A. Roma dan Timur Tengah
Pompey juga dikenal sebagai orang yang menghargai agama lain, hal ini terbukti ketika ia mengepung Aristobulus di Bait Suci, Pompey tidak melakukan penjarahan setelah mengalahkan Aristobulus dan memasuki Bait Suci. Kebijakan ini karena dua factor. Kekuatan Partia di tepi sungai Efrat yang semakin kuat, sehingga pompey harus membangun sekutu, selain itu keengganan Romawi untuk menambah daerah jajahan yang tidak terlalu penting menurut mereka.
2. Herodes Yang Agung
Dukungan yang diberikan Pompey kepada Arkanus disebabkan oleh nasihat dari Antipater, ayah Herodes. Antipater adalah gubernur di Idumea. Ia adalah seorang yang sangat pandai, terutama dalam hal politis. Ia melihat kemungkinan akan kesuksesan selama ia mengadakan hubungan kerjasama yang baik dengan Romawi. Oleh karena itu ia membangun kebijakan pemerintahan yang pro Roma. Tentu saja ini didasari pengaruh Roma yang sangat besar pada masa itu.
Pada tahun 49 s.M pecah perang antara Pompey dan Yulius Caisar, perang ini mengakibatkan kematian Pompey. Dukungan Antipater kepada Pompey mambuat ia berada dalam masalah, untung saja pada saat itu perhatian Yulius Caesar teralih pada perang di Alexandria. Moment inilah yang dijadikan Antipater mambangun relasi dengan Yulius Caesar. Metode yang digunakannya adalah dengan mengirimkan pasukan membantu Yulius Caesar di Alexandrea. Karena itu, maka Antipater diangkat menjadi pro-Kurator Roma di Yudea. Ini menunjukkan bahwa ia menjadi wakil pemerintah Romawi yang berkuasa penuh di Yudea. Sehingga Arkanus (imam agung), hanya menjadi semacam boneka di tangan Antipater.
Antipater memiliki dua orang putra, ia mengangkat Fasael menjadi kepala pemerintahan kota Yerusalem dan Herodes sebagai gubernur Galilea. Herodes mampu menghalau pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Galilea dan Syria. Pada tahun 44 s.M Yulius xaesar diunuh oleh sebuah pemberontakan, Markus Antony muncul untuk melakukan penumpasan para pemberontak itu. Hal ini cukup membantu keluarga Antipater sebab Herodes bersahabat cukup baik dengan Markus Antoni.
Pada tahun 40 s.M di Yudea muncul pemberontakan yang mengakibatkan Herodes harus lari meninggalkan kota tersebut, sedangkan kakaknya mati bunuh diri. Namun pada tahun 37 s.M Herodes berhasil masuk kembali ke dalam Yerusalem dengan pengawalan yang ketat dan kuat dari pasukan Roma. Tahun 31 s.M Markus Antoni kalah dalam pertikaian melawan Oktavianus. Sekali lagi kadaan keluarga Herodes terancam, namun ternyata Herodes sangat lihai berdiplomasi. Ia malahan berkenalan dengan mentri utama Oktavianus, Agripa. Persahabatan membawa dampak yang sangat menguntungkan bagi Herodes. Terbukti ketika Agustus (nama baru Oktavianus), melakukan kunjungan ke Syria, ia menerima banyak laporan dan keluhan mengenai Herodes, namun semua keluhan itu tidak diindahkannya, sehingga para pelapor tersebut melakukan aksi bunuh diri. Agustus malah semakin memperluas daerah kekuasaan Herodes dan mengangkat saudara Herodes menjadi pemerintah di sebelah timur sungai Yordan.
Sekalipun Herodes telah memperoleh kedudukan yang sangat tinggi, namun ia tidak pernah memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang Yahudi. Ia adalah orang Idumea (pendatang), hal ini membuat ia tidak bisa menjadi raja dan imam besar sekaligus seperti sebelum-sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun juga kita tidak dapat menyangkali keberhasilan Herodes yang gilang gemilang dalam bidang material. Ia bahkan sangat memberikan perhatian yang besar kepada orang Yahudi perantaun dan bahkan berhasil membebaskan kaum Yahudi dari wajib militer. Ia juga berhasil melakukan pembangunan dua kota besar, yaitu Kaisaria dan sebaste. Bahkan ketika terjadi kelaparan yang hebat di Yudea, ia menjual emas-emas yang ada di dalam istananya dan membeli makanan di Mesir. Dari penggambaran ini sangat sulit melihat sosok Herodes yang kejam, yang digambarkan dalam Injil sebagai pembunuh berdarah dingin dan melakukan pembunuhan bayi-bayi Yahudi yang tidak berdosa. Herodes mengalami pergumulan yang sangat berat yang berasal dari lingkungan rumah tangganya sendiri. Ia memiliki sepuluh orang istri danempat orang anak. Anak-anak mereka berebut kekuasaan dan harta warisan Herodes. Pertikaian ini semakin memuncak ketika ia menghukum mati tiga orang anaknya sebelum ia sendiri meninggal. Ia membagi kerajaannya kepada anak-anaknya dan keluarganya.
3. Para Kepala Pemerintahan Dan Prokurator
Arkhelaus adalah salah satu anak Herodes yang menadapat jatah warisan dari ayahnya dan memerintah daerah Yudea, Idumea dan Samaria. Akan tetapi ia tidak secerdas ayahnya dalam hal politik, pidatonya di Bait Suci menimbulkan huru-hara dan menyebabkan 3.000 orang yang beribadah tewas.
Arkhelaus meninggalkan Yerusalem selama beberapa hari ke Roma untuk mensahkan surat wasiat ayahnya dan ia segera dapat dilantik menjadi raja. Akan tetapi sementara ia pergi terjadi pemberontakan di Yudea dan menyebabkan 2.000 orang mati di salib. Berita ini di dengar oleh kaisar di Roma dan membuat ia semakin sulit mengambil keputusan. Agustus akhirnya mengesahkan surat wasiat Herodes yang berisi pembagian wilayah tapi tidak mengangkat Arkhelaus sebagai raja, melainkan hanya sebagai kepala pemerintahan. Di Yudea ia tidak menjadi pemimpin yang baik dan memperhatikan kesejahteraan umat, ini tercermin dari keengganan Yusuf untuk melewati Yudea ketika ia pulang dari Mesir ke Nasaret. Pada masa-masa berikutnya terjadi keruwetan, sebab dua orang saudara Arkhelaus telah menjadi raja di wilayahnya masing-masig sedang Yudea masih tetap sebagai propinsi. Lukas sendiri harus bersusah payah menerangkan saman ini:
Dalam tahun kelimabelas dari pemerintahan kaisar Tiberias, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negri Yudea, dan Herodes raja-wilayah Galilea, Filipus saudaranya, raja wilayah Iturea dan trakhonistis dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Khayafas menjadi imam besar, datanglah Firman Allah kepada Yohanes.
