Ananias adalah seorang Kristen pada abad pertama Masehi di kota Damsyik atau Damaskus yang disebut dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Kisah Para Rasul mencatat bahwa ia disuruh oleh Tuhan Yesus untuk menyembuhkan kebutaan Saulus, yang kelak dikenal sebagai rasul Paulus dan membaptiskannya menjadi orang Kristen. Paulus dalam khotbahnya mengatakan bahwa Ananias adalah seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di Damaskus. Ini menunjukkan bahwa Ananias bukan seorang yang lari dari penganiayaan di Yerusalem yang dicatat di Kisah Para Rasul 8:1.
Kebutaan Saulus
Semenjak matinya Stefanus, berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem. Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu. Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat." Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang jugapun. Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik. Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum. Dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi.
Ananias disuruh menjumpai Saulus
Sementara itu dalam suatu penglihatan, Tuhan berfirman kepada Ananias, seorang murid Tuhan di Damsyik: "Ananias!" Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!" Firman Tuhan: "Mari, pergilah ke jalan yang bernama Jalan Lurus, dan carilah di rumah Yudas seorang dari Tarsus yang bernama Saulus. Ia sekarang berdoa, dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi." Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu di Yerusalem. Dan ia datang ke mari dengan kuasa penuh dari imam-imam kepala untuk menangkap semua orang yang memanggil nama-Mu." Tetapi firman Tuhan kepadanya: "Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Ananias menyembuhkan dan membaptiskan Saulus
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus." Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis. Dan setelah ia makan, pulihlah kekuatannya. Saulus tinggal beberapa hari bersama-sama dengan murid-murid di Damsyik. Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Tradisi Kristen
Menurut cerita tradisi, Ananias mati syahid di Eleutheropolis.
Hippolitus dari Roma memasukkan Ananias sebagai salah satu dari 70 murid yang diutus Tuhan Yesus Kristus (dicatat di Injil Lukas 10.
F.F. Bruce berpendapat bahwa Ananias "memiliki tempat terhormat di sejarah kudus (gereja), dan pantas mendapat terima kasih dari semua orang yang masuk ke dalam berkat keselamatan sehubungan dengan hidup dan pelayanan rasul besar (Paulus) itu."
No comments:
Post a Comment