zila, melahirkan baginya masing-masing dua anak, Ada melahirkan 2 putera bernama Yabal dan Yubal, Zila melahirkan putera, Tubal-Kain, dan seorang puteri, Naama. Yabal adalah manusia pertama yang mendirikan kuil untuk berhala, dan Yubal menemukan musik dan bernyanyi di dalamnya.
Tubal-Kain sesuai dengan namanya, karena ia menggenapi semua pekerjaan leluhurnya Kain. Kain melakukan pembunuhan, dan Tubal-Kain, adalah orang pertama yang menemukan cara untuk mempertajam besi dan tembaga, membuat peralatan yang digunakan dalam peperangan dan pertemburan. Naamah, "yang indah", mendapatkan namanya dari suara yang alat musik, yang ia petik untuk memanggil manusia memberi penghormatan kepada berhala.
Keturunan Adam dan Lilith
Ketika para istri Lamekh mendengar nasehat Adam, bahwa mereka harus terus hidup bersama suami mereka, mereka berkata kepadanya, "Oh tabib, sembuhkanlah dahulu ketimpanganmu sendiri!" Mereka menyindir Adam karena ia sendiri telah hidup terpisah dengan istrinya, sejak kematian Habel, karena ia berkata, "Mengapa saya harus mempunyai anak, jika itu hanya akan membuat mereka mati?"
Meskipun ia menghindari berhubungan intim dengan Hawa, namun ia sering dikunjungi dalam tidurnya oleh wanita dari alam roh, dan dari persekutuan mereka terlahirlah berbagai jenis mahluk di alam setan, dan mereka memiliki kemampuan-kemampuan khusus yang unik.
Katak & Rabbi Hanina
Dimasa lampau di Palestina, hiduplah seorang yang sangat kaya dan saleh, ia mempunyai anak bernama (Rabbi) Hanina. Di mengetahui seluruh Torah dengan hatinya. Ketika ia berada diujung ajalnya, sebagai perintah terakhir, ia memerintahkan Hanina, untuk mempelajari Torah siang dan malam, dan melaksanakan segala hukumnya, serta melindungi para orang miskin. Ia juga memberitahu Hanina, bahwa ia dan ibunya akan wafat pada hari yang sama, dan lama untuk meratapi mereka adalah 7 hari hingga menjelang malam paskah, dan melarangnya untuk bersedih secara berlebihan. Dan ia harus pergi ke pasar pada hari itu, dan harus membeli barang yang pertama ditawarkan kepadanya, tidak perduli berapa pun harganya.
Jika barang tersebut berupa makanan, ia harus menyiapkannya sebagai hidangan dalam sebuah pesta. Segala pengeluaran dan kesulitannya akan terbayarkan. Dan terjadilah seperti yang diceritakan: orang tersebut wafaat bersama isterinya dihari yang bersamaan, dan pada hari terakhir dari 1 minggu peratapan, bersamaan dengan malam paskah.
Rabbi Hanina melaksanakan segala perintah ayahnya: ia lalu pergi ke pasar, dan disana ia bertemu dengan seorang tua yang menawarkan piring dari perak. Walau harganya sangat mahal, namun ia membelinya seperti perintah ayahnya. Piring tersebut lalu ia letak kan pada meja kayu, dan dibukanya, Ia menemukan ternya masih ada piring kedua didalamnya, dan di dalam piring tersebut terdapat katak yang masih hidup, yang kemudian melompat-lompat dengan gembira.
Dia lalu memberi katak tersebut makanan dan minuman, dan pada akhir perayaan Paskah katak tersebut telah tumbuh sangat besar, dan Rabbi Hanina lalu membuat lemari untuknya, di situ lah katak tersebut makan dan hidup. Sejalan dengan waktu, lemari tersebut menjadi terlalu kecil, dan Rabbi lalu membangun sebuah ruangan, dan menaruh katak tersebut didalamnya serta disediakan lah untuk katak berlimpah ruah makanan dan minuman.
Semua yang ia lakukan tidak melanggar keinginan terakhir ayahnya. Namun sang katak menjadi bertambah besar, untuk memenuhi hidup sang katak, Rabbi Haninah harus mengeluarkan banyak biaya, hingga kemudian kehilangan seluruh hartanya. Kemudian sang katak mulai membuka mulutnya dan berbicara. "Sayangku, Rabbi Hanina, janganlah khawatir! Melihat bagaimana engkau merawatku, sekarang engkau boleh meminta apa saja sesuka hatimu, dan aku akan mengabulkannya." Rabbi Hanina menjawab, "Saya tidak menginginkan harta benda, namun bolehkan engkau mengajariku seluruh Torah." Katak menyetujui permintaan Rabbi Hanina, dan ia memang mengajari seluruh Taurat, beserta 70 bahasa manusia.
Cara pengajarannya adalah, Hanina menulis beberapa kata pada secarik kertas, dan menelannya. Demikianlah ia memperoleh pengetahuan akan Torah dan 70 bahasa manusia, beserta bahasa binatang dan burung. Kemudian sang katak berbicara kepada isteri Rabbi Hanina : "Engkau juga baik terhadapku, dan saya belum memberi upahnya. Tetapi pahalamu akan kubayarkan kepadamu ketika aku akan pergi darimu, sekarang engkau harus menemaniku ke hutan. Disana engkau akan menyaksikan apa yang akan ku berikan padamu."
Pergilah mereka bersama ke hutan. Sesampainya disana, sang katak mulai berteriak dengan keras, dan berkumbullah semua binatang buas dan burung-burung. Ternyata ia memerintahkan mereka untuk membawa segala jenis batu mulia, sebanyak yang sanggup mereka bawa. Mereka juga membawa berbagai jenis obat-obat herbal untuk isteri Rabbi Hanina, dan mengajarkan kepadanya bagaimana menggunakan obat tersebut untuk berbagai jenis penyakit.
Mereka lalu diperintahkan untuk membawa barang-barang tersebut pulang bersamanya. Ketika mereka akan kembali, sang kodok mendoakan mereka, "Semoga Sang Maha Kudus, memberkati engkau, dan melimpahkan kasih-Nya kepadamu, dan menjauhkanmu dari mara bahaya, sabagai upahku pada kalian, yang tak sedikitpun kalian mempertanyakan siapakah saya. Sekarang aku akan memberitahu asal usulku kepadamu. Aku adalah anak Adam, anak yang terlahirkan darinya selama 130 tahun ia terpisah dari Hawa. Allah memberkati saya dengan karunia untuk mengambil bentuk dan rupa apa saja yang aku inginkan." Rabbi Hanina dan Istrinya lalu pulang kerumah mereka, dan mereka menjai sangat kaya, dan menikmati rasa hormat dan kepercayaan dari raja.
Terdapat 10 generasi dari Nuh ke Abraham, selama itu pula Allah bersabar, menghadapi generasi yang memancing murka-Nya, hingga Abraham leluhur kita datang dan menerima berkah untuk seluruh manusia. Kemunculannya telah dibuatkan oleh leluhurnya yang bernama Reu, ia mengucapkan hal berikut pada saat kelahiran anaknya Serug: "Dari anak ini akan terlahir pada generasi ke-4 yang akan berdiam ditempat tertinggi, dan ia akan disebut yang sempurna dan suci, dan akan menjadi ayah dari berbagai bangsa, dan perjanjiannya akan kekal, dan keturunannya akan berlipat-ganda selamanya."
Abraham, sang "Sahabat Allah" terlahir di dunia, ketika keturunan Nuh telah tenggelam dalam kebobrokan dan kebejatan. Mereka mulai saling bertengkar dan membunuh, memakan darah, membangun kota-kota berbenteng, berdinding dan bermenara, dan menetapkan satu orang atas seluruh bangsa sebagai raja, dan berperang, manusia melawan manusia, dan bangsa melawan bangsa, kota melawan kota, dan melakukan segala hal yang jahat, menciptakan senjata, dan mengejarkan peperangan kepada anak-anak mereka.
Dan mereka juga mulai mengambil tawanan perang dan menjual mereka sebagai budak. Membuat patung dari logam kemudian menyembahnya. Para roh jahat dibawah pimpinan Mastema menjatuhkan manusia kedalam dosa dan kekejian, dengan menggoda mereka untuk disembah dalam wujud patung berhala. Karena hal ini Reu, menamakan anaknya Serug, karena semua manusia telah menyimpang kedalam dosa dan pelanggaran. Ketika ia tumbuh dewasa, nama itu terlihat pantas untuknya, karena ia juga turut menyembah berhala, dan ketika ia memiliki anak, ia memberi nama Nahor, ia mengajarkan kepadanya ilmu orang-orang Kasdim (Chaldean), tentang bagaimana meramal dan menyihir berdasarkan tanda-tanda dari langit.
Ketika suatu saat Nahor memiliki seorang anak, Mastema mengutus burung-burung gagak dan berbagai burung memangsa biji-bijian di bumi termasuk hasil kerja manusia. Begitu mereka menabur benih, dan belum sempat mereka menutupinya, burung-burung datang mengambilnya dan Nahor menamai anaknya Terah, karena para burung gagak dan berbagai burung menjadi bencana untuk manusia, melahap bebijian yang dimiliki, dan membuat mereka dalam kelaparan.
Kelahiran Abraham.
Terah menikah dengan Emtelai, putri dari Karnabo, dan anak mereka bernama Abraham. Kelahirannya diketahui oleh Nimrod ketika membaca konstilasi bintang dilangit, ia adalah seorang ahli astrologi, dan ia menafsirkan bahwa telah terlahir bayi lelaki pada zamannya yang akan bangkit melawannya dan menumbangkan agamanya.
Ketakutan dengan hal ini, ia mengumpulkan para pangeran dan gubernur dan meminta nasehat dari mereka. Mereka berkata: "Kami sepakat memberi nasehat, agar engkau membangun sebuah bangunan yang sangat besar, yang dijaga pada pintu keluar masuknya, dan memerintahkan agar semua wanita yang sedang hamil tinggal disana untuk merawat rumah tersebut, disertai dengan para bidan, hingga ketika mereka akan melahirkan, para bidan ini akan membunuh bayi mereka jika itu adalah lelaki, dan mimbiarkan hidup jika bayi itu perempuan, dan ibunya akan mendapatkan hadiah berupa pakaian mahal dan pengumuman secara terhormat."
Raja sangat puas akan nasehat tersebut, dan ia memerintahkan agar hal ini diumumkan diseluruh kerajaan, untuk memanggil para arsitek dan membangun rumah besar, 60 ell tingginya dan 80 ell lebarnya. Setelah itu pengumuman ke-2 dikerjakan, yakni, memanggil semua wanita hamil kesana, dan akan ditempatkan pada rumah tersebut, serta menugaskan petugas untuk menjemput para wanita kerumah, dan penjaga yang menjaga para wanita tersebut melarikan diri. Selanjutnya mengirim bidan ke rumah tersebut, dan memerintahkan kepada para bidan untuk membunuh anak lelaki jika yang dilahirkan. Tetapi jika seorang perempuan, ia akan diberi hadiah berlimpah berupa kain byssus (serat kain dari moluska yang lebih halus dari sutra),sutera, pakaian berbordir. Ia akan dituntun keluar dari rumah tersebut dengan penghormatan besar.
Tidak kurang dari 70.000 anak-anak dibantai disana. Lalu malaikat muncul dihadapan Allah, dan berbicara, "Lihatlah kelakuan si pendosa dan penghujat, Nimrod anak Kush, yang membantai bayi-bayi tak berdosa, namun tidak memperoleh pembalasan?" Allah berfirman: "Wahai malaikat suci, Aku mengetahui dan melihatnya, karena Aku tidaklah mengantuk dan tertidur. Aku mengetahui segl hal-hal baik yang tersembunyi atau tidak, kalian akan menyaksikan apa yang akan Aku lakukan kepada si pendosa dan penghujat, karena akan teracung tangan-Ku melawan dan menghukumnya."
Pada saat itu istri Terah mengandung Abraham. Kehamilannya telah mencapai akhir dari bulan ke-3, istrinya terlihat sakit, Terah berkata kepadanya, "Sakit apakah engkau, wahai istriku, mengapa wajahmu sangat pucat dan tubuhmu membengkak?" Ia menjawab, "Setiap tahun saya menderita penyakit ini." Namun terah berkata, "Mari ku periksa badan mu. Nampaknya engkau sedang mengandung. Jika demikian, janganlah kita melanggar perintah dewa Nimrod." Ia lalu menyentuh perut istrinya, dan terjadi keajaiban. Bayi tersebut naik dan bersembunyi didadanya, dan Terah tidak mendapati bayi dalam perut istrinya. Ia berkata, "Engkau berkata benar." namun kehamilan tersebut menjadi nampak pada saat ia akan melahirkan.
Ketika waktu melahirkan telah mendekat, ia meninggalkan kota dengan penuh ketakutan dan berjalan menuju padang gurun, menyusuri tepi lembah, ia sampai pada sebuah gua. Dan berlindung di dalam nya, ke-esokan harinya ia melahirkan seorang bayi lelaki. Seluruh gua dipenuhi dengan cahaya dari wajah anak tersebut yang cemerlang seperti matahari, sang ibu sangat bersuka-cita. Bayi yang dikandungya adalah leluhur kita Abraham.
Ibu nya berseru, dan berkata kepada anaknya. "Wahai anak yang kulahirkan pada saat Nimrod berkuasa sebagai raja, karena engkau, 70,000 bayi dibantai, dan aku dibuatmu ketakutan, jika ia mengetahui keberadaanmu, ia akan membunuh mu. Lebih baik engkau binasa didalam gua ini dari pada melihatmu mati di payudara ku." Dia lalu membungkus anak itu dengan kain. Lalu ia meninggalkannya di gua dengan berkata, "Semoga Tuhan menyertai engkau, semoga Ia menjaga mu."
Bayi Yang Memuliakan Allah.
Demikianlah Abraham ditinggalkan seorang diri di dalam gua, tanpa ada orang yang merawatnya, bayi itu mulai menangis. Allah lalu mengutus Gabriel untuk memberinya susu, dan malaikat tersebut membuat jari kelingking kanan Abraham mengeluarkan air susu dan dihisapnya hingga berusia 10 hari.
Kemudian dia bangkit dan berjalan meninggalkan gua, berjalan ke tepi lembah. Ketika dilihatnya matahari tenggelam, dan bintang-bintang bermunculan, ia berkata, "Mereka lah tuhan!" Namun ketika menjelang pagi, bintang-bintang itu menghilang, dan ia berkata, "Aku tidak akan menyembah mereka, karena mereka bukanlah tuhan." Kemudian matahari muncul dan ia berkata, "Inilah tuhan ku, ia akan ku puja." Namun ketika matahari terbenam, ia berkata, "Ia bukanlah tuhan," dan ketika ia melihat bulan, ia menyebutnya sebagai tuhan dan akan menyembahnya. Namun bulan juga dapat menghilang dan ia berseru: "Ini juga bukan lah tuhan! Pasti ada yang membuat mereka bergerak."
Abraham masihlah berbicara dengan dirinya sendiri ketika malaikat Gabriel mendekatinya dan memberi salam, (Shalom `aleikhem) "Damai sejahtera bersama mu," dan Abraham membalasnya, (aleikhem shalom) "Damai sejahtera juga bersama engkau," dan bertanya, "Siapakah engkau?" Gabriel menjawab, "Aku adalah malaikat Gabriel, utusan Allah," dan ia menuntun Abraham ke sebuah mata air disekitar sana, Abraham lalu membasuh wajahnya, tangan serta kaki, dan ia membungkuk untuk sujud menyembah Allah.
