Tidak sulit mengerti sejarah purbakala kalau kita mengenal jajahan raja Vikramaditya. Bahkan keluarga-keluarga kebangsaan/ksatria India melahirkan suku-suku seperti Pahalvis (Pahlevi) & Barmak (?), yang menguasai Iran & Iraq. Karena pengaruh India, orang-orang Parsi menjadi pemuja api, misalnya. Karena pengaruh India, orang-orang Kurdi di Kurdisthan berbicara semacam dialek Sansekrit, kuil-kuil pemuja dewa api eksis sampai ribuan mil diluar India dan puluhan pusat budaya India seperti Navbahar di Asia Barat dan sejumlah viha di Rusia tersebar diseluruh dunia. Sejak itu, banyak puing-puing vihara ditemukan di Russia, patung-patung kuno India juga sering ditemukan dalam penggalian-penggalian di Asia Pusat. Termasuk yang barusan ditemukan di Kuwait itu.
Sayang bahwa bab sejarah dunia ini hampir terhapus total dari ingatan manusia. Kami perlu menyusunnya kembali untuk mengerti konsep dan orientasi sejarah purbakala. Dengan mengerti sejarah, kami bisa lebih mengerti siapa nenek moyang kami sebenarnya.
Ingat patung Budha di Afghanistan. Dari mana asalnya kalau bukan dari budaya India.
Sampai abad 12M, Bamiyan adalah bagian dari kerajaan India, Gandhara. Daerah itu merupakan pusat biara-biara Buddhis dan Hindu dan daerah subur bagi agama, filosofi dan seni Yunani-India. Wilayah itu merupakan wilayah Budhis sejak abad 2M yang kemudian dihancurkan oleh invasi Islam di abad 9.
Sebelum Taleban, Muslim sudah menghancurkan detil-detil patung-patung Budha tersebut, menghancurkan wajah dan tangan patung-patung itu. Aurangzeb, raja Mughal terakhir yang terkenal karena ketaatannya pada Islam menggunakan artileri berat untuk mencoba menghancurkan patung-patung tersebut. Genghis Khan dan Nadir Shah juga menggunakan ledakan kanon untuk menghancurkan patung-patung tersebut.
Maret 2001, Menlu Afghan, Wakil Ahmad Mutawakel, mengatakan : "Kami menghancurkan patung-patung Buddha sesuai dengan hukum Islam dan ini hanya isu religius semata." Maksudnya, ini bukan pembalasan atas sanksi ekonomi Barat.
Pola tantric yang menggambarkan struktur Ka'abah (go to http://www.google.com type 'Sword of truth Aditi Chaturvedi')
Dari arsip the Sword of Truth :
Semua Quran Arab dicetak dengan angka misterius 786. Tidak ada pakar Muslim yang tahu mengapa angka 786 dianggap sebagai angka suci. Namun angka "misterius" ini tidak lain dari huruf suci Weda "OM" dalam bahasa Sansekrit. Siapapun yang kenal Sanskrit bisa melihat lambang "OM" secara terbalik dari angka 786nya Arab Muslim tidak sadar bahwa angka misterius Islam ini adalah lambang Hindu.
OM, dibaca terbalik dari belakang kedepan menunjukkan angka 786
Mirip juga dengan huruf dibawah ini : http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Allah.svg
Paman Muhamad sendiri, Umar-Bin-E-Hassham merupakan pengikut Hindu taat dan penyembah Dewa Siwa. Ia menolak untuk masuk Islam dan tewas sebagai martir ditangan Muslim-muslim tulen yang ingin menghabisi non-Muslim. Ia seorang penyair terkenal dan menulis sajak-sajak memuja Siwa. Salah satunya bisa ditemukan dalam hal. 235 Sair-Ul-Okul :
Kafavomal fikra min ulumin Tab asayru
Kaluwan amataul Hawa was Tajakhru
We Tajakhayroba udan Kalalwade-E Liboawa
Walukayanay jatally, hay Yauma Tab asayru
Wa Abalolha ajabu armeeman MAHADEVA
Manojail ilamuddin minhum wa sayattaru
Wa Sahabi Kay-yam feema-Kamil MINDAY Yauman
Wa Yakulum no latabahan foeennak Tawjjaru
Massayaray akhalakan hasanan Kullahum
Najumum aja- at Summa gabul HINDU
Seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hidupnya dalam dosa dan imoralitas dan membuang hidupnya demi nafsu dan kemarahan
Jika ia bertobat dan ingin kembali kepada moralitas, adakah pengampunan tersedia baginya ?
