Militer Amerika Serikat telah mengoperasikan Pangkalan Angkatan Laut di Teluk Guantanamo, Kuba, selama lebih dari satu abad. Tapi hanya selama beberapa dekade terakhir ini tempat itu menjadi terkenal karena digunakan sebagai lokasi penahanan warga negara asing, umumnya terkait kasus terorisme terhadap Amerika. Inilah sejarah ringkasnya.
1903: Perjanjian Kuba-Amerika untuk Penyewaan Teluk Guantanamo
Pada tahun 1903, Amerika Serikat secara resmi diberi izin oleh pemerintah Kuba untuk mendirikan pangkalan militer di dua pantai Teluk Guantanamo di Kuba barat laut, 500 mil di lepas pantai Florida.
1934: Pembaruan Perjanjian
Pada tahun 1934, pemerintah Kuba setuju untuk memperbarui perjanjian sewa Amerika Serikat di Teluk Guantanamo, menetapkan penyewaannya tak terbatas yang tidak bisa dibubarkan, kecuali kedua belah pihak setuju untuk melakukannya. Pada saat itu, Kuba juga sepakat untuk menyediakan pasokan untuk basis pangkalan Angkatan Laut Amerika itu.
1964: Pemotongan Suplai dari Pemerintah Kuba
Pada tahun 1964, pemerintah Kuba di bawah pemerintahan Fidel Castro menyatakan bahwa perjanjian Guantanamo telah dipaksakan, dan tidak lagi mengakui bahwa syarat-syarat perjanjian itu sah. Para pejabat militer di Guantanamo dipaksa untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan jaringan listrik dan pasokan air sendiri.
1991-1993: Kamp Bulkeley Digunakan untuk Pengungsi Haiti
Aktivis hak asasi manusia marah ketika 310 imigran Haiti yang positif mengidap HIV dipisahkan dari pengungsi lainnya, menyusul kudeta 1991 Haiti, dan dipenjara di Kamp Bulkeley, kamp tahanan yang sesak dan tidak sehat. Mereka akhirnya dibebaskan pada tahun 1993 setelah adanya kampanye internasional.
1996: Operasi Marathon Fokus pada Imigran Cina
Fasilitas penahanan Guantanamo secara historis telah digunakan untuk menampung pengungsi dan imigran gelap lainnya yang ditangkap di laut lepas. Di bawah inisiatif anti-penyelundupan melalui Operasi Marathon 1996, fasilitas penahanan Guantanamo digunakan untuk merumahkan 120 migran Cina yang berusaha secara ilegal bermigrasi ke Amerika Serikat melalui laut.
1997: Fokus pada Imigran dari Guyana
Guantanamo juga digunakan untuk tahanan migran Guyana, yang mencoba mencapai Amerika Serikat melalui laut.
2002: Guantanamo Menjadi Tahanan Terorisme
Setelah serangan 11 September 2001, fasilitas penahanan Teluk Guantanamo digunakan untuk rumah yang diduga sebagai musuh pejuang dari Afganistan dan Irak. Kebanyakan diklasifikasikan sebagai "rekan teroris", bukan teroris sebenarnya atau pemberontak.
2004: Tuduhan Penyiksaan
Pada tahun 2004, tahanan Guantanamo mulai didekati kelompok hak asasi manusia yang memprotes adanya teknik penyiksaan terhadap tahanan. Hal ini kemudian diperkuat oleh dokumen militer yang menunjukkan bahwa penggunaan beberapa teknik yang umum dianggap sebagai penyiksaan--seperti berdiri secara paksa, kurang tidur, suara keras, dan water boarding--mungkin telah digunakan di fasilitas Guantanamo.
2006: Kasus Hamdan v Rumsfeld
Putusan Mahkamah Agung dalam kasus Hamdan v Rumsfeld secara jelas menetapkan bahwa tahanan Guantanamo dilindungi oleh Konvensi Jenewa, dan tidak bisa ditahan secara permanen tanpa pengadilan atau diperlakukan secara tidak konsisten dengan Konvensi itu.
2009: Obama Mengumumkan Rencana untuk Menutup Guantanamo dalam Satu Tahun
Pada tanggal 21 Januari 2009, saat baru dilantik sebagai Presiden Amerika, Barack Obama mengeluarkan perintah eksekutif pertamanya: meminta penutupan fasilitas penahanan dalam waktu satu tahun dan melakukan kajian segera atas setiap kasus dari para tahanan.
2013: Janji Kedua Obama
Pada awal tahun 2013, tahanan Guantanamo mulai melakukan mogok makan. Hingga April, yang melakukan mogok sekitar 100 dari 166 tahanan. Pada 30 April, Obama kembali menyampaikan janjinya untuk menutup fasilitas penahanan itu.
No comments:
Post a Comment