Dalam Alkitab Ibrani, kitab Yehezkiel, disebutkan tentang nubuat Yerusalem Baru atau sebuah Kota dimana Yehuwa-Syammah akan muncul disana. Sebuah visi kenabian Yehezkiel dalam kota yang berpusat pada Bait Suci, Kuil Ketiga, yang akan didirikan di Yerusalem. Semua ini akan menjadi ibukota Kerajaan Mesianik, tempat pertemuan 12 suku Israel dan negara-negara dunia selama era Mesianik. Nubuat ini ditulis Yehezkiel, dia menerima visi pada Yom Kippur tahun 3372 (menurut kalender Yahudi).
Istilah Yerusalem Baru disebutkan dua kali dalam Perjanjian Baru dan Kitab Wahyu. Dua bab terakhir Kitab Wahyu berkaitan dengan John Patmos tentang visi Yerusalem Baru. Menurut John, Yerusalem Baru merupakan emas murni bagaikan kaca bening dan cemerlang seperti batu yang sangat mahal, bagai batu jasper sejernih kristal. Jalanan kota terbuat dari emas murni bagaikan kaca bening. Dasar kota ini ditata alun-alun dan dikelilingi dinding yang terbuat dari jasper.
Yohanes menulis bahwa dinding itu lebarnya 144 hasta, sekitar 65 atau 72 meter. Angka 12 sangat penting bagi orang Yahudi dan Kristen awal, mewakili 12 suku Israel dan 12 rasul Kristus, dimana 12 merupakan akar kuadrat dari 144. Empat sisi kota mewakili empat arah mata angin yaitu Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Tidak ada bangunan kuil di Yerusalem Baru, Allah disembah di mana-mana. Pohon kehidupan tumbuh ditengah jalan dan kedua sisi, atau di tengah jalan dan di kedua sisi sungai. Pohon itu menghasilakn dua belas buah yang berbuah setiap bulan, dimana daun pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.
Naskah Yerusalem Baru, 12 Suku Israel Bersatu
Ada dua belas pintu gerbang disepanjang dinding, masing-masing tiga di sebelah timur, utara, selatan, dan barat. Malaikat disetiap gerbang, gerbang ini terbuat dari satu butir mutiara dan memberi mereka nama sesuai 12 suku Israel. Gerbang Yerusalem Baru berkaitan dengan gerbang yang disebutkan dalam Kitab Henokh, Bab 33-35, disebutkan bahwa gerbang surgawi membuka ke surga. Tiga diantaranya jelas dipisahkan.
Yerusalem Baru, 12 suku israel
Penafsiran berikut ini diambil dari buku 'Dead Sea Scrolls Uncovered - First Complete Translation and Interpretation' karya Robert Eisenman and Michael Wise, terbit tahun 1992. Buku ini sempat dilarang peredarannya oleh Vatikan karena alasan tertentu yang dianggap (mungkin) meresahkan, termasuk dalam hal penerjemahan sastra naskah Laut Mati. Beberapa penggalan kata tidak dapat ditafsirkan karena naskah laut mati rusak ataupun hilang.
