A. Lahir dan Masa Mudanya si "Pembakar Kota Roma"
Lucius Dominitus Ahenobarbus atau Nero lahir pada tanggal 12 Desember 37 Masehi di Antium. Anak dari Agrippina dan Gnaeus Dominitus dan masih merupakan keturunan dari dinasti Julio-Claudian. Setidaknya ada 5 penguasa Romawi yang berasal dari dinasti Julio-Claudian, yakni Augustus, (27 SM – 14 M), Tiberius (14 M – 37 M), Gaius Caligula (37 M – 41M) , Claudius (41M – 54 M), dan yang terakhir Nero (54 M – 68 M). Nama Nero sendiri digunakan setelah ibunya, Agrippina menikah dengan kaisar Claudius yang merupakan seorang kaisar Romawi.
Suksesi awal Nero untuk menguasai Roma dimulai setelah membunuh Britanikus dan Agrippina, ibunya sendiri. Sebelum Claudius meninggal, santer berita bahwa tahta dari Claudius akan jatuh kepada tangan Agrippina atau Britanikus. Akan tetapi Nero lebih condong kepada Britanikus. Maka dilakukanlah sabotase untuk melakukan pembunuhan terhadap Britanikus. Peristiwa pembunuhan Britanikus terjadi ketika jamuan makan di istana. Saat itu pelayan membawa anggur untuk Britanikus dan setelah meminum anggur tersebut Britanikus mendapat serangan yang sangat fatal dan mengakibatkan kematian. Nero menenangkan tamu dengan mengatakan bahwa Britanikus hanya mendapat serangan ayan. Besoknya jenazah Britanikus diperabukan.
Akhirnya Nero menikah dengan Oktavia, yang merupakan saudara kandung dari Britanikkus atau saudara tiri Nero itu sendiri. Setelah membunuh lawan politik yang juga saudara tirinya, Britanikus, Nero hanya menghadapi ibunya. Saat dia yakin bahwa ibunya juga menentang dia, Nero mengatur rencana untuk membunuh ibunya. Diceritakan bahwa ibunya, Agrippina, terbunuh di teluk Napoli ketika mengendarai perahu yang dibiarkan tenggelam.
Setelah membunuh semua lawan politik termasuk ibu dan saudara tirinya, Britanikus, bahkan Nero sudah menikahi anak Claudius yang juga saudara tirinya Oktavia, boleh dikatakan bahwa Nero mulai memegang pemerintahan Romawi. Bahkan setelah ibunya meninggal Nero mulai menunjukan "ketidakwarasan"nya. Kelakuan Nero seolah-olah singa lapar yang terlepas dari kandangnya dan bertindak sesuka hati. Bahkan Nero membunuh bibinya sendiri yang telah membesarkan dan mengambil semua harta beserta warisannya.
Nero bahkan berniat membunuh istrinya sendiri, dan mulai menunjukan rasa ketertarikan terhadap Poppaea, yang tak lain adalah budaknya sendiri. Setelah dia membuang istrinya, 12 hari kemudian Nero menikahi Poppaea. Bahkan mendirikan istana yang berlapis emas sebagai hadiah dari Nero.
B. Pembakaran Kota Roma dan Pembantaian Kaum Nasrani
Nero dan pembakaran Kota Roma adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, bahkan cerita tentang Nero tidak akan terlepas dari cerita pembakaran Kota Roma. Pembakaran Kota Roma terjadi pada tahun 64 M. Kira-kira setelah 10 tahun Nero memegang kekuasaan Romawi. Sebenarnya tidak ada kepastian siapa yang membakar Kota Roma, akan tetapi dikatakan bahwa Nero yang membakar Kota Roma karena ketika terjadi kebakaran besar tersebut, Nero malah memainkan alat musik lyre (sejenis harpa) sambil melihat Kota Roma yang terbakar. Tersiarlah kabar bahwa Nero-lah yang membakar Kota Roma, banya tuduhan terhadapnya termasuk "Kaisar hanya main-main sedang Kota Roma sedang terbakar hebat". Setelah kebakaran hebat yang berlangsur hampir 9 hari tersebut Kota Roma hancur dan luluh lantak. Segenap karya maestro dari Romawi hilang terbakar.