Sementara itu ibu Abraham tenggelam dalam kesedihan dan air mata, ia memutuskan untuk mencari anaknya ketempat dimana ia meninggalkannya. Namun ia tidak menemukan sang anak, dan ia berkata, "Celakalah saya yang telah melahirkan engkau, namun hanya untuk menjadi mangsa bagi binatang buas, beruang, singa dan srigala!" Dia lalu pergi ke tepi lembah, dan menemukan anaknya disana. Tapi dia tidak mengenalinya, karena ia telah tumbuh sangat besar. Ia berkata pada anak itu "Shalom `aleikhem" dan sang anak menjawab "aleikhem shalom, hendak kemana engkau di padang gurun ini?" Sang ibu menjawab "Aku datang dari kota hendak mencari anak ku." Abraham bertanya kembali, "Siapa yang membawa anak mu kemari?" dan sang ibu menjawab: "Aku mengandung anak Terah suamiku, dan ketika aku hendak melahirkan, aku menghawatirkan anak ku, karena raja kami anak dari Kanaan, akan membunuhnya seperti ia membunuh 70.000 anak. Maka aku hendak menyingkir kemari dan melahirkannya di dalam gua, disana ia ku tinggalkan dan pulang kembali ke rumah. Sekarang aku hendak mencarinya, tapi saya tidak menemukannya."
Abraham kemudian berkata, "Umur berapakah anak mu itu?"
Ibu: "Usianya 20 hari."
Abraham: "Apakah ada ibu di dunia ini yang meninggalkan anaknya yang baru lahir di padang gurun, dan datang mencarinya kembali setelah 20 hari?"
Ibu: "Sekiranya Allah menunjukkan belas kasih kepadanya."
Abraham: "Aku lah anak yang engkau cari itu!"
Ibu: "Anak ku, bagaimana engkau bisa tumbuh sebesar ini dalam 20 hari, dan engkau sudah dapat berjalan dan berbicara!"
Abraham: "Demikianlah adanya, Wahai ibu, untuk diketahui olehmu bahwa di dunia ini ada Allah yang hidup, maha kuasa, yang melihat apa yang tidak terlihat. Langit diatas beserta bumi penuh kemulian-Nya."
Ibu: "Anak ku, apa kah ada Tuhan selain Nimrod?"
Abraham: "Ya!, ibu, Allah yang dilangit dan di bumi, dia juga adalah Allah bagi Nimrod si anak Kanaan. Pergilah, bawalah pesan ini kepada Nimrod."
Ibu Abraham lalu kembali ke kota menemui suaminya, Terah, dan bercerita bagaimana ia telah menemukan anak mereka. Terah adalah seorang pangeran dan orang berpengaruh di kerajaan. Ia lalu pergi ke istana raja, dan bersujud dengan merebahkan wajahnya, dihadapan raja. Adalah sebuah peraturan bahwa seseorang yang bersujud di hadapan raja, tidak di izinkan untuk mengangkat kepalanya, sampai raja mengizinkan. Nimrod lalu menyuruh Terah untuk bangkit dan berbicara.
Terah lalu menceritakan semua yang terjadi antara istri dan anaknya. Ketika Nimrod mendengar ceritanya, ia menjadi takut, dan ia mengumpulkan para penasehat dan para pangeran, apa yang harus di lakukan untuk anak Terah. Mereka menjawab, dan berkata: "Raja dan Tuhan kami! Apa alasan engkau takut terhadap anak kecil? Begitu banyak pengikut mu yang telah menguasai dunia ini. Utuslah pangeran untuk pergi mengambil anak itu dan memenjarakannya." Namun kata raja, "Apakah engkau pernah melihat seorang bayi berusia 20 hari yang bisa berjalan dan berjalan dengan kakinya, dan berbicara dengan lidah tentang Allah di surga, yang esa, dan tidak ada tuhan di samping-Nya, yang melihat yang tidak terlihat?" Semua pangeran yang berkumpul disana diam dikecam ketakutan akibat perkataan tersebut.
Pada waktu itu Satan yang menyamar dalam rupa manusia, muncul dengan mengenakan jubah hitam dari sutra, dan ia bersujud dihadapan raja. Nimrod berkata, "Bangkit dan berbicaralah." Satan berkata: "Mengapa engkau begitu ketakutan, dan mengapa kalian semua ketakutan terhadap anak kecil? Aku menyarankan untuk membuka gudang senjata kita, dan persenjatai semua pemimpin negri beserta prajurit mereka, utus mereka untuk menangkap anak itu untuk melayani engkau dan tunduk atas kuasa mu."
Saran yang diberikan oleh Satan di dengarkan oleh raja. Dia mengutus prajurit terkuatnya dengan senjata pamungkas mereka untuk menjemput Abraham kepada raja. Ketika Abraham melihat para prajurit mendekatinya, ia menjadi ketakutan, dan dalam tangis ia memohon pertolongan Allah. Malaikat Gabriel lalu di utus kepada Abraham, dan Gabriel berkata: "Janganlah takut karena Allah beserta engkau. Ia akan menyelamatkan engkau dari tangan musuh mu." Allah memerintahkan Gabriel untuk menciptakan awan tebal yang gelap untuk memisahkan Abraham dan para penyerangnya.
Terhalau oleh awan tebal, mereka lari terkocar-kacir, dan kembali kepada Nimrod, raja mereka, dan berkata, "Marilah kita pergi dari daerah ini," raja lalu memberi sejumlah uang kepada para pembesar dan pelayannya, dan mereka lalu berangkat ke Babilon.
Abraham Muncul Di Hadapan Publik
Abraham mendapat perintah Allah melalui malaikat Gabriel, untuk menyusul Nimrod ke Babel (Babilon). Namun ia keberatan karena ia tidak memiliki kebijaksanaan untuk berkhotbah dihadapan raja, namun Gabriel berkata: "Engkau tidak memerlukan sesuatu, tidak ada kuda, tidak ada prajurit, tidak ada kereta yang akan berperang bersama Nimrod. Apakah engkau menginginkan ku gendong ke Babilon"
Abraham melakukan seperti yang diperintahkan, dan dalam sekejap mata ia menemukan dirinya di depan gerbang kota Babel. Atas perintah malaikat, ia memasuki kota tersebut, dan ia berseru dengan nyaring : "Yang Abadi, Dia lah Allah yang esa, dan tidak ada allah lain disampingnya. Ia adalaha Allah yang berdiam di surga, dan Allah dari para dewa, juga atas dewa Nimrod kalian. Bersaksilah hal ini sebagai kebenaran, wahai kalian semua lelaki dan wanita, serta anak-anak. Bersaksilah bahwa aku Abraham hamba-Nya, sebagai hamba bagi kerajaan-Nya."
Abraham menemui orang tuanya di Babel, dan ia mendapat perintah dari malaikat Gabriel, untuk memberitakan imam yang benar kepada orang tuanya. Demikianlah perkataan Abraham kepada orang tuanya: "Selama ini kalian hanya melayani manusia serta menyembah kepada patung Nimrod. Tahukah kalian patung itu memiliki mulut, namun tidak dapat berbicara; memiliki mata namun tidak dapat melihat; memiliki telinga namun tidak dapat mendengar; tidak dapat berjalan dengan kakinya, dan tidak ada keuntungan yang di dapat darinya, baik untuk dirinya sendiri atau bagi yang lain."
Ketika Terah mendengar perkataan ini, ia lalu membujuk Abraham untuk mengikutinya ke dalam rumah, dan Abraham lalu menceritakan segala hal yang terjadi -- bagaimana ia menjalani 40 hari perjalanan. Terah lalu menghadap kepada Nimrod, dan melaporkan perihal anaknya Abraham yang tiba-tiba muncul di Babel, raja kemudian memanggil Abraham. Bersama ayahnya Abraham menghadap raja dengan melalui semua para pembesar kerajaan hingga mencapai singgasana raja. Ia lalu berseru dengan nyaring : "Wahai Nimrod, begitu celaka dan hina engkau, yang menyangkal fitrah manusia, menyangkal Allah yang hidup serta kekal, dan Abraham hambanya, Bersaksilah pada-Nya, dan ikutilah perkataanku: Allah adalah kekal, Ia Esa, dan Tidak ada yang setara disampingnya; Ia tidak berwujud, hidup, abadi; Ia tidaklah mengantuk serta tertidur, yang telah menciptakan dunia agar manusia beriman padanya. Dan bersaksilah kepadaku, dan katakan bahwa aku adalah hamba dan pelayan-Nya."
Ketika Abraham menyatakan hal ini dengan suara nyaringnya, para patung berhala jatuh dihadapan mereka. Selama 2 jam, 1/2 dari para raja tertunduk tak bernyawa, dan ketika jiwa mereka kembali, mereka berkata, "Apakah itu suara mu, wahai Abraham, atau suara Tuhan mu?" Jawab Abraham, "Itu adalah suara dari mahluk yang paling kecil, yang dipanggil oleh Allah." Kemudian Nimrod berkata, "Sesungguhnya, Allah Abraham adalah maha besar dan kuat, raja dari semua raja, dan ia memerintahkan Terah untuk memulangkan Abraham kembali ke kota asalnya, dan mereka melakukan perintah raja."
Pengkhotbah Dari Iman Sejati.
Ketika Abraham berusia 20 tahun, Terah ayahnya jatuh sakit. Ia berbicara kepada anaknya Haran dan Abraham, "Jual lah patung berhala itu untuk ku, karena aku tidak mempunyai uang yang cukup untuk memenuhi pengeluaran kita." Haran melaksanakan perintah tersebut.
Suatu ketika ada yang bertanya kepada Abraham, berapa harga patung tersebut, Abraham menjawab 3 maneh, namun ia balik bertanya kepada pembeli, "Berapa kah usia anda?", dijawab: "30 tahun," lanjut Abraham, "Engkau yang telah berusia 30 tahun, namun engkau menyembah patung yang baru kubuat hari ini?" Pembeli tersebut lalu menjauh dari Abraham. Demikian lah Abraham selalu bertanya hal serupa kepada calon pembelinya, hingga kemudian ia mengambil 2 berhala nya, lalu mengalungkan tali pada leher mereka, dan ia menyeret mereka di tanah, sambil berseru: "Siapakah yang ingin membeli patung berhala yang tidak membawa manfaat, baik pada dirinya maupun yang menyembahnya? ia mempunyai mulut namun tidak dapat berbicara; punya mata namun tidak melihat; punya kaki namun tak dapat berjalan; telinga yang tak dapat mendengar."
Orang-orang sangat kagum mendengar perkataan Abraham. Ketika ia melalui jalan-jalan di kota tersebut, ia di dekati oleh seorang wanita tua, yang bermaksud membeli sebuah berhala, yang indah dan besar, untuk di sembah. "Wanita tua, wanita tua," kata Abraham, "Aku tahu tidak ada keuntungan dari berhala ini, baik itu besar atau pun kecil, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Dan bagaimana dengan patung besar yang engkau telah beli dari saudara ku Haran?", jawab wanita tersebut, "Ia di curi pada malam hari, ketika aku sedang mandi." Jawab Abraham padanya, "Mengapa engkau menyembah kepada berhala yang bahkan tidak dapat menjaga dirinya dari para pencuri? Bagaimana mungkin engkau mengatakan patung yang kau sembah adalah tuhan? Tida ada manfaat darinya, baik kepada ia sendiri atau pun kepada yang menyembahnya."
Wanita tua tersebut bertanya, "Jika apa yang engkau katakan adalah benar, siapa kah yang layak aku sembah?", jawab Abraham "Sembahlah Tuhan dari segala tuhan, yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu -- Allah dari Nimrod dan Allah dari Terah, Allah dari timur, barat, utara, selatan. Siapakah si anjing Nimrod? yang berani menyebut dirinya tuhan, yang meminta sesembahan bagi dirinya?"
Abraham berhasil membuka mata hati wanita tua itu, dan ia berubah menjadi missionaris militan untuk Allah yang benar. Ketika ia menemui berhala yang pernah hilang, namun kemudian dikembalikan kepadanya oleh para pencuri, ia menghancurkannya hingga berkeping-keping dengan sebuah batu, dan ia berkeliling jalan-jalan di kota, sambil berseru, "Siapakah yang ingin menyelamatkan jiwanya dari kehancuran, dan menjadi sejahtera hidupnya melalui perbuatannya, hendaklah ia menyembah Allah dari Abraham." Demikianlah ia berhasil membuat banyak orang berbalik memeluk pada agama yang benar.
Berita tentang kata-kata serta perbuatan wanita tua ini mencapai telinga raja, dan ia mengutus orang untuk memanggilnya kepada raja. Raja membentak wanita tua dengan pertanyaan, mengapa ia berani menyembah tuhan lain selain dirinya. Wanita tua menjawab: "Engkau adalah pendusta, engkau mengingkari iman yang benar, hanya ada satu Allah, dan tak ada allah lain disampingnya. Engkau hidup karena karunia-Nya, namun engkau menyembah pada yang lain, dan engkau telah mengingkari diri-Nya, ajaran-Nya, dan pelayan-Nya si Abraham."
Wanita tua itu kemudian harus membayar keberanian akan iman nya dengan nyawa nya. Namun demikian ketakutan besar telah datang pada Nimrod, karena orang-orang semakin banyak yang memeluk ajaran Abraham, dan ia tidak mengetahui cara untuk mengatasi orang yang telah meruntuhkan agama mereka. Melalui nasehat dari para pembesarnya, ia lalu mengadakan festival selama 7 hari, yang mana ia memerintahkan setiap orang untuk tampil dalam jubah terbai mereka, yang berhiaskan emas dan perak. Dengan memamerkan kemewahan dan kekuasaan ia berharap Abraham berubah pikiran untuk memeluk agama raja.
Melaui Terah ayahnya, Nimrod mengundang Abraham menghadap padanya, agar ia dapat menyaksikan keagunan dan kemewahannya. Namun Abraham menolak hadir pada istana raja, dan ia ditugaskan oleh ayahnya, untuk menjaga berhala ayahnya dan berhala raja selama ia mengikuti perayaan.
Di tinggal sendiri bersama para berhala, ia mengulang-ulang perkataan, "Sang kekal, dia lah Allah! Sang kekal, dia lah Allah!" ia merusak para berhala dari singgasana mereka, memukul mereka dengan kapak. Dari patung yang terbesar hingga terkecil, ia memotong kaki satu berhala dan memotong kepala yang lain. Ia mencungkil mata mereka, mematahkan tangan. Setelah ia memutilasi mereka, ia lalu pergi, dan meletakkan kapa ke tangan berhala yang terbesar.
Ketika perayaan berakhir, raja kembali dan ia menemukan semua berhala telah termutilasi, ia mencari pelakunya. Abraham disebut sebagai tersangka, dan dibawa di hadapan raja, dan ia ditanya mengapa ia melakukan hal tersebut, Abraham menjawab: "Saya tidak melakukan hal itu, itu dilakukan oleh patung yang terbesar, ia lah yang menghancurkan yang lain. Lihat ia masih menyimpan kapak di tangannya. Jika kalian tidak percaya kepada ku, bertanyalah padanya, dia akan memberitahu pada mu."