Dari tulisan di atas ada dua hal yang mesti di terangkan, nama Herodes yang dimaksud di atas bukan menunjuk pada Herodes agung melainkan kepada Antipas salah satu anaknya. Sedangkan nama Hanas dan Khayafas sebagai dua orang imam besar, sebenarnya Hanas telah disingkirkan oleh pemerintahan Roma, dan mengangkat Khayafas sebagai imam besar. Akan tetapi menurut aturan Yahudi, seorang imam besar akan terus melaksanakan tugasnya sampai ia mati.
Filipus dan Antipas
Filipus meninggal pada tahun 34 M sedangkan saudaranya Antipas meninggal pada tahun 39 M. Antipas bertanggungjawab atas pembunuhan Yohanes Pembabtis, seperti yang diceritakan dalam Injil. Yesus sendiri banyak melakukan aktivitasNya di daerah kekuasaan Antipas. Pada tahun 37 M Tiberius, kaisar yang menggantikan Agustus meninggal dan diganti oleh Kaligula. Kaisar ini mengangkat Herodes Agripa I yang merupakan cucu Herodes yang Agung menajadi penguasa atas bekas daerah Filipus. Ketidak setujuan Antipas terhadap keputusan ini menjadi alasan Herodes Agripa I memfitnah Antipas atas persengkokolan dengan Partia. Jelas bahwa sekalipun Yudea adalah daerah yang tidak terlalu luas, akan tetapi situasi politis di sana tidak stabil. Dan inilah yang menjadi latar belakang pelayanan Yesus.
Pilatus, Prokurator Yudea
Pilatus adalah gubernur Yudea yang ke-5.selain sumber dalam Injil kita juga bisa mengenal Pilatus dari sumber yang lain yaitu, Yosefus dan Philo dari Alexandria. Philo melukiskan Pilatus sebagai orang yang sangat jahat begitupun Yosefus, namun mereka berdua dalam hal ini cendrung tidak objektif dan melebih-lebihkan.
Pilatus dan pengadilan Yesus
Di dalam hukum Romawi pada waktu itu tidak terdapat perincian tentang jenis-jenis kejahatan dan hukuman bagi orang-orang yang tidak berkebangsaan Romawi. Oleh karena itu yang menjadi aturan hokum bagi mereka adalah aturan hokum dalam Negara tersebut. Dalam daerah Yudea yang mengadili adalah para Sanhendrin. Akan tetapi mereka tidak dapat memberikan hukuman mati kepada seseorang. Untuk menjatuhkan hukuman mati, kasus tersebut harus dibawa kepada para wakil-wakil pemerintahan Romawi di daerah tersebut. Wakil ini akan mendengarkan dakwaan dan segala argument-argumen yang diajukan. Ia juga akan menentukan apakah kasus ini pantas untuk di selesaikan atau tidak. Jika kasus ini diputuskan untuk diadili, maka mereka akan melakukan proses selanjutnya dan hanya pemerintah Roma saja yang berhak memberikan hukuman mati. Tetapi bila tidak dianggap kasus yang penting maka orang tersebut dibebaskan dan tidak boleh ditangkap lagi. Sedangkan Pilatus sendiri adalah wakil Roma yang saat itu berkuasa, dan Yesus di perhadapkan padanya. Sekalipun pada awalnya Pilatus hendak mencuci tangan atas perkara tersebut, akan tetapi ia takut kepada ancaman para Sanhendrin yang mengatakan jika ia tidak menghukum orang ini maka ia bukan sahabat Kaisar.
4. Para Kepala Pemerintahan Dan Gubernur Yang Lain
Herodes Agripa I, seperti yang telah diketahui adalah cucu dari Herodes Agung, ia juga diberi wewenang atas daerah kekuasaan Pilatus dan memperluas daerahnya dengan mencaplok wilayah Herodes Antipas. Pada tahun 41M kaisar Kaligula meninggal dan digantikan kaisar Claudius. Pengangkatan Claudius juga dipengaruji oleh Herodes Agripa I, sehingga Claudius kemudian menghapuskan wilayah Yudea dan menjadikan daerah Herodes Agrifa I. Ia adalah seorang pemimpin yang menarik simpati masyarakat Yahudi. Ia juga yang menghukum mati Yakobus, anak Zebedius dan memerintahkan penangkapan Petrus. Ia memerintah selama 3 tahun.
Masalah terbesar orang-orang Yahudi di perantauan adalah hubungan yang kurang harmonis dengan orang Yunani yang jumlahnya lebuh banyak. Hal ini dibawah ke hadapan kaisar Claudius dan kemudian kaisar mengeluarkan pernyataan yang menegaskan hak-hak orang Israel.
Setelah kematian Herodes Agrifa I, Yudea kembali dijadikan provinsi dan dipimpin oleh gubernur. Dua gubernur setelah Herodes Agrifa I tidak terlalu cerdas, akan tetapi paling tidak mereka tidak menyebabkan kerusuhan seperti yang terjadi pada gubernur yang ketiga. Gubernur yang keempat dan kelima melakukan pemberontakan melawan Roma dan orang Yahudi dipaksa untuk melakukan perlawanan.
5. Perang Yahudi Dan Jatuhnya Yerusalem
Florus gubernur baru melakukan beberapa tindakan yang memojokkan orang Yahudi, antara lain keberpihakannya kepada orang Yunani di Alexandria dan kemudian ia merampas kas Bait Suci dengan kekuatan militer yang dimilikinya. Karean kejadian-kejadian ini maka emosi warga Yahudi semakin terbakar dan menjadi penyebab perang antara Yerusalem dan Roma. Dalam waktu satu bulan pemberontakan berhasil menaklukkan kekuatan Roma di Yerusalem dan terus meluas sampai kedaerah-daerah yang mayoritas penduduknya orang Yunani. Kaisar Nero kemudian mengirim Vespasianus, seorang jendral yang berpengalaman untuk menguasai kembali Yudea. Ia berhasil menguasai sendiri berhasil menaklukkan Yerusalem melalui tangan anaknya pada tahun 70M, hal ini terjadi karena perang saudara yang meletus di Yerusalem. Sedangkan Vespasianus menjadi kaisar.
Akibat dari peperangan ini adalah berakhirnya Negara Yahudi, Sanhendrin dan jabatan imam besar di hapus. Setelah masa itu masih terjadi beberapa kali pemberontakan antara lain tahun 115M dan 132 M. Selain itu kaisar membangun kota Yerusalem dan menjadikannya kota berpenduduk Yunani. Orang-orang Israel diusir dan hanya diperkenankan memasuki kota setahun sekali untuk beribadah.
B. Kehidupan Sehari-hari di Tanah Kanaan
Tanah dan iklim Galilea pada abad pertama masehi tidak jauh berbeda dengan sekarang. Ada dua musim, hujan dan kemarau. Di beberapa tempat terjadi perbedaan temparatur yang sangat signifikan pada siang dan malam hari. Daerah Kanaan merupakan daerah perbukitan dan lembah. Di sekitar daerah inilah Yesus banyak melakukan kegiatannya. Perbedaan ketingian juga menyebabkan perbedaan temperature yang cukup drastis.
