Setidaknya selama 15 tahun terakhir, sejarawan menyadari pentingnya isi naskah Laut Mati (Dead Sea Scroll) yang ditemukan di gua-gua Qumran. Naskah Laut Mati mulai terdengar ketika tulisan JM Allegro yang berjudul 'The Dead Sea Scrolls' tahun 1956, isinya sama sekali menceritakan literatur budaya yang termasuk didalamnya Perjanjian Lama dan ajaran sebelumnya. Kebanyakan penafsiran naskah digunakan untuk kepentingan sebuah sekte tertentu, dimana buku dan artikel yang ditulis digunakan untuk mengisi perpustakaan besar tapi tidak dapat diakses secara umum.
Saat ini, naskah Laut Mati telah terkumpul 981 teks yang ditemukan di Khirbet Qumran di Tepi Barat antara tahun 1946 dan 1956. Naskah-naskah kuno ditemukan didalam gua sekitar satu mil dari pantai barat Laut Mati. Sembilan gulungan naskah menyusul setelah Israel Antiquities Authority (IAA) menggali beberapa tempat pada tahun 2014, teks ini tersimpan dan belum dibuka selama enam dekade setelah penemuannya ditahun 1952.
Dikalangan sejarawan, naskah Laut Mati dianggap sangat penting dan merupakan bagian dari sejarah, agama, dan bahasa. Naskah ini termasuk teks paling awal yang kemudian dimasukkan dalam Alkitab Ibrani canon, Deuterokanonika dan naskah ekstra-Alkitab yang menyimpan bukti keragaman pemikiran keagamaan pada akhir Bait Suci Yudaisme Kedua.
Dibalik Penerjemahan Naskah Laut Mati
Naskah Laut Mati telah merevolusi sejarah tentang Perjanjian Lama dan telah mengungkap keberadaan Isa (Kristus) sebelum Yesus, tetapi buku yang diterbitkan sengaja menghilangkan karakter dirinya. Di sisi lain, kecenderungan reaksioner untuk meminimalkan pentingnya keyakinan mereka terlalu menekankan identitas yang tertulis dalam naskah dengan versi Kitab Suci. Sehingga secara tidak langsung pembaca terfokus pada tulisan sekte tertentu untuk memahami Perjanjian Baru.
Naskah Laut Mati berupa teks-teks berbahasa Ibrani, Aram, Yunani, dan Nabatea, berupa perkamen tetapi beberapa teks ditulis pada papirus dan perunggu. Naskah ini kemungkinan digunakan antara tahun 408 SM hingga 318 Masehi, koin perunggu yang ditemukan di situs bergambar John Hyrcanus (135-104 SM) dan berlanjut hingga memasuki periode peperangan pertama antara Yahudi dan Romawi tahun 66 hingga 73 M. Naskah yang ditemukan di Qumran mencakup seluruh Alkitab Ibrani, kecuali kitab Ester sekitar 1000 tahun lebih tua dari naskah kuno yang sebelumnya pernah ditemukan. Sejarawan dan arkeolog terus berusaha membuktikan bahwa naskah kuno Qumran tetap tidak berubah selama hampir 2000 tahun terakhir.
Naskah Laut Mati, naskah perang
Naskah Laut Mati secara tradisional ditulis sekte Yahudi kuno yang disebut Essenes, dimana pendapat ini ditentang dan teori lain menyebutkan bahwa naskah ditulis para imam Yerusalem, Zadok, atau kelompok Yahudi yang tidak diketahui. Tuduhan bahwa Vatikan menghalangi penerbitan naskah Laut Mati, Khususnya buku 'The Dead Sea Scrolls Deception' karya Michael Baigent dan Richard Leigh diterbitkan pada tahun 1990-an, menyatakan bahwa beberapa naskah dengan sengaja disimpan selama puluhan tahun untuk menutupi teori negatif tentang sejarah Keristen Awal.
Khususnya spekulasi Eisenman, kehidupan Isa sengaja dimitoskan Paulus, kemungkinan adalah seorang agen Romawi yang memalsukan pertobatannya dari Saulus guna menggerogoti pengaruh penyembahan mesianik anti Romawi diwilayah tersebut. Penerbitan terjemah naskah Laut Mati pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an telah mengurangi kredibilitas argumen, dimana kebanyakan ahli sekular maupun religius merasa bahwa dokumen ini lebih tertuju pada Yahudi, dan bukan Kristen.
