Edom adalah nama yang diberikan kepada Esau yang arti “merah”. Kemudian Edom dipertahankan oleh keturunan Esau untuk menjadi nama bangsa mereka. Esau dan keturunannya menduduki daerah pegunungan Seir (Kejadian 32:3;36:8) setelah merebutnya dari orang Hori yang lebih dahulu menduduki pegunungan itu. Seir sama artinya dengan Esau, “berbulu” (Kejadian 25:25). Kemungkinan besar Seir ditujukan pada Esau yang terkenal dengan tubuhnya yang berbulu. Alkitab sering menggunakan Edom dan Seir silih berganti untuk menggambarkan wilayah pegunungan yang diduduki oleh keturunan Esau ini. Daerah pegunungan yang diduduki bangsa Edom tingginya mencapai 2000 kaki di atas permukaan laut dengan tebing yang terjal dan jurang yang dalam. Keadaan ini sangat menguntungkan bangsa Edom untuk mempertahankan daerah mereka dari serangan musuh-musuh. Bozra yang merupakan kota metropolis Utara juga sebagai ibukota bangsa Edom. Bozra terkenal dengan industri tenunan dan juga pakaian celup yang biasanya diekspor. Disamping itu, kekayaan lain yang dimiliki Edom di Bozra adalah bangunan-bangunan puri yang indah (Amos 1:12). Edom juga terkenal dengan perkebunan sayurnya yang menjadikannya makmur.
Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidak harmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.
Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Alasan sikap Edom ini sangat murah, yakni hanya karena mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3-4). Selanjutnya, ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14). Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja 1:2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8-9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).
Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.
Edom meskipun berhubungan darah dengan bangsa Israel, namun keduanya tidak pernah akur satu sama lain. Ketidak harmonisan ini sudah terjadi sejak adanya konflik pribadi antara Esau dan Yakub sebagai nenek moyang kedua bangsa ini. Ketika bangsa Israel keluar dari tanah perhambaan, Mesir dan meminta untuk melewati daerah bangsa Edom, tetapi menolaknya. Kemudian pada zaman pemerintahan Saul dan Daud atas Israel juga terjadi peperangan antar kedua bangsa ini.
Melalui kitab Obaja kita dapat melihat dengan jelas bagaimana sikap bangsa Edom yang arogan dan mementingkan diri sendiri. Alasan sikap Edom ini sangat murah, yakni hanya karena mengandalkan keberadaannya yang strategis di atas pegunungan (Obaja 1:3-4). Selanjutnya, ketika bangsa Yehuda, saudaranya dalam bahaya serangan musuh, Edom hanya menjadi penonton dan bersukacita atas kehancuran Yerusalem, dan bahkan menghadang orang-orang Yehuda yang luput dari kejaran musuh (Obaja 1:11-14). Menurut sejarah pada saat Nebukadnesar melakukan invasi (penyerangan) ke Palestina selatan, Edom ikut membantu Babilonia melawan Yehuda dan Yerusalem. Oleh karena itulah Obaja bernubuat bahwa Edom akan dibuat menjadi bangsa kecil di antara bangsa-bangsa (Obaja 1:2), akan diperangi (Obaja 1:1), orang-orang bijaksana dan para pahlawannya akan dilenyapkan (Obaja 1:8-9), Harta bendanya akan diambil semuanya (Obaja 1:5-7), akan dilenyapkan untuk selamanya (Obaja 1:10).
Kegenapan nubuat Obaja ini terlihat ketika pada tahun 300 SM kerajaan Nabatean Arab merebut wilayah Edom atau dikenal dengan Idumea pada zaman Hellenis. Menjadikan Petra (Sela) sebagai ibukota kerajaan Nabatean. Dan pada zaman Makkabe, orang-orang Idumea yang masih tersisa dipaksa oleh orang-orang Yahudi untuk bergabung ke dalam kelompok Makkabe dan juga harus menganut Yudaisme. Keluarga Herodes yang pernah menjadi pemimpin di Palestina di bawah mandat pemerintah Romawi adalah keturunan Edom. Setelah kehancuran Yerusalem pada tahun 70 SM, Edom lenyap identitas nasionalnya.
No comments:
Post a Comment