Di desa-desa terdapat jalan-jalan yang menghubungkan satu desa dengan yang lainnya. Akan tetapi keadaan tanahnya gersang tanahnya gundul, berlembah dan berbukit. Jelas bahwa bukti adanya jalur jalan menunjukkan bahwa daerah ini tidak terisolasi. Bahkan ia menjadi tempat persinggahan dari Mesir ke Syria dan sebaliknya. Panjang Kanaan adalah 250 km sedang lebarnya 50 km. Jalan-jalan ini lebih banyak berada di daerah Galilea keren aletaknya yang datar, sedangkan daerah Yerusalem dan Yudea (samaria) tidak terlalu menjadi jalur transportasi karena letaknya di perbukitan. Oleh karena itu Yerusalem dapat mempertahankan tradisi Yahudi sangat lama.
Pengaruh gaya kehidupan Romawi sangat terasa di kota-kota besar seperti Kaisarea, Tiberias, sedang di kota-kota kecil dan desa pengaruh adapt Yahudi masih kuat seperti di Nasaret. Selain itu disekitar daerah perbukitan dan padang gurun, gaya hidup gembala menjadi yang utama, sedang di sekitar pantai dan danau gaya hidup nelayan yang menonjol.
Bangunan rumah ada dua model yang bergaya Romawi jelas merupakan kediaman penduduk romawi dan kelompok Yahudi yang kaya. Rumah yang lebih sederhana dan dari bahan yang tiak tahan lama dan merupakan rumah orang kebanyakan dan sebagian besar orang Yahudi. Bagi golongan gembala, karena profesi mereka yang tidak menetap maka mereka tidak membangun rumah, mereka hanya membuat tenda yang terbuat dari kulit binatang.
Pakaian yang sangat popular di daerah kekuasaan Romawi adalah pakaian militer, pakaian seperti inilah yang dipakai untuk menggambarkan perlengkapan senjata rohani dalam efesus 6: 14-17. Sedangkan bagi orang lain (non militer), mereka mengenakan pakaian biasa. Sedangkan bagi orang Yahudi pakaian mereka biasanya terdiri dari 5 potong; sandal, pakaian dalam, jubah, ikat pinggang, dan penutup kepala. Penutup kepala ini adalah symbol yang penting dan membedakan mereka dari orang non Yahudi, dikenakan oleh laki-laki dewasa. Sedang bagi wanita topi tersebut diganti dengan selubung/ kain penutup kepala.
Dalam hal makanan, orang Romawi makan empat kali dalam sehari terdiri dari makan pagi, siang, sore (makanan ringan biasanya roti atau kue), dan makan malam (makanan berat). Biasanya makan malam dilakukan sambil bercerita, karena itu bisa berlangsung 2-3 jam. Bagi orang Yahudi mereka menjaga pola makan mereka. Bahkan bagi yang fanatic mereka sama sekali tidak kompromi dalam hal ini, karena dalam hokum Taurat ada aturan tentang makanan yang haram dan halal. Orang Yahudi hanya makan dua kali sehari, makan siang dan malam.
Pendidikan di Romawi mengikuti Yunani, yang mengharuskan anak bersekolah sejak umur 6 tahun. Sayangnya dalam masyarakat Romawi kedudukan guru sangat rendah bahkan terkadang disejajarkan dengan buruh. Pendidikan bagi anak-anak Yahudi sangat baik, hal ini diakibatkan peran agama Yahudi yang sangat menekankan peran serta semua orang dalam mempelajari kitab suci termasuk anak-anak sendiri. Sekolah-sekolah mereka merupakan satu institusi dengan institusi agama. Umur 5-6 tahun mereka sudah masuk ke synagoge untuk belajar. Guru sendiri memiliki derajat yang tinggi di Kanaan. Karena penggabungan institusi ini, maka pelajaran yang diterima bukan dalam bidang umum, melainkan secara khusus dalam bidang agama Yahudi.
C. Kehidupan Agama Yahudi Pada Abad Pertama Masehi
Pada tahun 70M bait suci hancur dan membawa dampak yang sangat luar biasa. Pada tahun 90M sebuah siding raya dilaksanakan di kota Yamnia dan berhasil mempersatukan keyahudian yang terdiri dari berbagai macam aliran, dalam menghadapi berbagai tantangan. Tulisan para rabi yang kita ketahui terdiri dua kelompok, yaitu MISHNA dan GEMARA. Kedua dokumen ini dikenal dengan nama TALMUD. Selain itu ada juga TOSEFTA dan MIDRASH, sayang bahwa dokumen-dokumen ini bukan merupakan dokumem Yahudi, melainkan hanya merupakan dokumen ide-ide agama Yahudi. Untuk pengetahuan sejarah kita sangat bergantung pada seorang sejarawan Yahudi, yaitu Yosefus. Ia memiliki dua karya penting yaitu Sejarah Perang Yahudi dan Khasanah kuno Yahudi. Selain itu sumber-sumber dari kekristenan dan hasil penemuan arkeologi di goa Qumran da Masada, yang kemudian di kenal dengan nama Naskah-naskah Laut Mati.
Bait Allah memegang peranan yang penting sebagai symbol keberadaan Yahudi. Bait yang ada pada abad pertama masehi adalah bait yang ketiga yang dibangun di atas bait yang sebelumnya. Sebenarnya pembangunan bait ini belum rampung smpai dihancurkan pada 70M, sedangkan artsitekturnya dipengaruhi oleh Romawi. Akan tetapi keindahan Bait Allah ini tetap dapat diperhitungkan.
Ibadah-ibadah di Bait Allah berpusat pada ibadah-ibadah korban yang berlangsung setiap hari. Untuk melaksanakan upacara korban ini, maka seluruh wilayah Palestina di bagi menjadi 24 bagian. Hari-hari yang penting selain Sabath adalah hari raya pondok daun, paskah yang semuanya berasal dari tradisi yang lebih tua. Pada hari-hariu itu berdatanganlah orang-orang Yahudi dari seluaruh daerah Palestina. Paskah merupakan puncak perayaan tahunan, dan diperkirakan ada 125.000 orang yang ikut dalam perayaan yang dipusatkan di Bait suci ini.
Imam besar atau imam agung menjadi symbol yang penting di Bait Allah. Hal ini menuntut konsekwensi perilaku imam besar dan semua keluarganya tidak boleh bercacat cela. Akan tetapi pada masa abad pertengahan jabatan imam besar sangat dipengaruhi oleh intervensi penguasa romawi yang mengangkat dan menurunkan imam besar sekehendak hatinya. Seluruh pelaksanaan ibadah dilayani oleh 24 kelompok imam dan 24 kelompok orang Lewi. Sehingga total jumlah imam di bait suci adalah 7.200 orang ditambah dengan orang-orang Lewi yang jumlahnya lebih banyak lagi.
