Banyak sekali misteri peradaban terdahulu yang sampai saat ini masih belum bisa terpecahkan, salah satunya adalah misteri peradaban Olmec dan Maya. Beberapa ahli sejarah menganggap cerita ini juga bagian dari fiksi alternatif yang tetap abadi, meskipun banyak arkeolog menganggap peradaban Olmec hampir tidak bisa diketahui jejaknya.
Sementara dibelahan dunia lain, ada sekelompok suku yang masih mempertahankan bahasa dan budaya hampir mirip dengan literatur Olmec (sesuai bukti arkeolog tentang bahasa dan budaya). Dimana budaya peradaban Olmec sebenarnya telah mempengaruhi peradaban selanjutnya yang diiisi suku Aztec, Maya, Inca, dan masyarakat Amerindian lainnya. Bagaimana kehadiran bangsa Olmec di benua Amerika, dan siapakah sebenarnya orang-orang yang pernah hidup pada era peradaban Olmec?
Misteri Peradaban Olmec Dan Maya
Seperti jejak kasus kokain yang terdapat di dalam mumi Mesir, bukti ini menggambarkan bahwa perjalanan manusia dari Mesir menuju ke Amerika atau sebaliknya telah dilalui. Jauh sebelum masa Colombus menemukan benua Amerika, peradaban kuno telah menjelajah dunia, baik melalui hubungan politik, militer dan perdagangan yang mempengaruhi kedua benua untuk saling menutupi kebutuhan satu sama lain. Tak hanya itu, bukti lain juga ditemukan adanya tembakau asli dari Amerika Selatan didalam perban mumi. Amerika Selatan, khususnya wilayah pantai Andes dikenal sebagai sumber kokain. Tentunya teka-teki ini sangat membingungkan, mungkinkah orang-orang Mesir kuno telah melintasi samudera Atlantik dan kemungkinan besar mereka telah sampai di pantai barat.
Seperti yang telah diceritakan pada artikel sebelumnya yang menceritakan perjalanan Odysseus bersama Phoenecian menuju Ithaca (Itacoatiaras), tak lain berada di Amerika, kepulauan Scheria. Phoenecian digambarkan sebagai orang-orang yang bertubuh gelap tetapi memiliki kepintaran dan kepiawaian dalam hal tehnis, mereka hidup di pantai timur Amerika. Dalam kisah ini, ahli sejarah beranggapan bahwa Phoenecian adalah bangsa Maya yang mendampingi Odysseus mencari istana Hades.
Teks Hesiod (Theogony) yang ditulis pada tahun 700 SM, menyebutkan bahwa tempat itu masih berdiri yang dikenal sebagai Chavin de Huantar, saat ini merupakan situs arkeologi yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1200 SM terletak di Andean, Amerika Selatan. Karakteristik Phaeacian terlihat dari pelaut yang memiliki gaya hidup mirip dengan budaya Minoan, Crete. Kesamaan ini membuat dugaan bahwa Scheria merupakan bagian dari Atlantis.
Tradisi Peradaban Olmec Dan Maya Mirip Suku Maasai, Afrika Selatan
Sejarawan mengatakan bahwa peradaban Olmec berkembang sebelum tahun 3000 SM, dimana saat itu juga terjadi peristiwa sejarah yang dikaitkan dengan kekuasaan Raja Nimrod sekitar tahun 3110 SM. Dalam kisah yang diceritakan, Raja Nimrod mendirikan bangunan besar dan kemudian para ahli bangunan meninggalkan Mesir bersama Thoth. Bertepatan dengan waktu itu di Amerika Selatan juga terjadi peritiwa besar, dimulainya perhitungan baru kalender suku maya, diperkirakan terjadi pada tahun 3113 SM.
Dalam sejarah kuno peradaban Amerika tentunya mengenal Quetzalcoatl, beberapa orang menganggap nama ini berhubungan dengan Thoth sebagai simbol klan, atau saat ini kita lihat sebagai simbol obat dan penyembuhan. Simbol ini digambarkan sebagai sepasang ular yang diyakini tidak berkaitan dengan dewa lokal, Quetzalcoatl. Dalam buku karya Charlez Berlitz berjudul The Mystery of Atlantis, Quetzalcoatl disebut salah satu makhluk yang berasal dari tanah hitam dan merah. Dan memang dari segi budaya, warna hitam dan merah merupakan warna yang disukai suku Aztec.
Sementara dibelahan dunia lain, ada sekelompok suku yang masih mempertahankan bahasa dan budaya hampir mirip dengan literatur Olmec (sesuai bukti arkeolog tentang bahasa dan budaya). Dimana budaya peradaban Olmec sebenarnya telah mempengaruhi peradaban selanjutnya yang diiisi suku Aztec, Maya, Inca, dan masyarakat Amerindian lainnya. Bagaimana kehadiran bangsa Olmec di benua Amerika, dan siapakah sebenarnya orang-orang yang pernah hidup pada era peradaban Olmec?
Misteri Peradaban Olmec Dan Maya
Seperti jejak kasus kokain yang terdapat di dalam mumi Mesir, bukti ini menggambarkan bahwa perjalanan manusia dari Mesir menuju ke Amerika atau sebaliknya telah dilalui. Jauh sebelum masa Colombus menemukan benua Amerika, peradaban kuno telah menjelajah dunia, baik melalui hubungan politik, militer dan perdagangan yang mempengaruhi kedua benua untuk saling menutupi kebutuhan satu sama lain. Tak hanya itu, bukti lain juga ditemukan adanya tembakau asli dari Amerika Selatan didalam perban mumi. Amerika Selatan, khususnya wilayah pantai Andes dikenal sebagai sumber kokain. Tentunya teka-teki ini sangat membingungkan, mungkinkah orang-orang Mesir kuno telah melintasi samudera Atlantik dan kemungkinan besar mereka telah sampai di pantai barat.
