Awal Kerajaan Yehuda (Kerajaan Selatan)
Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam (Salomo memngut pajak yang besar dan 10 suku kuatir bahwa Rehabeam ikut menjalankan kebijkan ayahnya) sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM mereka memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Yerobeam (bahasa Ibrani: יָרָבְעָם yarobh`am; bahasa Yunani: Ιεροβοάμ Hieroboam; bahasa Inggris: Jeroboam) bin Nebat adalah raja pertama Kerajaan Israel Utara menurut Alkitab Ibrani
Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Israel. Pemberontakan terjadi di Sikhem, dan suku Yehuda merupakan yang tersisa pertama kali yang menerima Keluarga Daud. Kemudian, setelah suku Benyamin bergabung dengan Yehuda, Yerusalem (yang terletak di teritori Benyamin: Yosua 18:28) menjadi ibukota kerajaan baru tersebut.Kerajaan selatan disebut dengan kerajaan Yehuda atau Yehuda. 2 Tawarikh 15:9 juga menyebutkan bahwa anggota suku-suku Efraim, Manasye, dan Simeon “melarikan diri” ke Yehuda selama pemerintahan Asa dari Yehuda.
Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.
Jatuhnya Israel dan Yehuda
Israel berdiri sebagai sebuah negara merdeka hingga sekitar tahun 720 SM saat terjadi penaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan “Sepuluh suku yang hilang”. Namun, diperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan dibawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II. Banyak orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.
Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.
Israel lebih dahulu dikuasai Asyur, kemudian Asyur dikalahkan oleh Babilonia
Raja Hizkia dari Yehuda (727-698 SM) dalam Alkitab disebutkan sebagai pemrakarsa pembaharuan yang memaksa hukum Yahudi menolak penyembahan berhala (dalam hal ini, penyembahan terhadap Ba’alim and Asyera di antara dewa-dewa tradisional Timur Dekat). Selama kekuasaannya juga dibuat “Inskripsi Siloam”, yang ditulis dalam abjad Ibrani Kuno.
Manasye dari Yehuda (698-642 SM), mengorbankan putranya kepada Molokh, 2 Raja-raja 21:{{{ayat}}}. Dia dan putranya Amon (berkuasa 642-640 SM) membalikkan reformasi Hizkia dan secara resmi mengadakan kembali pemberhalaan. Menurut cerita-cerita kenabian, Manasye meletakkan sebuah berhala berwajah empat di Tempat Maha Kudus dari Tempat-tempat Kudus.
Pada pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) terjadi reformasi agama. Menurut Alkitab, saat pemulihan dilakukan di Kuil, sebuah ‘Kitab Hukum’ ditemukan (kemungkinan Kitab Ulangan).
Pada 586 SM, masa pemerintahan Zedekia yang berkonspirasi dengan Mesir mendapat murka bangsa Babilonia, dibawah raja Nebukadnezar II, mengepung Yerusalem. Kuil Pertama dihancurkan begitu pula kota Yerusalem. Hingga saat ini, penghancurkan diperingati oleh orang Yahudi pada 9 Abib, atau Tisha B’Av.
Akibat penaklukkan ini, banyak penduduk Yehuda diasingkan dari tanah mereka dan disebar ke seluruh Kekaisaran Babilonia, dan kerajaan Yehuda merdeka berakhir. Keluarga Daud masih tetap dihormati dan diterima sebagai pemimpin komunitas Yahudi Babilonia sebagai Rosh Galut.
Di Pembuangan
Pembuangan yang dilakukan oleh Babel terjadi dalam tiga tahap yaitu:
Tahapan pertama
Karena pada mulanya kerajaan Israel termasuk dalam wilayah kekuasaan Asyur tetapi kemudian bangsa Asyur itu sendiri dikuasai oleh Babilonia pada tahun 612 S.M. Sehingga secara otomatis bangsa Israel atau Kerajaan Utara masuk dalam jajahan Babilonia. Dan dibuang bersama bangsa Asyur. Dalam pembuangan pertama ini Daniel bersama teman-temanya ikut dalam pembuangan.
Tahapan kedua
Pembuangan tahap kedua ini terjadi pada tahun 597 S.M. (2 Raja-raja 24:10-17) dan termasuk diantaranya adalah Raja Yoyakhin dan Yehezkiel. Dan lebih menarik lagi pada tahap ini yaitu munculnya Yudaisme dimana ada sebagaian orang yang kembali kepada Tuhan dan nabi Yehezkiel mendapatkan julukan sebagai “Bapa Yudaisme”.