Selain keberadaan Bait Suci dan Imam agung, ternyata ada unsur lain yang menjadi kekuatan bagi ke-yahudian untuk tetap eksis sekalipun pada tahun 70M Bait Allah dihancurkan dan dengan demikian jabatan keimamatan juga sirna. Kekuatan tersebut adalah adanya hokum. Ketaatan terhadap hukum ini sangat mengakat kuat dan mendarah daging dalam diri orang-orang Israel terlebih bagi mereka yang berada di perantauan. Sebenarnya semangat taat dan mengagungkan hokum ini bukan baru muncul, tetapi mulai sejak zaman pembuangan di Babel, sampai pada kembalinya mereka dengan dipimpin oleh Ezrah dan Nehemia. Kelima kitab pertama dalam PL mencapai puncaknya pada masa tersebut, sehingga diberi nama kitab Torah (Hukum/Taurat). Kata Torah sebenarnya dalam pengertiannya tidak berarti hokum secara tertulis, melainkan berarti ajaran, doktrin. Akan tetapi lama-kelamaan pemahaman akan hokum dikenakan pada kata Torah. Akibat dari pengagungan Torah ini, maka penyelidikan dan diskusi-diskusi semakin meningkat dalam memperlajari Torah, bahkan dalam hal-hal yang sepele sekalipun. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya berbagai aliran-aliran dalam keyahudian.
Salah satu kelompok tersebut adalah kelompok Saduki, kelompok ini dapat dikatakan sebagai kelompok yang keanggotaannya dari golongan masyarakat kaya. Sebagian besar imam di Bait Suci adalah kelompok Saduki, tetapi tidak semua anggota Saduki adalah imam. Mereka memiliki pandangan yang sangat bersifat hurufiah terhadap Torah, oleh karena berbeda dengan kaum Parisi, mereka tidak mempercai adanya malaikat, hari setelah kiamat, pahala, hukuman masa datang dan lain-lain. Sangat sedikit informasi mengenai kelompok ini, kalaupun ada itu berasal dari musuh-musuh mereka dan cendrung bernada negative.
Kelompok yang berikut adalah kelompok Sanhendrin atau “sidang”. Kelompok ini terdiri dari 71 orang anggota, tidak jelas siapa-siapa orang ini. Akan tetapi ada polemic disekitar pelaksanaan tugas mereka. Apakah mereka lebih berfokus pada dunia politik atau pada dunia agama. Akan tetapi pemahaman bangsa Yahudi yang tidak pernah jelas dalam dikotomi ini membuat kita dapat memahami bahwa campur aduk urusan agama dan urusan Negara tidak berbeda. Kekuatan kelompok ini sangat bergantung pada kedekatannya dengan penguasa. Mereka diduga terlibat dalam proses penyaliban Yesus.
Bagian yang berikut adalah ahli Taurat, pemahaman bahwa ahli Taurat adalah sebuah kelompok, sama seperti Sanhendrin misalnya adalah salah. Sebab jabatan ini lebih menunjuk pada kemampuan seseorang dalam memahami hokum Taurat dan tradisi Israel. Seorang ahli Taurat harus menempuh berbagai pendidikan dan proses sehingga mereka dapat diakui sebagai seorang ahli taurat. Mereka tidak boleh berumur kurang dari 40 tahun. Kecakapan dan kepandaian sangat ditekankan disini. Jika mereka terkenal karena pengetahuan mereka akan hokum, maka kemungkinan mereka akan mendapatkan jabatan yang tinggi dalam masyarakat. Tetapi tidak banyak juga ahli taurat yang harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sebenarnya tiap kelompok punya ahli taurat sendiri. Parisi punya ahli taurat sendiri, Saduki punya ahli taurat sendiri, karena itu ketika Yesus mengecam ahli taurat, kita mesti tahu ahli taurat yang mana yang dikecam Yesus pada saat itu?
Kelompok yang sangat juga berpengaruh besar adalah kelompok Parisi. Seperti yang telah disebutkan tadi bahwa golongan ini bukanlah ahli-ahli Taurat, tetapi mereka lebih menekankan pada pelaksanaan ritual-ritual keagamaan. Ahli Taurat berorientasi pada masalah teologi sedang Parisi pada masalah ritualnya. Akan tetapi pelaksanaan ritual harus berdasarkan pemahaman yang benar akan Teologi, karena itu selalu pemimpin Parisi adalah ahli Taurat. Mereka menekankan aturan-aturan yang sangat menekankan kesucian hidup dan bersifat sangat eksklusif. Kalau kelompok Saduki sangat bersifat konservatif dan kaku dalam memahami Torah, Parisi justru menempatkan Torah dibelakang hokum-hukum yang lahir dari penafsiran terhadap Torah tersebut. Itulah sebabnya disamping dekalog (sepuluh hokum) kaum Parisi memiiki 613 peraturan lainnya yang terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Setelah sidang Raja Yeremia tahun 90 Masehi ke-yahudian mulai dikenal dengan nama ke-yahudian Rabinis dan bukan keyahudian Farisi, meskipun keduanya berhubungan erat. Perubahan nama itu berkaitan dengan pemakaian nama rabi (guru). Permulaan abad pertama digunakan hanya sebagai sebuah keakraban dan hormat. Tapi menjelang akhir abad pertama sebutan itu berubah menjadi sebutan resmi seperti yang terdapat dalam Matius 23 : 7 – 8. Jadi pada abad kedua sudah menjadi sebutan resmi.
Kata bahasa Yunani SYNAGOGE adalah kata bahasa Ibrani “eda” yang berarti jemaah” dengan pengertian seperti itu maka Sinagoge bukanlah suatu gedung atau tempat ibadah. Pada sebuah lain sumber-sumber Yahudi mengatakan, bahwa lembaga Sinagoge sudah mulai sejak zaman Musa. Meskipun secara historis ini kita katakan, bahwa lembaga ini dimulai oleh gerakan orang Yahudi sendiri dan gerakan inilah yang kemudian dihubungkan dengan tokoh Ezra. Masih ada faktor lain yang menunjang munculnya lembaga Sinagoge tersebut terutama keadaan di tempat pemukiman orang Yahudi di luar tanah airnya.
Jadi bisa dikatakan bahwa dengan pertemuan-pertemuan untuk berdoa dan beribadah serta belajar kitab suci mendorong mereka untuk mendirikan bangunan khusus.
Fungsi Sinagoge bukan hanya tempat ibadah, tetapi untuk keperluan lainnya, misalnya untuk pusat kegiatan sosial sekuler, tempat menyelesaikan soal-soal hukum politik dan keagamaan. Bahkan ada ahli berpendapat Sinagoge juga dipakai sebagai tempat persinggahan dan penginapan para musafir. Sinagoge juga sebagai pusat pendidikan baik untuk anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa, bukan hanya pelajaran ilmu tapi juga belajar kitab suci.
