Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah. Allah menjanjikan Mesias setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3). Kemudian Allah menegaskan bahwa Mesias akan datang melalui jalur Abraham, Ishak dan Yakub (Kejadian 12:1-3). Yesus Kristus adalah penyebab utama mengapa Allah memilih Israel menjadi umat pilihanNya.
Karena Raja Salomo tidak berpegang teguh pada Tuhan dengan membiarkan penyembahan berhala merusak Israel sehingga menyebabkan Kerajaan Israel terpecah menjadi 2 yaitu, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) dan Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) pada tahun 930 SM.
Keruntuhan Kerajaan Israel (722 SM)
Berikut adalah beberapa raja terakhir yang memimpin Israel sebelum Kerajaan Israel mengalami kehancuran:
Yehu bin Yosafat bin Nimsi, Raja Israel (2 Raja-Raja 9-10)
Yehu menjadi Raja Israel ketika kondisi Israel sangat rusak dibawah kendali Izebel, Ahab, dan Ibu Raja Yehoram. Mereka membunuh nabi-nabi Allah, menyembah berhala dan merusak moral Bangsa Israel dengan percabulan dan sihir (2 Raja-Raja 9:22).Yehu mengawali masa pemerintahannya dengan melakukan apa yang benar dimata Tuhan dan berbuat tepat seperti yang Tuhan inginkan yaitu memusnahkan keturunan Ahab dan menghapus penyembahaan berhala (2 Raja-Raja 10:30). Namun, kebaikan diawal hidupnya menjadi sia-sia karena dirusak oleh dosa. Yehu tidak setia kepada Tuhan dengan segenap hatinya yang membuat ia melenceng dari jalan Tuhan diakhir hidupnya.
Yoahas bin Yehu, Raja Israel (2 Raja-Raja 13:1-9)
Setelah Yehu meninggal, Yoahas, anak Yehu memimpin Kerajaan Israel di Samaria dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, Tuhan pun murka terhadap Israel. Lalu Tuhan membiarkan Bangsa Israel dijajah oleh Hazael, Raja Aram. Sehingga Yoahas meminta belas kasihan dari Tuhan, Tuhan pun mengabulkan permintaan Yoahas karena melihat Bangsa Israel sangat tertindas. Sehingga Bangsa Israel berhasil lepas dari Bangsa Aram dan bersembunyi. Tetapi Bangsa Israel tetap hidup dalam dosa hingga Raja Yoahas meninggal dibunuh dan digantikan oleh anaknya, Yoas.
Yoas bin Yoahas, Raja Israel (2 Raja-Raja 13:10-25)
Yoas, anak Yoahas juga memimpin Kerajaan Israel sama seperti ayahnya yaitu melakukan yang jahat di mata Tuhan. Hingga suatu ketika, Bangsa Israel lelah bersembunyi dan ingin merebut kembali wilayah mereka dari Bangsa Aram. Yoas pun meminta bantuan Nabi Elisa, lalu Nabi Elisa menyuruh Yoas untuk memanahkan anak panah ke timur sebagai tanda kemenangan dari pada Tuhan dan kemenangan bangsa Israel terhadap Aram. Kemudian Elisa menyuruh Yoas mengambil panah tersebut dan menyuruh memukulkan ke tanah. Namun Yoas hanya memukul 3 kali, Elisa berharap Yoas bisa memukul lebih banyak sebagai simbol mengalahkan Aram hingga lenyap. Kemudian Hazael, Raja Aram pun meninggal dan digantikan oleh anaknya Benhadad. Hingga akhirnya, Yoas berhasil mengalahkan Bangsa Aram 3 kali dan merebut kembali kota yang telah di ambil Bangsa Aram.
Yerobeam bin Yoas, Raja Israel (2 Raja-Raja 14:23-29)
Yerobeam bin Yoas menjadi raja Israel setelah Yoas, ayahnya meninggal, ia melakukan yang jahat dimata Tuhan serta tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga bangsa Israel kembali menyembah berhala. Namun Bangsa Israel menjadi lebih baik karena Tuhan menolong Bangsa Israel melalui Yerobeam. Yerobeam pun meninggal lalu digantikan oleh Zakharia, anaknya.
Zakharia bin Yerobeam, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:8-12)
Zakharia bin Yerobeam menjadi Raja Israel, namun ia tetap melakukan apa yang jahat dimata Tuhan, ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga Bangsa Israel tetap jatuh dalam dosa. Zakharia pun dibunuh oleh Salum bin Yabesh di Yibleam. Salum bin Yabesh menjadi Raja Israel setelah membunuh Zakharia bin Yerobeam.
Salum bin Yabesy, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:13-16)
Salum memimpin Israel sebulan lamanya, kemudian ia dibunuh oleh Menahem bin Gadi dari Tirza. Lalu Menahem yang menjadi raja Israel menggantikan Salum
Menahem bin Gadi, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:17-22)
Menahem menjadi raja Israel dan ia melakukan yang jahat dimata Tuhan sepanjang umurnya. Serta ia juga tidak menjauhkan bukit pengorbanan sehingga Bangsa Israel tetap menyembah berhala. Pul, Raja Asyur datang menyerang Israel. Lalu Menahem memberi 1.000 talenta dari uang rakyat kepada Pul. Kemudian Pul pun kembali ke negerinya. Menahem pun meninggal setelah memimpin sepuluh tahun lamanya.
