Fenomena bahasa roh di dalam Alkitab adalah sebuah "program ujian" bagi gereja-gereja di akhir zaman untuk melihat apakah mereka akan melihat kepada seluruh Alkitab atau tidak. Seperti misalnya pada halaman yang terakhir dari Alkitab dalam kitab Wahyu 22:18-19 Tuhan memperingatkan demikian:
"Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini."
Dengan kata lain, sejak Alkitab selesai ditulis pada tahun 95 Masehi Tuhan tidak lagi memberikan nubuat-nubuat tambahan kepada individu-individu, jika seseorang ingin untuk mengetahui Firman Tuhan baiklah ia membaca dan mempelajari Alkitab. Akan ada "pembukaan bertahap" (progressive revelation) dari pengertian tentang ayat-ayat Alkitab yang sulit untuk dimengerti, tetapi tidak akan ada lagi nubuat-nubuat tambahan dari Tuhan apalagi dalam bahasa-bahasa yang tidak dimengerti.
Pelajarilah kitab 1 Korintus pasal 14 dengan sangat berhati-hati tentang bahasa roh, maka anda akan mengetahui bahwa itu adalah "perangkap" yang Tuhan tetapkan sebagai program ujian di akhir zaman. Seperti misalnya ayat 22 berkata demikian:
"Karena itu karunia bahasa roh [berbicara dalam bahasa yang tidak dapat dimengerti] adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; sedangkan karunia untuk bernubuat [berbicara dalam bahasa yang dapat dimengerti] adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman."
Pada hari sekarang ini orang-orang yang berbicara dalam bahasa roh tidak sedang memegahkan Tuhan (Firman Tuhan), tetapi mereka sedang memegahkan diri sendiri. Sama halnya seperti ahli-ahli Taurat yang ada di zaman para rasul, yang melakukan sunat jasmani atau hukum-hukum upacaca lainnya tanpa mengerti bahwa kegenapan dari semua hal itu adalah karya Kristus, yaitu "pekerjaan Tuhan" bukan pekerjaan kita sendiri. Kitab Kisah Para Rasul 7:51 berkata demikian:
"Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu."
Jadi Tuhan memang memerintahkan sunat tetapi sunat sesungguhnya yang dimaksud Alkitab adalah "sunat rohani" bukan jasmani (lihat Yeremia 4:4, Ulangan 10:16, Roma 2:28, 1 Korintus 7:19, Filipi 3:3).
Sama halnya dengan domba, kambing atau lembu yang dikurbankan, semua itu menunjuk kepada karya penebusan Kristus di kayu salib. Dan sabat yang dimaksud adalah untuk ber-istirahat di dalam karya Kristus. Sedangkan air, roti, pedang, api dan awan, batu, pakaian, jubah atau kain, emas, batu permata, kayu, dll. bila memiliki arti rohani semuanya menunjuk kepada Firman Tuhan.
Demikianlah ada banyak perangkap di dalam Alkitab, yaitu hukum-hukum upacara yang kita lakukan sendiri, seperti hari ke-tujuh sabat, baptis air, perjamuan kudus, memakai jilbab, tidak makan makanan tertentu, dll. Semua hal-hal ini adalah pekerjaan yang kita lakukan sendiri -- dan kita tidak dapat diselamatkan melalui pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri, seperti yang dinyatakan dalam Efesus 2:8-9 demikian:
"Sebab karena kasih karunia [anugrah] kamu diselamatkan oleh iman [=Kristus]; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian [hadiah] Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri."
Semua hukum-hukum upacara, yaitu pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sendiri, adalah "bayangan" atau perumpamaan dari isi rohani yang sesungguhnya, yaitu anugrah, atau pekerjaan Tuhan (Kolose 2:16-17). Rasul Paulus yang berada dibawah inspirasi dari Allah Roh Kudus berkata tentang bangsa Israel dalam Roma 10:2-4 demikian:
"Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal Kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada Kebenaran Allah. -- Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat [hukum Tuhan]--, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya."
Dan Roma 9:31-33 menjelaskan alasannya demikian:
"Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu. Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan, seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan [yaitu Kristus atau Firman Tuhan Yang Hidup - Yoh. 1:14], dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."
Masalahnya sekarang adalah otoritas dari Alkitab, kita harus melihat kepada "seluruh Alkitab", membandingkan ayat suci yang satu dengan ayat suci yang lain dan memeriksa ayat-ayat lainnya di seluruh Alkitab yang berhubungan dengan suatu subjek tertentu sebelum kita dapat mengambil suatu kesimpulan. Bila kita tidak berbuat demikian atau jika kita hanya mempercayai doktrin-doktrin dari denominasi gereja kita, maka itulah yang akan menjadi allah kita.
Akan tetapi Tuhan memperingatkan dalam 1 Petrus 2:4-5 dan banyak ayat-ayat lainnya yang serupa demikian:
"Dan datanglah kepada-Nya, Batu yang hidup itu [yaitu Kristus - 1 Kor. 10:4], yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."
No comments:
Post a Comment