Agripa I (10 SM - 44 M) merupakan penguasa Yudea, cucu dari Herodes Agung, dan anak dari Aristobulus IV dan Bernike. Nama aslinya adalah Marcus Julius Agrippa, dan dia adalah raja yang disebut Herodes dalam Kisah Para Rasul 12, "Herodes (Agripa)" (Ἡρώδης Ἀγρίππας). Menurut Josephus, ia dikenal sebagai "Agripa Agung" pada zamannya. Ia menyuruh bunuh rasul Yakobus dan memenjarakan rasul Petrus.
Menjadi raja atas Yudea dan Samaria
Setelah kaisar Romawi Caligula mati dibunuh pada tahun 41, nasihat Agrippa membantu pemasukan pengangkatan Claudius sebagai kaisar penerusnya. Sebagai hadiah, Claudius memberi Agrippa kekuasaan atas Yudea dan Samaria, sementara kerajaan Khalkis di Libanon, atas permintaannya diberikan kepada saudara laki-lakinya Herodes. Dengan demikian Agrippa menjadi seorang penguasa yang paling berkuasa di timur; wilayahnya melebihi daerah kakeknya, Herodes Agung.
Pembangunan
Di kota Berytus ia membangun sebuah teater dan amfiteater, tempat permandian, dan portiko. Ia membangun dengan kemegahan yang sama kota-kota Sebaste, Heliopolis dan Kaisarea. Kecurigaan Claudius menghalanginya untuk menyelesaikan benteng yang dimulainya di sekeliling Yerusalem. Persahabatannya banyak diminta oleh penguasa-penguasa negara tetangga, beberapa di antara mereka ditempatkannya di Tiberias, yang membuat Claudius merasa kurang senang.
Pemerintahan dan Kematian
Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100), Agrippa kembali ke Yudea dan memerintah sesuai keinginan orang Yahudi. Ia bekerja giat demi Yudaisme, yang juga dicatat oleh para rabbi. Akibatnya, perjalanannya melewati Aleksandria sekitar tahun 40 menimbulkan kerusuhan anti-Yahudi. Dengan risiko nyawanya sendiri, ia memohon kepada Caligula demi orang Yahudi, ketika kaisar itu berencana mendirikan patungnya di dalam Bait Suci di Yerusalem beberapa waktu sebelum kematiannya tahun 41. Berkat upaya Agrippa, Caligula membatalkan rencananya, sehingga Bait Suci tidak tercemar.
Setelah hari Paskah Yahudi tahun 44, Agrippa pergi ke Kaisarea Maritima, di mana ia mengadakan pertandingan olahraga untuk menghormati Claudius. Di tengah-tengah perayaan itu, ia tiba-tiba mengalami rasa sakit luar biasa di dada dan perutnya, kemudian mati lima hari kemudian. Yosefus juga mencatat bagaimana saudara laki-laki Agrippa, raja Herodes dari Khalkis, dan Helcias menyuruh Aristo untuk membunuh Silas, musuh Agrippa.
Menjadi raja atas Yudea dan Samaria
Setelah kaisar Romawi Caligula mati dibunuh pada tahun 41, nasihat Agrippa membantu pemasukan pengangkatan Claudius sebagai kaisar penerusnya. Sebagai hadiah, Claudius memberi Agrippa kekuasaan atas Yudea dan Samaria, sementara kerajaan Khalkis di Libanon, atas permintaannya diberikan kepada saudara laki-lakinya Herodes. Dengan demikian Agrippa menjadi seorang penguasa yang paling berkuasa di timur; wilayahnya melebihi daerah kakeknya, Herodes Agung.
Pembangunan
Di kota Berytus ia membangun sebuah teater dan amfiteater, tempat permandian, dan portiko. Ia membangun dengan kemegahan yang sama kota-kota Sebaste, Heliopolis dan Kaisarea. Kecurigaan Claudius menghalanginya untuk menyelesaikan benteng yang dimulainya di sekeliling Yerusalem. Persahabatannya banyak diminta oleh penguasa-penguasa negara tetangga, beberapa di antara mereka ditempatkannya di Tiberias, yang membuat Claudius merasa kurang senang.
Pemerintahan dan Kematian
Menurut catatan sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus (37-100), Agrippa kembali ke Yudea dan memerintah sesuai keinginan orang Yahudi. Ia bekerja giat demi Yudaisme, yang juga dicatat oleh para rabbi. Akibatnya, perjalanannya melewati Aleksandria sekitar tahun 40 menimbulkan kerusuhan anti-Yahudi. Dengan risiko nyawanya sendiri, ia memohon kepada Caligula demi orang Yahudi, ketika kaisar itu berencana mendirikan patungnya di dalam Bait Suci di Yerusalem beberapa waktu sebelum kematiannya tahun 41. Berkat upaya Agrippa, Caligula membatalkan rencananya, sehingga Bait Suci tidak tercemar.
Setelah hari Paskah Yahudi tahun 44, Agrippa pergi ke Kaisarea Maritima, di mana ia mengadakan pertandingan olahraga untuk menghormati Claudius. Di tengah-tengah perayaan itu, ia tiba-tiba mengalami rasa sakit luar biasa di dada dan perutnya, kemudian mati lima hari kemudian. Yosefus juga mencatat bagaimana saudara laki-laki Agrippa, raja Herodes dari Khalkis, dan Helcias menyuruh Aristo untuk membunuh Silas, musuh Agrippa.
No comments:
Post a Comment