Sejarah adalah sebuah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan yang memberikan gambaran masa lalu yang dituliskan sebagai acuan dan petunjuk dalam semua kajian tentang kejadian-kejadian lama yang tentunya berguna sebagai referensi dan tolok ukur dalam kehidupan manusia. Banyak peristiwa sejarah yang dijadikan acuan para akademisi dan pemegang kebijakan sebagai bahan pertimbangan serta nasehat-nasehat tertulis karena sejarah sebagai pengalaman masa lalu yang pernah terjadi.
Perang Salib termasuk salah satu peristiwa maha penting yang membentuk sejarah perjalanan hubungan barat dengan dunia islam,atau dalam konteks agama kristen dengan islam dalam pembahasan makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang latar belakang terjadinya Perang ini, bagaimana jalannya perang dan apa dampak dan akibatnya pada kehidupan berikutnya dalam hubungan dunia barat dengan Islam. Sejarah Perang salib ini menjadi penting karena berkaitan erat dengan pembahasan hubungan Dunia barat dengan Islam yang tidak pernah lepas dari "konflik", hingga saat ini.
Hubungan Barat dengan dunia Islam sebelum Perang Salib.
Hubungan pertama antara dunia Islam dengan barat, terjadi karena kebijakan ekspansi negara muslim setelah mangkatnya nabi Muhammad SAW, 632 M. Seabad setelah itu , orang-orang Islam telah menyebrangi pegunungan antara Prancis dan Spanyol, juga penaklukan dari India utara sampai Prancis, dalam beberapa sumber dikatakan bahwa Islam adalah penyebab utama gerakan Eropa dalam kegelapan pada Abad Pertengahan menuju kecemerlangan Renaissance. Tahun 750 dan seterusnya adalah tahun-tahun yang penuh kemajuan bagi dunia Islam. namun perpecahan politik yang terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah di abad 10 dan 11, yang pusatnya di Baghdad, menyebabkan munculnya kembali penaklukan-penaklukan bangsa Eopa terhadap bangsa Mediterania Timur yang sebelumnya menjadi daerah taklukan Islam, dan tentunya menjadi permulaan yang manis kekuasaan Kristen di Spanyol, bangsa Norman merebut Sisilia, Bizantium menaklukkan Suriah pada abad 10 dan tidak berapa lama setelah itu mereka bisa menguasai kota-kota di tempat itu.
Sepanjang abad abad permulaan kekuasaan umat Islam, para peziarah umat kristen biasanya mengunjungi tempat tempat suci agama nya di Tanah Suci dan Yerusalem, otomatis berita tentang kejayaan peradaban dunia Arab terkabar hingga Eropa baik itu dalam peziarahan ataupun pelayaran menuju wilayah islam, seperti Mesir dan Palestina, tidak hanya kabar baik yang terkabar hingga Eropa, berita buruk seorang pemimpin Islam tertentu yaitu Khalifah ke-6 Dinasti Fatimiyah, al~Hakim.juga terkabar hingga Eropa. Daerah kerajaanya yang membentang dari Palestina hingga Suriah, telah memeperlakukan umat Kristen dengan sangat kejam, melakukan penyiksaan terhadap mereka, klimaksnya adalah penghancuran Gereja Makam Suci di Jerusalem 1009-10101.
Perlu diketahui daerah-daerah taklukan kekuasaan Islam, terutama pada zaman bani Umayyah sangat lah luas antara lain, Spanyol, Afrika Utara, Sirya,Palestina, jajirah Arabiah,Irak,sebagian Asia kecil,Afganistan, Persia,Pakistan dan beberapa wilayah di Asia Selatan juga asia tengah. Spanyol adalah tempat utama bagi bangsa Eropa yang hendak belajar tentang Islam, pengaruh Islam dalam ilmu pengetahuan di Eropa pada masa itu juga patut diperhitungkan, banyak pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas Islam di Spanyol, dengan sendirinya pengaruh-pengaruh dan pemikiran cendikiawan Islam terserap secara langsung maupun tidak. Pengaruh pemikiran ini jelas pada didirikannya Universitas pertama di Eropa yaitu Universitas Paris terinspirasi dari Universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordoba, Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. 3 bukti lain adanya hubungan negara Islam dengan beberapa wilayah di Eropa adalah, kegiatan perdagangan yang telah berlangsung sejak lama hal ini terbukti ;
1.Carol Hillebrand,Perang salib, sudut pandang islam, ( Jakarta: Serambi Ilmu Semesta 2005) hal 20-21
2.Dr. Badiri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, dirasah Islamiyah II. (Jakarta:Raja Grafindo Persada 2005) hal 44
3.Ibid, hal 108-109
Latar belakang lahirnya Perang Salib.