Naskah Pseudepigrapha, komposisi agama non-Alkitab, dan Apocrypha yang dianggap non-alkitabiah oleh orang-orang Yahudi dan beberapa organisasi Kristen, tetapi diterima secara sekunder atau sepenuhnya kanonik oleh Gereja lain. Catatan ini diawetkan dan diturunkan dalam beberapa terjemahan bahasa, tetapi beberapa versi salinan mengalami tingkat perubahan ditangan juru bahasa dan penyalin, walaupun saat ini beberapa salinan tersedia dalam bahasa asli agar naskah kuno bisa diterjemahkan.
Beberapa naskah Laut Mati sudah mengalami kehancuran ataupun rusak sehingga tidak semua teks berhasil diidentifikasi. Naskah yang berhasil diidentifikasi terbagibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Pada abad pertama dan kedua para Rabbinik tidak diizinkan menulis tentang keagamaan untuk diturunkan kepada anak cucu Yahudi, kecuali jika sepenuhnya sesuai dengan ortodoksi meskipun beberapa diantaranya disimpan pihak Gereja. Tapi naskah Laut Mati tidak terpengaruh Kristen ataupun para Rabbinik Yudaisme, dan bukti yang tertulis didalamnya harus diterbitkan dan akan membuka sejarah baru. Tidak hanya aspek kepercayaan Yahudi tetapi juga seluruh sekte, pengajaran kuno, dan aspirasi komunitas antar perjanjian agama.
Beberapa catatan berbahasa Yunani yang ditemukan di gua 7 berisi ayat-ayat Injil Markus (4 fragmen), Kisah Para Rasul, Surat Roma, Surat 1 Timotius, dan Surat Yakobus, masing-masing 1 fragmen. Disebutkan sejarawan Alkitab, naskah Laut Mati dipenuhi berbagai teori konspirasi, salah satunya menduga bahwa naskah ini sama sekali rekaan dengan meletakkan kisah makhluk langit, ada pula tulisan tentang Nefilim yang terkait dengan Kitab Henokh.
Saat ini, naskah Laut Mati telah terkumpul 981 teks yang ditemukan di Khirbet Qumran di Tepi Barat antara tahun 1946 dan 1956. Naskah-naskah kuno ditemukan didalam gua sekitar satu mil dari pantai barat Laut Mati. Sembilan gulungan naskah menyusul setelah Israel Antiquities Authority (IAA) menggali beberapa tempat pada tahun 2014, teks ini tersimpan dan belum dibuka selama enam dekade setelah penemuannya ditahun 1952.
Dikalangan sejarawan, naskah Laut Mati dianggap sangat penting dan merupakan bagian dari sejarah, agama, dan bahasa. Naskah ini termasuk teks paling awal yang kemudian dimasukkan dalam Alkitab Ibrani canon, Deuterokanonika dan naskah ekstra-Alkitab yang menyimpan bukti keragaman pemikiran keagamaan pada akhir Bait Suci Yudaisme Kedua.
Dibalik Penerjemahan Naskah Laut Mati
Naskah Laut Mati telah merevolusi sejarah tentang Perjanjian Lama dan telah mengungkap keberadaan Isa (Kristus) sebelum Yesus, tetapi buku yang diterbitkan sengaja menghilangkan karakter dirinya. Di sisi lain, kecenderungan reaksioner untuk meminimalkan pentingnya keyakinan mereka terlalu menekankan identitas yang tertulis dalam naskah dengan versi Kitab Suci. Sehingga secara tidak langsung pembaca terfokus pada tulisan sekte tertentu untuk memahami Perjanjian Baru.
Naskah Laut Mati berupa teks-teks berbahasa Ibrani, Aram, Yunani, dan Nabatea, berupa perkamen tetapi beberapa teks ditulis pada papirus dan perunggu. Naskah ini kemungkinan digunakan antara tahun 408 SM hingga 318 Masehi, koin perunggu yang ditemukan di situs bergambar John Hyrcanus (135-104 SM) dan berlanjut hingga memasuki periode peperangan pertama antara Yahudi dan Romawi tahun 66 hingga 73 M. Naskah yang ditemukan di Qumran mencakup seluruh Alkitab Ibrani, kecuali kitab Ester sekitar 1000 tahun lebih tua dari naskah kuno yang sebelumnya pernah ditemukan. Sejarawan dan arkeolog terus berusaha membuktikan bahwa naskah kuno Qumran tetap tidak berubah selama hampir 2000 tahun terakhir.
