Dagon adalah nama dewa utama sembahan bangsa Filistin. Secara umum, Dagon lebih dikenal dengan nama Dagan. Kuilnya di Ashdod dan Gaza (1 Samuel 5:1, Hakim-hakim 16:23). Di kuil itulah diletakkan patung Dagon. Dalam kitab 1 Samuel, diceritakan bahwa dalam kuil tersebut Tabut Perjanjian yang dicuri oleh orang Filistin diletakkan bersama dengan patung Dagon. Dagon merupakan salah satu dewa besar di bagian barat daerah semitik dan mesopotamia. Dagon menjadi salah satu dewa orang Filistin ketika mereka memasuki Kanaan. Ia juga merupakan dewa pertama dari daerah Siria dan Mesopotamia.
Dagon mempunyai beberapa nama yang dikenal secara luas di kalangan bangsa-bangsa semit. Namun, arti-arti dalam nama ini masih belum bisa dibuktikan dengan tepat karena belum ada bukti dari Tanakh dan sumber-sumber dari Mesopotamia. Nama Dagon bisa berarti dewa ikan karena kata Dag dalam bahasa Ibrani berarti ikan. Nama ini juga diasumsikan sebagai nama semit yang berarti ikan yang bersedih yang berasal dari analisis kata Dag dan on. Menurut tradisi Yahudi, nama ini muncul dari seorang bernama Yerome dan Rashi serta Kimhi. Nama ini didasarkan pada dongeng rakyat. Nama ini membutuhkan sebuah penjelasan dan penjelasan tersebut mungkin juga bersumber dari Alkitab. Nama Dagon juga bisa berarti dewa padi yang berasal dari kata Dagan yang berarti padi. Nama ini diidentikan dengan Siton sebagai dewa yang menemukan padi. Hal ini juga berkaitan dengan pemahaman kata padi yang berasal dari daerah barat semit. Kata padi dalam daerah barat semit berkaitan dengan abjaddgn yang terdapat dalam nama Dagon. Dagon juga dikaitkan dengan aspek kesuburan karena peran utama Dagon sebagai dewa angin. Hal ini juga masih berkaitan dengan arti nama Dagon dalam bahasa Arab yaitu Dagana atau Dajana yang berarti menjadi murung atau mendung.
Asal mula tentang nama ilahi ini kurang dapat dipastikan. Gagasan umum mengenai Dagon sebagai berhala yang berbentuk ikan kurang berdasar. Hal ini dikarenakan masih kurangnya bukti yang cukup kuat mengenai hal tersebut. Gagasan umum mengenai bentuk ikan tersebut muncul dari seorang yang bernama Yerome dan kemudian diungkapkan pertama kali oleh seorang bernama Kimhi. Gambaran mengenai berhala ikan ini juga terdapat dalam mata uang dari Arpad dan Asdod. Namun, berhala dalam mata uang tersebut adalah Atargitis, bukan Dagon. Namun, Dagon merupakan dewa yang paling lama dibandingkan dengan dewa-dewa lain yang ada di dunia semit. Pada tahun 2100-2000 sebelum Masehi, selama periode neo-Sumeria ditemukan nama Dagon dalam sebuah segel bersama dengan nama isrinya yaitu Shalash. Shalash merupakan dewa yang berasal dari suku Hurian. Namun, nama Shalash ini juga bisa dikaitkan dengan salah satu dewa Babilonia yang bernama Shala. Ia merupakan istri dari Adad yang adalah dewa cuaca di Babilonia. Pada Tahun 2000-1900 Sebelum Masehi yaitu dalam periode Isin-Larsa, terdapat dua raja dari Isin yang mempunyai nama berkaitan dengan nama Dagon. Raja itu bernama Idinagan yang berarti Dagon telah memberi dan yang lain bernama Ishmedagan yang berarti Dagon telah mendengar. Pada tahun 2300 Sebelum Masehi, beberapa kuil Dagon yang penting terdapat di daerah Tuttul, Mari, Terqa. Semua kuil itu ada pada masa kerajaan Akkad di bawah pemerintahan Sargon sedang berkembang. Pada masa itu, Dagon diadopsi oleh kerajaan Akkad sebagai dewa nasional. Dalam penaklukannya di daerah barat Mesopotamia, ia beribadah kepada Dagan di Tuttul. Beberapa sumber yang berbentuk tulisan kuno juga mengindikasikan bahwa Sargon beberapa kali mengunjungi kuil Dagon yang terdapat di Tuttul. Pada tahun 2500 Sebelum Masehi, Dagon disembah diseluruh Mesopotamia terutama di daerah Efrat tengah dan di salah satu kotanya yang bernama Mari.
