Konsili Efesus diselenggarakan di Efesus, Asia Kecil, pada tahun 431 oleh Kaisar Theodosius II, cucu dari Theodosius I. Pada Konsili ini, diperkirakan ada 200 uskup yang hadir. Penyelenggaraannya berlangsung dalam suasana panas karena silang pendapat dan tuding-menuding antarpeserta. Konsili ini merupakan Konsili Ekumenis ke-3 dan berkaitan dengan kaum bidaah Nestorianisme.
Nestorianisme menitikberatkan pada hakikat manusiawi Yesus, dengan memperkecil hakikat keilahian-Nya. Konsili ini menolak dan menyatakan sesat ajaran Patriarki Nestorius. Nestorius mengajarkan bahwa Maria, yaitu bunda Yesus, melahirkan seorang manusia, yang disebut Yesus, bukan Allah, Logos (Sang Sabda, Putera Allah). Logos hanya berdiam dalam Kristus, sebagaimana dalam sebuah bait (Oleh karena itu, Kristus hanyalah Theophoros, kata dari Bahasa Yunani untuk "Pembawa Allah"). Konsekuensinya, Maria harus disebut Christotokos, kata Yunani untuk "Bunda Kristus" dan bukan Theotokos, kata Yunani untuk "Bunda Allah." Sebab itulah, nama tersebut menjadi suatu kontroversi Kristologis. Ada pula nilai sejarahnya, mengingat bahwa Efesus adalah kota dari Dewi Artemis (lihat juga dalam Kis.19:28).
Konsili ini menyatakan Yesus adalah satu pribadi, bukan dua "orang" yang terpisah: sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, memiliki tubuh dan jiwa yang rasional. Perawan Maria adalah Theotokos, karena dia bukan melahirkan seorang manusia, melainkan melahirkan Allah sebagai seorang manusia. Persatuan kedua hakikat Kristus terjadi sedemikian rupa sehingga yang satu tidak mengganggu yang lainnya (persatuan hipostatik).
Konsili ini juga menyatakan naskah Pengakuan Iman Nicea tahun 381 sudah lengkap dan melarang segala bentuk perubahan (penambahan maupun penghapusan) atasnya. Selain itu, Konsili juga mengutuk Pelagianisme
Dalam konsili ini dihasilkan 8 kanon :
Kanon 1 mengumumkan bagi seorang bidaah bernama Selestius (so Scholion), anathema.
Kanon 2-5 mengumumkan bagi Nestorianisme, anathema.
Kanon 6 mengumumkan bagi mereka yang tidak menerima kanon-kanon Efesus, ekskomunikasi.
Kanon 7 mengumumkan bagi mereka yang tidak menerima Konsili Nicea, anathema.
Kanon 8: "Hendaklah hak-hak tiap provinsi dilestarikan murni dan tanpa cacat. Jangan sampai berhasil upaya untuk memperkenalkan bentuk-bentuk yang bertentangan dengan semuanya ini." Ini disebutkannya kanon-kanon para rasul.
No comments:
Post a Comment