Temuan kali ini cukup menarik, arkeolog telah menemukan bukti alat batu tertua yang pernah ditemukan di Turki. Menurut arkeolog, temuan ini mengungkapkan bahwa manusia melewati pintu gerbang dari wilayah Asia menuju ke Eropa lebih awal dari dugaan sebelumnya sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.
Tim arkeolog mempublikasikan hasil penemuan alat batu manusia purba dalam jurnal Quaternary Science Reviews edisi akhir Desember 2014. Analisis ini menjelaskan serpihan kuarsit pekerjaan manusiawi, bukti peninggalan kuno sungai Gediz di Turki barat, dan memberikan wawasan baru sejak kapan dan bagaimana manusia purba tersebar dari Afrika dan Asia.
Temuan Alat Batu Manusia Purba Turki
Budaya dan masyarakat terdahulu masih bertahan menggunakan alat batu hingga saat ini, kebanyakan alat batu terhubung erat dengan masyarakat prasejarah terutama kebudayaan zaman batu yang telah musnah. Para arkeolog seringkali mempelajari masyarakat prasejarah dan mengacu kepada ilmu yang mempelajari alat batu sebagai analisis litik. Alat batu dipergunakan untuk membuat berbagai macam variasi alat yang berbeda dalam catatan parailmuwan sebelumnya. Termasuk diantaranya mata panah, mata tombak, dan batu penggiling.
Bahan pembuatan alat batu manusia purba berupa batu inti atau kepingan batu, Sedangkan orang yang membuat alat batu disebut sebagai pemangkas batu. Alat batu terbuat dari kepingan batu, biasanya terbuat dari bahan Kriptokristalin seperti rijang, radiolarit, kalsedon, basalt, Qwartz, dan obsidian melalui proses yang disebut reduksi litik. Salah satu cara sederhana dalam proses reduksi adalah dengan memukul batu inti menggunakan batu palu atau benda yang mirip dengannya.
Para peneliti dari Royal Holloway, University of London, juga bergabung dengan tim internasional dari Inggris, Turki dan Belanda. Mereka menggunakan peralatan presisi tinggi untuk menentukan tanggal awal aliran sungai kuno. Studi ini menjelaskan kerangka periode pertama yang akurat ketika manusia menduduki wilayah tersebut.
Bukti awal penggunaan alat batu manusia purba diperkirakan sekitar 3,4 juta tahun yang lalu. Alat batu Oldowan berusia sekitar 2,6 juta tahun berasal dari periode Paleolitik Bawah yang ditemukan di Gona, Etiopia. Alat batu Oldowan menyebar ke seluruh Afrika walaupun arkeolog belum bisa memastikan Hominid mana yang menyebarkannya. Beberapa arkeolog berspekulasi bahwa Australopithecus Garhi telah menyebarkannya, yang lainnya berpendapat bahwa alat batu manusia purba disebarkan oleh Homo habilis.
Homo habilis merupakan hominin yang menggunakan alat batu dengan teknologi Oldowan yang paling banyak di Afrika. Sekitar 1,9 hingga 1,8 juta tahun lalu, teknologi tersebut diwariskan kepada Homo erectus. Pembuatan alat batu ini kemudian keluar dari Afrika dan dibawa oleh Homo erectus hingga ke pulau Jawa pada tahun 1,8 juta tahun lalu dan Cina utara sekitar 1,6 juta tahun lalu.
Menurut profesor Danielle Schreve dari Departemen Geografi Royal Holloway, penemuan ini sangat penting untuk membangun waktu dan rute penyebaran manusia purba ke wilayah Eropa. Analisis ini membuktikan bahwa serpihan tersebut merupakan salah satu artefak awal pertama dari Turki yang pernah tercatat. Alat batu manusia purba berada di dataran banjir dimana hominin awal pernah berkembang lebih dari satu juta tahun yang lalu.
Para arkeolog menggunakan presisi tinggi radioisotopic dan pengukuran palaeomagnetic dari aliran lava. Keduanya menghasilkan data sebelum dan sesudah pembentukan aliran sungai, hal ini juga membuktikan bahwa manusia purba yang ada diwilayah itu berkembang antara 1,24 juta hingga 1,17 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, fosil hominin tertua di Turki Barat ditemukan pada tahun 2007 di Kocabas, tetapi penanggalan alat batu dan temuan lain tidak pasti.
Profesor Schreve mengatakan, serpihan itu sangat menarik, arkeolog telah mempelajari sedimen di tikungan berliku-liku dan mereka menemukan batu merah muda di permukaannya. Ketika Schreve membaliknya dan melihat lebih jelas, fitur ini sangat jelas menggambarkan artefak pemukul. Kerjasama dengan ahli geologi dan ahli sejarah, tim ini mampu menempatkan kronologi untuk menemukan sekaligus memberi cahaya baru perilaku manusia purba.