Pekahya bin Menahem, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:23-26)
Pekahya anak Menahem menjadi raja Israel setelah ayahnya meninggal, ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Ia pun tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sama seperti raja-raja sebelumnya. Kemudian ia dibunuh oleh perwiranya, Pekah bin Remalya dibantu oleh Argob, Arye dan lima puluh orang dari Bani Gilead. Pekah bin Remalya menjadi raja Israel setelah membunuh Pekahya.
Pekah bin Remalya, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:27-31)
Pekah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan dan tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan selama menjadi Raja Israel. Pada zaman kepemimpinan Pekah banyak wilayah Israel yang direbut oleh Bangsa Asyur yang dipimpin oleh Tiglat-Pileser. Kemudian Pekah dibunuh oleh Hosea bin Ela, dan Hosea menggantikannya menjadi raja Israel.
Hosea bin Ela, Raja Israel (2 Raja-Raja 17:1-6)
Hosea bin Ela merupakan raja Israel terakhir sebelum Kerajaan Israel runtuh. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan namun lebih baik dari raja sebelumnya. Salmaneser, Raja Asyur melawan Hosea dab Hosea kalah sehingga takluk kepadanya. Hosea pun menjadi bergabung dengan kekuatan Mesir. Padahal Mesir merupakan bangsa yang dahulu menjajah Israel.
Bangsa Israel telah melupakan kasih karunia Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari Mesir. Bangsa Israel justru melakukan hal yang jahat di mata Tuhan yaitu mendirikan banyak bukit-bukit pengorbanan dan menyembah berhala. Tuhan telah menegur Bangsa Israel namun mereka tetap tidak mendengarkan. Bangsa Israel menjadi tidak percaya Tuhan dan mempercayai tuhan lain menurut nenek moyang mereka. Mereka bergaya hidup mengikuti bangsa-bangsa disekeliling mereka yang tidak benar dan menolak nabi-nabi yang diutus Tuhan. Mereka juga mengorbankan anak mereka dibukit pengorbanan. Bangsa Israel meninggalkan segala perintah Tuhan. Sehingga Tuhan sakit hati dan murka terhadap Bangsa Israel. Tuhan pun menindas mereka dan menyerahkan Bangsa Israel ketangan perampok-perampok serta menghapus Israel dari keturunan Daud. Bangsa Israel mengangkat Yerobeam bin Nebat menjadi raja, tetapi Yerobeam justru mengakibatkan Bangsa Israel semakin jatuh dalam dosa. Orang Israel diangkut dari tanahnya ke Asyur dan menjadi budak.
Keruntuhan Kerajaan Yehuda (586 SM)
Berikut adalah beberapa raja terakhir yang memimpin Yehuda sebelum Kerajaan Yehuda mengalami kehancuran :
Yoas bin Ahazia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 11-12)
Yoas menjadi Raja Yehuda tidaklah mudah, ia hampir dibunuh oleh neneknya sendiri, Atalya yang dendam karena anaknya sekaligus ayah Yoas, Ahazia dibunuh oleh Yehu, Raja Israel. Atalya ingin memusnahkan keturunan Daud, termasuk cucunya sendiri. Namun Tuhan menggerakkan hati Yoseba, istri imam besar Yoyada untuk menyembunyikan Yoas bin Ahazia agar tidak dibunuh. Atalya pun akhirnya dihukum mati oleh Bangsa Yehuda dan Yoas bin Ahazia menjadi raja Yehuda.
Yoas bin Ahazia mengawali masa kepemimpinannya sebagai raja Yehuda dengan baik, ia merenovasi rumah Tuhan. Namun sayangnya Yoas tidak menjauhkan bukit penyembahan berhala sehingga bangsa Yehuda kembali terjerumus ke dalam penyembahan berhala. Ketika Yesus mengutus para nabi untuk menegurnya, ia dan para pemimpin Yehuda tidak mau mendengarkan. Yoas bahkan membunuh Zakharia, anak Yoyada, ketika ia berusaha mengingatkan Yoas akan kesalahannya. Hidup Yoas pun berakhir dengan pemberontakan para pegawainya dan ia dibunuh. Meski ia mengawali hidupnya sebagai raja dengan baik, namun ia mengakhirinya dengan tidak baik. Ia merenovasi rumah Tuhan, tetapi ia tidak merenovasi hati dan hidupnya.
