Hilangnya mereka bukanlah disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang dingin.
"Tidak ada yang menunjukkan bahwa (bangsa Skandinavia) atau orang Norse menghilang sebagai akibat bencana alam. Andaipun terjadi, mungkin karena mereka telah bosan dengan makan anjing laut di ujung dunia," kata Niels Lynnerup dari University of Copenhagen, Denmark, yang menjabarkan mengenai misteri menghilangnya bangsa Skandinavia dari Greenland.
Lynnerup menambahkan, hal ini mengindikasikan bahwa kaum muda pada khususnya, meninggalkan Greenland. Mengakibatkan menurunnya jumlah perempuan produktif dan kondisi ini tak mendukung pertumbuhan populasi.
Hasil analisa temuan kerangka bangsa Viking -suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai petani, pedagang, dan paling terkenal sebagai perompak- mengungkapkan bahwa 80 persen dari makanan yang mereka konsumsi adalah aniing laut.
Temuan sekaligus membantu menjawab misteri hilangnya bangsa Skandinavia atau sering disebut kaum Norse yang bermukim di Greenland pada 500 tahun lalu. Hilangnya mereka bukanlah disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang dingin.
Dengan melakukan analisa rasio isotop karbon pada 80 tulang belulang milik bangsa Skandinavia, para peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar proporsi diet bangsa Viking berasal dari makanan laut. Dengan konsumsi anjing laut mencapai antara 50 hingga 80 persen pada abad ke-14.
"Meskipun secara tradisional bangsa Skandinavia dikenal sebagai petani, mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan Kutub Utara dan memiliki kesempatan berburu dengan cara unik. Selama mereka bermukim di Greenland, bangsa ini mengonsumsi anjing laut secara bertahap," ungkap peneliti Jan Heinemeier dari Aarhus University.
Bangsa Skandinavia pada awal transplantasi membawa komoditas pertanian dan hewan domestik seperti sapi, domba, dan babi dari Islandia menuju Greenland. Namun, para pemukim memiliki tantangan baru ketika dihadapkan dengan kondisi kehidupan yang semakin keras. Juga menghadapi masa zaman es yang berujung kelaparan dan memaksa mereka menetap di tempat lain.
Peneliti lainnya yang juga seorang kurator di Museum Nasional Denmark, Jette Arneborg, menjelaskan, dari waktu ke waktu bangsa Viking semakin sedikit yang memelihara hewan. "Jadi identitas sebagai petani itu sebenarnya lebih mengarah pada gambaran mental diri daripada kenyataan yang sesungguhnya," kata Arneborg.
Hasil analisa lainnya dari kerangka bangsa Viking juga menunjukkan tanda bahwa perlahan-lahan bangsa ini mulai meninggalkan Greenland. Seperti bukti yang ditemukan pada kuburan yang ada sejak zaman menjelang akhir permukimam bangsa Skandinavia. Di mana menunjukkan bahwa wanita muda semakin sedikit ditemukan.
"Tidak ada yang menunjukkan bahwa (bangsa Skandinavia) atau orang Norse menghilang sebagai akibat bencana alam. Andaipun terjadi, mungkin karena mereka telah bosan dengan makan anjing laut di ujung dunia," kata Niels Lynnerup dari University of Copenhagen, Denmark, yang menjabarkan mengenai misteri menghilangnya bangsa Skandinavia dari Greenland.
Lynnerup menambahkan, hal ini mengindikasikan bahwa kaum muda pada khususnya, meninggalkan Greenland. Mengakibatkan menurunnya jumlah perempuan produktif dan kondisi ini tak mendukung pertumbuhan populasi.
Hasil analisa temuan kerangka bangsa Viking -suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai petani, pedagang, dan paling terkenal sebagai perompak- mengungkapkan bahwa 80 persen dari makanan yang mereka konsumsi adalah aniing laut.
Temuan sekaligus membantu menjawab misteri hilangnya bangsa Skandinavia atau sering disebut kaum Norse yang bermukim di Greenland pada 500 tahun lalu. Hilangnya mereka bukanlah disebabkan oleh ketidakmampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang dingin.
Dengan melakukan analisa rasio isotop karbon pada 80 tulang belulang milik bangsa Skandinavia, para peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar proporsi diet bangsa Viking berasal dari makanan laut. Dengan konsumsi anjing laut mencapai antara 50 hingga 80 persen pada abad ke-14.
"Meskipun secara tradisional bangsa Skandinavia dikenal sebagai petani, mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan Kutub Utara dan memiliki kesempatan berburu dengan cara unik. Selama mereka bermukim di Greenland, bangsa ini mengonsumsi anjing laut secara bertahap," ungkap peneliti Jan Heinemeier dari Aarhus University.
Bangsa Skandinavia pada awal transplantasi membawa komoditas pertanian dan hewan domestik seperti sapi, domba, dan babi dari Islandia menuju Greenland. Namun, para pemukim memiliki tantangan baru ketika dihadapkan dengan kondisi kehidupan yang semakin keras. Juga menghadapi masa zaman es yang berujung kelaparan dan memaksa mereka menetap di tempat lain.
Peneliti lainnya yang juga seorang kurator di Museum Nasional Denmark, Jette Arneborg, menjelaskan, dari waktu ke waktu bangsa Viking semakin sedikit yang memelihara hewan. "Jadi identitas sebagai petani itu sebenarnya lebih mengarah pada gambaran mental diri daripada kenyataan yang sesungguhnya," kata Arneborg.
Hasil analisa lainnya dari kerangka bangsa Viking juga menunjukkan tanda bahwa perlahan-lahan bangsa ini mulai meninggalkan Greenland. Seperti bukti yang ditemukan pada kuburan yang ada sejak zaman menjelang akhir permukimam bangsa Skandinavia. Di mana menunjukkan bahwa wanita muda semakin sedikit ditemukan.
No comments:
Post a Comment