Ladies, zaman Yunani kuno dikenal sebagai zaman dengan peradaban yang tinggi. Akan tetapi, pada zaman ini dominasi laki-laki juga terkenal sangat luar biasa. Tidak hanya mendominasi kepemilikan harta dan budak, laki-laki juga mendominasi kepemilikan akan wanita.
Wanita pada zaman Yunani kuno memang tidak berhak memiliki apa pun. Dilansir dalam situs bigeye.com, pendidikan pada masa itu hanya diperuntukkan unuk anak laki-laki. Anak laki-laki Yunani kuno akan dikirim untuk belajar di sekolah-sekolah, tetapi anak perempuan harus tetap tinggal di rumah. Mereka tidak berhak untuk belajar membaca atau menulis.
Dalam pernikahan, ayah seorang wanita harus membayar mahar untuk lelaki yang ingin memperistri anak perempuannya. Semenjak saat itu pula, wanita menjadi properti yang dimiliki suaminya.
Wanita di Athena biasanya menikah pada usia empat belas hingga lima belas tahun, sedangkan wanita Sparta harus menunggu hingga berusia delapan belas tahun. Wanita Sparta secara umum memang lebih dihormati, tetapi wanita-wanita Yunani kuno lainnya biasanya memiliki status yang rendah dalam masyarakat.
Ladies, wanita Yunani kuno yang sudah menikah tidak boleh berjalan sendiri di jalanan, tetapi mereka harus selalu didampingi seorang budak atau penjaga. Seorang istri juga tidak boleh masuk dalam tempat-tempat hiburan, walaupun ia sedang bersama suaminya. Sebagai properti suami, para istri biasanya dikunci sendirian di rumah ketika suaminya pergi.
Wanita Yunani kuno yang terhormat harus tetap menutup tubuhnya. Bahkan dalam gambaran karya seni Yunani kuno, wanita yang sedang bercinta dengan suaminya tetap berpakaian walaupun suaminya digambarkan telanjang. Tugas utama seorang istri pada zaman itu adalah melahirkan dan membesarkan anak. Sayangnya ladies, orang-orang Yunani kuno lebih mendambakan anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini mengakibatkan banyak bayi perempuan dibunuh sesaat setelah dilahirkan atau dijual ke rumah-rumah bordil untuk dijadikan wanita penghibur saat mereka besar.
Menjadi istri lelaki Yunani kuno memang tidak mudah. Di rumah mereka sendiri, para istri seringkali harus berebut mendapatkan suaminya dengan gundik, budak, atau para wanita penghibur. Kekerasan terhadap istri sudah umum terjadi, bahkan beberapa suami juga tega membunuh istri-istrinya. Dan tahukah, ladies, karena gadis-gadis dipaksa menikah di usia sangat muda, kematian istri-istri di usia muda juga sering terjadi. Rupanya sudah menjadi doktrin pada saat itu, jika gadis-gadis yang mati muda karena melahirkan disebut martir.
Wanita pada zaman Yunani kuno memang tidak berhak memiliki apa pun. Dilansir dalam situs bigeye.com, pendidikan pada masa itu hanya diperuntukkan unuk anak laki-laki. Anak laki-laki Yunani kuno akan dikirim untuk belajar di sekolah-sekolah, tetapi anak perempuan harus tetap tinggal di rumah. Mereka tidak berhak untuk belajar membaca atau menulis.
Dalam pernikahan, ayah seorang wanita harus membayar mahar untuk lelaki yang ingin memperistri anak perempuannya. Semenjak saat itu pula, wanita menjadi properti yang dimiliki suaminya.
Wanita di Athena biasanya menikah pada usia empat belas hingga lima belas tahun, sedangkan wanita Sparta harus menunggu hingga berusia delapan belas tahun. Wanita Sparta secara umum memang lebih dihormati, tetapi wanita-wanita Yunani kuno lainnya biasanya memiliki status yang rendah dalam masyarakat.
Ladies, wanita Yunani kuno yang sudah menikah tidak boleh berjalan sendiri di jalanan, tetapi mereka harus selalu didampingi seorang budak atau penjaga. Seorang istri juga tidak boleh masuk dalam tempat-tempat hiburan, walaupun ia sedang bersama suaminya. Sebagai properti suami, para istri biasanya dikunci sendirian di rumah ketika suaminya pergi.
Wanita Yunani kuno yang terhormat harus tetap menutup tubuhnya. Bahkan dalam gambaran karya seni Yunani kuno, wanita yang sedang bercinta dengan suaminya tetap berpakaian walaupun suaminya digambarkan telanjang. Tugas utama seorang istri pada zaman itu adalah melahirkan dan membesarkan anak. Sayangnya ladies, orang-orang Yunani kuno lebih mendambakan anak laki-laki daripada perempuan. Hal ini mengakibatkan banyak bayi perempuan dibunuh sesaat setelah dilahirkan atau dijual ke rumah-rumah bordil untuk dijadikan wanita penghibur saat mereka besar.
Menjadi istri lelaki Yunani kuno memang tidak mudah. Di rumah mereka sendiri, para istri seringkali harus berebut mendapatkan suaminya dengan gundik, budak, atau para wanita penghibur. Kekerasan terhadap istri sudah umum terjadi, bahkan beberapa suami juga tega membunuh istri-istrinya. Dan tahukah, ladies, karena gadis-gadis dipaksa menikah di usia sangat muda, kematian istri-istri di usia muda juga sering terjadi. Rupanya sudah menjadi doktrin pada saat itu, jika gadis-gadis yang mati muda karena melahirkan disebut martir.
No comments:
Post a Comment