Amazia bin Yoas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 14:1-22)
Amazia bin Yoas menjadi raja Yehuda setelah Yoas, ayahnya meninggal. Ia melakukan yang benar dimata Tuhan, namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga Bangsa Yehuda masih menyembah berhala. Amazia pun membunuh semua pegawai yang telah membunuh ayahnya, Yoas. Hingga suatu saat, Amazia menjadi tinggi hati karena merasa hebat sebab ia telah berhasil mengalahkan Bangsa Edom, sepuluh ribu orang. Sehingga Amazia pun mengajak Yoas bin Yoahas, Raja Israel untuk mengadu kekuatan. Karena dipaksa terus-terusan oleh Amazia, Yoas pun melawan Amazia dan karena kesombongannya Amazia kalah. Semua kekayaan Bangsa Yehuda diambil oleh Yoas bin Yoahas, raja Israel
Azarya bin Amazia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 15:1-7)
Azarya bin Amazia menjadi Raja Yehuda setelah Amazia, ayahnya meninggal. Azarya melakukan yang hal yang benar di mata Tuhan, namun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan sehingga Bangsa Yehuda masih menyembah berhala. Tuhan pun murka lalu menjatuhkan “tulah” pada raja yaitu Azarya menjadi kusta sampai ia meninggal sehingga Azarya harus tinggal di rumah pengasingan. Yotam, anak Azarya yang menggantikan kepemimpinan ayahnya.
Yotam bin Azarya, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 15:32-38)
Yotam bin Azarya melakukan apa yang benar dimata Tuhan selama memimpin Yehuda, namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sama seperti raja-raja sebelumnya. Pada zaman kepemimpinan Yotam, Yehuda diserang Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja Israel atas seizin Tuhan. Yotam pun meninggal dan dikubur di kota Daud, bapa leluhurnya. Ahas anaknya menggantikannya menjadi raja.
Ahas bin Yotam, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 16)
Ahas bin Yotam menjadi raja Yehuda dengan tidak melakukan apa yang benar dimata Tuhan. Ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan justru ikut mempersembahkan anaknya dibukit tersebut. Ahas tidak mudah dikalahkan musuh saat berperang karena Tuhan selalu menolong dan menjaga Kerajaan Yehuda. Tetapi Ahas tidak bersyukur dan justru meminta pertolongan kepada Raja Asyur, Tiglat-Pileser bukan kepada Tuhan. Ahas mengambil perak dan emas dari rumah Tuhan dan diberikan kepada Raja Asyur sehingga Raja Asyur pun setuju membantu. Ahas kelihatannya melayani Tuhan, tetapi sebenarnya ia melakukan hal tersebut untuk keuntungannya sendiri. Ia banyak menentang peraturan Tuhan. Ahas menggantikan Tuhan dengan berhala, raja Asyur dan dirinya sendiri.
Hizkia bin Ahas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 18-20)
Hizkia menjadi raja Yehuda setelah Ahas, ayahnya meninggal. Hizkia adalah seorang raja yang saleh dan punya hubungan dekat dengan Tuhan. Hizkia dikenal selalu taat pada perintah Tuhan sehingga dikatakan bahwa tidak ada lagi yang sama seperti dia diantara raja-raja Yehuda (2 Raja-Raja 18:5-6). Sayangnya ditengah kelimpahan berkat Tuhan yang selalu menyertainya. Hizkia menjadi sombong dengan memamerkan segala kekayaannya kepada raja-raja lain. Padahal Raja Hizkia mengidap penyakit terminal (penyakit yang mematikan), namun Tuhan berbaik hati dan memperpanjang umur Hizkia 15 tahun. Hizkia telah menyia-nyiakan hidupnya.
Manasye, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 21:1-18)
Manasye menjadi raja Yehuda setelah Hizkia, ayahnya meninggal. Ia masih berumur 12 tahun saat menjadi raja dan ia melakukan yang jahat dimata Tuhan. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan ayahnya, membangun mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, Raja Israel, dan mempersembahkan anaknya dan dimanfaatkan untuk melakukan ramal dan memanggil roh. Perbuatan Manasye menimbulkan sakit hati Tuhan sehingga Tuhan menggerakkan tentara Asyur untuk menyerang Kerajaan Yehuda serta menangkap, membelenggu dan membawa Raja Manasye sebagai tawanan ke Babel. Setelah menyadari kesalahannya, Raja Manasye bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Tuhan mengampuni dan memulihkan kedudukan Manasye sebagai Raja Yehuda
Amon bin Manasye, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 21:19-26)
Amon bin Manasye menjadi raja setelah ayahnya, Manasye meninggal. Ia melakukan yang jahat dimata Tuhan dengan menyembah berhala dan tidak taat serta setia pada Tuhan seperti yang ayahnya lakukan. Pegawai-pegawai Amon ingin membunuhnya, namun rakyat Yehuda membunuh semua pegawai yang ingin membunuh Amon dan mengangkat Yosia, anaknya menjadi Raja Yehuda
Yosia bin Amon, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 22-23)
Yosia menjadi Raja Yehuda saat berumur 8 tahun. Ia melakukan apa yang benar dimata Tuhan dan dapat dikatakan ia adalah raja baik terakhir di Yehuda. Yosia menghapuskan penyembahan berhala dan memperbaiki Bait Allah. Saat sedang berlangsung perbaikan Bait Allah, imam besar Hilkia menemukan Kitab Taurat yang selama itu telah hilang. Hilkia dan Yosia membaca kitab tersebut dan mengetahu bahwa Tuhan telah murka kepada Bangsa Yehuda karena selama ini telah berbuat menyimpang dari jalan Tuhan. Yosia memerintahkan Hilkia untuk mencari tahu apa yang akan Tuhan lakukan pada mereka. Lalu Hilkia pergi menemui Hulda, seorang nabiah. Dan Hulda menyampaikan pesan dari Tuhan kepada Hilkia untuk Yosia, yaitu “Yerusalem dan semua rakyatnya akan dihukum sebab mereka telah menyembah berhala dan negeri itu telah dipenuhi dengan kejahatan. Tetapi karena engkau, Yosia, telah melakukan apa yang baik dimata Tuhan, hukuman ini tidak akan datang sampai saat kematianmu.”. Yosia meninggal diusia 39 tahun.
