Selama lebih dari 252 juta tahun yang lalu telah terjadi peristiwa kepunahan terbesar pada periode Permian Akhir. Bencana ini hampir membinasakan 90 persen hewan predator yang hidup di air, dan sejauh ini ilmuwan beranggapan bahwa ekosistem secara bertahap telah berangsur-angsur pulih.
Ekosistem mungkin telah mengalami masa pemulihan selama kurang lebih 8 hingga 9 juta tahun dan hewan predator terbesar berada dipuncak rantai makanan. Hasil penelitian paleontolog dipublikasi pada jurnal terbuka PLoS ONE edisi Maret 2014.
Dinosaurus Dan Amfibi, Hewan Predator Teratas Rantai Makanan
Baru-baru ini, sebuah tim paleontolog asal Swis dan Amerika yang dipimpin oleh Torsten Scheyer dan Carlo Romano dari University of Zurich, mereka menunjukkan studi baru tentang rantai makanan selama periode Triassic Awal tidak normal secara bertahap.
Saurichthys, predator puncak rantai makanan
Dalam penelitian tersebut, hewan predator besar seperti buaya, Plesiosaurs dan Ichthyosaurus, mencari mangsa di lautan setelah melewati masa kepunahan massal. Predator terbesar berada di rantai makanan teratas dan sangat penting bagi kestabilan dan stabilitas ekosistem. Dinosaurus predator membasmi hewan yang sakit dan lemah, sebuah tekanan yang membuat spesis berlatih memangsa dan mempertahankan diri.
Scheyer dan rekan-rekannya akan menentukan, apakah hewan predator puncak rantai makanan benar-benar punah dari lautan setelah kepunahan massal dan bagaimana ekosistem berfungsi setelah bencana itu. Vertebrata laut pulih setelah kepunahan massal, hal ini relatif singkat dimana ukuran tubuh mereka tidak berkurang.
Periode Permian Akhir menyebabkan komposisi yang sama sekali baru bagi predator puncak, diantaranya ikan besar yang dominan hidup di periode Permian, tetapi hewan ini harus berbagi peran dengan predator Amfibi seperti buaya.
Sekitar 2 juta tahun kemudian, peristiwa kepunahan massal kembali terjadi, periode ini dianggap sebagai krisis Smithian Akhir yang memicu perubahan dalam kelompok predator teratas. Pada titik ini, reptil pertama yang berada di rantai makanan teratas adalah Askeptosaurus. Peran hewan predator tetap sama dalam ekosistem, hanya aktor yang berubah seiring pergantian waktu.
Ekosistem mungkin telah mengalami masa pemulihan selama kurang lebih 8 hingga 9 juta tahun dan hewan predator terbesar berada dipuncak rantai makanan. Hasil penelitian paleontolog dipublikasi pada jurnal terbuka PLoS ONE edisi Maret 2014.
Dinosaurus Dan Amfibi, Hewan Predator Teratas Rantai Makanan
Baru-baru ini, sebuah tim paleontolog asal Swis dan Amerika yang dipimpin oleh Torsten Scheyer dan Carlo Romano dari University of Zurich, mereka menunjukkan studi baru tentang rantai makanan selama periode Triassic Awal tidak normal secara bertahap.
Saurichthys, predator puncak rantai makanan
Dalam penelitian tersebut, hewan predator besar seperti buaya, Plesiosaurs dan Ichthyosaurus, mencari mangsa di lautan setelah melewati masa kepunahan massal. Predator terbesar berada di rantai makanan teratas dan sangat penting bagi kestabilan dan stabilitas ekosistem. Dinosaurus predator membasmi hewan yang sakit dan lemah, sebuah tekanan yang membuat spesis berlatih memangsa dan mempertahankan diri.
Scheyer dan rekan-rekannya akan menentukan, apakah hewan predator puncak rantai makanan benar-benar punah dari lautan setelah kepunahan massal dan bagaimana ekosistem berfungsi setelah bencana itu. Vertebrata laut pulih setelah kepunahan massal, hal ini relatif singkat dimana ukuran tubuh mereka tidak berkurang.
Periode Permian Akhir menyebabkan komposisi yang sama sekali baru bagi predator puncak, diantaranya ikan besar yang dominan hidup di periode Permian, tetapi hewan ini harus berbagi peran dengan predator Amfibi seperti buaya.
Sekitar 2 juta tahun kemudian, peristiwa kepunahan massal kembali terjadi, periode ini dianggap sebagai krisis Smithian Akhir yang memicu perubahan dalam kelompok predator teratas. Pada titik ini, reptil pertama yang berada di rantai makanan teratas adalah Askeptosaurus. Peran hewan predator tetap sama dalam ekosistem, hanya aktor yang berubah seiring pergantian waktu.
No comments:
Post a Comment