Sekitar tahun 10.000 SM, orang di Asia Barat mulai menetap di satu tempat alih-alih berpindah-pindah, meskipun mereka masih berburu dan mengumpul. Kemungkinan ini berakhirnya Zaman Es membuat Asia Barat menjadi hangat, basah, dan subur sehingga orang tak perlu lagi berpindah-pindah untuk mencari makanan. Mereka dapat menghasilkan cukup makanan di satu tempat. Setelah menetap, beberapa orang, yang disebut orang Natufia, mulai bercocok tanam secara sederhana. Mereka menjinakkan anjing, melakukan barter dengan desa lain untuk obsidian, batu berharga, dan garam, serta membangun kuil untuk para dewa. Ada yang berpendapat bahwa kisah Taman Eden dalam Alkitab terinspirasi dari kehidupan pada masa ini.
Akan tetapi ketika iklim kembali menjadi lebih dingin dan kering, sekitar 8000 SM, mukanan mulai tak cukup lagi, sehingga sejumlah orang kembali berpindah-pindah untuk memperoleh makanan. Sebagian lainnya bekerja lebih keras untuk menanam gandum dan jelai, demi menghasilkan lebih banyak makanan. Orang-orang ini tidak memperoleh makanan sebanyak para pemburu-pengumpul, namun mereka mampu memberi makan lebih banyak orang.
Pada masa ini, orang mulai membangun kota yang lebih besar. Desa tertua yang diketahui, di mana para arkeolog telah menggali dan menemukan perumahan, berada di Yerikho di sepanjang sungai Yordania di Palestina modern. Pemukiman tersebut bertahun 9000 SM. Pada 8000 SM, sekitar 2000 orang tinggal di sana, di rumah bulat kecil yang dibuat dari bata-lumpur. Mereka membuat topeng tanah liat berwarna putih sebagai pengingat orang yang telah meninggal. Mereka sudah mulai menggunakan token angka. Mereka membangun tembok di sekitar desa mereka untuk menjaga dari binatang buas dan penganggu. Tembok mereka bertinggi 3,6 meter dan tebalnya hampir 3 meter.
Desa lainnya ada di Catal Huyuk, Turki. Desa itu dibangun sekitar 8000 SM dan lebih besar daripada Yerikho. Barangkali sekitar 6000 SM, Catal Huyuk dihuni oleh 6000 orang. Penduduknya telah mengetahui cara menenun dan memintal pakaian serta cara membuat tembikar. Mereka membangun rumah bata-lumpur yang cara masuknya adalah melalui jendela atau atap. Penduduk Catal juga membangun kuil bata-lumpur untuk dewi muda, dewi ibu, dan dewi tua, melambangkan fase jehidupan. Di Jarmo di Irak, lebih jauh di timur, ada sebuh desa yang dibangun sekitar 7000 SM. Desa tersebut memiliki tembok batu dan menara batu, dengant inggi 12 meter. Ini menunjukkan bahwa daerah tersebut menjadi semakin padat. Orang-orang mulai berebut lahan, sehingga penting untuk mempertahankan lahan yang dimiliki dengan tembok dan menara serta tombak bermata batu.
No comments:
Post a Comment