enam belas dan mereka semuanya, dari gedung ini dan dia mengukur dari sudut timur laut ke arah selatan, ke gerbang pertama, berjarak tiga puluh lima res. Nama gerbang ini disebut Gerbang Simeon. Dari gerbang ini sampai gerbang tengah, dia mengukur tiga puluh lima merah. Nama gerbang ini, dimana mereka menunjuknya sebagai Gerbang Lewi. Dari gerbang ini dia mengukur arah selatan sepanjang tiga puluh lima res. Nama gerbang mereka sebut Gerbang Yehuda. Dari gerbang ini dia mengukur sampai sudut tenggara, kemudian dia mengukur dari sudut ini ke arah barat sepanjang dua puluh lima res. Nama gerbang ini mereka sebut Gerbang Yusuf. Lalu dia mengukur dari pintu gerbang ini hingga ke gerbang tengah, dua puluh lima res. Gerbang ini mereka sebut Gerbang Benyamin. Dari gerbang ini dia mengukur sejauh gerbang ketiga, dua puluh lima res. Mereka menyebut yang satu ini dengan sebutan Gerbang Ruben. Dan dari gerbang ini dia mengukur kearah sudut barat, sejauh dua puluh lima res. Dari sudut ini ia mengukur sejauh
dia mengukur dua puluh lima res. Mereka menyebut gerbang ini Gerbang Dan (Daniel). Dan dia mengukur dari pintu gerbang ini untuk menentukan gerbang tengah, dua puluh lima res. Dan mereka menyebutnya sebagai Gerbang Naftali. Dari gerbang ini dia mengukur pintu gerbang dan mereka memanggil nama gerbang itu sebagai Gerbang Asher. Dan dia mengukur dari pintu gerbang itu ke sudut utara, dua puluh lima res. Dan ia membawa aku ke kota, dan mengukur panjang dan lebar setiap blok 51 tongkat persegi, 357 hasta disetiap arah. Dan ruang bebas dikelilingi kotak diluar setiap jalan, pengukuran tiga tongkat, 21 hasta. Dia menunjukkan pengukuran semua kotak. Antara setiap dua kotak melewati jalan, pengukuran lebar berkisar enam tongkat, 42 hasta. Adapun jalan-jalan besar yang keluar dari timur ke barat, lebar sepuluh tongkat, 70 hasta untuk keduanya. Yang ketiga berada dibagian utara Kuil, dia mengukur lebarnya 18 tongkat, seratus dua puluh enam hasta. Adapun lebar jalan-jalan yang keluar dari selatan ke utara, dua diantaranya berlapis sembilan dimana masing-masing selebar 4 hasta, 67 hasta. Dan dia mengukur satu pusat yang berada di tengah-tengah kota. Lebarnya 13 tongkat dan satu hasta,. 92 hasta. Dan setiap jalan dan seluruh kota telah diaspal dengan batu putih.
marmer dan jasper. Dan dia menunjukkan padaku dimensi delapan puluh pintu samping. Lebar pintu samping dua tongkat, yaitu empat belas hasta. setiap gerbang memiliki dua pintu yang terbuat dari batu. Lebar pintu itu satu tongkat, yaitu tujuh hasta. Kemudian dia menunjukkan dimensi dua belas. lebar gerbang mereka adalah tiga tongkat, yaitu dua puluh satu hasta. Setiap gerbang tersebut memiliki dua pintu. Lebar pintu satu dan satu setengah tongkat, yakni sepuluh dan satu setengah hasta Di samping setiap gerbang terdiri dari dua menara, satu ke kanan dan satu ke kiri. Lebar dan panjangnya identik, lima tongkat, berdasarkan hasta senilai 35. Tangga yang naik di samping gerbang bagian dalam, disebelah kanan menara, ketinggiannya sama dengan menara. Lebarnya lima hasta, menara dan tangga berukuran lima tongkat dan lima hasta, yaitu empat puluh hasta disetiap arah gerbang. Kemudian dia menunjukkan dimensi gerbang blok dari rumah. Lebarnya dua tongkat, yaitu empat belas hasta. Dan lebar pengukuran dalam hasta.
Kemudian dia mengukur lebar masing-masing ambang batas, dua tongkat, yaitu empat belas hasta dan atap satu hasta. Dan di atas masing-masing ambang dia mengukur pintu yang memilikinya. Dia mengukur struktur interior ambang, panjang empat belas hasta dan lebar dua puluh satu hasta. Dia membawaku ke dalam ambang pintu, dan ada ambang lain dan belum gerbang lain. Dinding interior ke kanan mempunyai dimensi yang sama seperti gerbang eksterior, lebarnya empat hasta, puncaknya tujuh hasta. Memiliki dua pintu, didepan gerbang ini merupakan ambang yang diperluas ke dalam. Lebarnya satu tongkat tujuh hasta dan panjangnya diperpanjang dua tongkat kearah dalam atau empat belas hasta. Tingginya dua tongkat, yaitu empat belas hasta. Gerbang saling berhadapan, terbuka ke arah bagian dalam blok rumah, masing-masing memiliki dimensi pintu gerbang luar. Pada bagian kiri di jalan masuk, dia menunjukkan sebuah bangunan perumahan bertangga spiral. Lebarnya sama disetiap arah, dua tongkat, yaitu empat belas hasta. Gerbang saling berhadapan, masing-masing dengan dimensi yang berhubungan dengan rumah. Sebuah pilar terletak di tengah-tengah struktur yang diatasnya terdapat tangga berputar keatas.