Setelah popularitasnya turun akibat kebakaran Kota Roma, Nero mulai mencari kambing hitam untuk menaikan kembali pamornya. Maka hal pertama yang dilakukan Nero ialah membangun Kota Roma dan yang kedua ialah mulai mencari penganut Nasrani (dulu para penganut Nasrani masih berbentuk sekte dan belum banyak penganutnya) untuk menjadi kambing hitam dari masalah kebakaran Kota Roma. Setelah puing-puing bekas kebakaran dibersihkan, Nero mulai kembali membangun Kota Roma dengan kemegahan yang melebihi dari megahnya Roma sebelum terjadi kebakaran. Jalan mulai dilebarkan dan kota mulai dibangun dengan megah. Bahkan saking megahnya, Senat meminta untuk mengganti awal tahun dari Januari ke Desember, bulan kelahiran dari Nero, tapi Nero menolaknya.
Selain membangun Kota Roma, Nero juga membunuh banyak para penganut Nasrani. Sebenarnya jika ditelaah ada 2 hal yang menjadi alasan Nero membunuh banyak para penganut Nasrani. Pertama ialah untuk mencari kambing hitam dari masalah kebakaran Roma dan yang kedua ialah mulai ketidak taatan para pemeluk Nasrani untuk menyembah dirinya.
Pembunuhan yang dilakukan Nero terhadap kaum Nasrani sangat menyedihkan, para Nasrani dibunuh dengan berbagai cara yang tidak manusiawi. Ada yang bertarung dengan singa di arena gladiator, ada yang dibakar tubuhnya dan digunakan untuk menerangi di malam hari, dan masih banyak lainnya.
Semua tindakan yang dilakukan Nero untuk memperbaiki citra dirinya tidak berhasil secara memuaskan. Para kalangan bawah masih tetap tidak menyukai pemerintahan Nero. Bahkan para rakyat dari golongan bawah mulai banyak yang menaruh simpatik terhadap para kaum Nasrani yang banyak menderita dari tindakan politik "pencitraan"nya. Terlebih lagi pada tahun 65 M dan 66 M terjadi epidemi penyakit pes yang menerjang Kota Roma. Rakyat mulai menuduh Nero telah menyinggung perasaan Dewa. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa Nero adalah seorang atheis.
C. Akhir Pemerintahan Nero
Setelah kritikan-kritikan tajam terhadapnya, Nero melakukan banyak pembunuhan terhadap orang yang melakukan kritik terhadapnya. Makin banyak pula orang yang mulai membencinya, termasuk para tentara dari Spanyol dan melakukan pemberontakan yang dipimpin Galba. Galba pun mengklaim dirinya sebagai orang yang memegang tahta pada tahun 68 dan Nero pun ditinggalkan oleh para pendukungnya. Senat mulai mendukung Galba dan akhirnya Nero mati terbunuh. Ketika Nero meninggal, dia ditemani oleh Efpafroditus seorang pelayan setianya. Bahkan ada cerita bahwa ketika Nero mati bunuh diri, Efpafroditus bergumam "Qualis artifex pereo" (seorang seniman besar mati bersamaku).
Setelah kematian Nero, Roma mengalami kekacauan yang dasyhat. Terjadi perang saudara antara banyak penguasa, dan muncullah Vespasianus yang menjadi pengganti selanjutnya kekuasaan Romawi. Dengan berakhirnya Nero, berakhir pula kekuasaan dinasti Julio-Claudian dan digantikan oleh dinasti yang dibawa oleh Vespasianus yaitu dinasti Flavianus.
