Pada dasarnya semua agama-agama di dunia dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar dalam ajaran keselamatannya. Yang pertama adalah agama-agama yang mengajarkan manusia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik tertentu guna menggenapkan keselamatannya (Injil Pekerjaan). Yang kedua adalah ajaran yang mengajarkan bahwa manusia diselamatkan bukan berdasarkan pekerjaannya sendiri, melainkan seratus persen karena kasih karunia atau anugrah Tuhan (Injil anugrah).
Dan biasanya injil-injil pekerjaan hanya perduli kepada hal-hal fisik yang hanya berlaku untuk sementara waktu di dunia ini, tetapi Injil yang sejati perduli kepada hal-hal rohani yang kekal.
Hampir semua jenis agama yang ada akan masuk ke dalam kelompok yang pertama. Hanya ajaran Kristus saja yang masuk ke dalam kelompok yang kedua. Keselamatan berdasarkan kasih karunia adalah suatu kebenaran Alkitab yang tidak dapat diperdebatkan karena sesungguhnya tidak mungkin manusia dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan membayar upah dari dosa-dosanya di dalam kutukan yang kekal.
Kitab Ibrani 9:22 menekankan demikian:
"Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan [yaitu pengampunan dosa]."
Bahkan Alkitab mengajarkan kalau kita percaya bahwa kita telah diselamatkan karena sesuatu pekerjaan yang telah kita lakukan sendiri, maka dijamin bahwa kita masih belum diselamatkan dan akan masuk ke dalam Hari Penghakiman. Sebab ini adalah sama seperti seseorang yang mencoba untuk bekerja pada hari ke-tujuh sabat dari Perjanjian Lama. Tetapi sabat kita adalah Kristus, dimana kita harus beristirahat di dalam karya keselamatan-Nya yang sudah Ia selesaikan sejak sebelum dunia dijadikan.
Berbeda dengan kepercayaan-kepercayaan yang lain, Alkitab mengajarkan bahwa tidak ada seorang manusiapun yang baik di mata Allah. Bahkan bayi yang baru lahirpun telah memiliki sifat alami yang berdosa. Manusia tidak perlu diajari untuk berbuat dosa karena manusia memiliki sifat alami yang memberontak melawan Tuhan karena hawa nafsu mereka sendiri. Kitab Roma 3:23-24 berkata demikian:
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah..."
Ilmu psikologi dan kepercayaan-kepercayaan lain menyatakan bahwa bayi yang baru dilahirkan adalah putih seperti salju yang bersih dan kemudian lingkungan berpengaruh besar terhadap kehidupannya. Tetapi Alkitab berkata bahwa seorang bayi juga memiliki sifat alami yang berdosa, seperti yang kita baca dalam Mazmur 58:3 demikian:
"Sejak lahir orang-orang fasik telah menyimpang, sejak dari kandungan pendusta-pendusta telah sesat."
Dan Daud yang berada dibawah ilham dari Allah Roh Kudus berkata dalam Mazmur 51:5 demikian:
"Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku."
Sifat alami atau sifat manusia yang normal ini telah merasuk ke dalam seluruh aspek dan keberadaan manusia, mereka semua telah kehilangan kemuliaan Allah (citra Allah). Tuhan Yesus mengajarkan ketika seseorang melihat seorang wanita dengan bernafsu, ia sudah berbuat dosa atau berzinah di dalam pikirannya (Matius 5:28). Ketika kita membenci seseorang, sesungguhnya kita telah berdosa melakukan dosa pembunuhan rohani (1 Yohanes 3:15). Alkitab juga mengatakan jika kita tahu berbuat baik, tetapi tidak melakukannya, kita sudah berbuat dosa (Yehezkiel 33:8). Bahkan bila kita menjadi tidak sabar dan berkata bahwa seseorang adalah bodoh (jahil) kita sudah patut untuk dibuang ke dalam api Neraka yang menyala-nyala (Matius 5:22). Dan lagi, setiap kata yang sia-sia akan dihakimi pada Hari Penghakiman (Matius 12:36). Segala sesuatu yang kita ucapkan yang tidak sesuai dengan Kebenaran adalah dosa dimata Tuhan. Dan ingatlah bahwa hal yang utama tentang dosa, pertama-tama itu adalah dosa kepada Tuhan bukan kepada manusia (Mazmur 51:4).
Dosa bermula di dalam hati (pikiran atau jiwa), itulah sumber dari dosa. Dengan kata lain setiap harinya manusia banyak melakukan dosa baik melalui pikiran, perkataan maupun perbuatan.
Jika demikian, manusia, rasul atau nabi manakah yang dapat terbebas dari dosa? Tidak ada. Alkitab mengatakan bahkan perbuatan yang paling baik yang kita lakukan adalah seperti "kain kotor" di mata Allah (Yesaya 64:6). Nabi-nabi pada zaman dahulu disebut kudus karena mereka menyampaikan Firman Tuhan Yang Kudus, mereka bukan menjadi kudus karena mereka tidak pernah berbuat dosa, akan tetapi tentu saja Tuhan telah mengampuni dosa-dosa mereka dengan memberikan mereka anugrah "hati yang baru" yang membenci dosa (Yehezkiel 36:26).
Kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri, perbuatan baik manakah yang pernah kita lakukan yang tidak mengandung unsur egois? Hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang sama sekali tidak pernah berbuat dosa, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan, sehingga Allah membuat Dia sebagai satu-satunya Anak Domba yang tidak bercacat yang memenuhi syarat untuk kurban penghapus dosa (Yohanes 1:29).
Yesus pernah memberikan tantangan yang paling agung yang pernah dilontarkan dalam sejarah: "Siapakah di antara kamu yang dapat membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yohanes 8:46). Tidak pernah ada seorang manusiapun yang berani melontarkan tantangan moral seperti ini. Allah adalah Allah Yang Maha Kudus sehingga Ia tidak dapat mentolerir dosa sedikitpun. Dengan demikian bagaimana mungkin manusia yang penuh dosa itu mau atau dapat menghampiri Allah? Tidak bisa! Sebaik apapun perbuatan-perbuatan baik manusia, itu tidak bisa sepadan dengan standar kekudusan Allah yang sempurna. Bahkan Alkitab berkata bahwa seluruh umat manusia pada dasarnya adalah licik atau jahat.
Kitab Yeremia 17:9 berkata demikian:
"Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"
Dan Zakharia 7:12 menyatakan demikian:
"Mereka membuat hati mereka keras seperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHAN semesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu..."
Jadi pada dasarnya manusia alami adalah mati secara rohani. Oleh sebab itu, hanya oleh karena KASIH KARUNIA (anugrah) dari Allah saja kita dapat beroleh keselamatan. Allah rela menjadi manusia, turun ke dalam dunia, menjadi hamba, taat dan setia sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat-Nya. Kitab Kisah Para Rasul 3:20-24 demikian:
"agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula [yaitu sebelum dunia dijadikan] diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini."
Pada kenyataannya, pekerjaan-pekerjaan baik yang kita lakukan adalah "hasil" atau akibat dari keselamatan, hal itu tidak pernah menjadi "penyebab" atau dasar dari keselamatan. Jadi sesungguhnya sebelum kita benar-benar diselamatkan semua pekerjaan baik yang kita lakukan bukanlah suatu pekerjaan yang baik di mata Tuhan, malah sebaliknya.
Tetapi sayangnya ada banyak umat Kristen yang tidak rela bahwa keselamatannya adalah seratus persen pemberian atau hadiah atau anugrah dari Allah. Mereka merasa asing dengan konsep ini. Mereka berkata,"Pasti harus ada sesuatu pekerjaan yang dapat saya lakukan untuk menjamin keselamatan saya." Dengan kata lain, mereka kurang percaya kepada Allah, mereka ingin memegang kendali atas keselamatan mereka sendiri, dan kapan saja mereka mau mereka dapat membuat keputusan yang terakhir mengenai nasib mereka di dalam kekekalan. Akan tetapi injil-injil yang mengajarkan konsep-konsep ini bukanlah Injil yang berasal dari Alkitab, seperti contohnya, dalam kitab Roma 9:15-16 Tuhan menegaskan demikian:
"Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." Jadi hal itu [keselamatan] tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah."
Roma 9:11 berkata demikian:
"Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya--"
Dan Yohanes 1:13 mengajarkan demikian:
"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah."
Konsep anugrah dalam Alkitab memang berbeda degan konsep anugrah versi dunia. Ketika Alkitab berbicara mengenai anugrah, itu berarti si Pemberi anugrah tidak berkewajiban untuk memberikan anugrah tersebut, dan sesungguhnya si penerima anugrah "tidak layak" untuk mendapatkan hadiah tersebut.
Jikalau saja benar bahwa keselamatan dapat bergantung pada pekerjaan kita sendiri apakah mungkin ada orang yang dapat menjadi diselamatkan? Jawabannya adalah tidak! Mengapa? Karena perbuatan baik kita sudah tercemar oleh dosa. Dari dalam diri kita sendiri kita tidak pernah mau untuk membuat Tuhan sebagai yang nomor satu di dalam kehidupan kita. Tanpa pertolongan Tuhan kita tidak akan mampu untuk berlaku setia kepada Tuhan. Apa yang biasanya terjadi manusia hanya bisa memberikan sisa-sisa dari kelimpahan mereka kepada Tuhan.
Jadi jangan pernah meremehkan anugrah Allah. Anugrah itu gratis tetapi hadiah itu justru sangat mahal sekali sehingga tidak ada orang yang dapat membelinya baik dengan uang maupun dengan hal-hal lainnya yang tersedia di dunia ini karena keselamatan yang sejati harus dibayar dengan pengorbanan darah Anak Domba Allah yang tidak bercacat ketika dunia belum dijadikan (Wahyu 13:8).
Dengan demikian kita mengerti bahwa kita diselamatkan dari Dosa dan Kutukan bukan untuk kemuliaan kita sendiri, akan tetapi kita diselamatkan untuk kemuliaan, kemegahan dan keagungan Allah sendiri. Kitab Efesus 2:8-9 berkata demikian:
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman [=Kristus]; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Dan akhirnya kitab Galatia 4:28-29 menasihatkan kepada kita demikian:
"Dan kamu, saudara-saudara, kamu sama seperti Ishak adalah anak-anak janji. Tetapi seperti dahulu, dia, yang diperanakkan menurut daging [injil pekerjaan], menganiaya yang diperanakkan menurut Roh [injil anugrah], demikian juga sekarang ini."
No comments:
Post a Comment