Tahapan ketiga
Pembuangan tahap ketiga merupakan rombongan kedua dari Yehuda terjadi pada tahun 587 S.M. pembuangan ini ditandai dengan runtuhnya Yerusalem. Raja Zedekia pun ikut dalam pembuangan pada tahap ketiga ini. Seluruh jumlah orang buangan rupanya tidak lebih dari 20.000 sampai 30.000 orang (2 Raja-raja 24:10-17). Tetapi karena orang yang dibuang ini terdiri dari lapisan atas (pegawai, militer, imam, tukang besi) dan karena banyak orang yang sudah tewas dalam perang sebelumnya, akibat pembuangan ini membawa dampak yang sangat buruk bagi bangsa Yehuda. Pembuangan ini dimaksudkan untuk melumpuhkan suatu bangsa, sehingga bangsa itu tidak dapat memberontak lagi.
Keadaan Bangsa Yehuda agak mirip dengan sekelompok transmigran karena mereka memperoleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah Babilonia, hal ini terbukti dengan mereka di perbolehkan mengatur hidupnya sendiri dan tidak diperlakukan sebagai layaknya orang buangan. Tetapi ada juga orang-orang buangan yang dipenjarakan dan ada juga yang dijadikan budak. Hal ini merupakan kebijakan dari raja Babel yang hanya memilih orang-orang yang sekiranya dapat menguntungkan bangsanya. Misalnya, dari orang-orang yang merupakan keturunan Raja, dan cendekiawan yang nantinya mereka di suruh belajar bahasa orang Kasdim setelah itu mereka harus bekerja untuk raja (Daniel 1:3-5). Mereka juga dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Keluarnya Bangsa Israel dari Pembuangan
609 SM : Kematian raja Yosia
609–598 SM : Pemerintahan raja Yoyakim (menggantikan Yoahas, yang menggantikan Yosia, tetapi hanya memerintah selama 3 bulan)
605 SM : Penyerangan atas Yerusalem pada tahun ke-4 pemerintahan raja Yoyakim (tahun pertama raja Babel, Nebukadnezar II)
Pembuangan awal: sejumlah tenaga ahli dan bangsawan termasuk Daniel dan teman-temannya.
598/7 SM : Pemerintahan raja Yoyakhin (memerintah selama 3 bulan 10 hari). Pengepungan Yerusalem (597 SM).
a. Pembuangan besar pertama, 16 Maret 597 SM, raja Yoyakhin dan keluarganya, serta orang-orang, termasuk Yehezkiel.
597 SM : Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda oleh raja Nebukadnezar II
594 SM : Persekongkolan Anti-Babel
588 SM : Pengepungan Yerusalem (587 SM)
b. Pembuangan besar kedua: Juli/Agustus 587 SM
583 SM : gubernur “Yehud Medinata” (provinsi Yehuda) yang diangkat oleh raja Babel, dibunuh. Sisa penduduk Yehuda lari ke Mesir dan kemungkinan ada yang mengalami pembuangan ketiga ke Babel
562 SM : Raja Yoyakhin dilepaskan dari penjara Babel setelah 37 tahun dipenjarakan. Ia menetap di Babel.
538 SM : Persia menguasai Babel (Oktober)
538 SM : Koresh Agung mengeluarkan surat perintah yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem
520–515 SM : Kepulangan banyak orang Yahudi ke wilayah Yehuda dipimpin oleh Zerubabel dan Imam Besar Yesua.
Landasan Bait Suci Kedua diletakkan
Setelah wafatnya Salomo (Sulayman) pada 931 SM, sepuluh suku di utara menolak menerima Rehabeam (Salomo memngut pajak yang besar dan 10 suku kuatir bahwa Rehabeam ikut menjalankan kebijkan ayahnya) sebagai raja mereka, dan sebagai gantinya pada sekitar tahun 930 SM mereka memilih Yerobeam, yang bukan dari garis Daud, sebagai raja mereka. Yerobeam (bahasa Ibrani: יָרָבְעָם yarobh`am; bahasa Yunani: Ιεροβοάμ Hieroboam; bahasa Inggris: Jeroboam) bin Nebat adalah raja pertama Kerajaan Israel Utara menurut Alkitab Ibrani
Kerajaan utara kemudian dikenal dengan Kerajaan Israel atau Israel. Pemberontakan terjadi di Sikhem, dan suku Yehuda merupakan yang tersisa pertama kali yang menerima Keluarga Daud. Kemudian, setelah suku Benyamin bergabung dengan Yehuda, Yerusalem (yang terletak di teritori Benyamin: Yosua 18:28) menjadi ibukota kerajaan baru tersebut.Kerajaan selatan disebut dengan kerajaan Yehuda atau Yehuda. 2 Tawarikh 15:9 juga menyebutkan bahwa anggota suku-suku Efraim, Manasye, dan Simeon “melarikan diri” ke Yehuda selama pemerintahan Asa dari Yehuda.