Lucius Dominitus Ahenobarbus atau Nero lahir pada tanggal 12 Desember 37 Masehi di Antium. Anak dari Agrippina dan Gnaeus Dominitus dan masih merupakan keturunan dari dinasti Julio-Claudian. Setidaknya ada 5 penguasa Romawi yang berasal dari dinasti Julio-Claudian, yakni Augustus, (27 SM – 14 M), Tiberius (14 M – 37 M), Gaius Caligula (37 M – 41M) , Claudius (41M – 54 M), dan yang terakhir Nero (54 M – 68 M). Nama Nero sendiri digunakan setelah ibunya, Agrippina menikah dengan kaisar Claudius yang merupakan seorang kaisar Romawi.
Suksesi awal Nero untuk menguasai Roma dimulai setelah membunuh Britanikus dan Agrippina, ibunya sendiri. Sebelum Claudius meninggal, santer berita bahwa tahta dari Claudius akan jatuh kepada tangan Agrippina atau Britanikus. Akan tetapi Nero lebih condong kepada Britanikus. Maka dilakukanlah sabotase untuk melakukan pembunuhan terhadap Britanikus. Peristiwa pembunuhan Britanikus terjadi ketika jamuan makan di istana. Saat itu pelayan membawa anggur untuk Britanikus dan setelah meminum anggur tersebut Britanikus mendapat serangan yang sangat fatal dan mengakibatkan kematian. Nero menenangkan tamu dengan mengatakan bahwa Britanikus hanya mendapat serangan ayan. Besoknya jenazah Britanikus diperabukan.
Akhirnya Nero menikah dengan Oktavia, yang merupakan saudara kandung dari Britanikkus atau saudara tiri Nero itu sendiri. Setelah membunuh lawan politik yang juga saudara tirinya, Britanikus, Nero hanya menghadapi ibunya. Saat dia yakin bahwa ibunya juga menentang dia, Nero mengatur rencana untuk membunuh ibunya. Diceritakan bahwa ibunya, Agrippina, terbunuh di teluk Napoli ketika mengendarai perahu yang dibiarkan tenggelam.
Setelah membunuh semua lawan politik termasuk ibu dan saudara tirinya, Britanikus, bahkan Nero sudah menikahi anak Claudius yang juga saudara tirinya Oktavia, boleh dikatakan bahwa Nero mulai memegang pemerintahan Romawi. Bahkan setelah ibunya meninggal Nero mulai menunjukan "ketidakwarasan"nya. Kelakuan Nero seolah-olah singa lapar yang terlepas dari kandangnya dan bertindak sesuka hati. Bahkan Nero membunuh bibinya sendiri yang telah membesarkan dan mengambil semua harta beserta warisannya.
Nero bahkan berniat membunuh istrinya sendiri, dan mulai menunjukan rasa ketertarikan terhadap Poppaea, yang tak lain adalah budaknya sendiri. Setelah dia membuang istrinya, 12 hari kemudian Nero menikahi Poppaea. Bahkan mendirikan istana yang berlapis emas sebagai hadiah dari Nero.
B. Pembakaran Kota Roma dan Pembantaian Kaum Nasrani
Nero dan pembakaran Kota Roma adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, bahkan cerita tentang Nero tidak akan terlepas dari cerita pembakaran Kota Roma. Pembakaran Kota Roma terjadi pada tahun 64 M. Kira-kira setelah 10 tahun Nero memegang kekuasaan Romawi. Sebenarnya tidak ada kepastian siapa yang membakar Kota Roma, akan tetapi dikatakan bahwa Nero yang membakar Kota Roma karena ketika terjadi kebakaran besar tersebut, Nero malah memainkan alat musik lyre (sejenis harpa) sambil melihat Kota Roma yang terbakar. Tersiarlah kabar bahwa Nero-lah yang membakar Kota Roma, banya tuduhan terhadapnya termasuk "Kaisar hanya main-main sedang Kota Roma sedang terbakar hebat". Setelah kebakaran hebat yang berlangsur hampir 9 hari tersebut Kota Roma hancur dan luluh lantak. Segenap karya maestro dari Romawi hilang terbakar.
