Nefertari adalah anak dari adik perempuan Ratu Nefertiti, Mutnodjmet. Ketika Nefertiti dibunuh pleh pendeta Aten, Wazir Ay (ayahnya) menjadi seorang Firaun. Akan tetapi Firaun Ay hanya berkuasa sebentar, karena Firaun Ay dan semua keluarganya tewas terbakar. Ada yang mengatakan peristiwa tersebut adalah kecelakaan, tetapi banyak juga yang mengatakan bahwa mereka sengaja dibakar oleh pendeta-pendeta Aten. Untung bagi Mutnodjmet (dan Nefertari yang masih dalam kandungan), malam itu sedang berjalan-jalan di taman sehingga bisa lolos dari kebakaran maut. Jenderal Horemheb mengambil alih kekuasaan dengan menikahi keluarga Firaun tersisa yakni Mutnodjmet. Ketika Firaun Horemheb berkuasa, dia menghapuskan seluruh arca dan lukisan tentang keluarga Nefertiti tanpa tersisa. Dia pun mengumumkan bahwa Dinasti Nefertiti adalah kaum heretik (sesat). Sejarah Nefertiti dan keluarganya dihapuskan. Ketika Mutnodjmet melahirkan putrinya, Nefertari, dia pun wafat. Nefertari adalah satu-satunya putri dari Dinasti Nefertiti yang tersisa. Nefertari dinamakan seperti nama bibinya. Walaupun dia tetap dibesarkan di dalam lingkungan istana, akan tetapi julukan heretik tidak pernah terlepas darinya.
Firaun Horemheb tidak mempunyai keturunan, sehingga dia mengangkat Jenderal Ramses I menjadi Firaun selanjutnya. Ketika Firaun Ramses I mangkat, Mesir dipimpin oleh Firaun Seti putranya. Ramses I sendiri mempunyai dua orang putri lainnya, Henuttawy dan Woserit yang menjadi Pendeta Wanita Agung. Henuttawy adalah Pendeta Agung Isis dan Woserit adalah Pendeta Agung Hathor.
Nefertari tumbuh dan besar bersama Ramses II. Bersama dengan Asha (anak seorang Jenderal) mereka bertiga sering pergi berburu. Di antara Nefertari dan Ramses II mulai tumbuh benih-benih cinta. Akan tetapi ketika Ramses II diangkat menjadi Firaun Mesir Hulu, dia dinikahkan dengan Iset. Nefertari merasa sangat sedih, tapi dia menyadari status heretik yang disandangnya membuat rakyat Mesir tidak mempercayai dia. Apalagi Pendeta Agung Henuttawy berusaha meyakinkan Firaun Seti agar menjadikan Iset sebagai Permaisuri Utama. Langkah tersebut ditempuh oleh Pendeta Agung Henuttawy agar rakyat Mesir lebih sering berkunjung ke kuil Isis, sehingga dia lebih banyak memperoleh pundi-pundi persembahan.
Pendeta Agung Woserit, yang mengetahui kelicikan Henuttawy membawa Nefertari ke kuil hathor. Di sana dia dibimbing menjadi seorang putri bukan hanya cantik tapi juga cerdas dan pemberani. Tidak heran jika Firaun Ramses II semakin cinta padanya, dan meminta Nefertari untuk menjadi istrinya. Dengan segala kepandaian Nefertari, akhirnya dia terpilih menjadi Permaisuri Utama.
Bulan ini, sehubungan dengan Hari Wanita Internasional yang jatuh di bulan Maret, anggota Blogger Buku Indonesia (BBI) mengadakan acara baca bareng buku bertema perempuan. Saya memilih untuk membaca dua buku yang menceritakan tentang perempuan dari Mesir yang dengan kepandaian mereka akhirnya bisa memimpin rakyat Mesir. Kedua perempuan ini adalah Nefertiti dan Nefertari. Yang menarik dari keduanya adalah bukan hanya kecantikan mereka yang membuat mereka terpilih menjadi istri Firaun, tetapi juga kepandaian dan strategi yang mereka terapkan untuk mencapai tujuan mereka.
Dalam buku ini, tujuan utama Nefertari adalah memenangkan cinta Ramses II. Dia sadar bahwa kecantikan bukanlah satu-satunya modal utama memikat Ramses II. Dengan kemampuan berbahasa asing (dia mampu menguasai 8 bahasa asing…canggih ya), keberanian maju ke medan perang, kebijaksanaan menghadapi masalah di Balairung Sidang membuat dia menjadi kesayangan Ramses II. Ramses II sendiri adalah Firaun yang paling terkenal di Mesir. Di masa pemerintahannya dia banyak membangun peninggalan sejarah yang masih dikenang sampai saat ini. Jika sebuah pepatah mengatakan bahwa di belakang pria yang sukses ada seorang wanita yang hebat, maka demikian juga yang terjadi pada Firaun Ramses II. Dengan adanya Nefertari sebagai partnernya dia mampu menjadi Firaun Mesir yang hebat. Kalau jaman sekarang, Nefertari mungkin bisa jadi Mentri Luar Negeri kayak Hillary Clinton ya
Terlepas dari beberapa hal yang hanya merupakan rekaan penulis dalam buku ini (sehingga buku ini dikategorikan sebagai fiksi), saya sangat menyukai cerita Nefertari ini. Penulisnya mampu menghadirkan kisah sejarah menjadi sebuah cerita yang mengalir dan mampu dicerna oleh masyarakat awam. Saya memberikan empat bintang untuk Nefertari.
No comments:
Post a Comment