Seperti yang telah dijelaskan di atas ada beberapa faktor yang telah melatar belakangi kaum Kristen Eropa untuk mengibarkan bendera perang dan berjuang demi kebebasan tanah sucinya. Dalam bahasan hubungan dunia Islam dan Eropa di atas telah dijelaskan tentang kezaliman seorang pemimpin Islam bernama Al~Hakim, seorang dari dinasti fatimiyah, khalifah ke 6, puncak dari kekezamannya terhadap orang kristen adalah penghancuran Gereja Makam Suci di jerusalem. Kejadian ini tentunya menanggung resiko yang mengarah ke konflik antara kristen dengan islam, karena bagi umat kristiani Gereja Makam suci adalah tempat yang sakral sekaligus suci. Selain alasan ini ada beberapa peristiwa perang yang semakin menanamkan biji peperangan yang siap membuncah dalam perkembangan berikutnya. Peristiwa yang pertama adalah ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan yaitu Peristiwa Manzikart, 464H(1071 M) dengan kekuatan 15000 prajurit, mereka dapat mengalahkan tentara Romawi yang berkekuatan 200000 prajurit, yaitu gabungan dari tentara Romawi,Ghuz,Al-akraj,Al-Hajr, Prancis dan Armeni, kejadian ini telah berhasil menjadi embrio kebencian kaum kristen kepada orang islam, yang suatu saat dapat melahirkan peperangan yang besar, kebencian ini semakin diperjelas dengan peristiwa direbutnya bait Al-Maqdis pada tahun 471 H, dari wewenang Dinasti Fatimiyah. Penguasa saljuk yang baru menetapkan syarat-syarat yang memberatkan bagi umat Kristiani yang ingin berziarah ke tempat itu. Beberapa kejadian di atas lah yang telah menyulut api kebencian antara Kristen dan Islam sehingga kelak Paus Urbanus II di Clermont, menyerukan perang sucinya yang sangat terkenal itu. Namun selain itu penyebab langsung dari perang Salib ini adalah permintaan Kaisar Alexius Comnemus tahun 1095 terhadap Paus Urbanus II tersebut, kaisar Bizantium tersebut meminta bantuan dari Romawi, karena daerahnya sudah diambil alih oleh penguasa saljuk, bahkan Konstantinopel sudah mendapat ancaman dari orang-orang saljuk itu. Seruan yang bersejarah dari Paus Urbanus II di Clermont( Perancis selatan) 26 November 1095 telah menjadi motivasi ampuh bagi orang-orang Kristen Eropa yang akan berangkat ke tanah suci Jerusalem untuk merebut kembali Gereja makam suci yang sudah dikuasai Islam.
Jalannya Perang
Pada tahun 1097 berbagai kelompok pasukan dari eropa barat telah memasuki kota Konstantinopel, melakukan penyebrangan darat dari anatolia menuju Yerusalem. Saat itu musim semi setelah seruan Motivasi oleh Paus Urbanus II di Clermont, kira-kira 150.000 orang, yang sebahagian besar adalah orang Prancis dan Norman, bergerak bersama dan berkumpul di Konstantinopel seperti yang telah disebutkan di atas, lalu ke Jerusalem, pasukan ini Dipimpin oleh Raymond dari Toulouse, Behemond dari Sisilia, dan Godfrey dari Boulon, orang eropa disebut juga kaum Frank, kaum frank berhasil menaklukkan Iznik, ibukota Saljuk pada juni 1097. 10 maret 1098 giliran Eddesa yang berhasil dikuasai kaum Frank, Anthiokia sendiri jatuh ke tangan pasukan tentara salib, juni 1098, perlu diketahui bahwa tentara Kristen mengenakan tanda salib pada pakainnya sebagai lambang, maka perang ini disebut perang salib. Setelah Anthiokia takluk pada 1098, kota ini dijadikan Kerajaan resmi di bawah pimpinan Bohemond dari Sisilia.