Lebar pilar dan panjang berukuran tunggal, enam hasta persegi. Tangga yang naik sisinya berukuran empat hasta, spiral ke atas hingga ketinggian dua tongkat sampai.. Kemudian dia membawaku dalam blok rumah dan menunjukkan rumah disana, lima belas gerbang, delapan gerbang satu arah disudut, dan gerbang lainnya di tujuh sudut. Panjang rumah tiga tongkat, yaitu dua puluh satu hasta, dan lebarnya dua tongkat, yaitu empat belas hasta. Dari ukuran yang sesuai dengan semua bilik. Tinggi badan mereka dua tongkat, yaitu empat belas hasta, dan masing-masing memiliki sebuah pintu di tengahnya. tepung. Panjang dan tinggi tongkat tunggal, yaitu tujuh hasta. panjang dan lebar mereka adalah dua belas hasta. Sebuah rumah disampingnya ada sebuah selokan luar tingginya adalah hasta. , dan lebarnya hasta. dua tongkat, yaitu empat belas hasta satu dan satu setengah, dan interior tingginya atap yang ada diatas mereka dua tongkat, yaitu empat belas hasta hasta pengukuran yang kota fondasinya. Lebarnya dua tongkat, yaitu empat puluh hasta dan tingginya tujuh tongkat, yaitu empat puluh sembilan hasta.
Dan itu sepenuhnya dibangun dari elektrum dan safir serta kalsedon, dengan lapisan emas. Menara (kota) berjumlah seribu empat ratus tiga puluh dua. Lebar dan panjang dimensi tunggal, dan tingginya sepuluh tongkat, yaitu tujuh puluh hasta dua tongkat, yaitu empat belas hasta. panjangnya tengah satu hasta dua sampai pintu gerbang disetiap arah terdapat tiga menara yang diperpanjang setelah dia dan Kerajaanyang Kitim setelah dia, semua dari mereka satu demi satu lain yang besar dan miskin dengan mereka dengan mereka Edom dan Moab dan bani Amon Babel. Di seluruh bumi tidak ada dan mereka akan menindas keturunanmu hingga waktu yang di antara semua bangsa, Kerajaan dan bangsa-bangsa akan melayani mereka.
Ada beberapa catatan yang meyebutkan tentang masa depan, salah satunya Yerusalem Baru disebutkan dalam teks naskah laut mati yang ditemukan di gua Qumran ke-1, 2, 4, 5 dan gua ke-11. Naskah yang menceritakan tentang Yerusalem paling banyak tercatat pada naskah yang berasal dari Gua ke-4 dan 5. Penulis naskah mungkin telah menungkan segala inspirasi dan visi Yehezkiel tentang Bait Allah yang baru atau hari akhir keberadaan Kuil. Visi ini mengurai, meluaskan makna yang tergambar, dan bagaimana bentuk ideal Yerusalem dimasa mendatang.
Penafsiran Nubuat Yerusalem Baru
Visi yang tercurah dalam naskah laut mati mengingatkan bahwa tidak hanya deskripsi Yehezkiel, tetapi juga menjelaskan bagaimana dirinya menafsirkan Bait Allah yang baru. Dalam pandangan visi Yerusalem Baru, kemungkinan besar berasal dari Yehezkiel meskipun dalam fragmen masih ada beberapa naskah yang tidak tercantum namanya, seperti pemimpin kota yang berdiri disitus Sion. Sementara itu juga disebutkan keberadaan orang sekelilingnya, atau rekan, mungkin dia sosok malaikat atau bahkan mungkin Jibril atau Mikail. Visi ini menggambarkan berbagai struktur dilengkapi tongkat sepanjang tujuh hasta atau sekitar 10,5 meter.