Dalam Sinagoge tidak ada tenaga pelayan seperti pendeta. Petugas utama disitu ialah kepala Sinagoge (Arkhisynagoge) yang berperan penting didalam semua kegiatan yang berlangsung disitu.
Jelas fungsi utama Sinagoge adalah tempat ibadah. Sinagoge mempunyai satu tempat suci yang berisi gabungan-gabungan kitab “Thorah” dan (kadang-kadang juga kitab nabi-nabi), yang diperlakukan secara khidmat da hormat. Gulungan-gulungan yang rusak disimpan di tempat penyimpanan yang disebut GENIZA.
Selama abad pertama Masehi lebih banyak orang Yahudi yang tinggal di luar Palestina ketimbang yang tinggal di Palestina. Mereka yang tinggal diluar Palestina kira-kira ada 4 juta orang sedangkan yang tinggal di Yudea ada kira-kira 2 juta orang. Penyebaran keluar Palestina (bahasa Yunaninya : Diaspora) terjadi secara bertahap dan karena berbagai alasan. Ada karena paksaan seperti pembuangan ke Babilon dan ada karena alasan perdagangan. Dan mereka tetap menjaga identitas mereka ditengah masyarakat yang mayoritas dan kebudayaan Yunani. Oleh karena itu mereka mengorganisir diri dalam bentuk masyarakat atau kelompok, yang menempati wilayah khusus dalam kota.
Meskipun bahasa mereka sehari-hari Yunani, namun mereka masih tetap berkiblat kearah Bait Allah di Yerusalem, dan mereka bersedia memberikan uang yang cukup besar untuk keperluan Bait Allah. Salah satu contoh tokoh Yahudi yang menjadi Yahudi perantauan ialah Philo dan Paulus.
Persekutuan Qumran adalah bagian dari gerakan Farisi yang ekstrim. Gerakan Farisi ekstrim ini mendasarkan diri pada sikap pemisahan diri secara mutlak. Orang-orang anggota persekutuan Qumran adalah orang kelompok Esseni. Nama itu pernah disebut oleh Philo, Yosefus dan Pling.
Persekutuan Qumran merupakan persekutuan yang benar-benar memisahkan diri dari masyarakat. Qumran adalah persekutuan yang berdikari. Mereka menganggap ciri sebagai sisa bangsa Israel yang benar, dan mereka dengan sangat rindu menantikan datangnya zaman mesianis. Kepercayaan itu mereka nyatakan didalam organisasi persekutuan yang terdiri dari para iman dan umat. Mereka juga membagi diri dalam 12 suku.
Para imam mempunyai kuasa tertinggi. Pleno dihadiri semua anggota. Mereka membentuk sebuah dewan atau majelis yang beranggotakan 72 orang awam dari 3 orang imam. Disamping itu ada 2 pejabat utama, yaitu imam besar dan pengawas.
Untuk masuk anggota Qumran ada aturan-aturan tersendiri yang dipakai. Kelompok ini tidak melarang perkawinan baik anggota biasa maupun para pemimpinnya. Kelompok ini juga tekun mempelajari kitab suci. Tetapi buku-buku tafsiran yang mereka hasilkan menunjukkan bahwa mereka mempunyai cara atau penafsiran tersendiri. Disamping itu mereka juga menyebut-nyebut tokoh yang sangat mereka harapkan, yaitu tokoh guru kebenaran.
Orang Zelotis adalah orang-orang yang mendukung segala tindakan kekerasan untuk mempertahankan imam kepercayaan mereka. Pada umumnya diakui, bahwa permulaan munculnya gerakan Zelotis adalah pemberontakan melawan sensus yang diadakan oleh Quirinius pada tahun 6 Masehi. Pemimpin pemberontakan itu adalah Yudas dari Galilea yang dihukum mati oleh Herodes.
Para Selotis mereka menolak membayar pajak pada pemerintahan Roma, nama mereka ambil dari nama simbol materai Bait Allah dari kitab Thorah. Dikenal keras hingga Yosefus menyebut mereka sebagai para pembunuh.
Orang-orang Samaria adalah penduduk wilayah Palestina bagian utara. Wilayah itu dahulu adalah wilayah kerajaan Israel utara. Sejak abad ke 6 M, ada pertentangan antara orang-orang Samaria itu dengan orang Yahudi yang bertempat tinggal di wilayah Yudea. Tempat melakukan ibadah kepada Allah dekat Gerisim. Mereka menganggap diri sebagai bangsa Israel yang benar, yang memisahkan diri dari tubuh bangsa Israel yang telah dicemarkan oleh imam Elia pada zaman Samuel. Mereka pernah dibuang keluar Palestina pada tahun 722 SM. Ketika ibukota Samaria jatuh ke tangan Assyria. Namun 50 tahun kemudian mereka kembali menduduki tanah air mereka.
Pada tahun 129 SM Yohanes Hirkanus menghancurkan Bait suci dengan demikian semakin bencilah orang Samaria pada orang Yahudi. Namun Herodes kembali menyelesaikan masalah tersebut dengan perkawinannya dengan wanita Samaria. Namun Yosefus melaporkan pertentangan kembali menyalahkan ketika orang Samaria terebut mewajibkan Bait Allah dengan membuang tulang manusia di halamannya. Orang Samaria menerima kitab Thorah sebagai kitab suci mereka, tetapi tidak mau menerima kitab para nabi serta kitab-kitab lain dalam PL.
D. Masalah-masalah Pokok Yang Hidup di Palestina Pada Abad Pertama Masehi
Kejahatan dan Penderitaan
Pada dasarnya bahwa pandangan Yahudi mereka memahami bahwa mereka adalah bagian dari satu bangsa yang telah dipilih Allah untuk menjadi sarana untuk pemberlakuan maksud Allah sendiri. Karena itu Allah menganggap mereka sebagai milik pribadinya, kerajaan Imamat dan bangsa yang kudus. Sebab itu mereka pahami bahwa Allah akan menuntut loyalitas tunggal yang eksklusif dari seluruh bangsa Israel.
Namun demikian mereka diperhadapkan dengan kenyataan dimana keadaan dunia banyak diisi oleh kejahatan, dosa dan penderitaan yang bertentangan antara keyakinan dan kenyataan. Akhirnya mereka menganggap bahwa apapun penyebab kejahatan itu, mereka (orang-orang Yahudi) percaya bahwa penyembuhannya ada di tangan Allah sendiri saja yang dapat membawa perubahan radikal bagi nasib bangsa pilihan-Nya dan dunia seluruhnya. Karena itu orang-orang Yahudi memandang masa depan dengan penuh harapan.