Dalam Api Pembakaran
Raja menjadi sangat murka terhadap Abrham, dan ia memerintahkan untuk memenjarakan Abraham ke tahanan bawah tanah, tanpa di beri makan atau minum. Namun Allah mendengar doa Abraham, lalu mengutus Gabriel kepada Abraham. Selama 2 tahun Gabriel berdiam bersama Abraham dan memberinya makanan dan minuman.
Pada akhir tahun, pembesar dari kerajaan menghadap kepada raja dan memberi nasehat agar Abraham di hukum dengan cara di lempar ke api pembakaran, hingga orang-orang menjadi gentar kepada Nimrod. Raja lalu memerintahkan agar rakyatnya diseluruh pelosok kerajaan, mengumpulkan kayu di ibu kota selama 40 hari, dan kayu tersebut dipakai untuk membakar sebuah tungku besar.
Api dari tungku tersebut membubung tinggi dan melesat ke langit, orang-orang menjadi ketakutan api tersebut. Kemudian sipir penjara diperintahkan untuk membawa Abraham keluar dari penjara dan melemparkan ia ke dalam api. Sipir penjara memberi tahu raja bahwa Abraham tidak diberi makan dan minum selama ini, dan ia mungkin sudah mati, Nimrod lalu memerintahkan para sipir untuk pergi ke pintu penjara dan memanggil namanya. Jika ia menyahut, dia harus diseret ke api pembakaran. Jika ia telah mati, jenasahnya dikuburkan dan segala kenangan tentang dia harus dihapus untuk selama-lamanya.
Para sipir penjara terkesima ketika teriakan mereka, "Abraham apakah engkau masih hidup?" dijawab, "Saya masih hidup." Mereka bertanya lagi "Siapa yang memberi engkau makanan dan minuman selama ini?" jawab Abraham, "Makanan dan minuman diberikan kepadaku oleh Allah yang berada diatas segala sesuatu, Allah dari segala allah, ia pembuat keajaiban. Dia adalah Allah Nimrod, Allah Terah, dan Allah seluruh dunia. Dia yang menyediakan makanan dan minuman untuk segala mahluk. Ia melihat namun tak dapat terlihat, Ia berada di atas surga, dan Ia berada dimana-mana, karena ia mengawasi segala sesuatu dan penyedia segala hal untuk segala sesuatu."
Mujizat terhadap Abraham yang tidak mati kelaparan atau kehausan, meyakinkan sipir penjara akan kebenaran dari Allah dan utusan-Nya Abraham, dan mereka mendeklarasikan kepercayaan mereka kepada orang banyak. Ancaman raja terhadap kematian tidak menggentarkan mereka akan iman sejati ini. Ketika algojo mengangkat pedang dan diletakkan diatas leher mereka, mereka berseru, "Sang Kekal, Dia adalah Allah, Allah seluruh dunia juga Allah Nimrod sang penista." Namun pedang tersebut tidak dapat memotong daging mereka. Hingga pecahlah pedang mereka.
Namun Nimrod tidak bergeming dari tujuannya yaitu membakar Abraham kedalam api pembakaran. Ia lalu mengutus salah satu pembesarnya untuk mengambil Abraham. Namun ketika mereka akan membawanya ke dalam tungku pembakaran, justru utusan tersebut yang dibakar oleh lidah api yang menyambar keluar. Banyak yang mati terbakar dalam usaha untuk melempar Abraham kedalam tungku pembakaran.
Satan lalu muncul dalam bentuk manusia, dan memberi nasehat kepada raja untuk meletakkan Abraham ketas ketapel yang akan melontarkan dirinya ke dalam api. Dengan demikian tidak diperlukan orang untuk mendekati tungku. Satan sendiri yang membuat ketapel tersebut. Setelah melakukan uji coba menggunakan batu sebanyak 3 kali. Mereka lalu mengikat tangan dan kaki Abraham. Pada saat tersebut Satan yang masih menjelma dalam bentuk manusia, mendekati Abraham dan berkata, "Jika engkau tidak ingin mati terbakar oleh api Nimrod, sujud lah kepadanya dan percaya lah kepadanya." Namun Abraham menolaknya, dan berkata, "Semoga Allah memberi teguran kepadamu, engkau sungguh keji, hina dan terkutuk!" dan Satan pun meninggalkan nya.
Kemudian ibu Abraham datang kepadanya dan memohon agar ia bersujud kepada Nimrod supaya terhindar dari hukuman. Namun ia berkata kepadanya: "Wahai ibu, air dapat memadamkan api Nimrod, tapi api dari Allah tidak akan padam untuk salama-lamanya. Bahkan air tidak akan mampu memadamkannya." Ketika ibunya mendengar perkataan ini, ia berkata, "Semoga Allah yang engkau sembah menyelamatkanmu dari api Nimrod."
Abraham akhirnya diletakkan diatas ketapel, dan ia memalingkan wajahnya ke langit, seraya berkata, "Ya Tuhan, Allah ku, Engkau telah melihat bagaimana upaya pendosa ini!" Keyakainannya terhadap Allah tidak tergoyahkan. Ketika malaikat mendapat izin untuk menyelamatkannya, Gabriel mendekat dan berkata, "Abraham, apakah aku harus menyelamatkanmu dari api?" jawabnya, "Hanya kepada Allah aku menaruh jiwaku, Allah di surga dan di bumi, akan menyelamatkan aku," dan Allah yang melihat kesalehan Abraham, berfirman kepada api, "Dinginlah dan bawa kesejukan kepada hamba-Ku Abraham."
Api tersebut lalu padam walau tanpa api. Kayu pembakaran seketika memunculkan tunas mereka, dan masing-masing kayu menghasilkan buah sesuai pohonnya. Tungku berubah menjadi kursi kerajaan, dan para malaikat duduk disana bersama Abraham. Ketika raja melihat mujizat ini, ia berkata: "Sihir hebat! engkau menunjukkan bahwa engkau berkuasa atas api, dan pada saat yang sama engkau memamerkan dirimu kepada orang-orang seakan duduk dengan nyaman di taman!" Namun para pembesar Nimrod berkata dalam 1 suara, "Bukan, yang mulia, ini bukan sihir, ini adalah kekuatan Allah yang maha besar, Allah dari Abraham, yang Esa, dan kami bersaksi bahwa Ia adalah Allah dan Abraham adalah utusannya." Semua pembesar dan rakyat seketika percaya pada Allah saat itu.
Kemuliaan Abraham melebihi raja Nimrod yang fasik, juga para pembesarnya, juga melebihi orang-orang saleh yang hidup pada zaman itu seperti Nuh, Shem, Eber dan Asyur. Nuh angkat tangan terhadap generasi tersebut, dan ia sama sekali tidak berusa untuk menegakkan agama yang suci kepada Allah. Ia menyibukkan diri menanam anggur, dan tenggelam dalam kesenangan duniawi. Shem dan Eber hidup menyepi, dan Asyur berkata, "Bagaimana aku bisa hidup bersama para pendosa ini?" dan ia lalu pergi meninggalkan negeri itu. Yang tersisa hanyalah Abraham. "Aku tidak akan meninggalkan Allah," katanya, dan Allah pun tidak meninggalkan dirinya. Ia yang mengabaikan ayah dan ibunya.
Mujizat Abraham pada peristiwa tungku api, serta kesejahteraan hidupnya di kemudian hari, adalah penggenapan atas pembacaan tanda-tanda bintang di langit oleh Terah ayahnya. Ia melihat bintang dari Haran yang dimusnahkan oleh api, dan pada saat yang sama memimpin dunia. Misteri tersebut telah jelas saat ini. Haran tidak teguh dalam beriman, ia tidak mampu memutuskan dengan bijak apakah mengikuti Abraham atau para penyembah berhala. Ketika orang-orang yang tidak menyembah berhala akan dimasukkan kedalam tungku api, Haran berpikir demikian, "Abraham adalah kakak ku, aku akan menyatakan keimananku (jika terjadi mujizat) kepadanya; jika tidak aku akan melawannya." Namun setelah Abraham diselamatkan oleh Allah, ia mengumumkan keimanannya. Tapi ketika ia mendekati tungku, ia di lahap oleh api.
Terah membaca bintang dengan sangat baik, karena Haran telah mati terbakar api, dan anak perempuan nya Sarah binti Terah menjadi isteri Abraham, yang mana keturunan mereka kemudian memenuhi seluruh bumi.
Raja beserta para pembesarnya telah bersaksi atas keajaiban yang dilakukan Abraham, kemudian datang kepadanya dan bersujud. Tetapi Abraham berkata: "Jangan sujud kepadaku, namun kepada Allah, Tuhan dari alam semesta, yang telah menciptakan engkau. Sembahlah dan berjalan lah di dalam-Nya, karena Ia yang menyelamatkan aku dari api."
Raja lalu mengizinkan Abraham pulang kerumah, setelah ia memberinya berlimpah hadiah, di antaranya adalah 2 budak yang telah dibesarkan di istana kerajaan. Ogi dan Eliezer. Para pembesar mengikuti contoh dari raja, dan mereka memberinya berbagai macam perak dan emas serta batu mulia. Namun semua pemberian ini tidaklah menyenangkan hati Abraham, dibanding dengan 300 orang yang bergabung bersamanya dan menganut agamanya.
Nimrod adalah salah satu pemimpin umat manusia yang rusak akhlaknya. Ayahnya bernama Kush, menikahi ibunya pada usia lanjut. Ia sangat disayangi oleh oleh orang tuanya dan mendapat pemberian sebuah jubah kulit, yang dibuat oleh Allah untuk Adam dan Hawa, pada saat mereka akan meninggalkan taman Firdaus.
Adam mewariskan jubah tersebut kepada keturunannya, hingga kemudin menjadi milik Henokh, dan kepada Methusalah, lalu Nuh, yang turut dibawa serta kedalam bahtera. Ham mencuri dan menyembunyikannya, ketika Nuh sedang sibuk mengatur para hewan untuk meninggalkan bahtera. Ham kemudian mewariskan jubah tersebut kepada anak sulungnya Kush. Kush menyembunyikan jubah tersebut selama bertahun-tahun dan ia wariskan kepada anaknya, Nimrod ketika berusia 20 tahun.
Jubah tersebut memiliki keajaiban. Siapa yang mengenakan jubah tersebut tidak akan terkalahkan. Binatang dan burung di hutan, tunduk kepada Nimrod, dan ia memperoleh banyak kemenangan dalam pertempuran. Sumber kekuatan ini tak diketahui oleh para pengikutnya. Mereka menganggap Nimrod memiliki bakat alami sebagai pemimpin, karena itu mereka menunjuknya menjadi raja.
Hal ini terjadi setelah perselisihan antara keturunan Kush dan keturunan Yafet, dimana Nimrod muncul sebagai pemenang, ia mengalahkan para musuhnya walau dengan pasukan yang lebih sedikit.
Nimrod memilih Sinear (Sumer) sebagai ibukota nya. Dari sana ia memperluas wilayah nya, hingga ia menjadi penguasa tunggal seluruh dunia. Ia adalah manusia pertama yang menguasai dunia, penguasa ke-9 yang mempunyai kekuatan yang sama adalah sang Mesias.
Kecongkakkannya semakin bertambah seiring kekuasaannya. Setelah masa banjir tidak ada manusia, yang memiliki dosa melebihi Nimrod. Ia membuat berhala dari kayu dan batu, kemudian menyembah nya. Tidak puas untuk terjerumus sendiri, ia mempengaruhi rakyatnya dalam kemusyirikan, dimana ia dibantu oleh anaknya yang bernama Mardon. Anaknya ini melampaui ayahnya dalam kedurhakaan. Pada masa mereka lah sebuah pepatah muncul, "Dari kefasikan muncul lah kejahatan."
Keberhasilan Nimrod berdampak pada manusia, yang tidak lagi percaya kepada Allah, melainkan hanya pada kekuatan dan kemampuan manusia itu sendiri, inilah prinsip yang disebarkan oleh Nimrod ke seluruh manusia. Oleh karena itu orang-orang berkata, "Sejak penciptaan dunia, tidak ada yang seperti Nimrod, seorang pemburu manusia dan hewan yang gagah perkasa, dan pendosa di hadapan Allah."
Namun bukan ini saja kejahatan Nimrod, tidak cukup ia membalikkan dan menjauhkan manusia dari Allah, ia mencoba membuat dirinya dihormati seperti Allah, dan menjadi Allah. Ia bahkan membuat singgasana yang menyerupai singgasana Allah. Sebuah menara dibangun dari bebatuan, dan di puncaknya ia menempatkan singgasana dari kayu cedar, dan bertingkat 4, yang terdiri dari besi, tembaga, perak dan emas. Singgasana tersebut, bermahkotakan batu mulia, bulat bentuknya, dan besar ukurannya. Inilah singgasana Nimrod, dimana ia bertahta, dan semua bangsa datang menyembahnya.
Menara Babel
Kedurhakaan dan Kefasikan Nimrod mencapai puncaknya ketika ia membangun Menara Babel. Adalah penasehatnya yang pertama mengusulkan rencana pendirian menara ini, lalu Nimrod menyetujuinya, dan ia memutuskan untuk dibangun di Shinar (Sumeria) dengan mempekerjakan 600.000 orang.
Proyek ini adalah pemberontakan terhadap Allah, ada 3 jenis pemberontakan dari para pembangun menara ini. Kelompok ke-1 berbicara, mari kita naik ke langit dan berperang melawan-Nya; kelompok ke-2 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menaruh berhala-berhala kita, dan menyembah mereka disana; kelompok ke-3 berbicara, mari kita naik ke langit, dan menghancurkan mereka dengan panah dan tombak kita.
Tahun demi tahun berlalu, kemudian selesailah menara tersebut. Begitu besar dan tinggi nya hingga butuh 1 tahun untuk berjalan mencapai puncaknya. Sebuah batu bata lebih berharga di mata para pembangun, dibandingkan nyawa manusia. Jika seseorang terjatuh dan tewas, ia tidak akan dihiraukan, namun jika sebuah bata jatuh, mereka menangisinya, karena akan butuh waktu 1 tahun untuk menggantinya. Begitu kukuh niat mereka, para kaum wanita tidak akan berhenti melakukan tugas mereka mencetak batu bata walau akan melahirkan bayi, mereka akan melakukan keduanya secara bersamaan.
Mereka tidak pernah mengendurkan pekerjaan mereka, dan dari ketinggian mereka terus menerus mencoba memanah ke langit, yang ketika panah tersebut terjatuh ke bumi, mereka melihatnya seakan diselimuti darah. Dalam delusi ini, lalu berseru, "Kita telah membunuh penghuni surga."
Kemudian Allah berfirman kepada 70 malaikat yang mengelilingi singgasana-Nya, "Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Demikianlah terjadi, sejak saat itu mereka tidak mengetahui ucapan satu sama lainnya. Ketika seseorang meminta semen, maka temannya akan memberikan batu bata; dengan kesal, ia kemudian melempar bata tersebut kepada temannya dan membunuhnya.
Banyak yang tewas karena hal ini, sisa dari mereka di hukum berdasarkan pemberontakan mereka. Mereka yang berbicara, "Marilah kita naik ke langit, mendirikan berhala kita, dan menyembah mereka disana," Allah mengutuk mereka menjadi kera dan hantu (phantoms); mereka yang hendak menyerang langit dengan senjata, Allah membuat mereka saling berkelahi satu sama lain; mereka yang hendak berperang dengan Allah di langit dibuat berserakan diseluruh bumi, dan sebagian musnah dibakar api; hanya 1/3 dari mereka yang selamat. Menara tersebut tetap berdiri, namun siapa pun yang melihatnya tidak akan mengingat apa pun tentangnya.