Jerusalem sendiri yang sejak awal menjadi sasaran utama penaklukan dapat dikuasai pada 15 Juli 1099,dan penguasa pertama setelah Jerusalem dikuasai kaum Frank adalah Godfrey dari Bouillon, 1109 Tripoli juga berhasil dikuasai dan dijadikan kerajaan resmi. Maka terdapatlah 4 kerajaan Kristen pada fase pertama perang salib, yaitu Edessa, Anthiokia, Jerusalem dan Tripoli namun hingga saat itu Damaskus dan Aleppo belum berhasil dikuasai. Dapat dikatakan inilah tahap pertama dari perang salib, kaum Frank dapat menguasai wilayah-wilayah strategis Islam termasuk Jerusalem. Walaupun ada perpecahan dalam tubuh Negara Islam namun hal ini tidak menjadi alasan bagi kaum muslim untuk tinggal diam tak memberikan perlawanan, pemimpin Islam yanag terkenal pada perang salib yang pertama ini adalah Zengi, Zengi dan pasukan Islamnya berhasil mengambil alih Edessa dari tangan kaum Frank, pada 1144, tetapi Zengi di bunuh oleh seorang budak8.
Jatuhnya Edessa ke tangan Islam, menggiring kaum Kristen untuk melancarkan Perang Salib yang kedua, Paus Eugenius III menyerukan Perang Salib berikutnya, seruan ini mendapat apresiasi dari Raja Prancis Louis VII, dan Raja Bangsa Jerman Conrad II, namun Islam dibawah kepemimpinan Nuruddin anak kedua dari Zengi, dapat mengimbangi kekuatan besar tentara salib yang kedua ini, Raja Louis VII dan Conrad sendiri kembali ke tanah airnya karena tidak dapat menaklukkan orang Islam dan merebut kembali kerajaan Eddesa dari tangan orang Islam9. Namun dalam perkembangn berikutnya setelah Nuruddin dapat menguasai Damaskus dan menjadikan dirinya sebagai raja disana, ada pengalihan sasaran daerah taklukan di wilayah Mesir dan Dinasti Fatimiyah, setelah melalui pertempuran yang melelahkan akhirnya dinasti Fatimiyah dapat dikuasai oleh pasukan Islam yang berhasil menahan Kaum frank untuk menguasai Mesir, pasukan ini berasal dari Kurdi Syirkuh, dan Keponakan Syirkuh Shalahuddin(Saladin) al-ayyubi mengambil alih kepemimpinan pasukan Islam ini setelah pamannya meninggal. Nuruddin juga wafat pada 1174, dan Saladin tampil sebagi pemimpin umat Islam pada abad-abad berikutnya. Puncak dari prestasi Saladin sebagai pemimpin Islam adalah ketika dia dan pasukannya berhasil merebut kembali Jerusalem dari tangan kaum frank pada 2 oktober 1187, setelah sebelumnya juga telah merebut acre.maka berakhirlah kekuasaan 88 tahun kaum Kristen atas Jerusalem. Jatuhnya kota Jerusalem ke tangan pasukan Saladin telah memaksa para petinggi Kristen Eropa untuk melancarkan Perang salib III, pada Perang Salib III ini tentara salib dipimpin oleh Frederik Barbarosa, Richard The Lion Heart dari Inggris, dan Philip Agustus dari Prancis perang ini berlangsung dari tahun 1189-1192, ketiga pemimpin ini adalah 3 raja terbesar di Eropa Barat. Jika dlihat dari banyaknya jumlah pasukan, pada perang yang ke III ini termasuk jumlah yang paling banyak, Raja Frederik yang pertama berangkat menempuh jalur darat namun meninggal terbenam ketika menyebrang sebuah sungai di Sisilia, kebanyakan dari sisa pasukannya pulang kembali ke daerah asalnya. Richard the Lion Heart, dapat menaklukkan kota Cyprus di dalam perjalanan nya menuju tanah suci, yang nantinya akan menjadi daerah