Yoahas bin Yosia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 23:31-35)
Yoahas bin Yosia diangkat menjadi Raja Yehuda selama 3 bulan setelah ayahnya, Yosia meninggal. Ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Ia dikurung oleh Firaun Nekho di Ribla, supaya Yoahas tidak memerintah di Yehuda. Yoahas pun meninggal di Mesir. Firaun Nekho mengangkat Elyakim, anak Yoahas menjadi Raja Yehuda dan mengganti namanya menjadi Yoyakim bin Yoahas.
Yoyakim bin Yoahas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 23:36 – 24:7)
Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata Tuhan selama menjadi raja Yehuda. Dalam masa pemerintahannya, Bangsa Yehuda berperang melawan Nebukadnezar, Raja Babel. Yoyakim takluk pada raja Nebukadnezar selama 3 tahun, namun Yoyakim akhirnya memberontak padanya. Tuhan menyuruh orang Kasdim, Aram, Moab, bani Amon untuk melawan Yoyakim dan membinasahkan Bangsa Yehuda karena dosa mereka yang bergitu besar. Nebukadnesar, Raja Babel telah berhasil merebut Yehuda.
Yoyakhin, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 24:8-17)
Yoyakhin bin Yoyakim menjadi raja Yehuda setelah ayahnya, Yoyakim meninggal. Ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan sama seperti ayahnya. Raja Babel menangkap Yoyakhin, ia merampas segala kekayaan Kerajaan Yehuda. Nebukadnesar mengangkut seluruh penduduk Yerusalem termasuk Yoyakhin ke dalam pembuangan di Babel, tidak ada yang tersisa kecuali rakyat yang lemah. Kemudian Nebukadnezar, Raja Babel mengangkat paman Yoyakhin menjadi raja Yehuda dan mengganti namanya menjadi Zedekia.
13. Zedekia, Raja Yehuda dan Runtuhnya Kerajaan Yehuda (2 Raja-Raja 24:18 -25:30)
Zedekia memerintah Yehuda dengan melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Maka Tuhan pun murka dengan mengizinkan Nebukadnezar, Raja Babel dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia mendirikan tembok raksasa disekeliling Yerusalem sehingga Yerusalem terkepung. Bangsa Yehuda sangat menderita dengan kelaparan yang terjadi. Bangsa Yehuda pun merobohkan tembok kota itu lalu melarikan diri menuju Araba-Yordan. Namun Raja Zedekia berhasil ditangkap oleh tentara Babel saat melarikan diri. Anak-anak Zedekia disembelih di depan Zedekia, mata Zedekia dibutakan dan dia dibelenggu dengan rantai tembaga lalu dibawa ke Babel. Lalu Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Babel pergi ke Yerusalem. Ia membakar semua rumah termasuk rumah Tuhan serta merobohkan tembok disekeliling kota Yerusalem dibantu oleh tentara Kasdim. Rakyat yang tersisa diangkut dan dijadikan budak di Babel. Hanya beberapa orang miskin yang ditinggalkan di Yerusalem.
Dari rakyat yang masih tinggal di tanah Yehuda, mereka mengangkat Gedalya bin Ahikam bin menjadi Gubernur namun tidak lama kemudian ia bunuh oleh Netanya bin Elisama dan 10 orang yang bersama dia
Raja Babel pun telah berganti menjadi Raja Ewil-Merodakh, Raja Ewil menunjukkan belas kasihan kepada Zedekia. Ia pun membebaskan Zedekia dan memberi kedudukan kepadanya di Babel.
Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda telah membuat Allah murka dengan segala kejahatan yang mereka lakukan, sehingga Allah membiarkan Kerajaan Israel dan Yehuda mengalami kehancuran. Selain itu, Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda banyak dipimpin oleh raja yang jahat. Dan raja yang baik pun juga pada akhirnya memiliki cacat cela yang membuat kita sadar bahwa tidak ada raja yang sempurna kecuali Tuhan Yesus.