Kehadiran Allah
Mengenai kehadiran Allah, ada yang beranggapan bahwa Allah tetap hadir di tengah-tengah mereka baik dalam suka dan duka. Lewat doa-doa mereka seolah-olah Allah sendiri terlihat dalam percakapan dengan orang berdoa itu. Namun ada juga yang benar anggapan bahwa Allah tidak aktif, tidak berkarya, bahkan tidak hadir sama sekali. Melayani dimasa lampau, mereka pahami bahwa Allah memberikan Rohnya kepada Raja, tentara dan para nabi sehingga mampu mengerti serta menyampaikan berita Ilahi tapi pada zaman Yesus pengilhaman dan nubuatan seperti itu tidak ad lagi.
Karena itu ada 2 hal yang perlu dijelaskan dalam hal ini. Pada satu pihak Allah masih dipercayai sebagai yang berbicara langsung dengan suara rahasia (Mat 3 : 17). Juga kelompok Qumran percaya bahwa Roh Ilahi itulah yang memimpin kehidupan mereka; Roh Ilahi itu mereka sebut Roh kebenaran.
Keyakinan akan kehadiran Allah di dunia mengambil bentuk juga dalam kepercayaan akan para malaikat. Bahkan para malaikat juga dipercayai sebagai yang mengatur gerakan seluruh alam semesta.
Harapan masa depan juga banyak pandangan pertama masa depan itu sama seperti keadaan masa kini, hanya saja semuanya lebih baik, yang lainnya berpendapat bahwa masa depan itu merupakan suatu masa yang supranatural, yang datang dari luar dunia dan sama sekali berbeda dari masa sekarang.
Orang Selotes melihat masa depan sebagai lanjutan dari masa depan duniawi sekarang ini, mereka mengharapkan saat ketika Allah sendiri memerintah Israel. Itu berarti Palestina sebagai tanah suci akan dikembalikan kepada pemerintahan Allah sendiri. Bahkan ada juga yang beranggapan bahwa masa depan itu sebagai akhir dari pemerintahan.
Kemudian mengenai non Yahudi, masa depan sering cenderung disamakan dengan berakhirnya nasib dan pemerintahan non Yahudi. Lalu pembenaran orang benar cenderung disamakan dengan pemulihan kembali dalam Israel, namun masih ada harapan bagi non Yahudi yakni sebagian mereka masih hidup terus dengan mengakui keunggulan bangsa Yahudi itu. Bahkan bagi mereka terbuka kesempatan untuk bertobat dan menaati Allah Israel.
Masa Depan Yang Penuh Kemuliaan
Meskipun banyak pandangan orang Yahudi, kelompok Selotis dan Qumran berbeda-beda, sehingga sulit ditentukan pandangan mana yang benar. Namun semuanya itu menunjukkan bahwa didalam beberapa kalangan orang Yahudi terdapat pandangan tentang adanya tokoh transenden yang supra – natural, yang akan muncul pada akhir zaman dan berperan dalam penghakiman semesta tersebut. Orang-orang benar akan hidup kekal bersama tokoh tersebut. Didalam kitab Henokh tokoh itu disebut “Dia yang Terpilih dan “anak manusia”. Tokoh tersebut adalah tokoh surgawi yang ada bersama Allah, ia akan menobatkan dengan kemuliaan dan duduk menghakimi semua bangsa beserta para penguasanya. Ia akan menghakimi orang jahat, para malaikat dan menyelamatkan orang-orang benar dan tinggal bersama mereka selamanya.
H. Paulus Dan Dunia Masa Hidupnya
Dunia Romawi – Yunani
Yang perlu diperhatikan dalam kehidupan dunia Romawi – Yunani adalah hal-hal yang memberi pengaruh kepada masa hidup Paulus serta pengaruh terhadap teologi Paulus dalam penginjilannya. Masyarakat Romawi – Yunani mengenal perbedaan kelas secara tajam, meskipun mereka semua berhak menjadi warga negara Romawi, kelas yang terendah adalah kelas para hamba yang jumlah jauh lebih banyak dari kelas lain. Agama dan kebudayaan Yunani sangat dominan di seluruh wilayah kekaisaran, sehingga tidak mengherankan kalau pola berpikir Yunani pun sudah mendarah daging diantara kebanyakan penduduk, dan tentu hal ini juga dialami Paulus.
Masyarakat Romawi – Yunani adalah masyarakat yang sangat terbuka kepada pengaruh dari luar, dan haus akan kehidupan yang sejati. Dan kekristenan pun segera menemukan jalan masuk yang tidak terlalu sulit, dan dijadikan sebagai almat pekabaran Injil segera setelah Yesus tidak ada di dunia ini.
Paulus : Orang Yahudi yang Berwarga Negara Romawi
Perintis dan sekaligus pemimpin usaha pekabaran Injil kepada masyarakat Romawi – Yunani adalah rasul Paulus. Ia lahir di kota Tarsus di wilayah Silsilia. Orang tuanya kelompok Yahudi ortodoks. Paulus didik dengan ajaran Farisi yang keras. Mereka berstatus warga negara Romawi, dan mempunyai kedudukan sosial yang terhormat. Mengenai dirinya ia sendiri mengatakan bahwa dia adalah orang Yahudi tulen, disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, menganiaya jemaat. Ia cacat dalam mentaati kebenaran hukum Taurat. Bahkan ia adalah orang yang dalam agama Yahudi rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya.
Pendidikan keyahudian Paulus ditemukannya di Yerusalem di bawah bimbingan rabi Gamaliel. Ia berbahasa dalam 2 bahasa : Aram dan Yunani jadi Paulus nampak seorang yang cerdik, mengenal filsafat stoa, dan tentu saja agama rahasia yang populer waktu itu.
Pertobatan Paulus
Pertobatan Paulus terjadi dalam perjalanan misi penganiayaan yang terjadi di jalan menuju Damsyik atau Damaskus. Yakni ada suara yang menimpa Saul. Suara itu memperkenalkan diri. Akulah Yesus yang kamu aniaya itu (Kis 9 : 5) dan mengenai cerita boleh lihat dalam Kis 9:3-9 ; 22 4 : 11 dan 26 : 12 – 18. Peristiwa dan pengalaman itu nampak memberikan jalan keluar yang tepat bagi pergumulan dan pertentangan diri bagi pribadi Saul. Peristiwa itu membawa perdamaian bagi sasaran pelampiasan saya dan semua orang Kristen.