Pelarian pasukan Salib yang terdesak di darat. Namun dalam hal ini pasukan Islam yang masih dipimpin oleh Saladin masih melakukan perlawanan.pada saat Saladin membebaskan kota Accon dari serangan tentara Salib di bawah pimpinan Raja Guy yang sebelumnya adalah tawanan dari Saladin yang berjanji tidak mengadakan perang lagi, Raja Richard, Lion Heart, yang disambut dengan penuh kebaikan oleh Saladin, walaupun sebelumnya kedua pemimpin ini tidak saling kenal, namun tentara Salib tidak bisa merebut kembali kota Jerusalem, sebagai gantinya kota Accon diserahkan oleh pasukan Saladin sebagai ganti kota Jerusalem kota Accon djadikan pusat pasukan Salib.Richard yang sangat pintar, mengusulkan kepada Saladin agar kakak perempuan Richard menikah dengan kakak laki-laki Saladin juga Richard mengusulkan agar Jerusalem diberikan sebagai mas kawin pasangan itu nantinya. juga Richard melantik putra abang Saladin sebagai seorang perwira. Namun hal yang menjadi peristiwa yang maha penting pada masa ini adalah disetujuinya perjanjian damai antara tentara Salib dan pasukan Saladin, 2 November 1192 yang isi nya antara lain adalah daerah pantai akan menjadi milik tentara salib daerah pedalaman milik pasukan Islam, dan Orang-orang Kristen yang hendak berziarah ke Jerusalem tidak akan diganggu, setelah perdamaian itu Saladin meninggal di tahun berikutnya, 55 tahun umur Saladin 1193 dan seterusnya adalah periode tentara salib yang memfokuskan perhatian pada Mesir sebagai daerah yang strategis untuk merebut Jerusalem dari tangan Islam perang Salib keempat ini dipimpin oleh Boniface de Montferrat dan Baldwin IX dari Flandres,pasukan ini berhasil merebut kota Konstantinopel pada April 1204, dan kerajaan Konstantinopel Latin pun didirikan tahun 1204-1261. Perang Salib berikutnya dipusatkan untuk menyerang Mesir, tentara salib berkoalisi dengan pasukan dari Mongol, pada saat itu Sultan Mesir adalah al~Adil, tentara salib dapat merebut Damietta, Al-Adil wafat dan digantikan putra nya Al-Kamil, Al-Kamil dapat merebut kembali Damietta dari tangan tentara Salib 1221. Pada tahun 1228 Frederick II dari Sisilia sampai di Palestina, Sultan Al-Kamil tidak mengadakan perlawanan di lebih memilih melakukan perjanjian damai dengan Frederick, dan yang lebih mengejutkan lagi dia menyerahkan Jerusalem, Betlehem dan Nazareth, kepada tentara salib. Namun pada tahun-tahun berikutnya tepatnya di tahun 1244, Jerusalem diserang secara besar-besaran oleh tentara Islam Khawarazmi dari asia tengah yang terusir oleh invasi Mongol.
Merebut Jerusalem kembali dari tangan kaum Frank, walaupun tentara salib dapat merebut Damietta pada tahun 1249 di bawah komando Louis IV dari Prancis, tidak dapat mewakili kenyataan bahwa tentara salib telah mengalami kemunduran hal ini dipertegas lagi dengan terkepungnya tentara Salib di daerah Al-Mansura, serta dipaksa menyerah. Dengan jatuhnya kekuasaan dinasti Ayyubiah serta naiknya dinasti baru yaitu dinasti Mamluk, dari Mesir tahun 1250 disinilah masa-masa keemasan yang nantinya akan berhasil mengusir kaum Frank dari tanah Islam, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran Sumur Daud (Ayn Jalut) 1260. Salah satu pemimpin Islam yang terkenal yang berhasil mengusir kaum Frank dari tanah Islam adalah Mamluk Baybars (1277), terkenal dengan ketegasan dan keras sifatnya, ia dan pasukannya berhasil menyatukan Suriah dan Palestina, Baybars melakukan serangan besar dalam 3 kali. dalam periode 1265-1271, banyak wilayah-wilayah kaum Frank yang ditaklukkan antara lain Anthiokia di tahun 1268 dan juga Krak des Chevaliers di tahun 1271. Kesuksesan ini dilanjutkan oleh penerus-penerus mamluk berikutnya antara lain Sultan Qalawun (1290) yang merebut Marqab dan Mareaclea di tahun 1285 juga Tripoli di tahun 1289, begitu juga Sultan al~Asyraf (1293) yang dapat menaklukkan sisa-sisa kekuatan Tentara Salib dan puncaknya adalah jatuhnya Acre ke tangan Islam tahun 129111. Keadaan ini menandakan jatuhnya kekuatan tentara salib di kawasan Mediterania dan puncaknya pada hengkangnya tentara salib dari Tirus, Sidon dan Beirut.
