Banyak gladiator kondang memiliki kehidupan seks penuh skandal. Mereka dipandang sangat menarik bagi para wanita, walaupun berstatus budak. Tapi, tidak semua gladiator berstatus budak. Misalnya Commodus yang lebih menikmati perannya sebagai gladiator daripada seorang kaisar.
Sebagaimana para penguasa pada zamannya, Commodus juga bergelimang seks pada waktu-waktu senggangnya. Orang tuanya, Faustina dan kaisar Marcus Aurelius, mengalami permasalahan dalam pernikahan karena seorang gladiator. Faustina sangat bernafsu kepada seorang gladiator tertentu dan memberitahu suaminya tentang hal ini.
Sang kaisar mengadu kepada seorang dukun yang memberikan cara penyelesaian tidak biasa, yaitu agar Faustina diperintahkan untuk melakukan seks dengan gladiator itu dan harus dibunuh ketika sedang berada di atas Faustina. Kemudian, ia wajib mandi bergelimang darah sang gladiator, membersihkan diri, dan kemudian melakukan seks dengan suaminya.
Antinous
Sabina dan Kaisar Hadrian menikah karena dijodohkan. Sang istri mengikuti suaminya mengelilingi Kekaisaran Romawi selama setahun lamanya. Sang kaisar tidur dengan begitu banyak wanita dan pria lain di luar pernikahan mereka, namun pasangan itu tetap saling menghargai.
Keadaan berubah ketika, pada sekitar ulang tahunnya ke 50, sang kaisar menemukan cinta sejatinya dalam diri Antinous, seorang remaja pria dari Bithynia. Keduanya menjadi tidak terpisahkan lagi dan sang istri tidak sudi terus menyaksikan pasangan itu. Pada perjalanan terakhir, mereka bertiga tiba di Mesir. Lalu, pada Oktober 130 M, remaja itu raib.
Hadrian sangat bersedih. Ia memerintahkan pencarian remaja itu, namun sia-sia. Dalam beberapa minggu sang kaisar mendewakan sang remaja dan mendirikan sebuah kota dengan namanya.
Dibuatlah ribuan patung Antinous dan diberlakukannya perintah pemujaan kepadanya di seluruh kekaisaran. Patung setengah badan Antinous masih ada hingga sekarang di museum-museum, walaupun kadang dikira Dionysus atau Ganymede. Beberapa tahun kemudian, Hadrian juga mengangkat Sabina sebagai dewi ketika sang istri meninggal dunia.
Sebagaimana para penguasa pada zamannya, Commodus juga bergelimang seks pada waktu-waktu senggangnya. Orang tuanya, Faustina dan kaisar Marcus Aurelius, mengalami permasalahan dalam pernikahan karena seorang gladiator. Faustina sangat bernafsu kepada seorang gladiator tertentu dan memberitahu suaminya tentang hal ini.
Sang kaisar mengadu kepada seorang dukun yang memberikan cara penyelesaian tidak biasa, yaitu agar Faustina diperintahkan untuk melakukan seks dengan gladiator itu dan harus dibunuh ketika sedang berada di atas Faustina. Kemudian, ia wajib mandi bergelimang darah sang gladiator, membersihkan diri, dan kemudian melakukan seks dengan suaminya.
Antinous
Sabina dan Kaisar Hadrian menikah karena dijodohkan. Sang istri mengikuti suaminya mengelilingi Kekaisaran Romawi selama setahun lamanya. Sang kaisar tidur dengan begitu banyak wanita dan pria lain di luar pernikahan mereka, namun pasangan itu tetap saling menghargai.
Keadaan berubah ketika, pada sekitar ulang tahunnya ke 50, sang kaisar menemukan cinta sejatinya dalam diri Antinous, seorang remaja pria dari Bithynia. Keduanya menjadi tidak terpisahkan lagi dan sang istri tidak sudi terus menyaksikan pasangan itu. Pada perjalanan terakhir, mereka bertiga tiba di Mesir. Lalu, pada Oktober 130 M, remaja itu raib.
Hadrian sangat bersedih. Ia memerintahkan pencarian remaja itu, namun sia-sia. Dalam beberapa minggu sang kaisar mendewakan sang remaja dan mendirikan sebuah kota dengan namanya.
Dibuatlah ribuan patung Antinous dan diberlakukannya perintah pemujaan kepadanya di seluruh kekaisaran. Patung setengah badan Antinous masih ada hingga sekarang di museum-museum, walaupun kadang dikira Dionysus atau Ganymede. Beberapa tahun kemudian, Hadrian juga mengangkat Sabina sebagai dewi ketika sang istri meninggal dunia.
No comments:
Post a Comment