Alkitab adalah kitab suci umat Kristen Protestan maupun Katolik. Isi dari Alkitab itu sendiri merupakan apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan manusia. Penjelasan tentang Allah dan kebenaran-Nya terdapat pada kitab Perjanjian Lama. Sedangkan manusia dan keberadaannya terdapat dalam kitab Perjanjian Baru.
Pengelompokan kitab suci dibagi atas dua, yaitu:
Kitab Suci Perjanjian Lama
Berisi 39 kitab mulai dari kitab Kejadian – Maleakhi. Kitab Perjanjian Lama lebih mengarah pada pembahasan arti bersyukur dalam Alkitab dalam karya Allah untuk menyiapkan kedatangan Tuhan bagi bangsa Israel. Hal ini terlihat jelas dalam kitab Kejadian dan Yesaya.
Kitab Suci Perjanjian Baru
Berisi 27 kitab mulai dari kitab Matius – Wahyu. Kitab Perjanjian Baru lebih mengarah pada karya-karya atau mukjizat yang dilakukan oleh Yesus Kristus. Mukjizat ini pun terlihat nyata dan disaksikan oleh sebagian orang. Hal ini bisa dilihat dalam Kitab Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), Sejarah (Kisah Para Rasul), Surat-Surat Paulus (Roma – Filemon), Surat-Surat Umum (Ibrani – Yudas), dan Ramalan (Wahyu)
Siapakah yang Menulis Alkitab?
Alkitab tidak dituliskan oleh Allah. Namun, Allah yang menafaskan Alkitab hingga bisa ada dan dimengerti seperti sekarang ini. Allah menuntun dan mengilhami manusia untuk menuliskan isi dari Alkitab. Secara manusiawi, Alkitab telah dituliskan banyak kejadian yang kita kenal sebagai Paskah kurang lebih oleh 40 orang. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Sehingga terdapat sebuah persepsi yang berbeda dalam penulisan Alkitab.
Walaupun dituliskan oleh penulis dari latar belakang yang berbeda-beda, namun isi dari Alkitab tersebut tak ada yang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka tetap menjaga eksistensi Tuhan Yesus dan memproklamirkan bahwa hanya ada Allah yang satu dan Esa. Tidak semua kitab menyebutkan secara spesifik siapa nama penulisnya. Berikut adalah nama penulis Alkitab dan Kitab yang ditulisnya, antara lain:
Musa (1400 SM) – Menuliskan kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, dan Ayub
Yosua (1350 SM) – Yosua
Samuel / Natan / Gad (1000-900 SM) – Kitab Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, dan 2 Samuel
Salomo (900 SM) – Kitab Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung
Yoel (850 SM) – Kitab Yoel
Amos (750 SM) – Kitab Amos
Hosea (750 SM) – Kitab Hosea
Yesaya (700 SM) – Kitab Yesaya
Yunus (700 SM) – Kitba Yunus
Mikha (700 SM) – Kitab Mikha
Zefanya (650 SM) – Kitab Zefanya
Yeremia (600 SM) – Kitab Yeremia dan Ratapan
Obaja (600 SM) – Kitab Obaja
Habakuk (600 SM) – Kitab Habakuk
Yeremia (600 SM) – Kitab 1 Raja-Raja dan 2 Raja-Raja
Yehezkiel (550 SM) – Kitab Yehezkiel
Daniel (550 SM) – Kitab Daniel
Hagai (520 SM) – Kitab Hagai
Zakharia (500 SM) – Kitab Zakharia
Ezra (450 SM) – Kitab 1 Tawarikh, 2 Tawarikh, Ezra, dan Nehemia
Maleakhi (430 SM) – Kitab Maleakhi
Daud dan beberapa penulis lainnya (1000 SM – 400 SM) – Kitab Mazmur
Mordekhai (400 SM) – Kitab Ester
Yohanes (90 M) – Kitab Yohanes, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Wahyu
Paulus, Lukas, Barnabas, atau Apolos (65 M) – Kitab Ibrani
Lukas (65 M) – Kitab Kisah Para Rasul
Petrus (60 M) – Kitab 1 Petrus dan 2 Petrus
Yudas (60 M) – Kitab Yudas
Lukas (60 M) – Kitab Lukas
Matius (55 M) – Kitab Matius
Paulus (70 M – 50 M) – Kitab Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Efesus, Galatia, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, Filipi, Titus, Filemon, 1 Timotius, dan 2 Timotius
Markus (50 M) – Kitab Markus
Yakobus (45 M) – Kitab Yakobus
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak langsung ada sekaligus. Isi dari Alkitab itu sendiri sangatlah banyak, sehingga makna Paskah masih belum dikenal karena membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunannya. Dari daftar orang yang menulis Alkitab di atas, dapat kita lihat pembuatannya selama beribu-ribu tahun. Mulai dari tahun 1400 SM hingga 45 M. Agar menjadi suatu kitab yang utuh, maka diadakanlah Kanonisasi. (Baca juga: Allah Tritunggal)
Perkembangan Kanon Dalam Penyusun Alkitab
Kanon ini sendiri juga termasuk dalam sejarah penulisan Alkitab. Kanon berasal dari Bahasa Ibrani “qaneh” yang berarti “batang gelagah”. Pada tahun berikutnya, “qaneh” ini sendiri mengandung beberapa arti yaitu tukang batu, tukang kayu, dan tongkat pengukur. Namun, orang pada zaman sekarang lebih menyebutnya sebagai pedoman ataupun norma dalam menjalankan hidup. (Baca juga: Gereja Terbesar di Dunia) Beberapa kanon yang ada dalam sejarah penulisan Alkitab, antara lain:
1. Kanon Yunani
Pada masa ini, Alkitab yang digunakan ialah Alkitab Perjanjian Lama yang didalamnya tekandung makna doa Bapa Kami. Isi dari Alkitab pun masih dalam Bahasa Yunani yang disebut denganSeptuaginta. Kitab ini dipakai oleh orang Yahudi dan orang-orang yang tinggal di luar Palestina. Penerjemahan dari Bahasa Ibrani ke Bahasa Yunani terjadi pada abad ke 3 SM – 2 SM. Kitab Suci pada kanon ini diterjemahkan oleh 70 orang Yahudi.