Naskah Laut Mati, naskah perang
Naskah Laut Mati secara tradisional ditulis sekte Yahudi kuno yang disebut Essenes, dimana pendapat ini ditentang dan teori lain menyebutkan bahwa naskah ditulis para imam Yerusalem, Zadok, atau kelompok Yahudi yang tidak diketahui. Tuduhan bahwa Vatikan menghalangi penerbitan naskah Laut Mati, Khususnya buku 'The Dead Sea Scrolls Deception' karya Michael Baigent dan Richard Leigh diterbitkan pada tahun 1990-an, menyatakan bahwa beberapa naskah dengan sengaja disimpan selama puluhan tahun untuk menutupi teori negatif tentang sejarah Keristen Awal.
Khususnya spekulasi Eisenman, kehidupan Isa sengaja dimitoskan Paulus, kemungkinan adalah seorang agen Romawi yang memalsukan pertobatannya dari Saulus guna menggerogoti pengaruh penyembahan mesianik anti Romawi diwilayah tersebut. Penerbitan terjemah naskah Laut Mati pada akhir tahun 1990-an dan awal tahun 2000-an telah mengurangi kredibilitas argumen, dimana kebanyakan ahli sekular maupun religius merasa bahwa dokumen ini lebih tertuju pada Yahudi, dan bukan Kristen.
Naskah Pseudepigrapha, komposisi agama non-Alkitab, dan Apocrypha yang dianggap non-alkitabiah oleh orang-orang Yahudi dan beberapa organisasi Kristen, tetapi diterima secara sekunder atau sepenuhnya kanonik oleh Gereja lain. Catatan ini diawetkan dan diturunkan dalam beberapa terjemahan bahasa, tetapi beberapa versi salinan mengalami tingkat perubahan ditangan juru bahasa dan penyalin, walaupun saat ini beberapa salinan tersedia dalam bahasa asli agar naskah kuno bisa diterjemahkan.
Beberapa naskah Laut Mati sudah mengalami kehancuran ataupun rusak sehingga tidak semua teks berhasil diidentifikasi. Naskah yang berhasil diidentifikasi terbagibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
- Sekitar 40 persen merupakan salinan teks Alkitab Ibrani
- Sekitar 30 persen merupakan teks dari Bait Suci Periode Kedua, dan tidak dikanonisasi dalam Alkitab Ibrani seperti Kitab Henokh, Yobel, Kitab Tobit, Kebijaksanaan Sirakh, Mazmur 152-155.
- Sekitar 30 persen merupakan naskah sektarian sebelumnya yang tidak diketahui dokumen sejarah, menjelaskan aturan dan kepercayaan dari kelompok tertentu atau kelompok Yudaisme yang lebih besar.
Pada abad pertama dan kedua para Rabbinik tidak diizinkan menulis tentang keagamaan untuk diturunkan kepada anak cucu Yahudi, kecuali jika sepenuhnya sesuai dengan ortodoksi meskipun beberapa diantaranya disimpan pihak Gereja. Tapi naskah Laut Mati tidak terpengaruh Kristen ataupun para Rabbinik Yudaisme, dan bukti yang tertulis didalamnya harus diterbitkan dan akan membuka sejarah baru. Tidak hanya aspek kepercayaan Yahudi tetapi juga seluruh sekte, pengajaran kuno, dan aspirasi komunitas antar perjanjian agama.
Beberapa catatan berbahasa Yunani yang ditemukan di gua 7 berisi ayat-ayat Injil Markus (4 fragmen), Kisah Para Rasul, Surat Roma, Surat 1 Timotius, dan Surat Yakobus, masing-masing 1 fragmen. Disebutkan sejarawan Alkitab, naskah Laut Mati dipenuhi berbagai teori konspirasi, salah satunya menduga bahwa naskah ini sama sekali rekaan dengan meletakkan kisah makhluk langit, ada pula tulisan tentang Nefilim yang terkait dengan Kitab Henokh.
No comments:
Post a Comment