Nebukadnezar II (Ibrani: נְבוּכַדְנֶצַּר Nəḇūḵaḏneṣṣar; bahasa Yunani: Ναβουχοδονόσωρ, Naboukhodonósôr, bahasa Inggris: Nebuchadnezzar; Arab:بختنصر Bikhatunshar atau Bukhtanasar) (~ 630-562 SM), adalah penguasa Kekaisaran Babilonia Baru dalam Dinasti Kasdim yang berkuasa ~605 SM-562 SM selama 43 tahun. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Nabopolassar, yang meninggal pada tahun 605 SM.
Sebagian riwayatnya disebutkan dan dicatat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, antara lain dalam Kitab Raja-raja, Kitab Tawarikh, Kitab Yeremia, dan Kitab Daniel. Dalam sejarah umum, ia dikenal membangun Taman Gantung Babilonia. Dia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem dan mengirim orang-orang Yahudi ke pembuangan. Dia biasa dijuluki "Nebukadnezar Agung" (Daniel 1:1; Yeremia 25:11).
Namanya dalam bahasa Akkadia, Nabû-kudurri-uṣur, bermakna "(Dewa) Nabu, memelihara/membela putra sulungku". "Nabu" adalah dewa Babel untuk kebijaksanaan, dan putra dari dewa utama Marduk. Dalam sebuah inskripsi/prasasti, Nebukadnezar melihat dirinya sebagai orang yang dicintai atau favorit dewa Nabu. Sebelumnya nama itu disalahartikan sebagai "O Nabu, belalah kudurru-ku", di mana "kudurru" merupakan daftar harta milik yang ditulis di batu. Namun, jika dipakai dalam gelar pemimpin, "kudurru" bermakna "putra sulung" atau "putra tertua". Variasi namanya dalam bahasa Ibrani adalah נְבוּכַדְנֶאצַּר dan נְבוּכַדְרֶאצַּר (Nəḇuḵaḏreṣṣar). Ia juga dikenal sebagai Bakhat Nasar, yang artinya "pemenang nasib".
Menurut Tawarikh tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar (Tawarikh Yerusalem) yang merupakan bagian dari Tawarikh Babilonia, yaitu catatan sejarah Kerajaan Babel dalam tahun-tahun ~ 747–247 SM, ayah Nebukadnezar, Nabopolassar, meninggal di ibukota Babilon pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab; = 15 Agustus 605 SM) dalam tahun ke-21 pemerintahannya. Saat itu putra mahkota, Nebukadnezar sedang memimpin tentara Babel berperang melawan pasukan koalisi yang dipimpin oleh firaun Mesir kuno, Nekho II, di dekat kota Karkemis. Dalam peperangan itu, tentara Babel berhasil mengalahkan dan membasmi pasukan Mesir, sehingga memudahkan Nebukadnezar di kemudian hari untuk menguasai daerah Siria dan Kanaan, tanpa perlawanan dari Mesir. Kemenangan ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yeremia.
Nebukadnezar II kembali ke ibukotanya dan dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1 Ululu (bulan Elul; = 7 September 605 SM). Kemudian ia pergi lagi berperang untuk menjajah tanah Hatti (Siria dan Kanaan) yang ditinggalkan oleh kerajaan Mesir. Seperti Asyur, Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya dan membawa banyak jarahan pulang ke Babilon. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Pada tahun 572 SM Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga pernah menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Riwayat hidup
Dalam masa pemerintahannya, Nebukadnezar sempat mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun, seperti dicatat dalam Daniel 4:28-37. Tidak ada catatan di luar Alkitab yang mengkonfirmasi hal ini, dan penentuan tanggalnya sulit diperkirakan.
Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah terserang wabah nyamuk Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh. Dua tahun kemudian, Ewil-Merodakh dibunuh oleh iparnya, Nergal-sarezer, suami dari saudara perempuan Ewil-Merodakh.
Tahun-tahun pemerintahan Nebukadnezar dicatat cukup jelas dalam sejumlah catatan sejarah, baik dari sumber Babel sendiri (Tawarikh Babilonia), sumber Ibrani (Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen), dan sumber-sumber negara-negara lain, termasuk Yunani. Perbandingan dengan Kalender Gregorian masih diperdebatkan, meskipun tahun-tahun di bawah ini diterima sebagian besar pakar sejarah Timur Tengah.
"Tahun naik tahta" (605-604 SM)
Tahun pertama (604-603 SM)
Sebagian riwayatnya disebutkan dan dicatat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, antara lain dalam Kitab Raja-raja, Kitab Tawarikh, Kitab Yeremia, dan Kitab Daniel. Dalam sejarah umum, ia dikenal membangun Taman Gantung Babilonia. Dia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem dan mengirim orang-orang Yahudi ke pembuangan. Dia biasa dijuluki "Nebukadnezar Agung" (Daniel 1:1; Yeremia 25:11).