Pada abad ke 14 Sebelum Masehi, terdapat salah satu kuil Dagon di daerah Fenisia Utara yaitu di Ugarit. Kuil ini terdiri dari dua tiang batu. Di dalam kuil ini terdapat gambar Dagon serta tulisan. Kuil ini mempunyai pelataran depan, bilik atau ruang depan, serta menara. Dalam naskah Ugarit, Dagon adalah bapak dari Baal. Hal ini bermakna ambigu karena pada sisi lain Baal juga disebut sebagai anak dari El yang merupakan dewa dari orang Kanaan. Namun, kemiripan karakter antara Baal dan Dagon yang menyebabkan Dagon disebut sebagai bapak dari Baal. Hal ini kemudian berkembang menjadi permasalahan yang rumit ketika Dagon diidentikkan dengan El yang juga diduga sebagai bapak dar i Baal. Namun, asumsi ini sangat sulit diterima karena ibadah yang dipakai Dagon dan kepada El terpisah dan berbeda. Ibadah mula-mula kepada Dagon oleh bangsa Kanaan merupakan warisan dari orang Filistin. Orang Filistin sendiri mengadopsi Dagon sebagai dewa mereka dalam bentuk sinkretisme. Pada abad ke 7 sebelum masehi, di kota Mari dan kota Amori terdapat lebih dari 50 nama yang berbeda yang ditemukan dan merupakan penggabungan dengan nama Dagon. Selain itu, nama Dagon juga digunakan sebagai nama julukan untuk menunjuk pada kodrat dari Dewa.
Beberapa ahli mempunyai pendapat mengenai peran Dagon dalam dunia dewa maupun manusia, salah satunya adalah Robert. Robert mengatakan bahwa mempunyai Dagon peranan penting di dunia bagian bawah. Argumen Robert ini didasarkan pada teks dari Mari. Dalam teks tersebut, Dagon dikatakan sebagai sebuah dewa dari Enlil. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman mengenai dunia bagian bawah di Enlil. Dalam teks Mari, Dagon disebut bel pagre yang berarti dewa dari korban atau dewa orang mati.
Dagon mempunyai beberapa nama yang dikenal secara luas di kalangan bangsa-bangsa semit. Namun, arti-arti dalam nama ini masih belum bisa dibuktikan dengan tepat karena belum ada bukti dari Tanakh dan sumber-sumber dari Mesopotamia. Nama Dagon bisa berarti dewa ikan karena kata Dag dalam bahasa Ibrani berarti ikan. Nama ini juga diasumsikan sebagai nama semit yang berarti ikan yang bersedih yang berasal dari analisis kata Dag dan on. Menurut tradisi Yahudi, nama ini muncul dari seorang bernama Yerome dan Rashi serta Kimhi. Nama ini didasarkan pada dongeng rakyat. Nama ini membutuhkan sebuah penjelasan dan penjelasan tersebut mungkin juga bersumber dari Alkitab. Nama Dagon juga bisa berarti dewa padi yang berasal dari kata Dagan yang berarti padi. Nama ini diidentikan dengan Siton sebagai dewa yang menemukan padi. Hal ini juga berkaitan dengan pemahaman kata padi yang berasal dari daerah barat semit. Kata padi dalam daerah barat semit berkaitan dengan abjaddgn yang terdapat dalam nama Dagon. Dagon juga dikaitkan dengan aspek kesuburan karena peran utama Dagon sebagai dewa angin. Hal ini juga masih berkaitan dengan arti nama Dagon dalam bahasa Arab yaitu Dagana atau Dajana yang berarti menjadi murung atau mendung.