Hukuman terhadap orang yang berdosa pada generasi menara relatif lebih ringan, dibanding generasi banjir yang benar-benar hancur. Generasi menara masih tetap hidup meskipun hujatan mereka sangat menyakiti Allah. Hal ini karena Allah melihat para generasi menara babel hidup dalam damai bersama-sama, dan mencintai satu sama lain, sementara generasi banjir, hidup dalam kebencian satu sama lain.
Selain untuk menghukum orang berdosa dengan mengacaukan bahasa, salah satu peristiwa penting turunnya Allah ke bumi ini--satu dari 10 peristiwa, diantara penciptaan langit dan bumi serta hari penghukuman.-- Allah disertai 70 malaikat, mengundi berbagai bangsa, setiap malaikat akan menerima sebuah bangsa, Israel jatuh sebagai milik Allah. Kepada setiap bangsa, diberikan satu bahasa khusus, bahasa Ibrani diperuntukkan untuk Israel -- bahasa yang digunakan oleh Allah sejak penciptaan dunia.
Jika keturunan Kain menyerupai leluhur mereka dalam kekejian dan kebejatan, keturunan Seth adalah kaum yang saleh serta beradab. Perbedaan prilaku dari dua rumpun ini tercermin dari tempat tinggal mereka. Keturunan Seth berdiam di pegunungan di sekitar firdaus, sementara Keturunan Kain mendiami padang rumput di Damaskus, di lokasi pembunuhan Abel oleh Kain.
Namun, pada masa Methusalah, setelah kematian Adam, prilaku keturunan Seth secara perlahan menjadi rusak seperti hal nya keturunan Kain. Kedua rumpun ini bersatu dalam hal kekejian. Hasil dari penyatuan antara mereka adalah kaum Nephilim, yang dosa-dosanya membawa banjir atas dunia. Dalam kesombongan mereka mengklaim sebagai keturunan Seth, dan mereka membandingkan diri mereka dengan para pangeran dan keturunan bangsawan.
Pada masa sebelum banjir, kondisi hidup masih lah ideal, mereka tidak perlu bekerja keras karena masih hidup dalam kemakmuran. Dalam kesombongan mereka bangkit melawan Allah. Sekali panen cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 40 tahun, dan mereka memiliki kemampuan sihir untuk menundukkan matahari dan bulan menurut kemauan mereka. Mereka memelihara anak-anak nya tanpa kesulitan. Masa kehamilan hanyalan beberapa hari, dan segera setelah lahir mereka mampu berjalan dan berbicara; mereka sendiri membantu ibu nya memutuskan tali pusar. Bahkan setan tidak dapat menyakiti mereka. Setelah masa yang panjang dengan kenyamanan walau manusia hidup dalam dosa. Selama itu pula mereka menyakiti Allah, walau berkah-Nya tiada berhenti. Namun kesabaran-Nya berhenti ketika mereka mulai melakukan kekejian dan hidup tidak dalam kesucian.
Namun setelah Allah menetapkan penghukuman atas manusia, Ia masih memberi belas kasih Nya, melalui Nuh yang di utus Nya kepada mereka, untuk memerintahkan mereka mengubah cara hidup mereka, selama 120 tahun, dengan janji bencana banjir jika tidak berpaling. Akan tetapi mereka mencemooh Nuh. Ketika mereka melihat ia mempersiapkan bahtera, mereka bertanya, "Oleh karena itu kah bahtera ini?"
Nuh : "Allah akan membawa banjir besar atas kalian."
Pendosa : "Banjir macam apa? Jika Ia mengirim banjir api, kami tahu cara bagaimana melindungi diri dari api, jika banjir air akibat luapan dari bumi, kami akan menyumbatnya dengan pasak besi, jika dari atas, kami juga tahu cara mengatasinya."
Nuh : "Air akan meluap dari bawah kaki mu, dan engkau tidak akan dapat mencegahnya."
Sebagian dari mereka menjadi keras kepala, karena mereka mendengar perkataan Nuh, bahwa selama Methusalah yang kudus berdiam bersama mereka, musibah banjir tidak akan menyentuh mereka. Masa 120 tahun yang di beri Allah sebagai masa percobaan berakhir, Methusalah wafat, namun Allah memberi mereka perpanjangan waktu selama 1 minggu, untuk berkabung, mengenang sang manusia kudus.
Selama masa perpanjangan tersebut, hukum alam berubah, matahari terbit dari barat dan terbenam di timur. Allah bahkan memberi makanan surgawi yang diperuntukkan bagi manusia di dunia yang akan datang, kepada para manusia pendosa ini, dengan maksud agar manusia bertobat, namun hal tersebut adalah sia-sia. Setelah Methusalah dan orang-orang kudus lainnya dari generasi ini wafat, Allah mendatangkan bencana banjir besar atas dunia ini.
Kitab Suci
Pengetahuan yang luar biasa sangat diperlukan untuk membangun bahtera yang dapat menampung segala mahluk hidup di bumi, bahkan para roh. Hanyalah ikan yang tidak mendapat tempat di dalam nya. Nuh memperoleh pengetahuan tersebut dari buku yang diberikan kepada Adam oleh malaikat Raziel, di mana segala pengetahuan di langit dan bumi tercatat di dalam nya.
Ketika Adam dan Hawa masih tinggal di taman Firdaus, suatu waktu Samael, yang bersama seorang anak mendatangi Hawa, ia meminta untuk mengawasi anak tersebut hingga ia kembali. Hawa memenuhi permohonan Samael. Ketika Adam kembali dari rutinitasnya di Firdaus, ia menemui anak kecil sedang bersama Hawa yang sedang menangis dan meraung.
Adam bertanya perihal anak tersebut dan di jawab oleh Hawa sebagai anak Samael. Adam merasa terganggu dan sangat jengkel akibat tangisan dan jeritan anak tersebut yang semakin lama semakin keras. Dalam kekesalannya ia memukul anak tersebut, dalam sekali pukulan yang mengakibatkan anak tersebut terbunuh.
Namun mayat anak tersebut tidak lah berhenti meratap dan menangis, demikian pula walau telah di mutilasi oleh Adam menjadi potongan-potongan kecil. Untuk menghilangkan suara bising anak tersebut, Adam memasak potongan tubuhnya, dan bersama Hawa, mereka memakannya. Baru saja selesai menyantap anak tersebut, Samael muncul dan mencari keberadaan anaknya.
Namun Adam dan Hawa membohongi Samael, dan berpura-pura tidak mengetahui keberadaan anaknya. Namun Samael berkata kepada mereka : "Apa! Kalian berani berkata bohong, Allah di waktu yang akan datang akan memberi Israel, Taurat, yang mana di dalamnya akan terdapat larangan, 'Jauhkan dirimu dari perkataan palsu!'"
Sementara mereka berbicara, tiba-tiba terdengar suara anak yang terbunuh dari jantung Adam dan Hawa, yang ditujukan kepada Samael: "Pergilah, saya telah menetap di hati Adam dan Hawa, dan tak pernah aku meninggalkan mereka, termasuk di hati semua keturunan mereka, hingga akhir."
Samael kemudian berlalu dari mereka, namun Adam tetap bersedih hati, dan ia mengenakan (kain) karung dan abu, dan ia mulai berpuasa dalam waktu yang panjang, hingga Allah menampakkan diri kepadanya, dan berkata : "Anakku, janganlah engkau takut akan Samael. Aku akan memberi mu penawar yang akan membantu mu melawan nya, karena atas kehendak Ku, ia datang kepada mu." Adam bertanya, "Dan apakah penawarnya?" Allah : "Taurat." Adam : "Dan di manakah Taurat itu?" Allah lalu memberinya kitab milik malaikat Raziel, yang mana di pelajari siang dan malam.
Setelah beberapa saat berlalu, para malaikat mengunjungi Adam, mereka menjadi iri, karena pengetahuan dan kebijaksanaan dari buku tersebut telah di miliki oleh Adam. Mereka bermaksud untuk menjatuhkannya dengan tipu muslihat, dengan memanggil Adam sebagai Allah dan bersujud di hadapan nya, walau ditolak, "Jalanlah sujudkan dirimu di hadapan ku, tetapi muliakan Allah bersama ku. Marilah kita meninggikan nama-Nya bersama-sama."
Namun perasaan iri telah memenuhi para malaikat sehingga mereka mencuri buku tersebut, dan membuangnya ke lautan. Adam kemudian mencari buku tersebut hingga putus asa, dalam kesedihan, ia kembali berpuasa beberapa hari, sampai Allah menampakkan diri kepadanya, dan berkata: "Janganlah takut! Aku akan mengembalikan buku itu kepadamu," dan Allah memanggil Rahab, malaikat laut, dan memerintahkan kepadanya untuk mencari buku tersebut dan diberikan kepada Adam, dan begitulah perintah dilaksanakan.
Setelah kematian Adam, kitab suci tersebut menghilang, namun kemudian ketika Henokh bersembunyi di sebuah gua, keberadaan kitab itu di ungkapkan kepada Henokh dalam mimpinya. Dari buku inilah Henokh mendapatkan pengetahuan tentang alam, bumi dan langit, dan ia menjadi begitu bijak sana melebihi kebijaksanaan Adam. Setelah menghafalnya, Henokh menyembunyikan buku tersebut kembali.
Sekarang, setelah Allah memutuskan untuk membawa banjir atas bumi, Dia mengutus malaikat Raphael kepada Nuh, untuk membawa pesan berikut : "Aku berikan kepadamu kitab suci ini, yang mana semua rahasia dan misteri yang tertulis di dalamnya, dapat engkau ketahui, dan supaya engkau mengetahui bagaimana memenuhi perintah dalam kekudusan, kemurnian, dan kerendahan hati. Engkau akan belajar darinya bagaimana membuat sebuah bahtera dari kayu pohon gofir, dimana engkau, dan anak-anakmu, dan istrimu akan menemukan perlindungan."
Nuh mengambil Kitab tersebut, dan ketika ia mempelajarinya, roh kudus menjamahnya, dan ia mengetahui segala sesuatu yang diperlukan untuk membangun bahtera dan mengumpulkan segala jenis binatang di bumi. Kitab tersebut terbuat dari safir, ia membawanya ke dalam bahtera, dan ditutupnya dalam sebuah peti dari emas. Sepanjang masa ketika berada di dalam bahtera, kitab tersebut menjadi teman pembunuh waktu baginya. Sebelum kematiannya, ia memberi kitab tersebut kepada Shem, dan pada gilirannya kepada Abraham. Dari Abraham turun kepada Yakub, Lewi, Musa, Yoshua, Solomon, mereka semua belajar dan mendapatkan kebijaksanaan dari nya, serta keterampilan untuk pengobatan, dan penguasaan atas iblis.
Para Penghuni Bahtera
Bahtera tersebut selesai sesuai dengan petunjuk dalam kitab Raziel. Tugas Nuh berikutnya adalah mengumpulkan para hewan. Tidak kurang dari 32 spesies burung, 365 reptil harus ia bawa bersamanya. Allah memerintahkan para hewan unuk membantu pembangunan bahtera, mereka pun berkumpul ke lokasi bahtera, dan membantu Nuh sehingga pekerjannya menjadi ringan.
Namun hewan yang datang lebih banyak dari yang seharusnya di ikut kan kedalam bahtera, dan Allah memerintahkan Nuh menyeleksi mereka di depan pintu masuk bahtera, mana yang berjongkok ketika memasuki pintu, dan mana yang berdiri. Yang berjongkok akan diterima, dan yang berdiri ditolak. Binatang yang tidak diterima memasuki bahtera berdiri mengelilinginya, selama 7 hari, pengumpulan binatang terjadi selama seminggu sebelum banjir.
Pada saat bencana banjir di mulai, matahari menjadi gelap, bumi berguncang, dan kilat dan guntur menggelegar secara luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya. Namun manusia pendosa tidak pula ingin bertobat, pula selama 7 hari sebelum banjir, tidak lah mereka mengubah kebiasaan jahatnya.
Ketika banjir mulai terjadi, 700.000 anak manusia berkumpul disekitar bahtera, dan memohon kepada Nuh, untuk memberi mereka perlindungan. Dengan suara nyaring Nuh menjawab: "Bukan kah kalian yang memberontak terhadap Allah, hingga berkata, 'Allah itu tidak ada'? Oleh karena itu Ia membawa kehancuran atas kamu, untuk memusnahkan engkau dari muka bumi. Bukankah sudah ku nubuat kan kepada kalian selama 120 tahun, namun kalian tidak mengindahkan perintah Allah. Dan sekarang kalian ingin untuk tetap hidup!"
Lalu para pendosa berseru: "Jika demikian terjadilah! Kami bersedia untuk kembali kepada Allah, jika engkau bersedia untuk membuka pintu bahtera mu dan membawa kami, hingga kami tidaklah binasa."
Jawab Nuh: "Sekarang barulah engkau berseru, ketika Allah memberi kesempatan selama 120 tahun, engkau berpaling darinya, sekarang sia-sia lah permintaanmu kepada Allah, karena tidak akan di dengar oleh Nya!"
Ketika kerumunan pendosa tersebut mencoba memaksa memasuki bahtera, para binatang buas yang mengelilingi bahtera mencegah mereka, dan banyak dari mereka yang terbunuh, dan sisa nya melarikan diri dan menemui kematian di telan banjir bah. Bagi para raksasa air saja tidak cukup memusnahkan mereka, karena tubuhnya yang tinggi menjulang dan kuat. Ketika Nuh mengecam mereka, mereka menjawab : "Jika air datang dari atas, mereka hanya sampai pada leher kami; dan jika mereka datang dari bawah, kaki kami mampu untuk membendung air itu meluap." Namun Allah membuat setiap tetes air tersebut melalui Gehenna sebelum mencapai bumi, dan air tersebut menjadi panas dan membakar kulit mereka. Penghukuman ini sebanding dengan kejahatan mereka. Seperti panasnya nafsu sensual, dan membakar mereka melakukan perbuatan tak bermoral, demikianlah mereka dihukum dengan air panas.
Bahkan pada saat-saat kematian orang-orang berdosa tetap melakukan kekejian. ketika air mulai meluap dari setiap mata air, mereka menggunakan anak mereka untuk menyumbatnya, hingga anak-anak tersebut mati tertelan banjir.
Namun oleh kasih karunia Allah, dan bukan karena perbuatannya, Nuh dapat berlindung dalam bahtera dari amukan banjir. Meskipun ia lebih baik dibanding manusia sezamannya, ia tidak memiliki kemampuan melakukan mujizat. Ia hanya memiliki sedikit iman, ia tidak memasuki bahtera hingga air telah mencapai lututnya. Nuh bersama istrinya yang saleh bernama Naamah binti Enosh, selamat dari bencana ini beserta 3 anaknya, serta istri mereka.
Nuh menikah ketika ia berusia 498 tahun. Lalu Allah memerintahkan ia untuk mencari istri. Ia sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk memiliki anak di dunia ini, karena ia tidak ingin mereka binasa bersama banjir. Ia kemudian memiliki 3 anak, yang lahir tidak lama sebelum datangnya banjir. Allah memberkatinya 3 anak agar dapat membantunya membangun bahtera yang berukuran masif, agar mereka dapat pula menjadi saleh. Jika tidak mereka pun akan ikut binasa bersama para generasi banjir.
