Megalit adalah batu besar (neologi dari bahasa Yunani: μέγας (megas) berarti besar, dan λίθος (lithos) berarti batu) yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik, tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit seringkali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam
Bentuk-bentuk megalit yang umum ditemukan di berbagai tempat adalah menhir (tugu batu, dapat ditatah atau diukir membentuk figur tertentu), dolmen (meja batu), kubur batu, dan sarkofagus (peti mati dari batu). Dalam tradisi megalit Indonesia, berkembang bentuk-bentuk khas, seperti waruga, arca mayat, dan batu kenong. Di Eropa dibuat pula monumen megalit struktural seperti henge.
Perlu disampaikan bahwa tradisi megalit tidak hanya terkait dengan benda-benda batu besar, tetapi juga struktur ruang semacam batu lingkar (batu kandang), punden berundak, kubur lorong, marae, dan bukitan (seperti Hügelgraber). Selain itu, ritual/upacara dan kepercayaan terhadap suatu kekuatan tertentu menjadi bagian tak wujud dari tradisi megalit, sehingga bersama temuan megalit sering pula terdapat benda-benda logam, kayu, maupun gerabah (misalnya tempayan) terkait upacara.
Megalit di Indonesia
Tradisi pendirian megalitik di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pemujaan nenek moyang. Bangunan atau monumen yang didirikan menjadi bentuk penghormatan seorang yang telah mati. Bangunan tersebut menjadi medium penghormatan, tempat singgah, dan sekaligus lambang si mati.
Terdapat banyak temuan megalit di Indonesia. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.
menhir (termasuk yang berukir dan berupa arca)
dolmen
kubur batu
sarkofagus
waruga
lumpang batu
batu dakon
batu kenong
Batu lingkar (stone circle)
Punden Berundak
Menurut R. von Heine Geldern masuknya tradisi megalitik ke Indonesia terjadi dalam dua gelombang besar:
Megalitik Tua, berusia ±2500-1500 SM
Megalitik Muda yang berusia 1000 SM
Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).
Sumatra
Tempat-tempat yang memiliki banyak megalit di Sumatra terutama berada di kawasan pegunungan. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.
Dataran tinggi Lima Puluh Kota, Sumatra Barat (menhir Mahat)
Dataran Pasemah, Provinsi Lampung
Dataran tinggi Pagaralam dan Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatra Selatan
Tapanuli, Provinsi Sumatra Utara
Pulau Nias, Provinsi Sumatra Utara
Jawa
Peninggalan berupa megalit di Jawa tersebar di beberapa tempat dan kebanyakan di kawasan pegunungan dan dekat dengan aliran sungai.
Situs Gunungpadang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat
Situs Batu Naga, Gunung Pojoktiga, perbatasan Kabupaten Kuningan, Brebes dan Cilacap
Situs Cipari, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
Situs Kabuyutan Galuh, Kabupaten Ciamis
Situs Matesih (Watukandang), Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Situs Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah
Gunungkidul (kebudayaan Sungai Oya): Situs Sokoliman, Situs Bleberan, Goa Braholo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Sulawesi
Banyak tempat di Sulawesi yang memiliki benda-benda megalit, bahkan sebagian masih terpelihara.
Taman Nasional Lore Lindu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Merupakan salah satu megalitikum terbaik di Indonesia)
Bori Kalimbuang, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Nusa Tenggara
Kampung Bena, Tiwuriwu, Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Desa Tarung, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur
Kampung Pasunga, Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur
No comments:
Post a Comment