Namanya dalam bahasa Akkadia, Nabû-kudurri-uṣur, bermakna "(Dewa) Nabu, memelihara/membela putra sulungku". "Nabu" adalah dewa Babel untuk kebijaksanaan, dan putra dari dewa utama Marduk. Dalam sebuah inskripsi/prasasti, Nebukadnezar melihat dirinya sebagai orang yang dicintai atau favorit dewa Nabu. Sebelumnya nama itu disalahartikan sebagai "O Nabu, belalah kudurru-ku", di mana "kudurru" merupakan daftar harta milik yang ditulis di batu. Namun, jika dipakai dalam gelar pemimpin, "kudurru" bermakna "putra sulung" atau "putra tertua". Variasi namanya dalam bahasa Ibrani adalah נְבוּכַדְנֶאצַּר dan נְבוּכַדְרֶאצַּר (Nəḇuḵaḏreṣṣar). Ia juga dikenal sebagai Bakhat Nasar, yang artinya "pemenang nasib".
Menurut Tawarikh tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar (Tawarikh Yerusalem) yang merupakan bagian dari Tawarikh Babilonia, yaitu catatan sejarah Kerajaan Babel dalam tahun-tahun ~ 747–247 SM, ayah Nebukadnezar, Nabopolassar, meninggal di ibukota Babilon pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab; = 15 Agustus 605 SM) dalam tahun ke-21 pemerintahannya. Saat itu putra mahkota, Nebukadnezar sedang memimpin tentara Babel berperang melawan pasukan koalisi yang dipimpin oleh firaun Mesir kuno, Nekho II, di dekat kota Karkemis. Dalam peperangan itu, tentara Babel berhasil mengalahkan dan membasmi pasukan Mesir, sehingga memudahkan Nebukadnezar di kemudian hari untuk menguasai daerah Siria dan Kanaan, tanpa perlawanan dari Mesir. Kemenangan ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yeremia.
Nebukadnezar II kembali ke ibukotanya dan dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1 Ululu (bulan Elul; = 7 September 605 SM). Kemudian ia pergi lagi berperang untuk menjajah tanah Hatti (Siria dan Kanaan) yang ditinggalkan oleh kerajaan Mesir. Seperti Asyur, Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya dan membawa banyak jarahan pulang ke Babilon. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibukotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Pada tahun 572 SM Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga pernah menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Riwayat hidup
Dalam masa pemerintahannya, Nebukadnezar sempat mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun, seperti dicatat dalam Daniel 4:28-37. Tidak ada catatan di luar Alkitab yang mengkonfirmasi hal ini, dan penentuan tanggalnya sulit diperkirakan.
Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah terserang wabah nyamuk Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh. Dua tahun kemudian, Ewil-Merodakh dibunuh oleh iparnya, Nergal-sarezer, suami dari saudara perempuan Ewil-Merodakh.
Tahun-tahun pemerintahan Nebukadnezar dicatat cukup jelas dalam sejumlah catatan sejarah, baik dari sumber Babel sendiri (Tawarikh Babilonia), sumber Ibrani (Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen), dan sumber-sumber negara-negara lain, termasuk Yunani. Perbandingan dengan Kalender Gregorian masih diperdebatkan, meskipun tahun-tahun di bawah ini diterima sebagian besar pakar sejarah Timur Tengah.
"Tahun naik tahta" (605-604 SM)
sekitar bulan Agustus: Nebukadnezar dan pasukannya mengalahkan pasukan Mesir di bawah firaun Nekho II di Karkemis.
15 Agustus atau tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab): Nabopolassar, ayah Nebukadnezar, meninggal di ibukota Babilon.
7 September atau tanggal 1 Ululu (bulan ke-6 Elul): Nebukadnezar dinobatkan menjadi raja di Babilon.
September - Februari (bulan Ululu atau bulan ke-6 Elul sampai Shabatu atau bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pergi berperang ke tanah Hatti (Siria-Kanaan) dan tanpa perlawanan berarti mengambil banyak jarahan dari raja-raja di sana, termasuk Kerajaan Yehuda (penyerbuanpertama). Pasukan Nebukadnezar sempat menaklukkan Yerusalem dan mendapatkan upeti dari Yoyakim, raja Yehuda (pada tahun ke-3 pemerintahan Yoyakim), serta membawa pergi sejumlah orang-orang muda dari kalangan bangsawan dan tenaga-tenaga ahli ke Babel, termasuk di antaranya Daniel dan ketiga sahabatnya: Hananya, Misael dan Azarya.Tahun ini disebut sebagai tahun naik tahta (ascension year) Nebukadnezar dan menurut perhitungan Tawarikh Yerusalem belum disebut tahun pertama, karena masih dihitung tahun ke-21 pemerintahan Nabopolassar, ayahnya. Baru setelah tahun baru Babel dirayakan (bulan Nisan), dimulai tahun pertama Nebukadnezar.
