Asyur adalah sebuah negeri yang berbatasan dengan pegunungan Ararat di Armenia (utara), daratan tinggi Media (timur), sungai Zab bawah (selatan), dan melalui Tigris sampai ke Laut Tengah (barat). Sejarah Asyur berawal pada milenium ketiga SM. Ibukota kerajaan Asyur yang sangat terkenal adalah Niniwe (Kejadian 10:11). Asyur mencapai puncak perluasan wilayah kekuasaan mulai dari Teluk Persia sampai ke Laut Tengah pada tahun 700 SM atau pada zaman pelayanan nabi Yesaya. Masuknya Asyur dalam kancah percaturan politik dunia, ditandai dengan menyusulnya kemunduran kerajaan Babel di bawah kekuasaan dinasti Hammurabi pada abad 16 SM. Raja-raja Asyur seperti Tiglat-Pileser I, Ashurbanipal II, Salmaneser III, Tiglat- Pileser III, Salmaneser IV, Sargon II, Sanherib, Esarhaddon dan Ashurbanipal sangat berperan penting dalam membawa Asyur menjadi penguasa dunia. Salah satu sistem politik yang diterapkan oleh Asyur adalah menempatkan para gubernur di wilayah yang mereka telah taklukkan. Israel Utara takluk kepada Asyur di bawah pemerintahan raja Salmaneser IV dan Sargon II pada tahun 722 SM. Kemudian Sanherib ingin juga merebut wilayah Yehuda, namun dihentikan oleh Tuhan (2 Raja-raja 19:35-36).
Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1:1-15;2:1-13;3:1-19).
Di bawah pemerintahan Ashurbanipal gejala kejatuhan Asyur sudah terlihat dari pemberontakan Mesir. Setelah kematiannya, Asyur semakin mendekati ujung tanduk di bawah pimpinan raja Assuretililani, dan pada pemerintahan Sinsariskun kerajaan Asyur jatuh oleh serangan yang dilancarkan duo-kekuatan bersatu dari pasukan gubenur Babilonia, Nabopolasar dan pasukan Kyaxeres dari Media.
Tuhan melalui nabi Yesaya menubuatkan bahwa Asyur akan dihancurkan karena perlakuan kejamnya atas umat-Nya (Yesaya 14:24-27) dan Nahum menubuatkan lebih spesifik tentang kehancuran Niniwe, ibukota Asyur yang akan kita bahas secara terpisah berikutnya (Nahum 1:1-15;2:1-13;3:1-19).
Di bawah pemerintahan Ashurbanipal gejala kejatuhan Asyur sudah terlihat dari pemberontakan Mesir. Setelah kematiannya, Asyur semakin mendekati ujung tanduk di bawah pimpinan raja Assuretililani, dan pada pemerintahan Sinsariskun kerajaan Asyur jatuh oleh serangan yang dilancarkan duo-kekuatan bersatu dari pasukan gubenur Babilonia, Nabopolasar dan pasukan Kyaxeres dari Media.
No comments:
Post a Comment