Pemahaman naskah laut mati memang tidak terlalu tepat dan sulit dipahami karena beberapa masalah. Diantaranya penggunaan kosakata langka atau tidak diketahui artinya, beberapa kalimat naskah memudar atau hilang, dan kesulitan dalam menggunakan kata-kata untuk menyampaikan ide yang sesuai dengan maksud naskah.
Dalam naskah menceritakan kuil berada dalam kota berukuran besar berbentuk persegi panjang sekitar 13 x 18 km. Sekeliling kota dipenuhi dinding dimana manusia akan melewati dua belas gerbang, masing-masing mewakili 12 suku Israel. Menurut naskah, penekanan makna umumnya merujuk pada teks-teks lain seperti Perjanjian Lewi atau Perjanjian Kehat, mungkin menjelaskan tentang Makabe atau setidaknya etos pro-Makabe. Dimana Gerbang Levi berdiri pada posisi terhormat ditengah dinding timur, secara langsung sejalan dengan altar pengorbanan dan pintu masuk ke kuil.
Dalam naskah laut mati yang ditemukan di Gua ke-4, disebutkan setidaknya kota itu hampir memiliki 1500 menara. Setiap menara lebih dari dari 100 kaki yang digunakan untuk menjaga kota. Sementara fragmen terakhir menjelaskan motif yang lebih apokaliptik dan eskatologis, khususnya menyebutkan keberadaan orang-orang Kitim (Khitim, Kittim). Penegasan ini juga tertulis dalam Kitab Daniel (11:30) disebutkan 'Khitim merujuk kepada Roma', tetapi dalam Makabe (1:1) merujuk pada pasukan Alexander Agung.
Kitim merupakan konsep utama dalam literatur yang ditemukan di Qumran, dan referensi yang merujuk pada orang-orang Kitim tersebar luas di Corpus, terutama dalam naskah Perang, contohnya penyebutan Nahum Pesher, Habakuk Pesher , Pesher Yesaya, dan Pemimpin Mesianik. Referensi yang terdapat dalam naskah memperkuat kesan homogenitas Corpus, bahwa isi naskah Perang yang menyebut Nahum Pesher dan Habakuk Pesher, maka referensinya merujuk pada Edom. Moab dan sejenisnya merujuk pada kerajaan kecil, seperti yang tertulis dalam Dokumen Damaskus yang disebut Raja Rakyat seperti Herodian dan lainnya.
Di akhir kerajaan Yerusalem Baru, Aram setara dengan kata 'isyarat masyarakat. Sebuah ungkapan yang digunakan dalam hukum Romawi merujuk kepada kerajaan kecil dibagian timur Kekaisaran. Dokumen Damaskus mengekspresikan Raja Rakyat sebenarnya digunakan pada kosakata Habakuk Pesher, istilah ha-'Amim dan Yeter ha-'Amim merupakan makna yang sama. Ungkapan ini umumnya sejajar dengan penggunaan kata Paulus saat menjelaskan kegiatan misionaris.
Menurut penafsiran naskah laut mati, jelas bahwa Israel menuju kemenangan dan bahkan ada referensi yang menegaskan kerajaan Mesianik tidak akan berlalu, salah satunya ditegaskan dalam Kitab Daniel (2:45) dan Kitab Wahyu, dimana kata yang sama (Babilonia) juga merujuk pada Roma.
Sementara itu, ajaran Baha'i menganggap Yerusalem Baru sebagai pembaharuan agama yang terjadi setiap seribu tahun menuju kemakmuran dunia. Baha'ullah menafsirkan Yerusalem Baru sebagai wahyu-Nya dan lebih khusus terkait dengan Hukum Allah. Abdu'l-Baha, putra Baha'ullah, menjelaskan bahwa Yerusalem Baru turun dari surga, bukan merupakan kota sebenarnya yang diperbaharui, melainkan hukum Allah karena turun dari surga melalui wahyu baru dan memperbaharui yang lama.
No comments:
Post a Comment