Tahun pertama (604-603 SM)
Bulan Februari/Maret atau bulan Shabatu (bulan ke-11 Syebat): Nebukadnezar pulang membawa banyak jarahan dan tawanan termasuk Daniel dan teman-temannya ke Babilon, dan mengakhiri "tahun naik tahta"-nya
Bulan Maret/April atau bulan Nisannu (bulan ke-1 Nisan); tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar: Ia merayakan festival "Akitu" (tahun baru) dengan "memegang tangan-tangan Bêl dan putra Bêl"
Bulan Mei atau bulan Simanu (bulan ke-3 Sivan) ia mengumpulkan tentaranya dan berangkat lagi ke wilayah Hatti, ia bergerak tanpa perlawanan ke seluruh wilayah Hatti sampai bulan Kislîmu. Semua raja-raja tanah Hatti datang ke hadapannya dan ia menerima upeti besar mereka. Penyerangan ke tanah Hatti ini dilakukan tahun demi tahun untuk mengambil jarahan dan menaklukkan raja-raja kecil yang belum tunduk kepadanya.
Bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew) ia bergerak ke kota Askelon, menghancurkan kota itu, menawan rajanya dan mengangkut banyak jarahan darinya.Tahun ke-2 (603-602 SM)
Februari atau bulan Shabatu atau bulan ke-11 Syebat) Nebukadnezar bergerak kembali ke Babilon, mengakhiri tahun ke-1 pemerintahannya.
April atau bulan Ajaru (bulan ke-2 Iyar; tahun ke-2 pemerintahannya: Nebukadnezar mengumpulkan bersama-sama satu tentara yang kuat dan bergerak ke tanah Hatti.Tahun ke-3 (602-601 SM)
Pada permulaan tahun ke-3 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): Raja Akkad mengumpulkan pasukannya dan bergerak ke tanah Hatti dan membawa kembali banyak jarahan dari tanah Hatti ke Akkad.Tahun ke-4 (601-600 SM)
Pada permulaan tahun ke-4 pemerintahannya (yang dimulai pada bulan Maret/April): ia menyerang tanah Hatti.
Pada bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew pada tahun ke-4 pemerintahannya): Nebukadnezar bergerak melawan Mesir, tetapi gagal menaklukkannya. Ia kemudian kembali ke Babilon.Tahun ke-6 (599-598 SM)
Pada tahun ke-6 pemerintahannya, ia menyerang Arabia dan mengalahkan mereka di Qedar.Tahun ke-7 (598-597 SM)
Bulan November atau bulan Kislîmu (bulan ke-9 Kislew) tahun ke-7 pemerintahannya: Nebukadnezar mengumpulkan pasukannya, bergerak ke tanah Hatti.Tahun ke-8 (597-596 SM)
Tanggal 16 Maret atau hari ke-2 bulan Addaru (bulan ke-2 Adar) tahun ke-7 pemerintahannya: Nebukadnezar menyerang Kerajaan Yehuda (penyerbuan kedua) dan merebut Yerusalem. Ia menawan raja Yoyakhin, membawanya dalam pembuangan ke kota Babilon beserta jarahan besar, dan menempatkan Zedekia, paman Yoyakhin menjadi raja.. Di antara tawanan ke Babel terdapat nabi Yehezkiel.Tahun ke-17 (588 SM-587 SM)
Mengambil kesempatan perang antara Mesir (firaun Hofra) dan Babel, raja Yehuda, Zedekia, mencoba memberontak. Ini menyebabkan Nebukadnezar kembali menyerang Yerusalem.
Pada tanggal 10 Januari 588 SM, Nebukadnezar mulai mengepung Yerusalem (ada pakar yang berpendapat dimulai sejak akhir Desember 589 SM).Tahun ke-18 (587-586 SM)
Selama 18 bulan (sejak akhir tahun ke-17), Yerusalem dikepung. Ini merupakan penyerbuan ketiga dan terakhir oleh tentara Babel.
Sebanyak 823 orang Yehuda dibuang ke Babel.Tahun ke-19 (586-585 SM)
Nebuzaradan, panglima Babel, memasuki Yerusalem pada bulan ke-5 tahun ke-19 Nebukadnezar, dan membakar Bait Suci sampai habis (bulan Ab atau Juli/Agustus 586 SM).
Zedekia mencoba melarikan diri dari Yerusalem, tertangkap oleh tentara Babel, dibawa ke Babel (bulan Agustus 586 SM) sampai mati di sana.Tahun ke-23 (582-581 SM)
Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal Nebukadnezar, mengangkut ke dalam pembuangan 745 jiwa orang YehudaTahun ke-33 (572-571 SM)
Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.
Nebukadnezar menginjakkan kaki di tanah Mesir setelah mengalahkan firaun Amasis II. Ia mendirikan tahta kebesaran di Tahpanhes.Tahun ke-43 (562 SM)
Nebukadnezar mangkat di Babel. Putranya, Ewil-Merodakh, menjadi raja menggantikannya.
No comments:
Post a Comment