Karena Raja Salomo tidak berpegang teguh pada Tuhan dengan membiarkan penyembahan berhala merusak Israel sehingga menyebabkan Kerajaan Israel terpecah menjadi 2 yaitu, Kerajaan Israel (Kerajaan Utara) dan Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan) pada tahun 930 SM.
Keruntuhan Kerajaan Israel (722 SM)
Berikut adalah beberapa raja terakhir yang memimpin Israel sebelum Kerajaan Israel mengalami kehancuran:
Yehu bin Yosafat bin Nimsi, Raja Israel (2 Raja-Raja 9-10)
Yehu menjadi Raja Israel ketika kondisi Israel sangat rusak dibawah kendali Izebel, Ahab, dan Ibu Raja Yehoram. Mereka membunuh nabi-nabi Allah, menyembah berhala dan merusak moral Bangsa Israel dengan percabulan dan sihir (2 Raja-Raja 9:22).Yehu mengawali masa pemerintahannya dengan melakukan apa yang benar dimata Tuhan dan berbuat tepat seperti yang Tuhan inginkan yaitu memusnahkan keturunan Ahab dan menghapus penyembahaan berhala (2 Raja-Raja 10:30). Namun, kebaikan diawal hidupnya menjadi sia-sia karena dirusak oleh dosa. Yehu tidak setia kepada Tuhan dengan segenap hatinya yang membuat ia melenceng dari jalan Tuhan diakhir hidupnya.
Yoahas bin Yehu, Raja Israel (2 Raja-Raja 13:1-9)
Setelah Yehu meninggal, Yoahas, anak Yehu memimpin Kerajaan Israel di Samaria dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, Tuhan pun murka terhadap Israel. Lalu Tuhan membiarkan Bangsa Israel dijajah oleh Hazael, Raja Aram. Sehingga Yoahas meminta belas kasihan dari Tuhan, Tuhan pun mengabulkan permintaan Yoahas karena melihat Bangsa Israel sangat tertindas. Sehingga Bangsa Israel berhasil lepas dari Bangsa Aram dan bersembunyi. Tetapi Bangsa Israel tetap hidup dalam dosa hingga Raja Yoahas meninggal dibunuh dan digantikan oleh anaknya, Yoas.
Yoas bin Yoahas, Raja Israel (2 Raja-Raja 13:10-25)
Yoas, anak Yoahas juga memimpin Kerajaan Israel sama seperti ayahnya yaitu melakukan yang jahat di mata Tuhan. Hingga suatu ketika, Bangsa Israel lelah bersembunyi dan ingin merebut kembali wilayah mereka dari Bangsa Aram. Yoas pun meminta bantuan Nabi Elisa, lalu Nabi Elisa menyuruh Yoas untuk memanahkan anak panah ke timur sebagai tanda kemenangan dari pada Tuhan dan kemenangan bangsa Israel terhadap Aram. Kemudian Elisa menyuruh Yoas mengambil panah tersebut dan menyuruh memukulkan ke tanah. Namun Yoas hanya memukul 3 kali, Elisa berharap Yoas bisa memukul lebih banyak sebagai simbol mengalahkan Aram hingga lenyap. Kemudian Hazael, Raja Aram pun meninggal dan digantikan oleh anaknya Benhadad. Hingga akhirnya, Yoas berhasil mengalahkan Bangsa Aram 3 kali dan merebut kembali kota yang telah di ambil Bangsa Aram.
Yerobeam bin Yoas, Raja Israel (2 Raja-Raja 14:23-29)
Yerobeam bin Yoas menjadi raja Israel setelah Yoas, ayahnya meninggal, ia melakukan yang jahat dimata Tuhan serta tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga bangsa Israel kembali menyembah berhala. Namun Bangsa Israel menjadi lebih baik karena Tuhan menolong Bangsa Israel melalui Yerobeam. Yerobeam pun meninggal lalu digantikan oleh Zakharia, anaknya.
Zakharia bin Yerobeam, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:8-12)
Zakharia bin Yerobeam menjadi Raja Israel, namun ia tetap melakukan apa yang jahat dimata Tuhan, ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga Bangsa Israel tetap jatuh dalam dosa. Zakharia pun dibunuh oleh Salum bin Yabesh di Yibleam. Salum bin Yabesh menjadi Raja Israel setelah membunuh Zakharia bin Yerobeam.
Salum bin Yabesy, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:13-16)
Salum memimpin Israel sebulan lamanya, kemudian ia dibunuh oleh Menahem bin Gadi dari Tirza. Lalu Menahem yang menjadi raja Israel menggantikan Salum
Menahem bin Gadi, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:17-22)
Menahem menjadi raja Israel dan ia melakukan yang jahat dimata Tuhan sepanjang umurnya. Serta ia juga tidak menjauhkan bukit pengorbanan sehingga Bangsa Israel tetap menyembah berhala. Pul, Raja Asyur datang menyerang Israel. Lalu Menahem memberi 1.000 talenta dari uang rakyat kepada Pul. Kemudian Pul pun kembali ke negerinya. Menahem pun meninggal setelah memimpin sepuluh tahun lamanya.