Nuh dan keluarganya adalah orang-orang yang tidak jatuh dalam kekejian pada zaman itu, demikian pula dengan hewan-hewan yang diterima memasuki bahtera adalah yang hidup sesuai dengan kodratnya. Karena hewan pada masa tersebut juga menjalani kehidupan yang penuh kekejian seperti hal nya manusia: anjing kawin dengan srigala, ayam dengan merak, dan banyak hewan yang tidak menjaga kemurnian mereka. Dan mereka yang terluput dari kehancuran adalah yang melindungi diri mereka dari kekejian tersebut.
Salah satu hewan yaitu, reem (mahluk mistis yang sering diterjemahkan sebagai lembu hutan), tidak disertakan oleh Nuh kedalam bahtera. Disebabkan oleh ukuran tubuhnya yang tidak mencukupi ruangan dalam bahtera. Nuh lalu mengikatnya kepada bahtera, dan ia mengapung dibelakang bahtera. Demikian pula dengan sang raksasa Og, raja Bashan. Ia akhirnya ditempatkan pada bagian atas bahtera, sehingga ia terselamatkan dari banjir. Nuh mengurus makanan mereka sehari-hari, dan membuat Og berjanji bahwa ia dan keturunannya akan melayani Nuh dan hidup sebagai budak.
Banjir
Mengatur para hewan dalam bahtera adalah bagian terkecil dari tugas Nuh. Kesulitan utama adalah menyediakan makanan serta akomodasi bagi mereka selama setahun. Dimasa yang akan datang, tradisi dari Shem anak Nuh, yang diceritakan oleh Eliezer, hamba Abraham, menceritakan pengalaman mereka dengan para hewan dalam bahtera. Ini lah kisahnya, "Kami memiliki masalah pelik dalam bahtera. Memberi makan hewan siang pada siang hari, dan hewan malam pada malam hari. Ayahku tidak tahu makanan apa yang harus diberikan pada si kecil Zikta. Suatu saat ia sedang memotong buah delima, dan cacing terjatuh dari buah tersebut, lalu di mangsa oleh zikta. Sejak saat itu ayah ku akan membuat adonan dan membiarkannya ber-ulat, yang kemudian di berikan kepada nya. Singa menderita penyakit demam sepanjang masa, dan ia tidak menjadi ancaman bagi hewan lain, hal ini karena ia tidak menikmati makanan kering. Binatang urshana ditemukan ayahku tidur disudut bahtera, dan ia bertanya kepadanya apakah ia tidak membutuhkan makanan. Ia menjawab : 'aku melihat engkau sangat sibuk, dan saya tidak ingin menambah bebanmu.' dan ayahku menjawab, 'Semoga adalah kehendak Allah ada padamu agar engkau dapat hidup selamanya,' dan berkat itu terwujud."
Kesulitan semakin bertambah ketika banjir mulai mengayunkan bahtera. Semua mahluk didalamnya terguncang seperti makanan dalam wajan. Singa mulai mengaum, srigala melolong, dan semua binatang meraung sekuatnya karena ketakutan. Demikian pula Nuh beserta anak-anaknya, berpikir bahwa kematian telah mendekat. Nuh berdoa kepada allah dalam tangisannya : "Ya Tuhan, bantulah kami, karena tidak mampu lagi kami menanggung penderitaan ini. Ombak-ombak ini mencoba menenggelamkan kami, dan membuat kami dalam ketakutan melihat kematian berada di depan kami. Oh, dengarkan lah doa kami, selamatkanlah kami, mendekatlah pada kami, dan ampunilah kami!"
Banjir ini dihasilkan oleh menyatunya perairan jantan, yang berada di atas firmament, dan perairan betina yang keluar dari bumi. Air yang berada di atas turun melalui langit disebelah kiri, ketika Allah memindahkan 2 bintang dari konstilasi Pleiades. Ketika banjir akan dihentikan, Allah memindahkan 2 bintang dari konstilasi beruang kepada konstilasi Pleiades. Demikianlah konstilasi beruang bergerak mengejar konstilasi Pleiades. Ia menginginkan 2 anaknya dikembalikan, namun mereka hanya dikembalikan di dunia yang akan datang.
Pada saat itu terdapat perubahan pada kubah langit selama tahun banjir. Selama waktu berjalan, matahari dan bulan tidak memancarkan cahaya, Demikianlah panggilan nama Nuh yang juga berarti, "peng-istirahat", karena selamanya hidupnya matahari dan bulan beristirahat pada masa itu. Bahtera diterangi oleh batu mulia, cahaya yang dipancarkan lebih kemilau pada malam hari dibanding siang, hingga Nuh dapat membedakan antara siang dan malam.
Lamanya banjir selama 1 tahun, dimulai pada hari ke-17 pada bulan Heshwan (Oktober-November), dan hujan turun terus menerus selama 40 hari, hingga pada hari ke-27 pada bulan Kislew (November-Desember). Ini adalah hukuman atas kejahatan dari generasi pendosa. Mereka telah menjalani kehidupan tak bermoral, dan menghasilkan anak-anak haram, yang berada dalam rahim selama 40 hari. Dan dari hari ke-27 bulan Kislew hingga hari ke-1 bulan Siwan (May-Juni), yakni masa 150 hari, air telah mencapai ketinggian, 15 ells (33 mtr) diatas bumi. Selama mas ini para durjana dimusnahkan, semuanya mendapatkan hukuman. Kain turut bersama dengan mereka pada saat itu, demikianlah kematian Habel terbalaskan. Demikian dashyatnya banjir tersebut hingga jazad Adam lenyap dari kuburannya.
Pada hari pertama di bulan Siwan, banjir mulai menyusut, 1/4 ell per-hari, dan pada saat hari ke 60, yakni hari ke-10 Ab (Juli-Agustus), hingga hari ke-1 Tishri (September-Oktober) air telah menyusut hingga 1/2 nya. Kemudian pada hari ke-27 Heshwan, banjir telah berjalan selama 1 tahun kalender matahari, yang terdiri dari 12 bulan dan 11 hari.
Nuh mengalami beberapa rintangan untuk mengetahui status dari banjir. Suatu saat ia memutuskan untuk mengirim burung gagak untuk mengecek, namun sang burung berkata: "Allah, tuan mu membenciku, dan engkau juga membenciku. Tuanmu membenciku, karena ia memerintahkan 7 pasang burung 'tak bercela', namun hanya 2 pasang burung 'najis' dimana aku termasuk. Karena kebencian, engkau tidak memilih dari kalangan burung tak bercela, malah memilihku, dan tersisalah 1 pasang dari kalangan kami. Misalkan, aku binasa karena panas atau dingin, bukankah dunia akan kehilangan 1 spesies binatang? atau mungkin engkau telah bernafsu pada pasangan ku, dan hasratmu adalah mengenyahkan aku?" Nuh menjawabnya: "Terkutuk! (Karena tugas) aku harus terpisah dari istriku dalam bahtera ini, bagaimana mungkin terlintas pikiran yang engkau tuduhkan kepadaku!"
Tugas yang diberikan kepada burung gagak tidak berhasil, karena ketika ia melihat tubuh orang mati, ia mulai tergoda untuk memangsanya, dan melupakan perintah yang diberikan oleh Nuh kepadanya, kemudian burung merpati ditugaskan. Menjelang malam hari ia kembali dengan daun zaitun pada paruhnya, yang di petik diatas bukit zaitun di Yerusalem, karena tanah suci terhindar oleh banjir. Saat ia memetiknya, katanya kepada Allah: "Ya Allah penguasa dunia, biarlah makanan ku menjadi pahit seperti zaitun, namun adalah pemberian dari tangan-Mu, daripada manis, namun aku jatuh dalam kekuasaan manusia."
Nuh Keluar Dari Bahtera
Walau banjir telah berakhir, Nuh tidak meninggalkan bahtera hingga turun perintah dari Allah. Dia berkata kepadaa dirinya sendiri, "Saat aku memasuki bahtera karena perintah Allah, maka saya akan meninggalkannya juga karena perintah-Nya." Namun, ketika Allah memerintahkan Nuh untuk keluar dari bahtera, ia menolak, karena ia menolak, karena takut jika setelah mereka hidup di bumi untuk beberapa waktu, dan melanjutkan keturunan, Allah akan kembali membawa hukuman banjir. Karena itu ia tidak meninggalkan bahtera hingga Allah berjanji untuk tidak pernah menghukum bumi lagi dengan banjir bah.
Ketika ia melanggkah keluar dari bahtera, ia mulai menangis dalam kegetiran melihat pemandangan kerusakan dari banjir, dan yang ia berkata kepada Allah: "Ya Allah! Engkau disebut sebagai maha pengasih, dan Engkau seharusnya menunjukkan belaskasi atas ciptaan-Mu." Allah menjawab : "Wahai gembala bodoh, sekarang engkau berkata demikian kepada-Ku. Namun mendiamkan firmanku padamu : 'Aku melihatmu sebagai orang yang saleh dan ber-iman dari generasi mu, Aku akan membawa banjir untuk memusnahkan semua mahluk. Maka buat lah bagimu bahtera dari kayu gofir.' Demikianlah firmanku padamu, tentang segala perkara ini, maka mungkin engkau memohon pengampunan atas dunia. Namun engkau, ketika mendengar bahwa engkau akan diselamatkan dalam bahtera, engkau tidak prihatin akan bencana atas dunia. Engkau membuat bahtera penyelamat. Sekarang setelah dunia telah dirusakkan, engkau baru membuka mulutmu untuk memohon dan berdoa."
Nuh menyadari bahwa ia telah bersalah dan sungguh bodoh. Untuk berdamai dengan Allah dan memohon pengampunan dosa, ia membawa kurban persembahan. Allah menerima persembahan tersebut. Kurban persembahan itu tidak dilakukan oleh Nuh melalui tangannya sendiri; tugas pelayanan imam ini dilakukan oleh anaknya Shem. Ada penyebab akan hal tersebut. Suatu hari di dalam bahtera, Nuh lupa memberi jatah makanan untuk singa, dan ia menjadi sangat kelaparan lalu menerjang Nuh, hingga ia menjadi lumpuh, karena memiliki cacat tubuh, ia tidak dapat melakukan tugas seorang imam.
Ritual kurban ini menggunakan hewan lembu, domba, kambing, 2 ekor puyuh, dan 2 ekor merpati. Nuh memilih jenis ini karena nalurinya, setelah menyaksikan Allah memerintahkan ia untuk mengambil 7 pasang dari jenis ini untuk memasuki bahtera. Altar di dirikan tepat di lokasi Adam, Kain dan Habel pernah menyembelih kurban mereka, dan kemudian menjadi tempat Altar kudus di Yerusalem.
Setelah ritual kurban tersebut, Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya. Ia membuat mereka menjadi penguasa dunia, sebagaimana Adam dahulu, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi," karena selama berdiam di dalam bahtera, semua mahluk hidup, baik hewan maupun manusia, yang berbeda jenis kelamin, hidup dengan tidak saling "menjamah", dikarenakan mereka dalam keadaan menghadapi bencana hebat. Prilaku ini tidak dilakukan oleh penghuni bahtera kecuali oleh Ham, Anjing, dan gagak. Mereka semua telah mendapatkan ganjarannya. Ham akan menjadi bapa kaum yang berkulit gelap.
Sebagai tanda bahwa Allah tidak akan menghancurkan bumi dikemudian hari, Allah meletakkan busur-Nya di awan. Bahkan jika manusia kembali melangkah kedalam dosa, busur menyatakan bahwa dosa mereka tidak akan membawa dampak kehancuran bagi bumi. Sebuah masa datang dalam perjalanan hidup manusia ketika manusia yang hidup dalam kesalehan tidak perlu mencemasi bayang-bayang penghancuran bumi. Pada masa tersebut busur tidak terlihat lagi.
Allah memberi izin bagi Nuh dan keturunannya untuk mengkonsumsi daging hewan, yang mana terlarang pada masa Adam hingga saat itu. Namun mereka menjauhkan diri untuk tidak mengkonsumsi darah. Ia menyatakan 7 hukum era Nuh, sebuah kewajiban untuk semua orang. Allah melarang secara spesifik tentang penumpahan darah sesama manusia. Barang siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan ditumpahkan. Bahkan jika hakim memutuskan orang tersebut untuk bebas, hukumannya akan mengejarnya. Dia akan mati secara tidak wajar, seperti orang yang telah ia tumpahkan darahnya. Ya, bahkan binatang akan turut menumpahkan darah mereka, selanjutnya nyawa binatang akan dibutuhkan untuk kehidupan manusia.
Kutukan atas kemabukan.
Nuh kehilangan julukan sebagai "orang saleh" ketika ia mulai menyibukkan diri dengan tanaman anggur. Ia menjadi "manusia tanah", dan ini adalah upaya pertama manusia untuk membuat minuman anggur (wine) dan pertama kalinya kasus minum anggur secara berlebihan, pertama-kalinya sumpah serapah kepada sesama dalam keadaan mabuk, dan yang pertama memperkenalkan perbudakan.
Inilah kisah hal itu terjadi. Nuh menemukan pokok anggur yang diambil oleh Adam dari taman Firdaus ketika ia di usir. ia (Nuh) mencoba anggur tersebut dan melekat padanya. Pada saat ia menanamnya, ia lalu tumbuh dan menghasilkan buah pada hari yang sama, ia mengolahnya menjadi minuman, meneguknya hingga mabuk, dan ia menjadi tercemar--semuanya dalam 1 hari. Pembantunya di kebun anggur adalah Satan, yang telah bersamanya pada saat ia menanam pokok anggur temuannya. Satan bertanya padanya: "Apakah yang engkau tanam disini?"
Nuh: "Kebun anggur."
Satan: "Seperti apakah hasilnya?"
Nuh: "Buahnya sangat manis, baik itu jika dikeringkan atau segar. Anggur tersebut menyenangkan hati manusia."
Satan: "Marilah kita bekerjasama menanam anggur."
Nuh: "Baiklah."
Satan lalu menyembelih anak domba, kemudian singa, babi, dan monyet. Darah mereka ia alirkan dibawah pohon anggur. Ia berkata kepada Nuh, khasiat anggur tersebut: sebelum ia meminumnya, ia polos seperti anak domba; jika ia meminum seteguk, ia merasa kuat seperti singa; jika ia meminumnya lebih banyak dari yang ia mampu, ia akan menyerupai babi; dan jika ia meminum pada titik pencemaran, maka ia akan berprilaku seperti monyet, ia menari-nari, menyanyi, berbicara serampangan, dan tidak menyadari kelakuannya.
Hal ini yang menyebabkan Nuh tidak melampaui contoh yang diberi oleh Adam, yang jatuh juga karena anggur, karena buah terlarang adalah anggur, namun itu tidak membuatnya menjadi mabuk.
Dalam kondisi mabuk Nuh pergi ke tenda istrinya. Ham melihatnya disana, dan ia memberitahu saudaranya apa yang ia saksikan, dan berkata: "Manusia pertama mempunyai 2 anak, dan satu membunuh yang lain; dan Nuh yang memiliki 3 anak, masih ingin menambah anak ke-4." Namun Ham tidak juga menghentikan dosanya melalui perkataan buruk terhadap ayahnya. Ia bahkan mencegah ayahnya bersetubuh.
Setelah Nuh sadar dari mabuknya, ia lalu mengutuk Ham (anak bungsu Nuh), yakni kepada anak Ham, si bungsu Kanaan. bukan kepada Ham sendiri, karena Allah telah memberi berkat kepada Nuh dan ke-3 anaknya. Oleh karena itu ia menempatkan kutukan pada anak bungsu Ham, karena anak ke-3 Nuh, mencegahnya mempernak anak ke-4.