Tim arkeolog mempublikasikan hasil penemuan alat batu manusia purba dalam jurnal Quaternary Science Reviews edisi akhir Desember 2014. Analisis ini menjelaskan serpihan kuarsit pekerjaan manusiawi, bukti peninggalan kuno sungai Gediz di Turki barat, dan memberikan wawasan baru sejak kapan dan bagaimana manusia purba tersebar dari Afrika dan Asia.
Temuan Alat Batu Manusia Purba Turki
Budaya dan masyarakat terdahulu masih bertahan menggunakan alat batu hingga saat ini, kebanyakan alat batu terhubung erat dengan masyarakat prasejarah terutama kebudayaan zaman batu yang telah musnah. Para arkeolog seringkali mempelajari masyarakat prasejarah dan mengacu kepada ilmu yang mempelajari alat batu sebagai analisis litik. Alat batu dipergunakan untuk membuat berbagai macam variasi alat yang berbeda dalam catatan parailmuwan sebelumnya. Termasuk diantaranya mata panah, mata tombak, dan batu penggiling.
Bahan pembuatan alat batu manusia purba berupa batu inti atau kepingan batu, Sedangkan orang yang membuat alat batu disebut sebagai pemangkas batu. Alat batu terbuat dari kepingan batu, biasanya terbuat dari bahan Kriptokristalin seperti rijang, radiolarit, kalsedon, basalt, Qwartz, dan obsidian melalui proses yang disebut reduksi litik. Salah satu cara sederhana dalam proses reduksi adalah dengan memukul batu inti menggunakan batu palu atau benda yang mirip dengannya.
Para peneliti dari Royal Holloway, University of London, juga bergabung dengan tim internasional dari Inggris, Turki dan Belanda. Mereka menggunakan peralatan presisi tinggi untuk menentukan tanggal awal aliran sungai kuno. Studi ini menjelaskan kerangka periode pertama yang akurat ketika manusia menduduki wilayah tersebut.
Bukti awal penggunaan alat batu manusia purba diperkirakan sekitar 3,4 juta tahun yang lalu. Alat batu Oldowan berusia sekitar 2,6 juta tahun berasal dari periode Paleolitik Bawah yang ditemukan di Gona, Etiopia. Alat batu Oldowan menyebar ke seluruh Afrika walaupun arkeolog belum bisa memastikan Hominid mana yang menyebarkannya. Beberapa arkeolog berspekulasi bahwa Australopithecus Garhi telah menyebarkannya, yang lainnya berpendapat bahwa alat batu manusia purba disebarkan oleh Homo habilis.
Homo habilis merupakan hominin yang menggunakan alat batu dengan teknologi Oldowan yang paling banyak di Afrika. Sekitar 1,9 hingga 1,8 juta tahun lalu, teknologi tersebut diwariskan kepada Homo erectus. Pembuatan alat batu ini kemudian keluar dari Afrika dan dibawa oleh Homo erectus hingga ke pulau Jawa pada tahun 1,8 juta tahun lalu dan Cina utara sekitar 1,6 juta tahun lalu.
Menurut profesor Danielle Schreve dari Departemen Geografi Royal Holloway, penemuan ini sangat penting untuk membangun waktu dan rute penyebaran manusia purba ke wilayah Eropa. Analisis ini membuktikan bahwa serpihan tersebut merupakan salah satu artefak awal pertama dari Turki yang pernah tercatat. Alat batu manusia purba berada di dataran banjir dimana hominin awal pernah berkembang lebih dari satu juta tahun yang lalu.
Para arkeolog menggunakan presisi tinggi radioisotopic dan pengukuran palaeomagnetic dari aliran lava. Keduanya menghasilkan data sebelum dan sesudah pembentukan aliran sungai, hal ini juga membuktikan bahwa manusia purba yang ada diwilayah itu berkembang antara 1,24 juta hingga 1,17 juta tahun yang lalu. Sebelumnya, fosil hominin tertua di Turki Barat ditemukan pada tahun 2007 di Kocabas, tetapi penanggalan alat batu dan temuan lain tidak pasti.
Profesor Schreve mengatakan, serpihan itu sangat menarik, arkeolog telah mempelajari sedimen di tikungan berliku-liku dan mereka menemukan batu merah muda di permukaannya. Ketika Schreve membaliknya dan melihat lebih jelas, fitur ini sangat jelas menggambarkan artefak pemukul. Kerjasama dengan ahli geologi dan ahli sejarah, tim ini mampu menempatkan kronologi untuk menemukan sekaligus memberi cahaya baru perilaku manusia purba.
No comments:
Post a Comment