Pekahya bin Menahem, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:23-26)
Pekahya anak Menahem menjadi raja Israel setelah ayahnya meninggal, ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Ia pun tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sama seperti raja-raja sebelumnya. Kemudian ia dibunuh oleh perwiranya, Pekah bin Remalya dibantu oleh Argob, Arye dan lima puluh orang dari Bani Gilead. Pekah bin Remalya menjadi raja Israel setelah membunuh Pekahya.
Pekah bin Remalya, Raja Israel (2 Raja-Raja 15:27-31)
Pekah melakukan apa yang jahat dimata Tuhan dan tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan selama menjadi Raja Israel. Pada zaman kepemimpinan Pekah banyak wilayah Israel yang direbut oleh Bangsa Asyur yang dipimpin oleh Tiglat-Pileser. Kemudian Pekah dibunuh oleh Hosea bin Ela, dan Hosea menggantikannya menjadi raja Israel.
Hosea bin Ela, Raja Israel (2 Raja-Raja 17:1-6)
Hosea bin Ela merupakan raja Israel terakhir sebelum Kerajaan Israel runtuh. Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan namun lebih baik dari raja sebelumnya. Salmaneser, Raja Asyur melawan Hosea dab Hosea kalah sehingga takluk kepadanya. Hosea pun menjadi bergabung dengan kekuatan Mesir. Padahal Mesir merupakan bangsa yang dahulu menjajah Israel.
Bangsa Israel telah melupakan kasih karunia Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari Mesir. Bangsa Israel justru melakukan hal yang jahat di mata Tuhan yaitu mendirikan banyak bukit-bukit pengorbanan dan menyembah berhala. Tuhan telah menegur Bangsa Israel namun mereka tetap tidak mendengarkan. Bangsa Israel menjadi tidak percaya Tuhan dan mempercayai tuhan lain menurut nenek moyang mereka. Mereka bergaya hidup mengikuti bangsa-bangsa disekeliling mereka yang tidak benar dan menolak nabi-nabi yang diutus Tuhan. Mereka juga mengorbankan anak mereka dibukit pengorbanan. Bangsa Israel meninggalkan segala perintah Tuhan. Sehingga Tuhan sakit hati dan murka terhadap Bangsa Israel. Tuhan pun menindas mereka dan menyerahkan Bangsa Israel ketangan perampok-perampok serta menghapus Israel dari keturunan Daud. Bangsa Israel mengangkat Yerobeam bin Nebat menjadi raja, tetapi Yerobeam justru mengakibatkan Bangsa Israel semakin jatuh dalam dosa. Orang Israel diangkut dari tanahnya ke Asyur dan menjadi budak.
Keruntuhan Kerajaan Yehuda (586 SM)
Berikut adalah beberapa raja terakhir yang memimpin Yehuda sebelum Kerajaan Yehuda mengalami kehancuran :
Yoas bin Ahazia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 11-12)
Yoas menjadi Raja Yehuda tidaklah mudah, ia hampir dibunuh oleh neneknya sendiri, Atalya yang dendam karena anaknya sekaligus ayah Yoas, Ahazia dibunuh oleh Yehu, Raja Israel. Atalya ingin memusnahkan keturunan Daud, termasuk cucunya sendiri. Namun Tuhan menggerakkan hati Yoseba, istri imam besar Yoyada untuk menyembunyikan Yoas bin Ahazia agar tidak dibunuh. Atalya pun akhirnya dihukum mati oleh Bangsa Yehuda dan Yoas bin Ahazia menjadi raja Yehuda.
Yoas bin Ahazia mengawali masa kepemimpinannya sebagai raja Yehuda dengan baik, ia merenovasi rumah Tuhan. Namun sayangnya Yoas tidak menjauhkan bukit penyembahan berhala sehingga bangsa Yehuda kembali terjerumus ke dalam penyembahan berhala. Ketika Yesus mengutus para nabi untuk menegurnya, ia dan para pemimpin Yehuda tidak mau mendengarkan. Yoas bahkan membunuh Zakharia, anak Yoyada, ketika ia berusaha mengingatkan Yoas akan kesalahannya. Hidup Yoas pun berakhir dengan pemberontakan para pegawainya dan ia dibunuh. Meski ia mengawali hidupnya sebagai raja dengan baik, namun ia mengakhirinya dengan tidak baik. Ia merenovasi rumah Tuhan, tetapi ia tidak merenovasi hati dan hidupnya.