Asal mula tentang nama ilahi ini kurang dapat dipastikan. Gagasan umum mengenai Dagon sebagai berhala yang berbentuk ikan kurang berdasar. Hal ini dikarenakan masih kurangnya bukti yang cukup kuat mengenai hal tersebut. Gagasan umum mengenai bentuk ikan tersebut muncul dari seorang yang bernama Yerome dan kemudian diungkapkan pertama kali oleh seorang bernama Kimhi. Gambaran mengenai berhala ikan ini juga terdapat dalam mata uang dari Arpad dan Asdod. Namun, berhala dalam mata uang tersebut adalah Atargitis, bukan Dagon. Namun, Dagon merupakan dewa yang paling lama dibandingkan dengan dewa-dewa lain yang ada di dunia semit. Pada tahun 2100-2000 sebelum Masehi, selama periode neo-Sumeria ditemukan nama Dagon dalam sebuah segel bersama dengan nama isrinya yaitu Shalash. Shalash merupakan dewa yang berasal dari suku Hurian. Namun, nama Shalash ini juga bisa dikaitkan dengan salah satu dewa Babilonia yang bernama Shala. Ia merupakan istri dari Adad yang adalah dewa cuaca di Babilonia. Pada Tahun 2000-1900 Sebelum Masehi yaitu dalam periode Isin-Larsa, terdapat dua raja dari Isin yang mempunyai nama berkaitan dengan nama Dagon. Raja itu bernama Idinagan yang berarti Dagon telah memberi dan yang lain bernama Ishmedagan yang berarti Dagon telah mendengar. Pada tahun 2300 Sebelum Masehi, beberapa kuil Dagon yang penting terdapat di daerah Tuttul, Mari, Terqa. Semua kuil itu ada pada masa kerajaan Akkad di bawah pemerintahan Sargon sedang berkembang. Pada masa itu, Dagon diadopsi oleh kerajaan Akkad sebagai dewa nasional. Dalam penaklukannya di daerah barat Mesopotamia, ia beribadah kepada Dagan di Tuttul. Beberapa sumber yang berbentuk tulisan kuno juga mengindikasikan bahwa Sargon beberapa kali mengunjungi kuil Dagon yang terdapat di Tuttul. Pada tahun 2500 Sebelum Masehi, Dagon disembah diseluruh Mesopotamia terutama di daerah Efrat tengah dan di salah satu kotanya yang bernama Mari.
Pada abad ke 14 Sebelum Masehi, terdapat salah satu kuil Dagon di daerah Fenisia Utara yaitu di Ugarit. Kuil ini terdiri dari dua tiang batu. Di dalam kuil ini terdapat gambar Dagon serta tulisan. Kuil ini mempunyai pelataran depan, bilik atau ruang depan, serta menara. Dalam naskah Ugarit, Dagon adalah bapak dari Baal. Hal ini bermakna ambigu karena pada sisi lain Baal juga disebut sebagai anak dari El yang merupakan dewa dari orang Kanaan. Namun, kemiripan karakter antara Baal dan Dagon yang menyebabkan Dagon disebut sebagai bapak dari Baal. Hal ini kemudian berkembang menjadi permasalahan yang rumit ketika Dagon diidentikkan dengan El yang juga diduga sebagai bapak dar i Baal. Namun, asumsi ini sangat sulit diterima karena ibadah yang dipakai Dagon dan kepada El terpisah dan berbeda. Ibadah mula-mula kepada Dagon oleh bangsa Kanaan merupakan warisan dari orang Filistin. Orang Filistin sendiri mengadopsi Dagon sebagai dewa mereka dalam bentuk sinkretisme. Pada abad ke 7 sebelum masehi, di kota Mari dan kota Amori terdapat lebih dari 50 nama yang berbeda yang ditemukan dan merupakan penggabungan dengan nama Dagon. Selain itu, nama Dagon juga digunakan sebagai nama julukan untuk menunjuk pada kodrat dari Dewa.
Beberapa ahli mempunyai pendapat mengenai peran Dagon dalam dunia dewa maupun manusia, salah satunya adalah Robert. Robert mengatakan bahwa mempunyai Dagon peranan penting di dunia bagian bawah. Argumen Robert ini didasarkan pada teks dari Mari. Dalam teks tersebut, Dagon dikatakan sebagai sebuah dewa dari Enlil. Hal ini berkaitan erat dengan pemahaman mengenai dunia bagian bawah di Enlil. Dalam teks Mari, Dagon disebut bel pagre yang berarti dewa dari korban atau dewa orang mati.
No comments:
Post a Comment