Seperti yang telah diceritakan pada artikel sebelumnya yang menceritakan perjalanan Odysseus bersama Phoenecian menuju Ithaca (Itacoatiaras), tak lain berada di Amerika, kepulauan Scheria. Phoenecian digambarkan sebagai orang-orang yang bertubuh gelap tetapi memiliki kepintaran dan kepiawaian dalam hal tehnis, mereka hidup di pantai timur Amerika. Dalam kisah ini, ahli sejarah beranggapan bahwa Phoenecian adalah bangsa Maya yang mendampingi Odysseus mencari istana Hades.
Teks Hesiod (Theogony) yang ditulis pada tahun 700 SM, menyebutkan bahwa tempat itu masih berdiri yang dikenal sebagai Chavin de Huantar, saat ini merupakan situs arkeologi yang diperkirakan berdiri sejak tahun 1200 SM terletak di Andean, Amerika Selatan. Karakteristik Phaeacian terlihat dari pelaut yang memiliki gaya hidup mirip dengan budaya Minoan, Crete. Kesamaan ini membuat dugaan bahwa Scheria merupakan bagian dari Atlantis.
Tradisi Peradaban Olmec Dan Maya Mirip Suku Maasai, Afrika Selatan
Sejarawan mengatakan bahwa peradaban Olmec berkembang sebelum tahun 3000 SM, dimana saat itu juga terjadi peristiwa sejarah yang dikaitkan dengan kekuasaan Raja Nimrod sekitar tahun 3110 SM. Dalam kisah yang diceritakan, Raja Nimrod mendirikan bangunan besar dan kemudian para ahli bangunan meninggalkan Mesir bersama Thoth. Bertepatan dengan waktu itu di Amerika Selatan juga terjadi peritiwa besar, dimulainya perhitungan baru kalender suku maya, diperkirakan terjadi pada tahun 3113 SM.
Dalam sejarah kuno peradaban Amerika tentunya mengenal Quetzalcoatl, beberapa orang menganggap nama ini berhubungan dengan Thoth sebagai simbol klan, atau saat ini kita lihat sebagai simbol obat dan penyembuhan. Simbol ini digambarkan sebagai sepasang ular yang diyakini tidak berkaitan dengan dewa lokal, Quetzalcoatl. Dalam buku karya Charlez Berlitz berjudul The Mystery of Atlantis, Quetzalcoatl disebut salah satu makhluk yang berasal dari tanah hitam dan merah. Dan memang dari segi budaya, warna hitam dan merah merupakan warna yang disukai suku Aztec.
Tidak hanya suku Aztec, bahkan suku Masai di Afrika juga memiliki minat warna yang sama. Sebuah buku karya LM Leteane menceritakan tentang peristiwa sejarah fiksi menyebutkan bahwa nama Afrika kuno dalam bahasa Sotho Stwana, Khmer Ronggo, yang artinya tanah hitam dan merah. Tanah hitam mengacu pada ksuburan yang berada di delta sungai Nil, sementara tanah merah artinya tanah tandus kemerahan.
Dewa Quetzalcoatl merupakan sebutan bagi bangsa Aztec, sementara bangsa Maya menyebutnya Kukulkan. Dalam bahasa Sotho Tswana, Kuk (kok) diartikan sebagai ayam atau burung peliharaan dan Kul (kholo) artinya besar. Ada banyak istilah familiar di Amerika Selatan yang beresonansi dengan bahasa Sotho Tswana. Sotho-Tswana adalah bahasa Bantu di Afrika selatan, dimana bahasa ini dianggap memiliki hubungan kuat dengan bahasa Proto yang digunakan orang-orang Mesir, Sumeria dan India.
Misteri peradaban Olmec bisa terlihat dari penggunaan helm di kepala mereka, suatu bentuk yang menggambarkan orang-orang yang bekerja mendirikan bangunan dan di pertambangan, dimana pada waktu itu terjadi pembangunan besar dan megah yang dipimpin Raja Nimrod. Orang-orang pribumi Meksiko menyebutnya Nahuatl dan mengambil nama Olmec yang berarti silsilah. Maya dalam bahasa Sotho Tswana diartikan sebagai orang-orang yang pergi, kebalikan dari pengartian bahasa ini adalah Maasai (Masaye), penduduk pribumi Afrika.
Catatan sejarah telah menjelaskan tentang misteri Nazca dan Tezcatilpoca Huitzilpochtli, para ahli sejarah mengaitkan ini dengan dewa Ishkur dari Sumeria yang dikenal dengan Teshub atau Hadad. Salah satu tanda pengenal yang menjadi ciri khas ddewa ini adalah trisula yang mampu mengeluarkan kekuatan petir. Kehadiran dewa Ishkur di Amerika Selatan untuk menegaskan otoritas baru Pantheon, dewan Dewa yang memerintah bumi. Salah satu cara untuk membuat otoritas itu dengan cara mengukir lambangnya di permukaan bumi dengan sinar yang tajam dari langit. Nazca sampai saat ini hanya bisa dinikmati dari udara, dimana jelas terlihat lambang yang tergambar tersebut.
Jadi, ada kemiripan tradisi dan budaya yang dilakukan suku Aztec, Inca dan Amerindian yang bisa terlihat dari catatan sejarah dan literatur yang dibawa saat ini. Peradaban Olmec dan Maya didirikan oleh sekelompok orang-orang Afrika yang meninggalkan Mesir ketika mendirikan bangunan megah Raja Nimrod. Dilihat dari fisik dan kulit, mereka merupakan kaum pekerja dan membawa tehnik bangunan untuk mengembangkan peradaban Olmec dan Maya.
No comments:
Post a Comment