Amazia bin Yoas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 14:1-22)
Amazia bin Yoas menjadi raja Yehuda setelah Yoas, ayahnya meninggal. Ia melakukan yang benar dimata Tuhan, namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sehingga Bangsa Yehuda masih menyembah berhala. Amazia pun membunuh semua pegawai yang telah membunuh ayahnya, Yoas. Hingga suatu saat, Amazia menjadi tinggi hati karena merasa hebat sebab ia telah berhasil mengalahkan Bangsa Edom, sepuluh ribu orang. Sehingga Amazia pun mengajak Yoas bin Yoahas, Raja Israel untuk mengadu kekuatan. Karena dipaksa terus-terusan oleh Amazia, Yoas pun melawan Amazia dan karena kesombongannya Amazia kalah. Semua kekayaan Bangsa Yehuda diambil oleh Yoas bin Yoahas, raja Israel
Azarya bin Amazia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 15:1-7)
Azarya bin Amazia menjadi Raja Yehuda setelah Amazia, ayahnya meninggal. Azarya melakukan yang hal yang benar di mata Tuhan, namun bukit-bukit pengorbanan tidak dijauhkan sehingga Bangsa Yehuda masih menyembah berhala. Tuhan pun murka lalu menjatuhkan “tulah” pada raja yaitu Azarya menjadi kusta sampai ia meninggal sehingga Azarya harus tinggal di rumah pengasingan. Yotam, anak Azarya yang menggantikan kepemimpinan ayahnya.
Yotam bin Azarya, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 15:32-38)
Yotam bin Azarya melakukan apa yang benar dimata Tuhan selama memimpin Yehuda, namun ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan sama seperti raja-raja sebelumnya. Pada zaman kepemimpinan Yotam, Yehuda diserang Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya, raja Israel atas seizin Tuhan. Yotam pun meninggal dan dikubur di kota Daud, bapa leluhurnya. Ahas anaknya menggantikannya menjadi raja.
Ahas bin Yotam, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 16)
Ahas bin Yotam menjadi raja Yehuda dengan tidak melakukan apa yang benar dimata Tuhan. Ia tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan justru ikut mempersembahkan anaknya dibukit tersebut. Ahas tidak mudah dikalahkan musuh saat berperang karena Tuhan selalu menolong dan menjaga Kerajaan Yehuda. Tetapi Ahas tidak bersyukur dan justru meminta pertolongan kepada Raja Asyur, Tiglat-Pileser bukan kepada Tuhan. Ahas mengambil perak dan emas dari rumah Tuhan dan diberikan kepada Raja Asyur sehingga Raja Asyur pun setuju membantu. Ahas kelihatannya melayani Tuhan, tetapi sebenarnya ia melakukan hal tersebut untuk keuntungannya sendiri. Ia banyak menentang peraturan Tuhan. Ahas menggantikan Tuhan dengan berhala, raja Asyur dan dirinya sendiri.
Hizkia bin Ahas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 18-20)
Hizkia menjadi raja Yehuda setelah Ahas, ayahnya meninggal. Hizkia adalah seorang raja yang saleh dan punya hubungan dekat dengan Tuhan. Hizkia dikenal selalu taat pada perintah Tuhan sehingga dikatakan bahwa tidak ada lagi yang sama seperti dia diantara raja-raja Yehuda (2 Raja-Raja 18:5-6). Sayangnya ditengah kelimpahan berkat Tuhan yang selalu menyertainya. Hizkia menjadi sombong dengan memamerkan segala kekayaannya kepada raja-raja lain. Padahal Raja Hizkia mengidap penyakit terminal (penyakit yang mematikan), namun Tuhan berbaik hati dan memperpanjang umur Hizkia 15 tahun. Hizkia telah menyia-nyiakan hidupnya.
Manasye, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 21:1-18)
Manasye menjadi raja Yehuda setelah Hizkia, ayahnya meninggal. Ia masih berumur 12 tahun saat menjadi raja dan ia melakukan yang jahat dimata Tuhan. Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan ayahnya, membangun mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, Raja Israel, dan mempersembahkan anaknya dan dimanfaatkan untuk melakukan ramal dan memanggil roh. Perbuatan Manasye menimbulkan sakit hati Tuhan sehingga Tuhan menggerakkan tentara Asyur untuk menyerang Kerajaan Yehuda serta menangkap, membelenggu dan membawa Raja Manasye sebagai tawanan ke Babel. Setelah menyadari kesalahannya, Raja Manasye bertobat dan merendahkan diri dihadapan Tuhan. Tuhan mengampuni dan memulihkan kedudukan Manasye sebagai Raja Yehuda
Amon bin Manasye, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 21:19-26)
Amon bin Manasye menjadi raja setelah ayahnya, Manasye meninggal. Ia melakukan yang jahat dimata Tuhan dengan menyembah berhala dan tidak taat serta setia pada Tuhan seperti yang ayahnya lakukan. Pegawai-pegawai Amon ingin membunuhnya, namun rakyat Yehuda membunuh semua pegawai yang ingin membunuh Amon dan mengangkat Yosia, anaknya menjadi Raja Yehuda
Yosia bin Amon, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 22-23)
Yosia menjadi Raja Yehuda saat berumur 8 tahun. Ia melakukan apa yang benar dimata Tuhan dan dapat dikatakan ia adalah raja baik terakhir di Yehuda. Yosia menghapuskan penyembahan berhala dan memperbaiki Bait Allah. Saat sedang berlangsung perbaikan Bait Allah, imam besar Hilkia menemukan Kitab Taurat yang selama itu telah hilang. Hilkia dan Yosia membaca kitab tersebut dan mengetahu bahwa Tuhan telah murka kepada Bangsa Yehuda karena selama ini telah berbuat menyimpang dari jalan Tuhan. Yosia memerintahkan Hilkia untuk mencari tahu apa yang akan Tuhan lakukan pada mereka. Lalu Hilkia pergi menemui Hulda, seorang nabiah. Dan Hulda menyampaikan pesan dari Tuhan kepada Hilkia untuk Yosia, yaitu “Yerusalem dan semua rakyatnya akan dihukum sebab mereka telah menyembah berhala dan negeri itu telah dipenuhi dengan kejahatan. Tetapi karena engkau, Yosia, telah melakukan apa yang baik dimata Tuhan, hukuman ini tidak akan datang sampai saat kematianmu.”. Yosia meninggal diusia 39 tahun.