Keturunan Ham melalui Kanaan memiliki mata marah, karena Ham menyaksikan aurat ayahnya; mereka memiliki bibir yang cacat, karena Ham berbicara dengan bibirnya kepada saudaranya tentang kondisi tak pantas ayahnya, mereka memiliki rambut ikal (berombak) karena ia memutar kepalanya untuk melihat aurat ayahnya, dan karena Ham tidak ikut serta menutupi aurat ayahnya. Demikianlah ia dibalaskan, sebagaimana Allah akan membalaskan dengan ukuran yang setimpal.
Kanaan harus menderita akibat dosa ayahnya. Namun beberapa hukuman itu dijatuhkan karena prilakunya sendiri, karena Kanaan lah yang menyebabkan perhatian Ham kepada Nuh. Ham, adalah ayah yang sesuai untuk Kanaan. Wasiat Kanaan yang ditujukan kepada keturunannya adalah seperti berikut: "Janganlah berbicara jujur; janganlah menahan dirimu untuk mencuri; jalanilah hidup sex bebas; bencilah tuanmu dengan kesumat; dan sesama kalian haruslah saling melindungi."
Jika Ham dibuat menderita akibat kesalahannya, Sem dan Yafet mendapatkan berkat karena berbakti, dengan cara hormat mereka mengambil pakaian dan meletakkan di atas kedua bahu mereka, dan berjalan mundur dengan memalingkan wajah mereka dari aurat ayahnya. Ketelanjangan adalah ciri khas keturunan Ham, orang Mesir dan Ethiopia, yang dibawa pergi sebagai tawanan di pengasingan oleh raja Asyur, yang merupakan keturunan Shem, Bangsa Asyur itu sendiri, ketika dibakar oleh malaikat Allah di negeri mereka, pakaian mereka tetap melekat pada jazad mereka. Dan di waktu yang akan datang, pada saat Gog akan menderita kekalahan, Allah akan menyiapkan kain kafan dan kuburan bagi kaumnya, mereka adalah keturunan Yafet.
Walau Shem dan Yafet menunjukkan kepatuhan dan hormat, namun Shem mendapat berkah lebih besar, sebab ia lah yang pertamakali mencetuskan ide tentang bagaimana menutupi aurat ayah mereka. Yafet kemudian bergabung dengannya. Oleh karena itu keturunan Shem mendapat berkah untuk mengenakan tallit, dan keturunan Yafet mengenakan toga. Berkah lain yang diterima oleh Shem adalah penyebutan namanya dalam berkat Nuh, "Terpujilah Tuhan, Allah Shem," meskipun sebagai aturan nama Allah tidak bergabung dengan nama orang yang masih hidup, namun hanya untuk orang yang meninggal.
Hubungan Shem dan Yafet terungkap dalam berkat dari ayah mereka: Allah akan memberikan tanah yang indah kepada Yafet, dan keturunannya akan menganut agama yang dikembangkan oleh keturunan Shem. Pada saat Nuh menyampaikan berkatnya, ia juga mengucapkan bahwa Shekinah hanya akan berdiam di bait Allah pertama, yang di dirikan oleh Salomon keturunan Shem, dan tidak pada bait Allah ke-2 yang di dirikan oleh Cyrus, keturunan Yafet.
Menyebarnya Keturunan Nuh
Ketika Ham mengetahui bahwa ayahnya telah mengutuknya, ia menyingkir karena malu, dan bersama keluarganya ia menetap di kota yang ia bangun dan diberi nama Neelatamauk, untuk istrinya. Iri melihat saudaranya, Yafet juga membangun sebuah kota dan diberi nama menurut nama istrinya, Adataneses.
Shem adalah satu-satunya dari anak Nuh yang tidak meninggalkan dirinya. Di dekat rumah ayahnya, disebuah gunung, ia membangun kota yang juga diberi nama seperti nama istrinya, Zedeketelbab. Ketika kota ini berada disekitar Gunung Lubar, disekitar bahtera mereka karam. Yang pertama berada di sisi selatan, yang ke-2 di sebelah barat, dan ke-3 di timur.
Nuh berusaha untuk mengajarkan adat-istiadat dan perintah yang diketahui olehnya kepada keturunannya. Secara khusus ia mengingatkan mereka untuk menghindari pencabulan, kenajisan, dan semua kejahatan yang telah membawa dunia pada banjir besar. Nuh mencela mereka yang hidup terpisah satu sama lain, dan diliputi kecemburuan, karena ia takut, setelah kematiannya, mereka akan saling menumpahkan darah. Terhadap hal ini ia memperingatkan mereka, walau mereka tidak akan dimusnahkan seperti kaum sebelum mereka.
Hukum lain yang diperintahkan kepada mereka untuk di-taati, adalah hukum bahwa setiap buah dari pohon tidak akan di panen selama 3 tahun pertama, bahkan pada tahun ke-4, adalah bagian bagi para imam, yang akan ditawarkan di atas mezbah Allah. Setelah mengajarkan berbagai perintah Allah, Nuh berkata: "Sebagaimana Henokh, leuluhur kita yang merupakan generasi ke-7 manusia, menasehati anaknya Methuselah, dan Methuselah kepada anaknya Lamekh, dan Lamekh kepada ku, sekarang perintah itu ku berikan kepada kalian, anak-anak ku.
Pada tahun 1569 setelah penciptaan dunia, Nuh membagi bumi diantara anak-anaknya, di hadapan malaikat. Masing-masing mengulurkan tangan dan mengambil secarik lembaran dari dada Nuh. Lembaran milik Shem bertuliskan bagian tengah bumi, dan menjadi pusakanya beserta keturunannya untuk selama-lamanya. Nuh bersukacita karena bagian tersebut menjadi milik Shem. Karena hal itu menggenapi berkah Nuh kepadanya, "Dan Allah berdiam bersama Shem," selama tiga tempat suci (Bait Allah, Gunung Sinai yang berada pada titik tengah gurun pasir, dan gunung Zion pada titik tengah bumi.
Bagian selatan menjadi milik Ham, dan utara menjadi milik Yafet. Tanah milik Ham sangat panas, dan Yafet dingin, namun Shem berada diantaranya.
Pembagin bumi ini dimulai ketika masa akhir hidup Peleg (berarti dibagi), nama ini berikan oleh ayahnya Eber yang merupakan seorang nabi, mengetahui bahwa pembagian bumi akan di mulai pada masa anaknya. Saudara Peleg bernama Yoktan (berarti kecil), karena pada masa itu umur manusia semakin singkat.
Mereka membagi bumi menjadi 104 tanah, dan 99 pulau diantara 72 bangsa (negri), masing-masing dengan dialek sendiri, dan menggunakan 16 huruf karakter untuk menulis. Yafet mendapatkan 44 tanah, 33 pulau, 22 dialek dan 5 jenis tulisan; Ham mendapatkan 34 tanah, 33 pulau, 24 dialek, 5 jenis tulisan; dan Shem mendapat 26 tanah, 33 pulau, 26 dialek, 6 jenis tulisan - satu set karakter yang berjumlah lebih banyak diberikan kepada Shem, lebih banyak dibanding saudaranya, bahasa tersebut adalah bahasa Ibrani.
Tanah yang akan dimiliki sebagai warisan dari 12 anak Yakub, sementara diberikan kepada Kanaan, Sidon, Heth, Yebus, Amorit, Girgasi, Hewi, Arkit, Sinit, Arvadit, Semari, Hamati. Adalah tugas dari bangsa-bangsa ini untuk mengurus tanah sampai datangnya pemilik yang sah.
Setelah keturunan Nuh mengambil bagian mereka, para roh jahat mulai merayu mereka, dan menyeret mereka dalam penderitaan menuju kematian jasmani dan rohani. Setelah permohonan Nuh, Allah mengutus malaikat Raphael, yang kemudian memusnahkan 90% roh-roh jahat dari bumi, dan meninggalkan 10% yaitu Mastema, yang akan menghukum orang berdosa diantara manusia.
Rafael lalu mengajarkan Nuh tentang obat-obatan dari tanaman. Nuh mencatat hal tersebut dalam sebuah buku, yang ia wariskan kepada anaknya Shem. Ini adalah sumber dari buku kedokteran yang digunakan oleh para orang bijak dari India, Aram, Macedonia dan Mesir. Orang bijak dari India mengabdikan diri mereka pada pepohonan dan rempah-rempah; orang Aram sangat ahli dalam gandum dan biji-bijian, dan mereka menterjemahkan buku tersebut kedalam bahasa mereka. Orang Macedonia adalah yang pertama menerapkan pengetahuan kedokteran dalam kehidupan sehari-hari, sementara orang Mesir menggunakan penyembuhan melalui ilmu sihir dan astrologi, yang mereka ajarkan kepada bangsa Kasdim, yang ditulis oleh Kangar, anak Ur, anak Kesed.
Keterampiln medis menyebar luas hingga pada masa hidup Aesculapius. Orang bijak dari Macedonia ini, bersama dengan 40 penyihir, menjelajahi berbagai negara, mencari taman Firdaus, namun mereka sampai di India. Tujuan perjalanan mereka adalah menemukan pohon kehidupan, dan ketenaran mereka tersebar ke seluruh dunia. Namun harapan mereka adalah kesia-sian ketika mereka mencapai lokasi bekas taman Firdaus, mereka menemukan pohon penyembuhan dan kayu dari pohon kehidupan, namun ketika mereka mencoba untuk mengumpulkan kayu tersebut, halilintar muncul dari pedang yang terus berputar, menyungkurkan mereka ke tanah, dan terbakar.
Bersama mereka hilanglah semua pengetahuan kedokteran, dan muncul kembali pada masa Artaxerxes I, oleh orang bijak Macedonia bernama Hippocrates, Dioscorides dari Baala, Galen dari Caphtor (Kaftor/Siprus), dan Asaph si orang Ibrani.
Kerusakan Moral Manusia.
Ketika manusia makin tersebar luas didunia, manusia semakin korup. Nuh masihlah hidup ketika keturunan Shem, Ham dan Yafet menunjuk para pangeran (raja) dari kelompok mereka. Nimrod oleh keturunan Ham, Yoktan oleh keturunan Shem, dan Phenech oleh keturunan Yafet. 10 tahun sebelum wafatnya Nuh, pengikut dari para pangeran ini berjumlah jutaan. Ketika mereka berkumpul di Babel (Babilonia) dalam sebuah perjalanan, mereka berkata satu sama lain : "Sesungguhnya, akan datang suatu waktu, di hari terakhir, dimana tetangga akan dipisahkan dari tetangga, saudara dan saudara, dan akan saling berperang satu sama lain. Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi. Dan sekarang marilah kita membuat batu bata, dan masing dari kita menulis namanya pada batu bata nya."
Semua menyetujui rencana ini, kecuali 12 orang saleh, Abraham salah satunya. Mereka menolak untuk bergabung dengan yang lain. Mereka ditangkap, dan dibawa ke hadapan 3 pangeran, dan disebutkanlah alasan penolakan mereka: "Kami tidak akan membuat batu bata, atau pun berdiam bersama kalian, karena kami mengetahui Allah yang esa, dan kepadanya kami menyembah; bahkan jika anda membakar kami dengan api bersama batu bata itu, kami tidak akan mengikuti rencana kalian." Nimrod dan Phenech sangat murka terhadap ke-12 orang dan memerintahkan untuk membuang mereka ke dalam api.
Yoktan, yang juga takut akan Allah, dan berkerabat dengan orang terhukum, memutuskan untuk menyelamatkan mereka. Ia menyarankan kepada 2 koleganya untuk memberi mereka masa istirahat 7 hari. Usulan ini disetujui, dan ia pun mendapat rasa hormat diantara ke-3 pangeran. Ke-12 orang tersebut ditahan di rumah Yoktan. Pada malam hari ia mengutus 50 hambanya untuk mengungsikan para tahanan ke daerah pegunungan dengan menaiki keledai. Demikian lah mereka lolos dari hukuman. Yoktan memberi mereka makanan selama 1 bulan. Ia meyakini selama mereka mengungsi, orang-orang akan melupakan penghukuman tersebut, dan Allah akan membantu mereka. 11 dari tahanan menyetujui rencana ini. Namun Abraham menolaknya, ia berkata: "Dengarkanlah, hari ini kita melarikan diri ke pegunungan dan selamat dari api, namun jika binatang buas memangsa kita, atau kita kehabisan makanan, hingga kita mati kelaparan, kita akan dikenang sebagai pengecut dan mati dalam dosa. Sekarang, sebagaimana Allah yang hidup, kepada-Nya aku percaya, Aku tidak akan pergi dari tempat ini, dari tempat mereka memenjarakan aku, dan jika aku mati dengan dosa-dosaku, maka aku mati oleh karena kehendak Allah, sesuai keinginan-Nya."
Usaha Yoktan untuk membujuk Abraham untuk melarikan diri adalah sia-sia. Dia bertahan dan menolak. Dia tetap berdiam dalam tahanan, sedangkan 11 orang lainnya melarikan diri. Ketika masa rehat telah berakhir, orang-orang kembali menuntut kematian ke-12 tahanan, Yoktan hanya mengeluarkan Abraham. Ia beralasan tahanan lain telah melarikan diri pada malam hari.
Orang-orang mengerumi Abraham dan melemparnya kedalam tungku pengapian. Tiba-tiba terjadi gempa bumi, dan api melesat dari tungku pembakaran, dan semua orang yang berdiri disekelilingnya, sejumlah 84.000 orang, tewas terbakar, sedangkan Abraham tak tersentuh oleh api. Kemudian ia menemui teman-temannya di pegunungan, dan menceritakan keajaiban yang dialaminya. Mereka semua kembali bersamanya, dan gentarlah orang-orang, mereka lalu memuji dan mengucap syukur kepada Allah.
Metusalah mengambil seorang istri untuk anaknya Lamekh, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Tubuh bayi itu putih seperti salju dan memerah seperti bunga mawar, dan rambut kepalanya yang terikat putih seperti bulu domba, matanya bersinar seperti sinar matahari. Ketika ia membuka matanya, ia menerangi seluruh rumah, penuh dengan cahaya. Ketika ia diambil dari tangan bidan, ia membuka mulutnya dan memuji Allah.
Lamekh sang ayah menjadi takut kepadanya, dan ia bergegas ke rumah ayahnya Metusalah. Ia berkata kepadanya : "Saya memiliki anak yang baru dilahirkan, dan ia sangat aneh, ia tidak seperti manusia, tetapi menyerupai malaikat kecil, dan sifatnya berbeda, tidak seperti kita, matanya bercahaya seperti matahari, ia seperti bukan bagian dari ku, tetapi dari malaikat, aku takut dimasa hidupnya kelak akan terjadi kejadian besar atas dunia ini. Dan sekarang ayahku, pergilah menghadap Henokh, ayah mu, dan meminta petunjuk darinya, karena ia berdiam bersama para malaikat."
