Baru-baru ini, tim ilmuwan dari Newcastle University mengungkap temuan baru tentang kerak bumi dibawah Antartika. Mantel bumi berada pada viskositas rendah dan bergerak dengan kecepatan sangat cepat telah mengubah struktur tanah pada tingkat yang bisa terekam GPS.
Dipermukaan Antartika terlihat daratan beku, tetapi lapisan es sebenarnya bergerak ratusan mil dibawahnya. Hasil penelitian ini diterbitkan pada jurnal Earth and Planetary Science Letters, ilmuwan Newcastle University menjelaskan mengapa gerakan mantel bumi ke atas di Semenanjung Antartika Utara terjadi sangat cepat. Dalam penelitian tersebut, data GPS berhasil dikumpulkan tim ilmuwan yang melibatkan beberapa universitas diantaranya Durham University, DTU Denmark, University of Tasmania, Hamilton College, University of Colorado dan University of Toulose.
Massa Es Berkurang, Kerak Bumi Antartika Terangkat
Sementara penelitian sebelumnya membuktikan bahwa lapisan es yang menutupi permukaan telah menyusut disebabkan perubahan iklim, pergerakan tanah merupakan respon elastis seketika diikuti dengan lapisan tanah terangkat selama ribuan tahun. Dalam penelitian ini, ilmuwan beranggapan bahwa mantel dibawah kerak bumi Semenanjung Antartika bergerak jauh lebih cepat dan mungkin disebabkan perubahan halus komposisi kimia.
Ilmuwan mengungkapkan bahwa kerak bumi diwilayah Antartika sebenarnya meningkat fenomenal berkisar 15 milimeter pertahun, jauh lebih besar daripada respon elastis normal.
Menurut Rahmat Nield dari Newcastle University, peningkatan gerakan terjadi selama ribuan tahun, mantel dibawah Semenanjung Antartika merespon lebih cepat terhadap situasi yang terjadi dipermukaannya. Hal ini menyebabkan gletser Antartika menipis dan mengurangi beban, kemudian mantel mendorong kerak bumi Antartika keatas.
Sejak tahun 1995, beberapa lapisan es Semenanjung Antartika Utara telah runtuh dan memicu pengurangan massa es yang menyebabkan Bumi seperti terlahir kembali. Massa es menekan pergerakan kerak bumi tidak stabil bergerak keatas, tetapi dengan adanya perubahan iklim yang membuat lapisan es mencair, maka beban berkurang sehingga membuat mantel dibawahnya semakin cepat mengangkat lapisan tanah.
Dari tujuh data GPS yang berhasil dikumpulkan, tim ilmuwan menemukan 'Rebound' sangat cepat sehingga mantel Viskositas Atas (resistensi terhadap aliran) sepuluh kali lebih rendah. Prof Peter Clarke mengatakan bahwa deformasi bumi seperti ini belum pernah terjadi di Antartika, dampak penipisan lapisan es dan gletser Antartika ternyata mengalir ke bebatuan bawah tanah sedalam 400 kilometer.
No comments:
Post a Comment