Setelah popularitasnya turun akibat kebakaran Kota Roma, Nero mulai mencari kambing hitam untuk menaikan kembali pamornya. Maka hal pertama yang dilakukan Nero ialah membangun Kota Roma dan yang kedua ialah mulai mencari penganut Nasrani (dulu para penganut Nasrani masih berbentuk sekte dan belum banyak penganutnya) untuk menjadi kambing hitam dari masalah kebakaran Kota Roma. Setelah puing-puing bekas kebakaran dibersihkan, Nero mulai kembali membangun Kota Roma dengan kemegahan yang melebihi dari megahnya Roma sebelum terjadi kebakaran. Jalan mulai dilebarkan dan kota mulai dibangun dengan megah. Bahkan saking megahnya, Senat meminta untuk mengganti awal tahun dari Januari ke Desember, bulan kelahiran dari Nero, tapi Nero menolaknya.
Selain membangun Kota Roma, Nero juga membunuh banyak para penganut Nasrani. Sebenarnya jika ditelaah ada 2 hal yang menjadi alasan Nero membunuh banyak para penganut Nasrani. Pertama ialah untuk mencari kambing hitam dari masalah kebakaran Roma dan yang kedua ialah mulai ketidak taatan para pemeluk Nasrani untuk menyembah dirinya.
Pembunuhan yang dilakukan Nero terhadap kaum Nasrani sangat menyedihkan, para Nasrani dibunuh dengan berbagai cara yang tidak manusiawi. Ada yang bertarung dengan singa di arena gladiator, ada yang dibakar tubuhnya dan digunakan untuk menerangi di malam hari, dan masih banyak lainnya.
Semua tindakan yang dilakukan Nero untuk memperbaiki citra dirinya tidak berhasil secara memuaskan. Para kalangan bawah masih tetap tidak menyukai pemerintahan Nero. Bahkan para rakyat dari golongan bawah mulai banyak yang menaruh simpatik terhadap para kaum Nasrani yang banyak menderita dari tindakan politik "pencitraan"nya. Terlebih lagi pada tahun 65 M dan 66 M terjadi epidemi penyakit pes yang menerjang Kota Roma. Rakyat mulai menuduh Nero telah menyinggung perasaan Dewa. Hal ini tak lepas dari kenyataan bahwa Nero adalah seorang atheis.
C. Akhir Pemerintahan Nero
Setelah kritikan-kritikan tajam terhadapnya, Nero melakukan banyak pembunuhan terhadap orang yang melakukan kritik terhadapnya. Makin banyak pula orang yang mulai membencinya, termasuk para tentara dari Spanyol dan melakukan pemberontakan yang dipimpin Galba. Galba pun mengklaim dirinya sebagai orang yang memegang tahta pada tahun 68 dan Nero pun ditinggalkan oleh para pendukungnya. Senat mulai mendukung Galba dan akhirnya Nero mati terbunuh. Ketika Nero meninggal, dia ditemani oleh Efpafroditus seorang pelayan setianya. Bahkan ada cerita bahwa ketika Nero mati bunuh diri, Efpafroditus bergumam "Qualis artifex pereo" (seorang seniman besar mati bersamaku).
Setelah kematian Nero, Roma mengalami kekacauan yang dasyhat. Terjadi perang saudara antara banyak penguasa, dan muncullah Vespasianus yang menjadi pengganti selanjutnya kekuasaan Romawi. Dengan berakhirnya Nero, berakhir pula kekuasaan dinasti Julio-Claudian dan digantikan oleh dinasti yang dibawa oleh Vespasianus yaitu dinasti Flavianus.
No comments:
Post a Comment