Berada di Valley of The King, kami tertarik terhadap makam terbesar di Lembah Raja. Makam itu berada di KV (kavling)-5. Di dalamnya, ada 121 ruang jenazah dan puluhan lorong panjang. Makam yang ditemukan oleh pakar Mesir kuno asal Amerika Serikat, Kent Weeks, tersebut digali lagi dan direkonstruksi selama enam tahun. Sampai sekarang, situs itu belum bisa dikunjungi peziarah. Diduga, makam tersebut merupakan kuburan anak-anak Firaun Ramses II.
Berdasar catatan sejarah, Raja Ramses II memang memiliki puluhan istri. Yang paling disayang adalah Nefertari, cinta pertama Ramses II ketika berusia 15 tahun. Sebagai bukti cinta mendalam kepada sang permaisuri, Ramses II membuat sejumlah patung di beberapa lokasi. Patung tersebut berduaan. Beberapa di antaranya terdapat di Abu Simbel. Di sana, Ramses II membuat kuil besar berisi patung diri dan istrinya dengan dikawal Hathor, sang dewi cinta.
Sekian tahun beristri Nefertari, Ramses II punya beberapa anak. Sayang, anak laki-laki mereka meninggal ketika masih berusia belasan tahun. Namanya Amunherkhepseshef. Dia digadang-gadang menggantikan kekuasaan Ramses II. Setelah itu, Ramses II mengawini banyak perempuan sebagai selir. Tapi, lagi-lagi 12 anak lelaki Ramses II dari para selir meninggal dalam usia muda. Ramses II lantas mengambil selir lagi sampai berjumlah puluhan orang. Dari istri dan seluruh selir itu, Ramses II memiliki 156 anak. Rinciannya, 96 laki-laki dan 60 perempuan.
Anak laki-laki yang kemudian dia angkat sebagai pewaris takhta adalah Merneptah, buah perkawinannya dengan Nefertari. Merneptah kemudian digembleng secara militer oleh Ramses II dan menjadi panglima perang pada akhir kekuasaan ayahnya. Setelah 30 tahun berkuasa, Ramses II mengangkat diri sebagai Tuhan bagi masyarakat Mesir. Dia menahbiskan diri sebagai Tuhan pada upacara yang dikenal sebagai Sed Festival. Penuhanan Ramses II itu kelak memberikan jalan yang mulus bagi Merneptah untuk mewarisi kekuasaan.
Ramses II adalah firaun terbesar sepanjang sejarah Mesir kuno. Raja ketiga dalam dinasti ke-19 kerajaan Mesir kuno itu digelari para ahli sejarah sebagai Firaun The Great. Dia adalah penerus Firaun Seti I, yang mendidiknya sejak masih kecil untuk menggantikan posisinya. Ramses II adalah cucu Ramses I, pendiri dinasti ke-19 kerajaan Mesir kuno. Ramses II menaiki takhta kerajaan saat berumur 24 tahun, setelah meninggalnya Firaun Seti I.
Ketika naik takhta, Ramses II mengangkat ibunya, Tuya, sebagai ibu suri kerajaan sekaligus penasihat dalam mengelola pemerintahan. Di tangan dialah kerajaan Mesir sangat disegani negara-negara sekitar. Kekuasaannya sangat luas, terbentang dari Abu Simbel hingga Alexandria di Laut Mediterania. Pasukannya berjumlah sekitar 100 ribu orang. Jumlah pasukan yang sangat besar kala itu. Karena itu, nyali siapa saja akan ciut kala menghadapi Ramses II.
Beberapa negara tetangga pernah diserbu pasukan Ramses II. Salah satunya adalah Syria. Ramses II mengerahkan 20 ribu tentara kala itu. Perang terbesar yang dinamakan Perang Kadesh tersebut diabadikan oleh sang firaun dalam kuil yang dibangun di sejumlah tempat. Di antaranya, Kuil Abu Simbel, Karnak, Luxor, dan Ramaseum. Perseteruan dengan Kerajaan Syria berakhir dengan perkawinan politik antara Ramses II dan anak raja Syria dari bangsa Hittites.
Selain itu, Ramses II berperang dengan para bajak laut di kawasan Laut Tengah dan suku Nubia, yang mengancam kekuasaannya. Meskipun kelak suku Nubia berhasil merebut kekuasaan Ramses II dan menjadi dinasti ke-25 kerajaan Mesir kuno, masa pemerintahan Ramses II sangat panjang, yaitu 67 tahun (1279-1213 SM). Para penggantinya tidak memiliki kehebatan seperti Ramses II. Karena itu, dinasti ke-19 tersebut runtuh dalam waktu 20 tahun sesudah kekuasaan Ramses II berakhir. Dalam masa itu, terdapat delapan firaun penerus Ramses II, termasuk Merneptah.
Ramses II meninggal dalam umur 97 tahun setelah sakit keras. Menurut analisis terhadap muminya, sebelum meninggal Ramses II terkena penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah dan persendian akut. Karena itu, posisi dia ketika berjalan bungkuk. Berdasar data mumi itu pula, diketahui rahang Ramses II bengkak karena mengalami infeksi akut pada gigi-gigi. Firaun The Great yang meninggalkan karya paling banyak di seluruh penjuru Mesir tersebut akhirnya kalah oleh usia!
Ramses II adalah profil seorang manusia ambisius. Sejak kecil, dia dididik ayahnya, Firaun Seti I, untuk menjadi orang besar. Benar, pada usia 24 tahun dia menjadi penguasa kerajaan Mesir kuno yang paling mengesankan sepanjang sejarah. Hanya dalam waktu 20 tahun, dia bisa mengendalikan kerajaan besar itu sepenuhnya tanpa penanding.
Tidak puas sekadar menjadi raja, sang firaun menahbiskan diri menjadi Tuhan pada usia 54 tahun, ketika sudah menggenggam kekuasaan 30 tahun. Rupanya, berkuasa terlalu lama memang membawa dampak psikologis yang tidak baik buat seseorang. Dia menjadi Tuhan bagi masyarakat Mesir kuno selama sisa kekuasaannya, 37 tahun kemudian.
Dia merasa bisa memperoleh segala-galanya dengan kekuasaan itu. Kekayaannya berlimpah ruah. Pasukan militernya ratusan ribu orang dan sangat ditakuti pada zaman tersebut. Apalagi, yang memimpin pasukan perangnya adalah Merneptah, anak yang digadang-gadang menggantikannya.
Karyanya sangat banyak dan menjadi peninggalan sejarah yang dominan pada zaman Mesir modern, tersebar mulai hulu Sungai Nil di Abu Simbel sampai muara Laut Mediterania. Dia membangun kota, tempat-tempat peribadatan yang banyak dan besar-besar, serta makam paling luas di Valley of The King.
No comments:
Post a Comment