Kemerdekaan yang dialami oleh Paulus itu telah memungkinkan dia untuk juga bebas dalam memperluas jangkauan pergaulannya dan tidak terbatas pada lingkungan kelompok Yahudi ortodoks saja. Pertemuannya dengan Yesus itu di jalan ke Damaskus merobohkan semua tembok-tembok pemisah dan memberikan kebebasan untuk pergi ke orang yang bukan Yahudi. Pelayanan Pekabaran Injil yang Pertama
Sebutan Kristen untuk pertama kali adalah di Antiokhia. Dari sinilah Paulus pergi memulai pekabaran Injilnya yang pertama. Paulus dan Barnabas mula-mula pergi ke Siprus (Kis 13 : 4 – 12), lalu terus ke Asia kecil, khususnya di kota-kota Galatia (Kis. 13:14, 51, 14:6-7). Pertama memberitakan Injil di Sinagoge Yahudi, ada dua kelompok yaitu kelompok Yahudi asli dan kelompok bukan Yahudi yang sudah masuk Kristen. Tapi karena orang Yahudi menolaknya maka berita baru itu langsung disampaikan kepada orang-orang bukan Yahudi. Akibat perantaraan Paulus tumbuhlah persekutuan Kristen asal Yunani dan muncullah kebencian orang Yahudi terhadap mereka. Setelah Paulus kembali ke Antiokhia lalu kemudian Paulus ditunjuk lagi, namun teman sekerjanya ini adalah Silas, karena Barnabas memilih kembali ke Siprus (Kis. 15:22-23).
Perjalanan Paulus Yang Kedua
Dari Antiokhia ia kembali mengunjungi jemaat di Asia Kecil hasil pekabaran Injil yang pertama lalu mereka melanjutkan perjalanan ke arah barat. Tapi karean tidak mendapat tempat untuk memberitakan Injil mereka harus ke barat sampai ke pesisir laut Aegea di kota Troas (Kis. 16:6-8). Tidak mendapat peluang lagi maka mereka terus ke Eropa yakni di Makedonia (Kis. 16:10). Dengan penyeberangan itu membawa mereka ke provinsi Akhaya dan disitulah mereka berhasil mendirikan jemaat Kristen kecil. Namun ada pihak-pihak yang tidak senang yang menentang usaha mereka, seperti di kota Filipi orang Yunani menentangnya yang juga membenci agama dan orang Yahudi (Kis. 16:19-24).
Begitu halnya di Tesalonika. Sehingga Paulus cepat meninggalkan tempat itu dan pergi ke Athena tapi Silas tinggal disitu (Kis. 17:1-14). Lalu setelah dari Athena Pauls ke Korintus, disitulah keberhasilan Paulus sangat menonjol. Korintus adalah pusat perdagangan. Paulus disitu melanjutkan pekerjaannya membuat tenda dan rupanya para penguasa Romawi memberi semangat kepada Paulus dalam pekabaran Injilnya. Setelah itu Paulus kembali ke Yerusalem lewat Antiokhia (Kis. 18:18,22) dan mampir di Efesus yaitu pos pekabaran Injilnya yang kedua.
Perjalanan Pekabaran Injil Yang Ketiga
Sesuai g diketahui bahwa pekabaran Injil Paulus yang ketiga hay a dilakukan di Asia Kecil saja, dan Efesus sebagai pos pusatnya. Efesus adalah kota yang cukup besar, subur dengan agama kesuburannya, dewi Artemis sebagai pujaannya.
Paulus tinggal di Efesus ± selama tiga tahun (Kis. 20:31). Disana Paulus mengangkat pembantu tetap yaitu Timotius (Roma 16:21; I Kor. 4:17 dan sebagainya), Lukas, Tikhitus Efesus 6:21; Kol. 4:7 dan sebagainya). Dari hasil pemberitaan itu ada jemaat yang berhasil berdiri tanpa usaha langsung dari Paulus. Seperti : Jemaat Kolose, Loadkea, dan Hierapolis. Namun dalam pekabaran ini selalu saja ada kesulitan-kesulitan yang muncul dari orang Yahudi dan dari pihak bukan orang Yahudi yang terjadi di Korintus dan Galatia, sehingga Paulus mengirim beberapa pembantunya ke Korintus untuk menyesuaikan kekacauan yang terjadi. Dan akhirnya berhasil diatasi berhasil diatasi. Paulus sendiri kemudian dapat mengunjungi jemaat sendiri, kemudian dapat mengunjungi jemaat Korintus setelah menyelesaikan pekerjaannya di Efesus. Pada waktu yang baik inilah Paulus dapat menulis suratnya yang paling berbobot dan terpanjang seperti yang kita miliki sekarang yaitu surat Roma.
Lalu kemudian ia merencanakan perjalanannya ke Spanyol. Dan ia merencanakan untuk singgah di Roma dengan harapan untuk memperoleh dukungan selanjutnya (Roma 15:14-29) g. Pertentangan Dengan Orang-orang Kristen Asal Yahudi
Akibat dari pemberitaan dari ajaran Paulus tentu akan menimbulkan pertentangan dari kalangan orang Kristen asal Yahudi. Sebagaimana persekutuan yang hidup dan baik, dan bersifat supra-rasial, supra-nasional, disitu tidak ada beda orang Yahudi dan Yunani berbuat tak bersunat, tuan dan hamba dst. Persekutuan yang demikian tentu saja kurang menyenangkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang masih memegang ikatan sempit seperti orang Yahudi. Seperti orang Farisi tidak menyenangkan hal demikian. Lebih lagi kemudian Paulus yang mengizinkan orang bukan Yahudi langsung masuk Kristen tanpa lebih dahulu masuk atau lewat agama Yahudi.
Ketegangan-ketegangan semakin terasa didalam jemaat-jemaat yang heterogen hasil pekabaran Injil Paulus. Orang-orang Kristen asal Yahudi diminta memenuhi hukum agama Yahudi sementara yang bukan asal Yahudi agak bebas. Pertentangan itu datang terus. Dan bagi Paulus persekutuan kristiani yang benar merupakan hal yang sangat vital. Dan disinilah pemahaman dan penghayatan teologis akan kehidupan baru kristiani itu tetap merupakan pergumulan sampai sekarang.
Yerusalem dan Roma
Dukungan keuangan kepada jemaat Kristen di Yerusalem yang dilanda kemiskinan hebat. Menurut Paulus, dukungan itu merupakan salah satu bukti nyata kehidupan persekutuan kristiani yang baru, yang melampaui batas-batas kemanusiaan yang ada.
Namun perkunjungan musibah itu disalah-terima, para pemimpin gereja di Yerusalem terhadap Paulus sebab Paulus sudah sangat dikenal sebagai orang yang selalu mengkritik ke-yahudian yang sangat legalistis itu. Karena itu ketika kunjungan kemanusiaan Paulus ke Yerusalem, Paulus justru ditangkap, lalu kemudian diadili sampai ia dikirim ke Roma sebagai tahanan. Tertangkapnya Paulus juga merupakan keberhasilan dalam rencananya mengunjungi Roma.
Dalam masa tahanan itu, disitulah ia menulis surat kepada jemaat Filipi, Kolose dan sahabatnya Filemon. Mungkin juga surat Efesus ditulis pada waktu itu. Itu berarti surat tersebut memberi bukti kuat bahwa Paulus tidak pernah berhenti bekerja sebagai rasul. Temannya itu berlangsung + dua tahun (Kis 28:30). Surat kepada Timotius dan Titus memberikan kesan sedikit bahwa ia sempat ditahan untuk kedua kalinya. Dan akhirnya bisa dikatakan supaya Paulus mengalami mati sahid.
