"Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu."
(Wahyu 20:11-15)
Ini adalah gaya bahasa yang parabolis. Ketika Tuhan berbicara tentang "tahta putih yang besar" Ia sedang berbicara tentang Kristus sebagai sang Hakim. Dan tahta itu putih karena tahta itu benar-benar kudus secara keseluruhan. Kemudian Tuhan berbicara tentang "Dia yang duduk diatasnya, dimana dihadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya", itu menunjuk kepada Tuhan Yesus Kristus.
Ketika Tuhan berkata, "tidak ditemukan lagi tempatnya", itu berarti seluruh proses penghakiman telah selesai, ketika langit dan bumi yang sekarang ini lenyap. Dan orang-orang percaya yang sejati akan hidup selama-lamanya bersama dengan Kristus di dalam langit yang baru dan bumi yang baru.
Kemudian kita membaca, "Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu". Nah disinilah kita mulai dapat masuk ke dalam kesulitan jika kita melihat ini sebagai saat yang terakhir dari dunia ini, ketika Kristus secara literal duduk pada tahta putih itu. Ingatlah "tahta putih" itu mewakili fakta bahwa Kristus adalah sang Hakim, akan tetapi kapan Ia akan menghakimi?
Alkitab berkata dalam Roma 6:23 demikian:
"Sebab upah dosa ialah maut..."
Ungkapan "dosa" menunjuk kepada segala pelanggaran atas Hukum Tuhan. Dan Tuhan menyatakan bahwa sesaat setelah anda berbuat dosa, Hukum Tuhan akan mengutuk anda. Dalam sekejap anda menjadi subjek dari maut atau kematian. Hukum Tuhan dalam sekejap menemukan anda bersalah dan menjatuhkan hukumannya kepada anda.
Jadi setiap dan semua umat manusia sedang berdiri di hadapan Tuhan, bukan pada Hari Penghakiman yang terakhir, akan tetapi di dalam seluruh kehidupan mereka. Sejak dari saat kita berada di dalam kandungan, kita dikandung dan dilahirkan dalam dosa, dan sejak saat itu, kita sudah berdiri di hadapan Tuhan.
Kemudian di dalam seluruh kehidupan kita, setiap kali kita berbuat dosa, kita jatuh ke dalam penghakiman Tuhan. Kristus duduk pada tahta putih itu, dan melakukan penghakiman melalui Firman Tuhan. Kristus benar-benar ber-identifikasi dengan Firman Tuhan, seperti yang kita baca dalam Yohanes 1:14 demikian:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."
Kristus adalah Firman, dan Firman adalah Kristus. Dan Dia menemukan kita bersalah setiap kali kita berbuat dosa. Sejak saat pertama kali Adam dan Hawa berbuat dosa, inilah kondisi dari seluruh umat manusia selama sejarah dunia. Dalam kitab Kejadian 2:17 Tuhan berkata demikian:
"tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Adam dan Hawa tidak langsung mati secara fisik, tetapi mereka mati secara rohani dan menyadari ketelanjangan mereka, dan kemudian pada akhirnya mereka mati secara fisik. Pada saat pertama kali diciptakan, manusia diciptakan sempurna dan kekal di dalam "gambar dan rupa Tuhan" (citra Tuhan), tetapi ketika dosa mulai terjadi maka kematian mulai masuk ke dalam dunia.
Semua orang yang namanya ada tertulis didalam Kitab Kehidupan Anak Domba juga adalah bersalah karena telah berbuat dosa, akan tetapi Kristus telah membayar untuk upah dosa-dosa mereka sejak sebelum Ia menciptakan dunia. Oleh karena itu, ketika Kristus menyelamatkan mereka, orang-orang ini tidak lagi berdiri bersalah di hadapan hukum, karena Kristus telah menanggungkan upah dari dosa-dosa mereka kepada diri-Nya sendiri dan membayar penaltinya sebagai pengganti mereka.
Kemudian Tuhan berbicara tentang Hari Penghakiman yang terakhir ketika Dia berkata, "Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya". Yaitu, semua orang-orang yang tidak diselamatkan dari dunia ini, tubuh-tubuh mereka, sisa-sisa dari tulang mereka, atau debu apapun yang masih tersisa, akan dbangkitkan (yaitu diserakkan di atas tanah) untuk menerima aspek yang terakhir dari penghakiman yang belum mereka terima ketika mereka mati.
Kitab Yeremia 8:1-3 berbicara tentang Hari Penghakiman demikian:
"Pada masa itu, demikianlah firman TUHAN, tulang-tulang raja-raja Yehuda, tulang-tulang pemuka-pemukanya, tulang-tulang imam-imam, tulang-tulang nabi-nabi dan tulang-tulang segenap penduduk Yerusalem akan dikeluarkan dari dalam kubur mereka dan diserakkan di depan matahari, di depan bulan dan di depan segenap tentara langit yang dahulunya dicintai, diabdi, diikuti, ditanyakan dan disembah oleh mereka. Semuanya itu tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang [yaitu kotoran di muka bumi]. Tetapi semua orang yang masih tinggal dari kaum yang jahat ini akan lebih suka mati dari pada hidup di segala tempat ke mana Aku menceraiberaikan mereka, demikianlah firman TUHAN semesta alam."
Hal ini sangat mengerikan sekali. Ketika mereka mati, itu adalah aspek yang besar dari penghakiman Tuhan karena "upah dosa ialah maut", tetapi penghakiman itu termasuk dikutuk oleh Tuhan. Oleh karena itu, walaupun mereka tidak akan mengetahui apa-apa karena mereka tidak memiliki kesadaran mereka lagi, pada hari yang pertama dari Hari Penghakiman, sisa-sisa dari tubuh mereka akan dilempar keluar dari kubur-kubur mereka untuk dipermalukan di hadapan Tuhan.
Dalam Yeremia 25:32-33 kita membaca:
"Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, malapetaka akan menjalar dari bangsa ke bangsa, suatu badai besar akan berkecamuk dari ujung-ujung bumi. Maka pada hari itu akan bergelimpangan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN dari ujung bumi sampai ke ujung bumi. Mereka tidak akan diratapi, tidak akan dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk di ladang [yaitu kotoran di muka bumi]."
Itu adalah bagian dari proses penghakiman Tuhan, dan rasa malu yang mereka terima akan didemonstrasikan pada Hari Penghakiman. Kemudian pada akhir dari periode Hari Penghakiman, seluruh dunia ini akan dimusnahkan seluruhnya. Dan itu adalah akhirnya. Ketika Tuhan berkata bahwa, "mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya", itu berarti bahwa mereka telah ditemukan bersalah, oleh karena itu, mereka akan dipermalukan.
Kemudian kita membaca, "Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api". Ungkapan "lautan api" adalah gaya bahasa yang menunjuk kepada Hari Penghakiman, yaitu periode 153 hari pada akhir dari dunia ini. Dan ketika periode itu berakhir, segala sesuatu akan dihancurkan, dan tidak akan ada lagi kematian dan neraka, karena semua yang Tuhan telah rencanakan untuk dunia ini telah digenapi.
Tidak akan ada lagi yang tersisa dari dunia ini. Orang-orang percaya yang sejati akan berada bersama dengan Kristus di dalam Surga, dimana mereka akan hidup selama-lamanya bersama dengan-Nya di dalam kekekalan.
No comments:
Post a Comment