Segera lah Metusalah pergi mencari Henokh, ke ujung bumi, ia berteriak keras hingga terdengar oleh Henokh, dan ia muncul di hadapan nya. Metusalah lalu menceritakan perihal kedatangan cucunya. Henokh berkata : "Allah akan membuat perkara baru di muka bumi. Akan datang suatu kehancuran besar di bumi, banjir selama setahun. Anak yang terlahir itu akan tetap tinggal di bumi, dan ia bersama ke-3 anaknya akan diselamatkan, ketika semua umat manusia akan dimusnahkan sebagai penghukuman atas bumi, dan dunia akan dibersihkan dari semua kenajisan. Dan sekerang beritahukanlah kepada Lamekh anakmu, anak yang ia lahirkan harus dipanggil Nuh, karena ia akan meninggalkan engkau, dan ia beserta keturunannya akan diselamatkan dari kehancuran atas bumi yang akan datang." Methusalah lalu ditunjukkan tentang perkara-perkara rahasia, setelah itu ia menuju rumah, dan menamai cucunya Nuh.
Panggilan Nuh hanya disebut oleh Methusalah kakeknya; ayahnya bersama semua orang lain memanggilnya Menahem. Generasi tersebut sangatlah melekat dengan sihir-menyihir, dan Methusalah khawatir cucunya akan disihir jika nama aslinya diketahui. Menahem, sang penghibur, cocok sebagai nama lain Nuh; karena ia akan menjadi penghibur, jika pendosa pada masanya bertobat dari kejahatan mereka. Ketika Allah berfirman kepada Adam, "Terkutuklah tanah karena engkau", ia bertanya, namun sampai berapa lama? dan di jawab "Hingga seorang anak laki-laki akan lahir dan ritual sunat tidak perlu dilakukan terhadapnya." Ini digenapi pada Nuh, karena ia telah tersunat ketika masih di dalam rahim ibunya.
Penghukuman terhadap malaikat jatuh.
Nuh tumbuh dewasa dengan berjalan menurut jalan kakeknya Methusalah, dan semua orang bangkit melawan sang raja saleh itu. Mereka jauh dari ajarannya, dan cenderung mengikuti keinginan jahat dari hati mereka, serta melakukan segala macam perbuatan keji. Yang paling utama adalah para malaikat jatuh beserta keturunan raksasa mereka yang menyebabkan kehancuran atas manusia. Darah yang tumpah oleh para raksasa berseru dari tanah kepada surga, dan 4 penghulu malaikat mengecam perbuatan para malaikat jatuh dan keturunan mereka kepada Allah, dan Allah memberi perintah berikut kepada mereka: Uriel dikirim kepada Nuh untuk mengabarkan kepadanya bahwa bumi akan dihancurkan oleh banjir, dan mengajar kepadanya bagaimana mempersiapkan dirinya agar terluput dari bencana tersebut.
Raphael diperintahkan untuk meringkus para malaikat jatuh, Azazel dengan rantai, dan mengurungnya ke dalam lubang batu tajam dan runcing di gurun Dudael, dan menutupnya dala kegelapan, dan berdiam disana hingga hari penghakiman, ketika ia akan dilemparkan ke dalam lubang api neraka, serta bumi akan dipulihkan dari segala perbuatan mereka.
Gabriel diperintahkan untuk membuat perselisihan antara keturunan dari para malaikat dengan anak manusia, hingga mereka saling menghabisi satu sama lainnya.
Pengikut Semhazai diserahkan kepada Michael, dia akan menyaksikan kemusnahan dari keturunan mereka dalam pertempuran satu sama lainnya, ia lalu di ikat dan ditindih dibawah pegunungan di bumi, disanalah ia akan berdiam selama 70 generasi, hingga tiba hari penghakiman, dan dibuang ke dalam lubang api neraka.
Kejatuhan Azazel dan Shemhazai terjadi melalui peristiwa berikut. Ketika generasi banjir mulai mempraktekkan penyembahan berhala, Allah sangat berduka. Kedua malaikat tersebut muncul, dan berkata: "Ya Allah semesta alam, telah terjadi apa yang kami ramalkan ketika penciptaan dunia dan manusia, ketika kami berkata, ada apa dengan manusia hingga engkau sangat mengindahkannya?" Allah berfirman, "Dan apa yang akan terjadi pada dunia tanpa manusia?" Malaikat tersebut menjawab: "Kami lah yang akan menempati dunia itu." Maka Allah berfirman: "Aku mengetahui hal tersebut, dan Aku tahu kecenderungan berbuat dosa akan menguasai kalian, dan kalian akan lebih keji dari manusia." Malaikat memohon, "Berilah kami izin agar kami berdiam diantara manusia, dan Engkau akan melihat bagaimana kami akan menguduskan nama-Mu." Allah mengizinkan permohonan mereka dan berfirman, "Turunlah dan tinggal lah di antara manusia!"
Ketika para malaikat datang ke bumi, mereka menyaksikan para wanita dari anak manusia dalam kecantikan yang luar biasa, hingga mereka tidak dapat menahan gairah terhadapnya. Shemhazai melihat seorang gadis bernama Istehar, dan jatuh hati kepadanya. Gadis tersebut berjanji untuk menyerahkan dirinya, jika diajari mantera sihir, agar malaikat tersebut dapat mengangkat dirinya menuju surga. Permintaan ini dipenuhi, namun gadis tersebut mengucapkan mantera itu sendiri dan mengangkat dirinya ke surga, mengingkari perkataannya kepada malaikat. Allah berfirman, "Karena gadis tersebut melakukan dosa, kami akan menempatkannya diantara 7 konstilasi bintang, agar manusia dapat mengingat nya," dan ditempatkan lah ia di konstilasi bintang Pleiades.
Namun kejadian ini tidak menghalangi Shemhazai dan Azazel untuk mejalin hubungan dengan anak perempuan manusia, dan terlahirlah anak pertama dari ke-2 malaikat ini. Azazel lalu menciptakan perhiasan dan ornamen untuk daya tarik perempuan atas pria. Dan Allah lalu mengutus Metatron untuk memberitahu Shemhazai bahwa Allah telah memutuskan untuk menghancurkan dunia dan melalui sebuah banjir besar. Para malaikat jatuh mulai menangis dan berduka atas nasib dunia dan keturunan mereka. Jika dunia dimusnahkan, apa yang akan dimakan oleh mereka, karena dibutuhkan 1000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 1000 sapi jantan untuk makanan mereka setiap hari.
Shemhazai mempunyai 2 anak, yang bernama Hiwwa dan Hiyya, mereka mempunyai mimpi. Yang satu melihat sebuah batu besar yang menutupi bumi, dan bumi ditandai dengan berbagai tulisan. Datanglah malaikat, yang memegang belati dan melenyapkan semuanya, hingga tersisa 4 huruf pada batu tersebut. Anak lain melihat sejumlah pepohonan yang menyenangkan. Namun malaikat mendatanginya dengan memegang kapak, dan ditebangnya pepohonan tersebut, dan menyisakan 1 buah pohon dengan 3 cabangnya.
Ketika Hiwwa dan Hiyya terbangun, mereka menceritakan kepada ayah mereka, yang kemudian menafsirkan mimpi tersebut, dengan mengatakan, "Allah akan mendatangkan banjir besar, dan tidak ada seorangpun yang akan lolos, kecuali Nuh dan anak-anaknya." Ketika mereka mendengar hal tersebut, keduanya mulai menangis dan meraung, sang ayah lalu menenangkan mereka: "Janganlah berduka, karena manusia ketika akan memotong atau mempasak batu, atau ketika menarik kapal, mereka akan menyebut nama kalian, Hiwwa! Hiyya!" Nubuat ini menenangkan mereka.
Shemhazai lalu melakukan penebusan dosa. Ia menempatkan dirinya diantara surga dan bumi, dan dalam posisi ini pertobatan seorang pendosa terjadi hingga hari ini. Namun Azazel terus terperangkap dalam dosa dengan memimpin manusia dalam kesesatan, melalui daya pikat sensual. Karena hal ini 2 ekor kambing jantan dikorbankan di Bait Allah pada hari pendamaian, satu untuk Allah, karena ia mengampuni dosa-dosa Israel, dan lainnya untuk Azazel, karena ia menanggung dosa Israel.
Nephilim Hasil Perkawinan Para Malaikat & Keturunan Kain
Tidak seperti Istehar, gadis saleh, Naama, adik dari Tubal-Kain, menjerumuskan para malaikat dengan kecantikannya, dan dari perkawinannya dengan Shamdon ia melahirkan iblis Asmodeus. Naama adalah gadis yang nista seperti halnya keturunan Kain, mereka kerap melakukan persetubuhan dengan binatang. Keturunan Kain baik lelaki maupun wanita mempunyai kebiasaan untuk tidak mengenakan pakaian dan bertelanjang badan, dan mereka menyerahkan diri mereka ke segala praktik cabul. Karena hal demikian para wanita cantik ini secara sensual menarik para malaikat jatuh kedalam dosa. Para malaikat yang tidak lama setelah memberontak terhadap Allah, ketika berdiam di bumi kemudian kehilangan essensi tubuh illahinya, dan berubah menjadi tubuh duniawi, dengan demikian perkawinan dengan anak perempuan manusia kemudian terjadi.
Keturunan dari penyatuan ini melahirkan kaum raksasa, yang dikenal karena kekuatan dan dosa mereka; sebagaimana nama mereka, Emim, mengacu kepada kengerian. Rephaim, karena tatapan mata mereka menggentarkan hati; Gibborim, karena ukuran tubuh raksasa mereka yang mencapai 18 ells; Zamzummim, karena mereka adalah guru besar peperangan; Enak, karena mereka menyentuh matahari dengan leher mereka; Ivvim karena kemampuan mereka mengukur kualitas tanah menyamai ular; Nephilim karena mereka membawa dunia dalam kehancuran.
Ini bukanlah kejadian pertama bagi Henokh. Sewaktu masih berdiam diantara manusia, ia pernah diberi anugerah untuk melihat segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Pada suatu saat ia sedang tertidur, tiba-tiba ia diliputi sebuah kesedihan dalam hatinya, dan ia menangis. Nampak olehnya 2 lelaki, yang sangat tinggi. Wajah mereka bersinar seperti matahari, dan kedua mata mereka seperti lampu api yang terbakar, dan api keluar dari bibir mereka; sayap mereka berkilau melebihi emas, tangan mereka lebih putih dari salju.
Mereka berdiri di bagian kepala tempat tidur Henokh, dan memanggil namanya. Ia terbangun dari tidurnya, dan bergegas memberi hormat kepada mereka dengan ketakutan. Namun orang ini berkata kepadanya: "Janganlah takut, Henokh, Allah sang maha kekal yang mengutus kami kepadamu! hari ini engkau akan kami ajak ke surga. Dan beritahu anak-anakmu dan pelayanmu, agar janganlah mencarimu, hingga Allah mengembalikan engkau."
Henokh melakukan seperti yang diperintahkan, dan ia berbicara kepada anak-anaknya bahwa mereka tidak boleh berpaling dari Allah, dan menantikan penghakiman-Nya, dan 2 orang tersebut membawanya dengan sayap mereka menuju surga, hingga ke langit ke-1. Disana mereka memperlihatkan kepadanya 200 malaikat yang berkuasa atas bintang-bintang dilangit. Disana ia melihat tumpukan salju, es, awan dan embun, yang melimpah.
Dari sana mereka lalu membawanya menuju langit ke-2, disana ia melihat para malaikat yang jatuh di penjara, mereka yang tidak mendengarkan perintah Allah, dan mengambil keputusan menurut kehendak mereka sendiri. Para malaikat jatuh itu berbicara kepada Henokh, "Wahai hamba Allah! Doakanlah kami kepada Allah," dan ia menjawab : "Siapakah aku, manusia fana, apakah aku dapat berdoa untuk para malaikat? Yang mengetahui kemana aku akan pergi, dan apa yang menantiku disana?"
Mereka lalu membawanya menuju langit ke-3, disana ia diperlihatkan Taman Firdaus, dengan semua pohon yang indah warnanya, beserta buah-buahnya, yang matang dan lezat, dan semua makanan surgawi, bermunculan dengan aroma yang menyenangkan. Di tengah Firdaus ia melihat pohon kehidupan, di tempat itu di mana Allah berada ketika di datang ke Firdaus. Pohon ini tidak dapat dijelaskan keindahannya, lebih dari ciptaan dibumi, ia nampak seperti emas yang berkilau. Dari akarnya keluarlah 4 sungai, yang terdiri dari madu, susu, minyak dan anggur.
Mereka lalu menuruni taman Firdaus di Eden, disana terdapat perbatasan dengan bumi yang korup, dan wilayah surga yang suci. Ia juga menyaksikan 300 malaikat yang memelihara taman tersebut, yang tidak pernah berhenti bersuara menyanyikan pujian kepada Allah. Para malaikat menjelaskan kepada Henokh, bahwa inilah tempat yang disiapkan untuk para orang saleh, sedangkan tempat yang penuh penderitaan kepada para orang fasik, berada di utara langit ke-3. Ia melihat disana penuh dengan penyiksaan dan tak ada cahaya disana, selain cahaya dari api yang membara. Dan di semua sisi nya terdapat api, beserta es yang dingin, sehingga mereka membakar dan membeku. Dan para malaikat, yang mengerikan dan tanpa memiliki belas kasih, yang memegang alat penyiksa, siap merajam dengan kejam.
Mereka lalu menuju langit ke-4, dan memperlihatkan padanya semua sinar cahaya dari matahari dan bulan. Ia melihat 15 juta malaikat yang berjalan mengiringi matahari disepanjang hari, dan 1000 malaikat bersamanya pada malam hari. Setiap malaikat memiliki 6 sayap, dan mereka berada berjalan di depan kereta sang matahari, sementara 100 malaikat menjaga agar matahari tetap dalam keadaan panas, dan bersinar. Ia juga menyaksikan mahluk yang sangat indah dan unik bernama phoenix dan chalkidri, yang juga mengiringi kereta matahari, sambil memancarkan panas dan embun.
Mereka juga memperlihatkan 6 gerbang di sisi timur dari langit ke-4, dimana matahari mulai beranjak, dan 6 gerbang di sisi barat dimana ia memasukinya ketika terbenam, dan juga gerbang dimana bulan keluar, dan masuk. Di pertengahan langit ke-4 ia melihat penghuni surga yang dilengkapi senjata, dan melayani Allah dengan alat musik yang tiada henti dinyanyikan.
Di langit ke-5 ia melihat penghuni surga dari para malaikat yang disebut Grigori. Penampilan mereka seperti manusia, dan ukuran tubuh mereka melebihi ukuran para raksasa, wajah mereka sangat lesuh, dan bibir mereka terkunci rapat. Henokh bertanya siapa mereka, malaikat menjelaskan, "Mereka adalah para Grigori, yang pemimpin mereka pangeran Salamiel memberontak terhadap Sang Maha Kudus." Henokh berkata kepada para Grigori, "Apa yang kalian tunggu dari saudara-saudaramu, tidakkah kalian melakukan pelayanan & bekerja dihadapan Allah, dan membangkitkan murka Allah terhadapmu?" Para Grigori mendengarkan teguran itu, dan ketika terdengar bunyi terompet yang bergema dengan keras, mereka mulai ikut bernyanyi dalam satu suara, dan suara mereka sampai kehadapan Allah dengan kesedihan dan kelembutan.
Di langit ke-6 Henokh melihat sekelompok malaikat mengatur dan mengawasi peredaran bintang-bintang, bulan, matahari, dan keadaan dunia dengan berbagai tindakan kejahatan dan kebaikan yang terjadi. Disini berdiam 7 burung phoenix, 7 kerub, dan 7 malaikat bersayap 6, yang menyanyikan pujian kepada Allah.