Pada masa itu, para nabi diperintahkan untuk menerjemahkan Alkitab yang dituliskan pada tahun 1400 SM – 400 SM. Proses penerjemahan Alkitab dilakukan secara terpisah. Setiap nabi menerjemahkan isi Alkitab di negara tempat tinggalnya masing-masing. Sehingga penyusunan kalimatnya 50% bisa berbeda. Namun, fakta uniknya adalah hasil terjemahannya sama persis bahkan tanda titik dan komanya. (Baca juga: Peran Gereja Dalam Masyarakat)
Dalam Kanon Yunani, terdapat 4 kelompok susunan, yaitu:
Taurat Tuhan, terdapat dalam kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan
Kitab-kitab sejarah, yaitu kitab Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 Raja-Raja, 2 Raja-Raja, 1 Samuel, 2 Samuel, Ezra, Nehemia, Ester, 1 Tawarikh, dan 2 Tawarikh
Sastra, terdapat dalam kitab Mazmur, Ayub, Pengkotbah, Mazmur, dan Kidung Agung
Kitab-kitab nubuat, yaitu Yesaya, Ratapan, Yehezkiel, Yeremia, Daniel, Yoel, Amos, Hosea, Obaja, Yunus, Mikha, Hagai, Zakharia, Maleakhi, dan Zefanya
2. Kanon Yahudi
Pada tahun 90 M – 100 M, orang Yahudi menggunakan kanon kitab suci untuk pertama kalinya. Kanonisasi dilakukan oleh seorang nabi berdarah Farisi di Yamnia. Pengelompokan yang ada pada masa kanon Yahudi juga dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Antara lain:
Taurat Tuhan, terdapat pada kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan
Nabi-nabi terdahulu, yaitu Yosua, Hakim-Hakim, Raja-Raja, Samuel, Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel
Kitab-kitab, yaitu Mazmur, Amsal, Ayub, Rut, Ratapan, Kidung Agung, Ester, Daniel, Pengkotbah, Daniel, Ezra, Nehemia, dan Tawarikh
3. Kanon Deuterokanonika
Selain Bahasa Ibrani dan Yunani, Alkitab juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Pada abad ke 4 M, diadakan pembaruan Alkitab dari bahasa Yunani ke bahasa Latin. Beberapa isi Alkitab pada masa ini diragukan bukan merupakan sabda Tuhan. Namun, isi yang berhasil diterjemahkan pada tahun 400 SM – 100 SM dianggap baik oleh kebanyakan pemuka agama. (Baca juga: Sejarah Gereja)
Pada kanon ini, para uskup didorong untuk melakukan konsili untuk menetapkan jumlah Alkitab secara pasti. Keputusan mengenai kanon agama Katolik terjadi pada Konsili Trente melalui sebuah dekrit De Canonic is Scripturis. Pada keputusan tersebut, ditetapkanlah isi Alkitab yaitu 39 Perjanjian Lama da 27 Perjanjian Baru.
5. Kanon Protestan
Kanon ini mengakui 27 kitab Perjanjian Baru yang diakui oleh agama Katolik. Namun, tidak mengakui kitab-kitab pada Deuterokanonika. Namun, kitab tersebut masih tetap berguna dan masih baik untuk dibaca sebagai bahan perenungan. Gereja Anglikan merupakan satu-satunya yang masih sering menggunakan Deuterokanonika.
No comments:
Post a Comment