Penemuan kerangka gadis remaja yang meninggal 12.000 tahun lalu di dasar gua berair di Meksiko diharapkan dapat mengungkap teka-teki bagaimana pertama kali benua Amerika dihuni manusia.Para Penyelam menemukan kerangka remaja tersebut secara kebetulan di dasar gua kapur yang terendam air di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Diperkirakan gadis itu berusia 15 atau 16 tahun ketika meninggal, sekitar 12.000 tahun yang lalu. Di dasar gua laut itu, tim peneliti juga menemukan kerangka sekitar 26 mamalia besar lainnya, termasuk harimau bertaring tajam. Sebagian besar mamalia ini punah sekitar 13.000 tahun yang lalu. Para peneliti mengatakan kepada Science Magazine, DNA gadis tersebut menunjukan kemiripan dengan yang penduduk asli Amerika modern, sementara struktur tengkoraknya identik dengan orang-orang Paleoamericans yang datang ke benua Amerika menyeberangi selat Bering dari benua Asia.
Salah satu teori mengatakan, orang-orang dari Siberia menetap di sebuah daratan berjuluk Beringia, yang menghubungkan Asia dan Amerika sekitar 20.000 tahun yang lalu, sebelum permukaan air laut naik. Orang-orang ini kemudian pindah ke selatan untuk menetap di benua Amerika. Manusia pertama yang menghuni benua Amerika diperkirakan dari benua Asia. Genetika manusia modern asli yang menetap di benua Amerika saat ini pasti akan terhubung dengan kisah orang-orang dari Siberia tersebut.
Beberapa kelompok imigran
Tapi struktur wajah orang-orang itu berbeda dengan kerangka tertua di Meksiko yang sata ini sedang diteliti. Perbedaan ini mengisyaratkan bahwa mungkin ada beberapa kelompok imigran dari Siberia atau bahkan dari benua Eropa, demikian kesimpulan sementara para peneliti. Kerangka gadis yang ditemukan di semenanjung Yucatan, yang dijuluki Naia -berarti "peri air" dalam bahasa Yunani- tidak sesuai dengan struktur orang-orang asal Siberia tersebut.
Menurut peneliti, dia memiliki struktur tengkorak lebih ramping, sementara DNA gadis itu memiliki kemiripan dengan manusia modern yang menjadi penduduk asli Amerika.
Analisa laboratorium pada gigi dan sampel tulangnya menunjukan bahwa gadis itu memiliki garis keturunan genetik tertentu yang dikenal sebagai Haplogroup D1. Penanda yang sama ini ditemukan dalam jumlah besar pada manusia modern asli Amerika.
Salah satu teori mengatakan, orang-orang dari Siberia menetap di sebuah daratan berjuluk Beringia, yang menghubungkan Asia dan Amerika sekitar 20.000 tahun yang lalu, sebelum permukaan air laut naik. Orang-orang ini kemudian pindah ke selatan untuk menetap di benua Amerika. Manusia pertama yang menghuni benua Amerika diperkirakan dari benua Asia. Genetika manusia modern asli yang menetap di benua Amerika saat ini pasti akan terhubung dengan kisah orang-orang dari Siberia tersebut.
Beberapa kelompok imigran
Tapi struktur wajah orang-orang itu berbeda dengan kerangka tertua di Meksiko yang sata ini sedang diteliti. Perbedaan ini mengisyaratkan bahwa mungkin ada beberapa kelompok imigran dari Siberia atau bahkan dari benua Eropa, demikian kesimpulan sementara para peneliti. Kerangka gadis yang ditemukan di semenanjung Yucatan, yang dijuluki Naia -berarti "peri air" dalam bahasa Yunani- tidak sesuai dengan struktur orang-orang asal Siberia tersebut.
Menurut peneliti, dia memiliki struktur tengkorak lebih ramping, sementara DNA gadis itu memiliki kemiripan dengan manusia modern yang menjadi penduduk asli Amerika.
Analisa laboratorium pada gigi dan sampel tulangnya menunjukan bahwa gadis itu memiliki garis keturunan genetik tertentu yang dikenal sebagai Haplogroup D1. Penanda yang sama ini ditemukan dalam jumlah besar pada manusia modern asli Amerika.
No comments:
Post a Comment