Perang Salib termasuk salah satu peristiwa maha penting yang membentuk sejarah perjalanan hubungan barat dengan dunia islam,atau dalam konteks agama kristen dengan islam dalam pembahasan makalah ini saya akan mencoba menjelaskan tentang latar belakang terjadinya Perang ini, bagaimana jalannya perang dan apa dampak dan akibatnya pada kehidupan berikutnya dalam hubungan dunia barat dengan Islam. Sejarah Perang salib ini menjadi penting karena berkaitan erat dengan pembahasan hubungan Dunia barat dengan Islam yang tidak pernah lepas dari "konflik", hingga saat ini.
Hubungan Barat dengan dunia Islam sebelum Perang Salib.
Hubungan pertama antara dunia Islam dengan barat, terjadi karena kebijakan ekspansi negara muslim setelah mangkatnya nabi Muhammad SAW, 632 M. Seabad setelah itu , orang-orang Islam telah menyebrangi pegunungan antara Prancis dan Spanyol, juga penaklukan dari India utara sampai Prancis, dalam beberapa sumber dikatakan bahwa Islam adalah penyebab utama gerakan Eropa dalam kegelapan pada Abad Pertengahan menuju kecemerlangan Renaissance. Tahun 750 dan seterusnya adalah tahun-tahun yang penuh kemajuan bagi dunia Islam. namun perpecahan politik yang terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah di abad 10 dan 11, yang pusatnya di Baghdad, menyebabkan munculnya kembali penaklukan-penaklukan bangsa Eopa terhadap bangsa Mediterania Timur yang sebelumnya menjadi daerah taklukan Islam, dan tentunya menjadi permulaan yang manis kekuasaan Kristen di Spanyol, bangsa Norman merebut Sisilia, Bizantium menaklukkan Suriah pada abad 10 dan tidak berapa lama setelah itu mereka bisa menguasai kota-kota di tempat itu.
Sepanjang abad abad permulaan kekuasaan umat Islam, para peziarah umat kristen biasanya mengunjungi tempat tempat suci agama nya di Tanah Suci dan Yerusalem, otomatis berita tentang kejayaan peradaban dunia Arab terkabar hingga Eropa baik itu dalam peziarahan ataupun pelayaran menuju wilayah islam, seperti Mesir dan Palestina, tidak hanya kabar baik yang terkabar hingga Eropa, berita buruk seorang pemimpin Islam tertentu yaitu Khalifah ke-6 Dinasti Fatimiyah, al~Hakim.juga terkabar hingga Eropa. Daerah kerajaanya yang membentang dari Palestina hingga Suriah, telah memeperlakukan umat Kristen dengan sangat kejam, melakukan penyiksaan terhadap mereka, klimaksnya adalah penghancuran Gereja Makam Suci di Jerusalem 1009-10101.
Perlu diketahui daerah-daerah taklukan kekuasaan Islam, terutama pada zaman bani Umayyah sangat lah luas antara lain, Spanyol, Afrika Utara, Sirya,Palestina, jajirah Arabiah,Irak,sebagian Asia kecil,Afganistan, Persia,Pakistan dan beberapa wilayah di Asia Selatan juga asia tengah. Spanyol adalah tempat utama bagi bangsa Eropa yang hendak belajar tentang Islam, pengaruh Islam dalam ilmu pengetahuan di Eropa pada masa itu juga patut diperhitungkan, banyak pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas Islam di Spanyol, dengan sendirinya pengaruh-pengaruh dan pemikiran cendikiawan Islam terserap secara langsung maupun tidak. Pengaruh pemikiran ini jelas pada didirikannya Universitas pertama di Eropa yaitu Universitas Paris terinspirasi dari Universitas Islam di Spanyol seperti Universitas Cordoba, Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. 3 bukti lain adanya hubungan negara Islam dengan beberapa wilayah di Eropa adalah, kegiatan perdagangan yang telah berlangsung sejak lama hal ini terbukti ;
1.Carol Hillebrand,Perang salib, sudut pandang islam, ( Jakarta: Serambi Ilmu Semesta 2005) hal 20-21
2.Dr. Badiri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, dirasah Islamiyah II. (Jakarta:Raja Grafindo Persada 2005) hal 44
3.Ibid, hal 108-109
Latar belakang lahirnya Perang Salib.
