Kehidupan dan kelahiran Buddha akhirnya bisa diprediksi dengan adanya bukti yang ditemukan arkeolog pada sebuah situs sejarah di wilayah kuil suci Maya Devi, Lumbini, Nepal. Diperkirakan bukti ini menghubungkan kelahiran Buddha yang hidup diabad ke-6 SM. Situs ini sebelumnya diidentifikasi sebagai tempat kelahiran Buddha, dimana saat penggalian situs ditemukan sisa-sisa yang tidak diketahui sebelumnya.
Penelitian arkeologi ini didanai oleh pemerintah Jepang yang bermitra dengan pemerintah Nepal dibawah proyek UNESCO, secara langsung ditujukan untuk memperkuat konservasi dan pengelolaan situs Lumbini. Kemudian hasil temuan ini akan dipublikasi dalam jurnal International Antiquity, Desember 2013 yang didukung langsung oleh National Geographic Society .
Temuan Tempat Kelahiran Buddha
Lumbini merupakan salah satu situs yang memegang peranan penting untuk menyingkap tabir kehidupan dan kelahiran Buddha, begitu juga situs Bodh Gaya yang menjadi saksi ketika dia menjadi Buddha. Situs Saranath juga menjadi saksi dimana Buddha pertama kali khotbah, dan Kusinagara sebagai tempat yang suci dimana Buddha meninggal disana pada usia 80 tahun.
Kuil suci Maya Devi di Lumbini masih tetap ada hingga sekitar milenium pertama Masehi, dimana Buddha telah merekomendasikan umatnya untuk mengunjungi Lumbini. Banyak orang-orang berdatangan untuk berziarah pada waktu itu, terutama peziarah asal Cina. Kemudian kuil ini menghilang di hutan Nepal dan pada periode abad pertengahan Masehi, tepatnya sekitar tahun 1896 kuil suci ini ditemukan dan diidentifikasi sebagai tempat kelahiran Buddha. Bukti adanya pilar batu pasir yang masih berdiri merupakan prasasti yang manyatakan adanya kunjungan Asoka ketempat kelahiran Budha di Lumbini.
Struktur itu berbentuk kayu dibawah serangkaian candi bata, diletakkan pada desain yang sama diatasnya, dan struktur kayu ini menghubungkan kisah kelahiran Buddha. Sementara bukti sebelumnya menyatakan bahwa struktur Buddha di Lumbini tidak lebih awal kehidupannya diabad ke-3 SM, dibawah naungan Asoka yang mendukung penyebaran agama Budha.
Menurut pimpinan investigasi fosil Profesor Robin Coningham dari Universitas Durham Inggris, beberapa ulama telah mengatakan bahwa kelahiran Buddha pada abad ke-3 SM. Kisah kehidupan tentang Buddha diketahui sangat sedikit kecuali kisah-kisahnya diketahui dari sumber tekstual dan tradisi turun menurun secara lisan. Dan hal ini menjadi satu bukti yang pertama menyatakan bahwa bangunan yang ditemukan di Lumbini setidaknya telah berdiri pada abad ke-6 SM.
Penemuan ini memberikan kontribusi pemahaman yang lebih besar dari pengetahuan perkembangan awal agama Budha, serta pentingnya tradisi spiritua di Lumbini. Dalam menentukan waktu berdirinya kuil kayu dan struktur bata yang sebelumnya tidak diketahui, fragmen arang dan butiran pasir telah diuji menggunakan kombinasi radiokarbon dan teknik perangsangan optik. Dan penelitian ini juga menyatakan adanya akar pohon kuno di pusat kuil.
Dalam tradisi tercatat bahwa Ratu Maya Devi yang tak lain adalah ibu sang Buddha, melahirkan Buddha sambil berpegangan pada cabang pohon di taman Lumbini, tepat ditengah-tengah antara kerajaan suaminya dan orang tuanya. Jadi, para peneliti menganggap bahwa ruang terbuka ditengah-tengah kuil merupakan wilayah yang paling kuno, candi bata diatasnya juga telah diatur disekitar ruangan tengah yang tidak beratap.
Penelitian arkeologi ini didanai oleh pemerintah Jepang yang bermitra dengan pemerintah Nepal dibawah proyek UNESCO, secara langsung ditujukan untuk memperkuat konservasi dan pengelolaan situs Lumbini. Kemudian hasil temuan ini akan dipublikasi dalam jurnal International Antiquity, Desember 2013 yang didukung langsung oleh National Geographic Society .
Temuan Tempat Kelahiran Buddha
Lumbini merupakan salah satu situs yang memegang peranan penting untuk menyingkap tabir kehidupan dan kelahiran Buddha, begitu juga situs Bodh Gaya yang menjadi saksi ketika dia menjadi Buddha. Situs Saranath juga menjadi saksi dimana Buddha pertama kali khotbah, dan Kusinagara sebagai tempat yang suci dimana Buddha meninggal disana pada usia 80 tahun.
Kuil suci Maya Devi di Lumbini masih tetap ada hingga sekitar milenium pertama Masehi, dimana Buddha telah merekomendasikan umatnya untuk mengunjungi Lumbini. Banyak orang-orang berdatangan untuk berziarah pada waktu itu, terutama peziarah asal Cina. Kemudian kuil ini menghilang di hutan Nepal dan pada periode abad pertengahan Masehi, tepatnya sekitar tahun 1896 kuil suci ini ditemukan dan diidentifikasi sebagai tempat kelahiran Buddha. Bukti adanya pilar batu pasir yang masih berdiri merupakan prasasti yang manyatakan adanya kunjungan Asoka ketempat kelahiran Budha di Lumbini.
Struktur itu berbentuk kayu dibawah serangkaian candi bata, diletakkan pada desain yang sama diatasnya, dan struktur kayu ini menghubungkan kisah kelahiran Buddha. Sementara bukti sebelumnya menyatakan bahwa struktur Buddha di Lumbini tidak lebih awal kehidupannya diabad ke-3 SM, dibawah naungan Asoka yang mendukung penyebaran agama Budha.
Menurut pimpinan investigasi fosil Profesor Robin Coningham dari Universitas Durham Inggris, beberapa ulama telah mengatakan bahwa kelahiran Buddha pada abad ke-3 SM. Kisah kehidupan tentang Buddha diketahui sangat sedikit kecuali kisah-kisahnya diketahui dari sumber tekstual dan tradisi turun menurun secara lisan. Dan hal ini menjadi satu bukti yang pertama menyatakan bahwa bangunan yang ditemukan di Lumbini setidaknya telah berdiri pada abad ke-6 SM.
Penemuan ini memberikan kontribusi pemahaman yang lebih besar dari pengetahuan perkembangan awal agama Budha, serta pentingnya tradisi spiritua di Lumbini. Dalam menentukan waktu berdirinya kuil kayu dan struktur bata yang sebelumnya tidak diketahui, fragmen arang dan butiran pasir telah diuji menggunakan kombinasi radiokarbon dan teknik perangsangan optik. Dan penelitian ini juga menyatakan adanya akar pohon kuno di pusat kuil.
Dalam tradisi tercatat bahwa Ratu Maya Devi yang tak lain adalah ibu sang Buddha, melahirkan Buddha sambil berpegangan pada cabang pohon di taman Lumbini, tepat ditengah-tengah antara kerajaan suaminya dan orang tuanya. Jadi, para peneliti menganggap bahwa ruang terbuka ditengah-tengah kuil merupakan wilayah yang paling kuno, candi bata diatasnya juga telah diatur disekitar ruangan tengah yang tidak beratap.
No comments:
Post a Comment