Yoahas bin Yosia, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 23:31-35)
Yoahas bin Yosia diangkat menjadi Raja Yehuda selama 3 bulan setelah ayahnya, Yosia meninggal. Ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Ia dikurung oleh Firaun Nekho di Ribla, supaya Yoahas tidak memerintah di Yehuda. Yoahas pun meninggal di Mesir. Firaun Nekho mengangkat Elyakim, anak Yoahas menjadi Raja Yehuda dan mengganti namanya menjadi Yoyakim bin Yoahas.
Yoyakim bin Yoahas, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 23:36 – 24:7)
Yoyakim melakukan apa yang jahat di mata Tuhan selama menjadi raja Yehuda. Dalam masa pemerintahannya, Bangsa Yehuda berperang melawan Nebukadnezar, Raja Babel. Yoyakim takluk pada raja Nebukadnezar selama 3 tahun, namun Yoyakim akhirnya memberontak padanya. Tuhan menyuruh orang Kasdim, Aram, Moab, bani Amon untuk melawan Yoyakim dan membinasahkan Bangsa Yehuda karena dosa mereka yang bergitu besar. Nebukadnesar, Raja Babel telah berhasil merebut Yehuda.
Yoyakhin, Raja Yehuda (2 Raja-Raja 24:8-17)
Yoyakhin bin Yoyakim menjadi raja Yehuda setelah ayahnya, Yoyakim meninggal. Ia melakukan apa yang jahat dimata Tuhan sama seperti ayahnya. Raja Babel menangkap Yoyakhin, ia merampas segala kekayaan Kerajaan Yehuda. Nebukadnesar mengangkut seluruh penduduk Yerusalem termasuk Yoyakhin ke dalam pembuangan di Babel, tidak ada yang tersisa kecuali rakyat yang lemah. Kemudian Nebukadnezar, Raja Babel mengangkat paman Yoyakhin menjadi raja Yehuda dan mengganti namanya menjadi Zedekia.
13. Zedekia, Raja Yehuda dan Runtuhnya Kerajaan Yehuda (2 Raja-Raja 24:18 -25:30)
Zedekia memerintah Yehuda dengan melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Maka Tuhan pun murka dengan mengizinkan Nebukadnezar, Raja Babel dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia mendirikan tembok raksasa disekeliling Yerusalem sehingga Yerusalem terkepung. Bangsa Yehuda sangat menderita dengan kelaparan yang terjadi. Bangsa Yehuda pun merobohkan tembok kota itu lalu melarikan diri menuju Araba-Yordan. Namun Raja Zedekia berhasil ditangkap oleh tentara Babel saat melarikan diri. Anak-anak Zedekia disembelih di depan Zedekia, mata Zedekia dibutakan dan dia dibelenggu dengan rantai tembaga lalu dibawa ke Babel. Lalu Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Babel pergi ke Yerusalem. Ia membakar semua rumah termasuk rumah Tuhan serta merobohkan tembok disekeliling kota Yerusalem dibantu oleh tentara Kasdim. Rakyat yang tersisa diangkut dan dijadikan budak di Babel. Hanya beberapa orang miskin yang ditinggalkan di Yerusalem.
Dari rakyat yang masih tinggal di tanah Yehuda, mereka mengangkat Gedalya bin Ahikam bin menjadi Gubernur namun tidak lama kemudian ia bunuh oleh Netanya bin Elisama dan 10 orang yang bersama dia
Raja Babel pun telah berganti menjadi Raja Ewil-Merodakh, Raja Ewil menunjukkan belas kasihan kepada Zedekia. Ia pun membebaskan Zedekia dan memberi kedudukan kepadanya di Babel.
Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda telah membuat Allah murka dengan segala kejahatan yang mereka lakukan, sehingga Allah membiarkan Kerajaan Israel dan Yehuda mengalami kehancuran. Selain itu, Kerajaan Israel dan Kerajaan Yehuda banyak dipimpin oleh raja yang jahat. Dan raja yang baik pun juga pada akhirnya memiliki cacat cela yang membuat kita sadar bahwa tidak ada raja yang sempurna kecuali Tuhan Yesus.
No comments:
Post a Comment