Seperti yang telah dijelaskan di atas ada beberapa faktor yang telah melatar belakangi kaum Kristen Eropa untuk mengibarkan bendera perang dan berjuang demi kebebasan tanah sucinya. Dalam bahasan hubungan dunia Islam dan Eropa di atas telah dijelaskan tentang kezaliman seorang pemimpin Islam bernama Al~Hakim, seorang dari dinasti fatimiyah, khalifah ke 6, puncak dari kekezamannya terhadap orang kristen adalah penghancuran Gereja Makam Suci di jerusalem. Kejadian ini tentunya menanggung resiko yang mengarah ke konflik antara kristen dengan islam, karena bagi umat kristiani Gereja Makam suci adalah tempat yang sakral sekaligus suci. Selain alasan ini ada beberapa peristiwa perang yang semakin menanamkan biji peperangan yang siap membuncah dalam perkembangan berikutnya. Peristiwa yang pertama adalah ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan yaitu Peristiwa Manzikart, 464H(1071 M) dengan kekuatan 15000 prajurit, mereka dapat mengalahkan tentara Romawi yang berkekuatan 200000 prajurit, yaitu gabungan dari tentara Romawi,Ghuz,Al-akraj,Al-Hajr, Prancis dan Armeni, kejadian ini telah berhasil menjadi embrio kebencian kaum kristen kepada orang islam, yang suatu saat dapat melahirkan peperangan yang besar, kebencian ini semakin diperjelas dengan peristiwa direbutnya bait Al-Maqdis pada tahun 471 H, dari wewenang Dinasti Fatimiyah. Penguasa saljuk yang baru menetapkan syarat-syarat yang memberatkan bagi umat Kristiani yang ingin berziarah ke tempat itu. Beberapa kejadian di atas lah yang telah menyulut api kebencian antara Kristen dan Islam sehingga kelak Paus Urbanus II di Clermont, menyerukan perang sucinya yang sangat terkenal itu. Namun selain itu penyebab langsung dari perang Salib ini adalah permintaan Kaisar Alexius Comnemus tahun 1095 terhadap Paus Urbanus II tersebut, kaisar Bizantium tersebut meminta bantuan dari Romawi, karena daerahnya sudah diambil alih oleh penguasa saljuk, bahkan Konstantinopel sudah mendapat ancaman dari orang-orang saljuk itu. Seruan yang bersejarah dari Paus Urbanus II di Clermont( Perancis selatan) 26 November 1095 telah menjadi motivasi ampuh bagi orang-orang Kristen Eropa yang akan berangkat ke tanah suci Jerusalem untuk merebut kembali Gereja makam suci yang sudah dikuasai Islam.
Jalannya Perang
Pada tahun 1097 berbagai kelompok pasukan dari eropa barat telah memasuki kota Konstantinopel, melakukan penyebrangan darat dari anatolia menuju Yerusalem. Saat itu musim semi setelah seruan Motivasi oleh Paus Urbanus II di Clermont, kira-kira 150.000 orang, yang sebahagian besar adalah orang Prancis dan Norman, bergerak bersama dan berkumpul di Konstantinopel seperti yang telah disebutkan di atas, lalu ke Jerusalem, pasukan ini Dipimpin oleh Raymond dari Toulouse, Behemond dari Sisilia, dan Godfrey dari Boulon, orang eropa disebut juga kaum Frank, kaum frank berhasil menaklukkan Iznik, ibukota Saljuk pada juni 1097. 10 maret 1098 giliran Eddesa yang berhasil dikuasai kaum Frank, Anthiokia sendiri jatuh ke tangan pasukan tentara salib, juni 1098, perlu diketahui bahwa tentara Kristen mengenakan tanda salib pada pakainnya sebagai lambang, maka perang ini disebut perang salib. Setelah Anthiokia takluk pada 1098, kota ini dijadikan Kerajaan resmi di bawah pimpinan Bohemond dari Sisilia.