Catatan Kronologis Paulus
Inilah kronologis kehidupan Paulus : tahun 33 Paulus bertobat menjadi Kristen, tahun 35 mengunjungi Yerusalem, lalu kunjungan kedua 14 tahun kemudian yakni tahun 49. Perjalanan pekabaran Injil yang kedua mulai tahun 50. pada tahun itu ia ditangkap selama 2 tahun ditahan, sampai tahun 61 lalu ia dibawa ke Roma. Penahanannya selama 2 tahun berlangsung sampai tahun 64 dan kira-kira 64 – 65 ia mati sahid.
1. Roma dan Timur Tengah
Penjelasan mengenai keadaan Roma dan timur tengah pada bagian ini sangat penting, sebab situasi inilah yang menjadi bingkai pemahaman situasi dan keadaan yang terjadi pada saman Yesus berkarya. Pemahaman yang benar akan situasi zaman tersebut akan sangat membantu kita dalam mengenal dan memahami tuntutan yang mengakibatkan jawaban dan respon dari firman Allah. Timur tengah sendiri memiliki iklim dan kebiasaan yang sangat jauh berbeda dengan iklim dan kebiasaan di Indonesia, oleh karena itu pengetahuan akan keadaan alam, budaya dan kebiasaan di timur tengah akan membantu kita dalam mengerti pewahyuan yang terjadi pada saat itu.
2. Kehidupan Sehari-hari di Tanah Kanaan
Kanaan sebagai sebuah daerah yang secara spesifik merupakan tempat lahir dan berkembangnya peradaban Yahudi, kemudian menjadi tempat lahirNya Kristus merupakan sentral peristiwa karya penyelamatan Allah. Pada bagian ini, penulis telah menggambarkan bagaimana kehidupan sehari-hari di tanah Kanaan, mulai dari keadaan tanah dan iklim, keadaan jalan, keadaan kota-kota dan desa-desa, rumah-rumah, pakaian, makanan dan minuman, pendidikan dan pusat pelayanan Yesus.
Dari beberapa hal yang disebutkan diatas memang perlu diperhatikan sebab hal tersebut terkait dengan penulisan kitab PB. Artinya konteks penulisan dari PB, tentunya tidak terlepas daripada kehidupan masyarakat atau tradisi serta budaya yang dianut oleh masyarakat pada waktu itu. Dalam hal ini corak kehidupan Romawi misalnya lebih banyak dipengaruhi oleh kehidupan Yunani. Kemudian kehidupan yang bercorak keyahudian, bahkan kehidupan yang bercorak gembala dan menangkap ikan.
Maksudnya bahwa baik tulisan-tulisan keempat Injil maupun surat-surat, itu tidak terlepas dari konteks kehidupan masyarakat yang menjadi dasar dan latar belakang dari setiap penulisan PB. Atau dengan kata lain bahwa penulisan kitab PB, itu tentunya dipengaruhi oleh keadaan kehidupan sehari-hari masyarakat.
3. Kehidupan Agama Yahudi Pada Abad Pertama Masehi
Kita perlu mengetahuinya dengan benar, bagaimana pokok-pokok pikiran seperti misalnya kelompok-kelompok kecil yang disebutkan diatas. Sebab semuanya ini mempunyai pengaruh yang besar dalam tulisan-tulisan PB. Artinya alur pemikiran, karakter dan tujuan dari setiap tokoh atau kelompok dalam tulisan-tulisan tersebut, perlu menjadi pusat perhatian bagi kita, agar ketika kita mencoba memahami dan menafsirkan kita mempunyai tujuan yang terarah dan jelas. Dalam arti bahwa tafsiran-tafsiran yang kita hasilkan benar-benar menghasilkan mutu dan kualitas sesuai yang kita harapkan.
Pengenalan akan setiap tokoh dan kelompok yang muncul dalam kitab PB. Juga memberikan kesadaran bagi kita bahwa sejak zaman kitab PB ditulis sudah banyak pendapat-pendapat atau pemahaman yang berbeda dalam memahami dan menafsirkan kitab suci. Dan menurut saya pemahaman yang berbeda itu wajar. Tapi sejauh mana kita bisa melihat, mengerti dan memaknai dari setiap pendapat tersebut, karena satu tujuan kita dalam pengenalan akan Allah yang kita yakini dan percayai sebagai sumber hidup yang memberi keselamatan. Artinya jangan sampai karena suatu tujuan / atau kepentingan pribadi dan kelompok yang bersifat semu yang memberi kehampaan dalam hidup kita.
Kitapun harus sadar bawa dalam era kita sekarang ini, banyak teolog-teolog yang muncul, yang masing-masing dengan segala kemampuan dan pengetahuannya dalam mengembangkan teologinya. Sehingga kadang-kadang teologi-teologi mereka bukan teologi yang memberikan harapan tapi justru membingungkan.
Begitu juga pengenalan akan Bait Allah dan ibadah-ibadah yang tercermin dalam kehidupan agama Yahudi pada abad pertama Masehi. Hal inipun menyadarkan bagi kita bagaimana mereka menempatkan Bait Allah sebagai tempat pertemuan mereka dengan Allah, sehingga bangunan-bangunannya pun dibuatnya semegah mungkin. Tapi itu kembali lagi bagaimana kita memaknainya.
Yang hendak saya katakan; bahwa melalui pengantar ini kita mempunyai sumber yang jelas yang dapat memberi petunjuk dalam memahami PB dengan baik dan benar.
4. Masalah-masalah Pokok Yang Hidup di Palestina Pada Abad Pertama Masehi
Bagian ini merupakan pembahasan bagaimana, dan apa maksud, tujuan dan peran Allah dalam hidup ini. Hal ini terlihat dari pendapat yang berbeda dalam menyikapi maksud dan peranan Allah dalam dunia yang penuh dengan pergumulan hidup. Pendapat-pendapat di kalangan orang Yahudi berbeda mengenai kehadiran Allah tersebut. Lalu kemudian penulis juga memberikan penjelasan bagaimana sikap dan pemahaman sebagai suatu keyakinan dan harapan mereka tentang masa depan serta masa depan yang penuh kemuliaan dan harapan-harapan tersebut sudah jelas diuraikan.
5. Paulus Dan Dunia Masa Hidupnya
Banyak ahli yang mengatakan bahwa teologi Paulus sangat memegang peranan yang penting akan berdirinya gereja-gereja Reformasi. Hal ini tampak dari inspirasi theologies yang dialami oleh Luther dan para anggota gereja reformis yang lain yang mendasarkan teologinya pada teologi Paulus. Sebenarnya gereja Katolik juga mendasarkan pemahamannya kepada teologi Paulus, akan tetapi dalam pelaksanaannya kemudian karena penyatuan unsure agama dan Negara dalam romantisme kekuasaan membuat pembelokan terhadap teologi Paulus.
No comments:
Post a Comment