Arkeolog menemukan jejak gereja yang diduga jadi makam Richard III.
Pencarian akan keberadaan makam Raja Inggris, Richard III, di Leicester mulai memperlihatkan jejaknya. Para arkeolog menemukan sejumlah jejak adanya gereja yang menjadi lokasi dimakamkannya Richard III, yang terkubur di sebuah tempat parkir.
Arkeolog dari Universitas Leicester mengumumkan bahwa ekskavasi yang mereka lakukan di lapangan parkir Dewan Kota memperlihatkan adanya ragam hias di jendela (window tracery) dari abad pertengahan, fragmen ubin yang dipoles, dan sisa genteng dari abad pertengahan.
Temuan dengan materi bernilai tinggi ini menjadi indikasi bahwa arkeolog telah melakukan ekskavasi di sekitar gereja Greyfriar. Lokasi inilah yang dipercaya menjadi persemayaman terakhir raja yang populer berkat naskah drama yang ditulis William Shakspeare ini.
"Sekarang, yang ingin kami katakan adalah kami telah menemukan Greyfriar dan mengungkap sejumlah petunjuk akan lokasi gereja," kata Richard Buckley, yang menjadi asisten pengarah di The University of Leicester Archaeological Service, seperti dikutip dari Livescience.
Richard III merupakan orang yang berkuasa di Inggris Raya pada 1483 - 1485. Kemudian, dia tewas di Pertempuran Medan Bosworth, yang merupakan salah satu pertempuran paling sengit kala perang Saudara War of the Roses berlangsung, antara House of Lancaster melawan House of York yang dipimpin Richard III.
Richard III merupakan raja Inggris terakhir yang tewas di medan perang. Shakspeare yang tertarik dengan karakternya kemudian membuat naskah drama tentang tragisnya kehidupan raja ini, 100 tahun setelah kematiannya.
Setelah kematiannya, Richard dibawa ke Leicester, dan dikubur di Franciscan Friary yang juga dikenal dengan sebutan Greyfriar. Namun, makam Richard III, juga gereja tempat dia dimakamkan, perlahan terlupakan.
Menariknya, terdapat sejumlah kisah yang menyebut tentang kematian penguasa terakhir House of York ini. Ada kisah yang menyebut tulang belulang Richard III dibuang ke Sungai Soar. "Sedangkan kisah lain, umumnya mendiskreditkannya, dengan menyebut makamnya digunakan untuk tempat minum kuda," kata Philippa Langley, anggota komunitas Richard III.
Sosok Richard III ini kemudian kembali terangkat setelah arkeolog Universitas Leicester menyebut bahwa di bawah Dewan Kota Leicester kemungkinan terkubur situs dari abad pertengahan. Para arkeolog kemudian menggunakan ground-penetrating radar untuk mencari lokasi terbaik melakukan ekskavasi.
Di minggu pertama, tim melakukan penggalian sedalam 30 meter dan menemukan apa yang mereka sebut lorong jalan (cloister walk) dan bagian persimpangan dari tembok gereja. Rencana berikutnya adalah menelusuri parit yang akan terhubung dengan gereja.
Tapi menurut Buckley, menemukan jenazah Richard III merupakan perjalanan yang masih panjang. Jika ditemukan, Richard III akan dipersemayamkan di Katedral Leicester. Jika tidak, Buckley pun menganggap hasil ekskavasi ini sangat bernilai.
"Kerja arkeologi yang telah dilakukan sejauh ini mengungkap lebih dalam mengenai area Greyfriar dari yang telah diketahui sebelumnya," tutur Buckley. "Untuk menghormati itu, apapun hasilnya, apakah kita menemukan Richard atau tidak, kerja ini sangat membantu dalam menceritakan sejarah kota Leicester."
No comments:
Post a Comment