Dalam buku yang diterbitkan Burkert "Ancient Mystery Cults" mengatakan bahwa, banyak mitos yang terkait dengan berbagai kegiatan suci yang berlangsung sebagai bagian dari ritual kuno Festival Anthesteria tersebut. Salah satunya memiliki keterlibatan langsung dengan peradaban Minoan Mycenaean periode Dionysus dan Araidne (istrinya).
Sejarah Ritual Kuno
Ariadne adalah putri Raja Minos dari Crete. Dia dikenal sebagai istri kedua Dionysus dan Theseus, penguasa pertama dari Attica. Penjelasan yang paling umum dalam hal ini bahwa Theseus menyatakan telah meninggalkan Ariadne di Naxos, dimana Dionysus kemudian menemukan Ariadne dan menikahinya. Sumber lain mengatakan bahwa Theseus harus memberikan Ariadne kepada Dionysus sepenuhnya sebagai istri Dewa, atau kondisional selama setiap malam (menjadi istri Dionysus hanya dimalam hari). Hal ini umumnya mengikuti tradisi lama sesuai dengan penyerahan istrinya 'Archon' kepada Dewa selama berada di Anthesteria.
Mitologi Yunani yang agak berbeda dari versi paling awal tentang pernikahan mereka dalam Odyssey. Dalam teks ini, Araidne berada di Hades setelah pembunuhannya oleh Artemis. Dionysus sebagai saksi yang menentang Araidne menikah dengan Theseus.
Ia telah mengemukakan bahwa Araidne awalnya seorang Dewi Crete, tetapi di abad ke 8 SM Araidne dianggap seorang putri manusia yang menjadi abadi melalui upaya Zeus ketika menulis Theogony Hesiod. Salah satu analisis dari pernikahan yang mempertimbangkan kemungkinan Araidne sebagai Dewi Tanaman di Minoan, juga menjelaskan bahwa hubungannya dengan Dionysus dimulai sebelum kedatangan Theseus sebagai pahlawan Mycenaean. Araidne melanggar sumpahnya pada Dionysus dengan Theseus. Oposisi antara Dewa dan Theseus telah didamaikan melalui dua festival Athena yang didirikan oleh Theseus, Festival Oschophoria dan Festival Anthesteria. Ini akan menjelaskan pernikahan suci di Anthesteria antara istri Archon dan Dionysus, ritual kuno yang menggambarkan kemarahan Dewa dan menciptakan berkah.
Festival Anthesteria Berdasarkan Ritual Kuno
Festival Anthesteria dirayakan saat kedatangan musim semi, terutama pesta bunga yang berlangsung selama tiga hari. Ritual kuno dan persembahan kepada Dewa yang membuat tempat suci Dionysus di Marsh, dan hanya dibuka selama festival. Seluruh penduduk bebas, wanita, pria, dan anak-anak, serta budak, berpartisipasi dalam festival. Bagi anak-anak bisa mulai berpartisipasi dalam ritual kuno pada usia 3 tahun, festival Anthesteria merupakan salah satu dari 4 peristiwa besar seumur hidup.
Festival Anthesteria dimulai saat matahari terbenam ketika hari pertama, yang disebut Pithoigia, dimulai dengan pembukaan anggur pertama dan korban pertama yang tersisa di tempat suci, sebuah ritual kuno yang diperuntukkan kepada Dewa Dionysus.
Hari kedua festival Anthesteria disebut Choes, termasuk kontes minum untuk semua peserta di mana setiap orang menerima guci anggur sambil duduk dan tenang di meja mereka sendiri. Bahkan anak-anak yang disertakan, tetapi memiliki takaran kendi kecil. Semua tempat-tempat suci lain telah ditutup, menutup akses ritual kuno dan pemujaan kepada dewa lainnya, dan tidak ada sumpah saat itu.
Roh-roh diizinkan keluar dari Hades dan dibiarkan berkeliaran diwilayah kota Athena, biasanya roh-roh ini dibatasi pada daerah dekat kuburan mereka. Kepercayaan ini pada awalnya karena mereka melihat roh Carians kuno yang mengatakan tentang legenda zaman dahulu di daerah tersebut, tetapi kemudian mereka melihat jiwa-jiwa orang yang sudah mati. Penduduk kemudian membuat ritual kuno dengan mengolesi pintu mereka berupa tulisan mantra dan mengunyah daun Buckthorn sebagai perlindungan. Karya seni pada vas menunjukkan budaya bertopeng sebagai suatu kegiatan, meskipun itu bukan bagian dari festival Anthesteria. Festival diakhiri dengan mengenakan karangan bunga sebagai upacara ritual kuno, kembali ke tempat suci pengorbanan.
Chytroi merupakan hari ketiga dan bagian terakhir dari Festival Anthesteria, dimulai saat matahari terbenam sebagai tujuan Choes. Istri dari Basileus Archon (penguasa Athena) menjadi Ariadne yang menjadi istri Dionysus, dan memiliki perkawinan dengan Dewa dalam Agora. Penyatuan ini mungkin (secara harfiah) dengan Herm atau orang bertopeng, tetapi sebagian besar tugas suci seorang Ratu adalah rahasia dan dengan tegas tidak dibahas secara umum (walaupun dalam artefak yang ada). Pada siang hari anak-anak meramaikan ritual kuno dan kontes yang berlangsung. Kegiatan ritual kuno ini diantaranya membuat Sup Kental, campuran yang dimasak dengan gandum dan madu. Pemberian sup ditujukan kepada Hermes Chthonios, untuk orang yang sudah meninggal, dan beberapa dimakan oleh peserta. Hermes adalah panduan jiwa dan korban yang menjamin bantuan dalam mengembalikan jiwa ke tempat yang tepat di Hades.
Festival Anthesteria sebagai awal baru dan metode yang memperkuat identifikasi seseorang sebagai warga Athena melalui ritual kuno.
Tak satu pun dari kegiatan sehari-hari (termasuk bisnis, ritual kuno lain dan penyembahan Dewa Yunani) diijinkan. Sebaliknya,.. ancaman roh, ritual kuno kepada Dewa Dionysus, dan pesta pora yang memabukkan akan mengakhiri semua kehidupan normal. Kegiatan festival Anthesteria menjangkau tingakatan (kasta) tertinggi dan terendah warga Athena. Penguasa dan istrinya, anak-anak dan budak. Ritual kuno dalam festival Anthesteria mungkin lebih diarahkan kepada orang umum daripada bangsawan waktu itu.
No comments:
Post a Comment