Ketika Henokh mencapai langit ke-7, ia melihat penghuninya berupa para penghulu malaikat yang menyala dengan api, ia menjadi takut melihat mereka. Namun oleh malaikat pembibingnya mengarahkan ia melalui para malaikat berapi, dan berkata kepadanya, "Tegarlah, Henokh, janganlah engkau takut," dan mereka menunjukkan dari kejauhan, Allah yang sedang duduk di atas takhtanya yang agung, sementara semua penghuni surga dibagi dalam 10 kelas, saling berjejer, mereka berdiri dengan jarak 10 langkah, sesuai dengan peringkat mereka, dan memberi hormat kepada Allah.
Setelah itu mereka kembali ke posisi mereka masing-masing, dalam sukacita dan kegembiraan, menyanyikan lagu-lagu dengan suara lembut dan mulia melayani Allah. Mereka tidak beranjak darinya baik siang maupun malam, tetap berdiri dihadapan Allah, mengerjakan kehendak Allah. Mengelilingi takhta Allah berdirilah para Kerub dan Seraphim. Dan malaikat bersayap 6 menaungi takhta Allah, menyanyikan pujian dengan suara lembut, "Kudus, Kudus, Kudus, Allah semesta alam, penguasa langit dan bumi yang penuh kemuliaan."
Dengan menyaksikan semua ini, malaikat pembibing Henokh lalu berkata kepadanya, "Henokh, sampai disinilah kami menemani engkau." Mereka lalu pergi menjauh darinya. Henokh yang berada pada langit ke-7, menjadi ketakutan, dan berkata kepada dirinya sendiri, "Celakalah aku! Apa yang telah menimpa diriku!" Tapi kemudian Gabriel mendatangi dirinya dan berkata kepadanya, "Henokh, janganlah engkau takut, berdirilah dan marilah bersamaku, kita menghadap Allah yang kekal." Dan Henokh menjawab: "Ya tuanku, jiwaku telah meninggalkanku dalam keadaan takut dan gentar. Panggillah orang (malaikat) yang telah membawa saya ke tempat ini! Kepada mereka aku bersandar, dan bersama mereka aku akan menghadap Allah." Namun Gabriel bergegas membawa nya kehadapan Allah seperti daun yang tertiup oleh angin.
Henokh jatuh tersungkur dan bersujud kepada Allah, yang berkata kepadanya: "Henokh, janganlah takut! Bangkitlah dan berdiamlah dihadapanku selamanya." Dan Michael mengangkatnya, dan menanggalkan jubah duniawi Henokh, dan mengurapi ia dengan minyak suci, lalu mengenakan jubah kepadanya, dan ketika ia melihat dirinya, ia nampak seperti salah satu dari "sosok kemuliaan Allah", dan ketakutan serta kegentaran menyelimuti dirinya.
Allah lalu memanggil salah satu penghulu malaikatnya yang paling bijak diantara sesamanya, dan menuliskn segala perbuatan yang berkenan dihadapan Allah, dan Ia berkata kepadanya, "Bawalah keluar buku-buku dari gudang-Ku, dan berilah kepada Henokh, dan jelaskanlah buku itu kepadanya." Malaikat itu lalu melakukan apa yang diperintahkan, dan mengajarkan kepada Henokh selama 30 hari dan 30 malam. Dan bibirnya tidak pernah berhenti berbicara, sementara Henokh menuliskan semua hal tentang surga dan bumi, malaikat dan manusia, dan segala yang diajarkan kepadanya.
Ia juga menuliskan tentang jiwa-jiwa manusia, yakni mereka yang belum terlahirkan, dan tempat yang disiapkan untuk mereka untuk selama-lamanya. Ia menyalin semuanya secara akurat, dan ia menulis semuanya dala 366 buku. Setelah ia menerima semua pengajaran dari penghulu malaikat, Allah mengungkapkkan kepadanya rahasia besar, yang bahkan para malaikat tidak mengetahuinya. Ia memberitahu Henokh tentang, bagaimana segala sesuatu baik yang terlihat maupun tidak diciptakan, keluar dari kegelapan, bagaimana Ia menciptakan langit, cahaya, air, dan bumi, dan juga tentang kejatuhan Satan dan penciptaan serta kejatuhan Adam, Allah menceritakan semuanya kepada Henokh, serta mengungkapkan pula tentang masa dari dunia yang berjumlah 7000 tahun, dan millenium ke-8 adalah waktu dimana tidak akan ada tahun, bulan, minggu, hari atau jam.
Setelah Allah selesai memberi wahyu kepada Henokh, Ia berkata: "Sekarang Ku-sertakan kepadamu malaikat Samuil dan Raguil, yang membawamu kehadapan-Ku. Pergilah dengan mereka ke bumi, dan beritakanlah kepada keturunanmu hal-hal apa yang telah Aku katakan kepadamu, dan apa yang telah engkau lihat dari langit terbawah hingga ke singgasana Ku. Ajarkanlah segala sesuatu yang telah engkau tuliskan, dan mereka haruslah membacanya, dan sebarkanlah buku tersebut kepada keturunan mereka dan dari generasi ke generasi, dan dari bangsa ke bangsa. Dan Ku utus kepadamu, malaikat Michael, untuk mengajarkan kepadamu mengenai leluhurmu, Adam, Seth, Enosh, Kenan, Mahalalel, dan Jared ayahmu. Dan tidak akan kumusnahkan mereka, namun hingga akhir hayat mereka, karena telah ku perintahkan 2 malaikat-Ku, Ariuk dan Mariuk, yang akan menjaga bumi ini, untuk melindungi mereka, dan akan Ku selamatkan keturunanmu dari banjir bah yang akan datang. Karena kekejian dan kejahatan manusia, akan Ku banjiri bumi dengan air, dan Aku akan memusnahkan semuanya, namun Aku akan menyelamatkan orang saleh dari keturunanmu, yang hidup menurut kehendak-Ku. Dari benihnya aku akan membangkitkan berbagai generasi, dan dari keturunan keluarga itu, Aku akan menunjukkan buku yang engkau tulis, dan sebagai pelindung mereka di dunia akan Ku tujukkan kepada manusia siapa saja yang hidup dengan benar dan menyenangkan hati-Ku. Dan mereka akan memberitahu kepada generasi setelahnya, dan mereka akan membacanya, dan akan dimuliakan pada akhirnya melebihi dari sebelumya."
Henokh lalu kembali ke bumi dan berdiam selama 30 hari untuk mengajar kepada anak-anaknya, tapi sebelum ia meninggalkan surga, Allah mengutus seorang malaikat kepadanya yang penampilannya seperti salju dan tangannya seperti es. Henokh menatapnya, dan wajahnya sangat dingin, dan manusia tak akan dapat menatapnya. Para malaikat yang membawanya ke surga mengembalikan ia ke ranjangnya, di tempat tersebut terdapat anaknya yang bernama Metusalah yang menunggui setia menunggu siang dan malam. Henokh mengumpulkan anak-anaknya dan semua penghuni rumahnya, dan meminta mereka untuk beriman mengenai segala hal yang telah ia lihat, dengar, dan tulis, dan ia memberi kitab tersebut kepada anak-anaknya, untuk menjaga dan mempelajarinya, dan memperingati agar tidak menyembunyikan kitab tersebut, tetapi memberitakan kepada yang ingin mengetahuinya.
Ketika 30 hari berlalu, Allah lalu membuat bumi dalam kegelapan, dan kesuraman, dan membuat Henokh tidak terlihat oleh orang-orang disekitarnya. Para malaikat kemudian mengambil Henokh, dan membawanya ke surga tertinggi, di mana Allah menyambutnya, dan kegelaapan di bumi seketika menjadi sirna, dan muncullah terang. Orang-orang tidak menyadari bagaimana Henokh di ambil Allah, dan mereka lalu memuliakan Allah.
Henokh lahir pada hari ke-6 pada bulan Siwan, dan ia di angkat ke surga pada bulan yang sama, hari yang sama, dan pada jam yang sama, ketika ia dilahirkan. Dan Metusalah beserta semua saudaranya, kemudian mendirikan sebuah mezbah di tempat yang disebut Achuzan, di mana Henokh terangkat ke surga. Para penatua dan semua yang datang ke acara tersebut membawa hadiah untuk anak-anak Henokh, dan mereka membuat perjamuan besar, bersukacita dan bergembira selama 3 hari memuji Allah, yang telah memberi mereka tanda melalui Henokh.
Henokh menjadi malaikat Metatron.
Keadaan manusia yang penuh dengan kekejian adalah alasan mengapa Henokh diangkat ke surga. Seperti perkataan Henokh sendiri kepada Rabbi Ishmael. Ketika generasi banjir melakukan kekejian, dan berseru kepada Allah: "Enyahlah dari hadapan kami, karena kami enggan mengetahui ajaranmu," Henokh dibawa ke surga, untuk melayani dan menjadi saksi bahwa Allah bukanlah Tuhan yang kejam, ketika ia memutuskan untuk memusnahkan segala mahluk di bumi.
Ketika Henokh di bawah bimbingan malaikat Anpiel, saat ia dibawa dari bumi menuju surga, para mahluk suci, ofanim, serafim, kerub, dan semua mahluk yang berdiam di sekitar takhta Allah, dan para roh-roh pelayanan yang wujudnya berupa nyala api, mereka semua, pada jarak 650.000.000 dan 300 parasang, melihat kehadiran anak manusia, dan mereka berseru: "dari mana bau, mahluk yang terlahir dari wanita? Bagaimana mungkin ia memasuki surga tertinggi kediaman para malaikat cahaya api?" Namun Allah berfirman: "Wahai pelayan-Ku, kalian, para kerub, ofanim, dan serafim, janganlah kalian tersinggung, menyaksikan anak mausia menyangkal Aku dan kuasa-Ku, dan mereka tunduk kepada para berhala, hingga aku memindahkan Shekinah-Ku dari bumi ke surga. Namun anak manusia ini, Henokh adalah manusia terpilih. Ia lebih memiliki iman, keadilan, dan kesalehan dibanding kalian semua, dan dia adalah satu-satunya yang Ku-karuniai berasal dari bumi."
Sebelum Henokh diterima untuk melayani di dekat takhta illahi, gerbang kebijaksanaan dibukakan kepadanya, dan gerbang pemahaman, kearifan, kehidupan, kedamaian, Shekinah, kekuatan, kekuasaan, keindahan, rahmat, kerendahan hati, takut akan dosa. Diperlengkapi oleh Allah dengan hikmat yang luar bisa. Semua kualitas yang sangat baik di luar kemampuan dari seluruh mahluk surgawi, diterima Henokh dari Allah, dan tinggi badannya dan luasnya menjadi sama dengan tinggi dan luas dunia, dan 36 sayap meleka pada tubuhnya, di kanan dan kiri, masing-masing sama besar dengan dunia, dan 365.000 mata diberikan kepadanya, yang masing-masing secemerlang matahari.
Sebuah takhta megah didirikan untuknya di samping gerbang istana langit ke-7, dan pemberitaan diserukan ke seluruh langit tentang Henokh, yang selanjutnya disebut METATRON : "Telah Aku tunjuk hamba-Ku Metatron sebagai pangeran dan pemimpin dari seluruh pangeran di surga, dengan pengecualian hanya kepada 8 penghulu dan pangeran yang ditinggikan yang mengandung nama-Ku. Apapun permintaan para malaikat yang ditujukan kepada-Ku, harus engkau sampaikan terlebih dahulu kepada Metatron, dan apa yang ia perintahkan adalah perintah-Ku, yang musti kalian dengar dn laksanakan, karena pangeran kebijaksanaan dan pemahaman berada dalam pelayanannya, dan mereka harus mengungkapkan kepadanya pengetahuan dari langit dan bumi, pengetahuan dari masa sekarang dan akan datang di dunia. Selain itu ia Ku-angkat menjadi wali dari gudang harta surgawi di Arabot, dan pada gudang kehidupan."
Henokh adalah Sang Allah Kecil (Allah ke-2)
Atas segala karunia Allah kepada Henokh, Allah memberinya jubah kemegahan, yang segala kemasyuran melekat padanya, dan mahkota yang berkilau dengan 49 perhiasan, kemegahan yang menembus seluruh bagian dari 7 langit dan ke-4 penjuru bumi. Di hadapan keluarga surgawi, Dia meletakkan mahkota tersebut di atas kepala Henokh, dan memanggilnya "Allah kecil." padanya juga terukir kisah penciptaan langit dan bumi, laut dan sungai, gunung dan lembah, planet dan konstelasinya, cahaya dan halilintar, salju dan hujan es, badai dan topan - hal-hal yang terjadi di dunia, dan misteri penciptaan.
Bahkan para pangeran surgawi, ketika melihat Metatron, mereka gemetar di hadapannya, dan sujud; kemegahan, keagungan dan keindahan memancar dari nya dan menenggelamkan mereka, termasuk pula si fasik, Samael, yang terbesar dari mereka, Gabriel sang malaikat api, Bardiel malaikat es, Ruhiel malaikat angin, Barkiel malaikat petir, Za'miel malaikat topan, Zakkiel malaikat badai, Sui'el malaikat gempa, Za'fiel malaikat permandian, Ra'miel malaikat guntur, Ra'shiel malaikat tornado, Shalgiel malaikat salju, Matriel malaikat hujan, Shamshiel malaikat hari, Leliel malaikat malam, Galgliel malaikat tata surga, Ofaniel malaikat pengatur bulan, Kokabiel malaikat bintang, Rahtiel malaikat rasi bintang.
Ketika Henokh berubah menjadi Metatron, tubuhnya berubah menjadi nyala api langit -- dagingnya menjadi nyala api, pembuluh darahnya menjadi api, tulangnnya menjadi kilau bara, dan matanya memancarkan kemilau surgawi, bola matanya seperti obor api, rambutnya selaksa lidah api, dan organ-organ tubuhnya seperti api yang menghanguskan, di sisi kanannya berbinar nyala api, di sisi kiri obor api, dan di segala sisinya berputarlah badai dan angin puyuh yang bergemuruh.
Methusalah Sang Penguasa Dunia.
Setelah pengangkatan Henokh, Methusalah diangkat sebagai penguasa bumi oleh para raja-raja. Dia berjalan menurut jalan ayahnya, mengajarkan kebenaran, pengetahuan, dan takut akan Allah kepada anak-anak manusia di sepanjang hidupnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau kiri. Ia menyelamatkan dunia dari ribuan setan, keturunan Adam yang dilahirkan oleh Lilith, sang setan betina. Iblis dan roh-roh jahat, yang seringkali di jumpai oleh para manusia, yang mencoba untuk membunuh dan melukai mereka (iblis), hingga suatu saat muncullah Methusalah, yang memohon belas kasih Allah, yang berpuasa selama 3 hari, dan kemudian Allah memberinya wahyu untuk menuliskan nama kudus-Nya diatas pedang. Dan dia membunuh 94 juta iblis dalam 1 menit, hingga Agrimus, sang anak sulung dari golongan iblis tersebut, datang dan memohon ampunan Methusalah, pada saat yang sama ia menyerahkan nama-nama iblis dan goblin (tuyul ?) kepadanya. Dan demikianlah Methusalah merantai raja mereka dengan belenggu besi, sementara sisa dari mereka melarikan diri dan bersembunyi di tempat terdalam pada relung laut. Dan karena pedang ajaib yang menewaskan para iblis, ia dipanggil Methusalah.
No comments:
Post a Comment