Bahkan jika hanya sekali ia dengan tulus memuja Mahadewa, ia bisa mencapai posisi tertinggi dalam jalan kebenaran
Ya Tuhan! Cabut seluruh nyawa saya dan sebagai gantinya, berikan saya satu hari saja untuk tinggal di Hind (india) sebagai lelaki yang menjadi bebas secara spiritual saat mencapai tanah suci. Dengan ziarah ke Hind, seorang lelaki bisa mencapai kebijakan untuk melakukan tindakan mulia dan mendapat kehormatan menyentuh guru-guru Hindu yang mulia.
*(Mahadeva berarti Dewa Siwa)
Sayang bahwa bab sejarah dunia ini hampir terhapus total dari ingatan manusia. Kami perlu menyusunnya kembali untuk mengerti konsep dan orientasi sejarah purbakala. Dengan mengerti sejarah, kami bisa lebih mengerti siapa nenek moyang kami sebenarnya.
Ingat patung Budha di Afghanistan. Dari mana asalnya kalau bukan dari budaya India.
Sampai abad 12M, Bamiyan adalah bagian dari kerajaan India, Gandhara. Daerah itu merupakan pusat biara-biara Buddhis dan Hindu dan daerah subur bagi agama, filosofi dan seni Yunani-India. Wilayah itu merupakan wilayah Budhis sejak abad 2M yang kemudian dihancurkan oleh invasi Islam di abad 9.
Sebelum Taleban, Muslim sudah menghancurkan detil-detil patung-patung Budha tersebut, menghancurkan wajah dan tangan patung-patung itu. Aurangzeb, raja Mughal terakhir yang terkenal karena ketaatannya pada Islam menggunakan artileri berat untuk mencoba menghancurkan patung-patung tersebut. Genghis Khan dan Nadir Shah juga menggunakan ledakan kanon untuk menghancurkan patung-patung tersebut.
Maret 2001, Menlu Afghan, Wakil Ahmad Mutawakel, mengatakan : "Kami menghancurkan patung-patung Buddha sesuai dengan hukum Islam dan ini hanya isu religius semata." Maksudnya, ini bukan pembalasan atas sanksi ekonomi Barat.
Pola tantric yang menggambarkan struktur Ka'abah (go to http://www.google.com type 'Sword of truth Aditi Chaturvedi')
Dari arsip the Sword of Truth :
Semua Quran Arab dicetak dengan angka misterius 786. Tidak ada pakar Muslim yang tahu mengapa angka 786 dianggap sebagai angka suci. Namun angka "misterius" ini tidak lain dari huruf suci Weda "OM" dalam bahasa Sansekrit. Siapapun yang kenal Sanskrit bisa melihat lambang "OM" secara terbalik dari angka 786nya Arab Muslim tidak sadar bahwa angka misterius Islam ini adalah lambang Hindu.
OM, dibaca terbalik dari belakang kedepan menunjukkan angka 786
Mirip juga dengan huruf dibawah ini : http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Allah.svg
Paman Muhamad sendiri, Umar-Bin-E-Hassham merupakan pengikut Hindu taat dan penyembah Dewa Siwa. Ia menolak untuk masuk Islam dan tewas sebagai martir ditangan Muslim-muslim tulen yang ingin menghabisi non-Muslim. Ia seorang penyair terkenal dan menulis sajak-sajak memuja Siwa. Salah satunya bisa ditemukan dalam hal. 235 Sair-Ul-Okul :
Kafavomal fikra min ulumin Tab asayru
Kaluwan amataul Hawa was Tajakhru
We Tajakhayroba udan Kalalwade-E Liboawa
Walukayanay jatally, hay Yauma Tab asayru
Wa Abalolha ajabu armeeman MAHADEVA
Manojail ilamuddin minhum wa sayattaru
Wa Sahabi Kay-yam feema-Kamil MINDAY Yauman
Wa Yakulum no latabahan foeennak Tawjjaru
Massayaray akhalakan hasanan Kullahum
Najumum aja- at Summa gabul HINDU
Seorang laki-laki yang menghabiskan seluruh hidupnya dalam dosa dan imoralitas dan membuang hidupnya demi nafsu dan kemarahan
Jika ia bertobat dan ingin kembali kepada moralitas, adakah pengampunan tersedia baginya ?
Bahkan jika hanya sekali ia dengan tulus memuja Mahadewa, ia bisa mencapai posisi tertinggi dalam jalan kebenaran
Ya Tuhan! Cabut seluruh nyawa saya dan sebagai gantinya, berikan saya satu hari saja untuk tinggal di Hind (india) sebagai lelaki yang menjadi bebas secara spiritual saat mencapai tanah suci. Dengan ziarah ke Hind, seorang lelaki bisa mencapai kebijakan untuk melakukan tindakan mulia dan mendapat kehormatan menyentuh guru-guru Hindu yang mulia.
*(Mahadeva berarti Dewa Siwa)
No comments:
Post a Comment