Jerusalem sendiri yang sejak awal menjadi sasaran utama penaklukan dapat dikuasai pada 15 Juli 1099,dan penguasa pertama setelah Jerusalem dikuasai kaum Frank adalah Godfrey dari Bouillon, 1109 Tripoli juga berhasil dikuasai dan dijadikan kerajaan resmi. Maka terdapatlah 4 kerajaan Kristen pada fase pertama perang salib, yaitu Edessa, Anthiokia, Jerusalem dan Tripoli namun hingga saat itu Damaskus dan Aleppo belum berhasil dikuasai. Dapat dikatakan inilah tahap pertama dari perang salib, kaum Frank dapat menguasai wilayah-wilayah strategis Islam termasuk Jerusalem. Walaupun ada perpecahan dalam tubuh Negara Islam namun hal ini tidak menjadi alasan bagi kaum muslim untuk tinggal diam tak memberikan perlawanan, pemimpin Islam yanag terkenal pada perang salib yang pertama ini adalah Zengi, Zengi dan pasukan Islamnya berhasil mengambil alih Edessa dari tangan kaum Frank, pada 1144, tetapi Zengi di bunuh oleh seorang budak8.
Jatuhnya Edessa ke tangan Islam, menggiring kaum Kristen untuk melancarkan Perang Salib yang kedua, Paus Eugenius III menyerukan Perang Salib berikutnya, seruan ini mendapat apresiasi dari Raja Prancis Louis VII, dan Raja Bangsa Jerman Conrad II, namun Islam dibawah kepemimpinan Nuruddin anak kedua dari Zengi, dapat mengimbangi kekuatan besar tentara salib yang kedua ini, Raja Louis VII dan Conrad sendiri kembali ke tanah airnya karena tidak dapat menaklukkan orang Islam dan merebut kembali kerajaan Eddesa dari tangan orang Islam9. Namun dalam perkembangn berikutnya setelah Nuruddin dapat menguasai Damaskus dan menjadikan dirinya sebagai raja disana, ada pengalihan sasaran daerah taklukan di wilayah Mesir dan Dinasti Fatimiyah, setelah melalui pertempuran yang melelahkan akhirnya dinasti Fatimiyah dapat dikuasai oleh pasukan Islam yang berhasil menahan Kaum frank untuk menguasai Mesir, pasukan ini berasal dari Kurdi Syirkuh, dan Keponakan Syirkuh Shalahuddin(Saladin) al-ayyubi mengambil alih kepemimpinan pasukan Islam ini setelah pamannya meninggal. Nuruddin juga wafat pada 1174, dan Saladin tampil sebagi pemimpin umat Islam pada abad-abad berikutnya. Puncak dari prestasi Saladin sebagai pemimpin Islam adalah ketika dia dan pasukannya berhasil merebut kembali Jerusalem dari tangan kaum frank pada 2 oktober 1187, setelah sebelumnya juga telah merebut acre.maka berakhirlah kekuasaan 88 tahun kaum Kristen atas Jerusalem. Jatuhnya kota Jerusalem ke tangan pasukan Saladin telah memaksa para petinggi Kristen Eropa untuk melancarkan Perang salib III, pada Perang Salib III ini tentara salib dipimpin oleh Frederik Barbarosa, Richard The Lion Heart dari Inggris, dan Philip Agustus dari Prancis perang ini berlangsung dari tahun 1189-1192, ketiga pemimpin ini adalah 3 raja terbesar di Eropa Barat. Jika dlihat dari banyaknya jumlah pasukan, pada perang yang ke III ini termasuk jumlah yang paling banyak, Raja Frederik yang pertama berangkat menempuh jalur darat namun meninggal terbenam ketika menyebrang sebuah sungai di Sisilia, kebanyakan dari sisa pasukannya pulang kembali ke daerah asalnya. Richard the Lion Heart, dapat menaklukkan kota Cyprus di dalam perjalanan nya menuju tanah suci, yang nantinya akan menjadi daerah
