Penemuan
Meterai Raja Hizkia di Yerusalem Meneguhkan Kisah Alkitab
Arkeolog
yang menggali di Kota Daud di Yerusalem telah mendapatkan penemuan luar biasa.
Di kaki tembok selatan dari kompleks Bukit Bait Suci mereka menemukan sebuah
meterai (bulla) dengan nama Raja Hizkia (727-698 SM). Menurut arkeolog dan
sarjana Alkitab, bukti eksternal ini semakin meneguhkan kebenaran kisah Alkitab
tentang bangsa Israel 3000 tahun silam.
Siapakah
Raja Hizkia?
Hizkia,
atau Chizqiyah atau Yechizqiyahu dalam bahasa Ibrani artinya Yahweh adalah
kekuatanku. Menurut Kitab Suci, Hizkia adalah anak Ahaz dan merupakan raja
ke-13 dari Kerajaan Yehuda. Sejarawan dan arkeolog telah menyimpulkan bahwa
pemerintahannya kira-kira antara 715–686 SM. Dia juga merupakan salah satu raja
terkemuka dari Yehuda yang disebutkan dalam Kitab Suci Ibrani dan Kristiani dan
salah satu raja yang disebutkan dalam silsilah Yesus Kristus dalam Injil
Matius.
Menurut
Kitab Suci Ibrani, Hizkia menjadi saksi kehancuran Kerajaan Israel utara oleh
Sargon dari Assyria (Asyur/Syria) pada kira-kira 720 SM, dan dia menjadi raja Yehuda
selama penyerbuan dan pengepungan Yerusalem oleh Sanherib pada tahun 701 SM.
Hizkia memberlakukan pembaharuan iman di seluruh Kerajaan Yehuda, termasuk
perintah tegas bagi penyembahan tunggal kepada Yahweh dan melarang pemujaan
ilah-ilah lain di dalam Yerusalem.
Meterai
Raja Hizkia
Meterai
yang ditemukan berbentuk oval, dengan ukuran 8,6 x 9,7 mm, dicetak pada tanah
liat lunak (bulla) berukuran 12 x 13 mm, kira-kira tebalnya 3 mm. Bulla
biasanya digunakan untuk memeteraikan dokumen yang ditulis pada papyrus dan
digulung kemudian diikat dengan benang, yang capnya akan terlihat di belakang
bulla. Meterai ini ditemukan di antara banyak tembikar dan berbagai patung dan
meterai-meterai.
Meterai
yang berharga ini ditemukan dalam tumpukan sampah yang dibuang selama atau
segera sesudah zaman Hizkia, dari bangunan kerajaan yang biasa digunakan untuk
menyimpan makanan. Bangunan ini merupakan bagian dari serangkaian gedung,
termasuk pintu gerbang dan menara-menara, yang dibangun pada paruh terakhir
dari abad ke-10 SM (zaman Raja Salomo), sebagai bagian dari benteng Ophel dari
kompleks pemerintahan baru yang menghubungkan Kota Daud dengan Bukit Bait Suci.
Cetakan
33 meterai lain juga digali bersamaan dengan bulla, beberapa di antaranya
mencantumkan nama Ibrani, ditandai pada bagian belakangnya dengan kain kasar
dan benang-benang tebal, yang nampaknya digunakan untuk memeteraikan
karung-karung berisi hasil makanan. Setiap meterai dikelilingi tepian yang
diakibatkan rangka meterai. Meterai Hizkia mencantumkan ukiran: "Hizkia
(putra) Ahaz Raja Yehuda," dengan lambang matahari bersayap miring ke
bawah dan dua icon dari Ankh (simbol kehidupan).
Menurut
Dr. Eilat Mazar, "Meskipun fakta bahwa meterai dengan nama Hizkia sudah
ditemukan dalam pasar barang antik sejak 1990, beberapa di antaranya dengan
simbol scarab (kumbang) bersayap dan beberapa dengan simbol matahari bersayap,
ini adalah pertama kalinya meterai Raja Israel atau Yehuda ditemukan secara
spesifik di lokasi penggalian arkeologi."
Mazar
mengatakan bagian belakang cetakan meterai tanah liat ini memiliki penanda tali
tipis yang digunakan untuk mengikat dokumen papyrus.
"Selalu
ada pertanyaan, apa kisah nyata di belakang cerita Alkitab," kata Mazar.
"Di sini kita mendapatkan kesempatan untuk berada sedekat mungkin dengan
tokoh itu sendiri, kepada raja itu sendiri."
Arkeolog
mengatakan penemuan meterai meneguhkan kisah Alkitab
Penemuan
meterai kerajaan di lokasi penggalian arkeologi Ophel menghidupkan kembali
kisah Alkitab tentang Raja Hizkia dan urusan pemerintahan yang terjadi dalam
zamannya di wilayah kerajaan Yerusalem.
Meterai
ini ditemukan melalui proses pengayakan basah dari lapisan-lapisan tanah hasil
penggalian, yang dilakukan di fasilitas pengayakan di Lembah Tsurim, yang
dijalankan oleh Dr. Gabi Barkai dan Tzachi Dvira dan disponsori oleh Israel
Nature and Parks Authority dan City of David Fund. Meterai ini ditemukan oleh
Efrat Greenwald, anggota tim Ophel yang bertanggung jawab untuk menyaring tanah
galian. Reut Ben-Arie, yang mempersiapkan bulla Ibrani dari penggalian Ophel,
adalah yang pertama kali mengenali bahwa meterai ini milik Raja Hizkia.
Apakah
penemuan ini hanya merupakan puncak dari gunung es? Tidak diragukan, mungkin
masih banyak penemuan arkeologi menarik di belahan dunia yang ini yang menunggu
kita di masa depan.
No comments:
Post a Comment