Pelarian pasukan Salib yang terdesak di darat. Namun dalam hal ini pasukan Islam yang masih dipimpin oleh Saladin masih melakukan perlawanan.pada saat Saladin membebaskan kota Accon dari serangan tentara Salib di bawah pimpinan Raja Guy yang sebelumnya adalah tawanan dari Saladin yang berjanji tidak mengadakan perang lagi, Raja Richard, Lion Heart, yang disambut dengan penuh kebaikan oleh Saladin, walaupun sebelumnya kedua pemimpin ini tidak saling kenal, namun tentara Salib tidak bisa merebut kembali kota Jerusalem, sebagai gantinya kota Accon diserahkan oleh pasukan Saladin sebagai ganti kota Jerusalem kota Accon djadikan pusat pasukan Salib.Richard yang sangat pintar, mengusulkan kepada Saladin agar kakak perempuan Richard menikah dengan kakak laki-laki Saladin juga Richard mengusulkan agar Jerusalem diberikan sebagai mas kawin pasangan itu nantinya. juga Richard melantik putra abang Saladin sebagai seorang perwira. Namun hal yang menjadi peristiwa yang maha penting pada masa ini adalah disetujuinya perjanjian damai antara tentara Salib dan pasukan Saladin, 2 November 1192 yang isi nya antara lain adalah daerah pantai akan menjadi milik tentara salib daerah pedalaman milik pasukan Islam, dan Orang-orang Kristen yang hendak berziarah ke Jerusalem tidak akan diganggu, setelah perdamaian itu Saladin meninggal di tahun berikutnya, 55 tahun umur Saladin 1193 dan seterusnya adalah periode tentara salib yang memfokuskan perhatian pada Mesir sebagai daerah yang strategis untuk merebut Jerusalem dari tangan Islam perang Salib keempat ini dipimpin oleh Boniface de Montferrat dan Baldwin IX dari Flandres,pasukan ini berhasil merebut kota Konstantinopel pada April 1204, dan kerajaan Konstantinopel Latin pun didirikan tahun 1204-1261. Perang Salib berikutnya dipusatkan untuk menyerang Mesir, tentara salib berkoalisi dengan pasukan dari Mongol, pada saat itu Sultan Mesir adalah al~Adil, tentara salib dapat merebut Damietta, Al-Adil wafat dan digantikan putra nya Al-Kamil, Al-Kamil dapat merebut kembali Damietta dari tangan tentara Salib 1221. Pada tahun 1228 Frederick II dari Sisilia sampai di Palestina, Sultan Al-Kamil tidak mengadakan perlawanan di lebih memilih melakukan perjanjian damai dengan Frederick, dan yang lebih mengejutkan lagi dia menyerahkan Jerusalem, Betlehem dan Nazareth, kepada tentara salib. Namun pada tahun-tahun berikutnya tepatnya di tahun 1244, Jerusalem diserang secara besar-besaran oleh tentara Islam Khawarazmi dari asia tengah yang terusir oleh invasi Mongol.
Merebut Jerusalem kembali dari tangan kaum Frank, walaupun tentara salib dapat merebut Damietta pada tahun 1249 di bawah komando Louis IV dari Prancis, tidak dapat mewakili kenyataan bahwa tentara salib telah mengalami kemunduran hal ini dipertegas lagi dengan terkepungnya tentara Salib di daerah Al-Mansura, serta dipaksa menyerah. Dengan jatuhnya kekuasaan dinasti Ayyubiah serta naiknya dinasti baru yaitu dinasti Mamluk, dari Mesir tahun 1250 disinilah masa-masa keemasan yang nantinya akan berhasil mengusir kaum Frank dari tanah Islam, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan Mongol dalam pertempuran Sumur Daud (Ayn Jalut) 1260. Salah satu pemimpin Islam yang terkenal yang berhasil mengusir kaum Frank dari tanah Islam adalah Mamluk Baybars (1277), terkenal dengan ketegasan dan keras sifatnya, ia dan pasukannya berhasil menyatukan Suriah dan Palestina, Baybars melakukan serangan besar dalam 3 kali. dalam periode 1265-1271, banyak wilayah-wilayah kaum Frank yang ditaklukkan antara lain Anthiokia di tahun 1268 dan juga Krak des Chevaliers di tahun 1271. Kesuksesan ini dilanjutkan oleh penerus-penerus mamluk berikutnya antara lain Sultan Qalawun (1290) yang merebut Marqab dan Mareaclea di tahun 1285 juga Tripoli di tahun 1289, begitu juga Sultan al~Asyraf (1293) yang dapat menaklukkan sisa-sisa kekuatan Tentara Salib dan puncaknya adalah jatuhnya Acre ke tangan Islam tahun 129111. Keadaan ini menandakan jatuhnya kekuatan tentara salib di kawasan Mediterania dan puncaknya pada hengkangnya tentara salib dari Tirus, Sidon dan Beirut.
No comments:
Post a Comment