Selama enam puluh tahun pertama, raja-raja Yehuda berusaha mengembalikan otoritas mereka terhadap kerajaan utara, dan terjadi perang yang terus berkecamuk di antara mereka. Selama delapan puluh tahun berikutnya, sudah tidak terjadi lagi perang terbuka di antara mereka, dan kemudian menjadi saling bersekutu, bekerja sama melawan musuh mereka, khususnya Damaskus.
Jatuhnya Israel dan Yehuda
Israel berdiri sebagai sebuah negara merdeka hingga sekitar tahun 720 SM saat terjadi penaklukkan oleh Kekaisaran Asyur. Alkitab mengisahkan bahwa seluruh orang Israel dibuang, yang kemudian dikenal dengan “Sepuluh suku yang hilang”. Namun, diperkirakan hanya seperlima populasi (sekitar 40.000) yang benar-benar dipindahkan dari wilayah mereka selama dua periode pengasingan dibawah Tiglath-Pileser III dan Sargon II. Banyak orang Israel juga melarikan diri ke selatan ke Yerusalem, yang menjadi lima kali lipat lebih luas selama periode ini, sehingga didirikan sebuah tembok baru dan sebuah mata air (Siloam) yang disediakan oleh Raja Hizkia.
Setelah kehancuran Israel, Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad hingga ditaklukkan oleh bangsa Babilonia.
Israel lebih dahulu dikuasai Asyur, kemudian Asyur dikalahkan oleh Babilonia
Raja Hizkia dari Yehuda (727-698 SM) dalam Alkitab disebutkan sebagai pemrakarsa pembaharuan yang memaksa hukum Yahudi menolak penyembahan berhala (dalam hal ini, penyembahan terhadap Ba’alim and Asyera di antara dewa-dewa tradisional Timur Dekat). Selama kekuasaannya juga dibuat “Inskripsi Siloam”, yang ditulis dalam abjad Ibrani Kuno.
Manasye dari Yehuda (698-642 SM), mengorbankan putranya kepada Molokh, 2 Raja-raja 21:{{{ayat}}}. Dia dan putranya Amon (berkuasa 642-640 SM) membalikkan reformasi Hizkia dan secara resmi mengadakan kembali pemberhalaan. Menurut cerita-cerita kenabian, Manasye meletakkan sebuah berhala berwajah empat di Tempat Maha Kudus dari Tempat-tempat Kudus.
Pada pemerintahan raja Yosia (640-609 SM) terjadi reformasi agama. Menurut Alkitab, saat pemulihan dilakukan di Kuil, sebuah ‘Kitab Hukum’ ditemukan (kemungkinan Kitab Ulangan).
Pada 586 SM, masa pemerintahan Zedekia yang berkonspirasi dengan Mesir mendapat murka bangsa Babilonia, dibawah raja Nebukadnezar II, mengepung Yerusalem. Kuil Pertama dihancurkan begitu pula kota Yerusalem. Hingga saat ini, penghancurkan diperingati oleh orang Yahudi pada 9 Abib, atau Tisha B’Av.
Akibat penaklukkan ini, banyak penduduk Yehuda diasingkan dari tanah mereka dan disebar ke seluruh Kekaisaran Babilonia, dan kerajaan Yehuda merdeka berakhir. Keluarga Daud masih tetap dihormati dan diterima sebagai pemimpin komunitas Yahudi Babilonia sebagai Rosh Galut.
Di Pembuangan
Pembuangan yang dilakukan oleh Babel terjadi dalam tiga tahap yaitu:
Tahapan pertama
Karena pada mulanya kerajaan Israel termasuk dalam wilayah kekuasaan Asyur tetapi kemudian bangsa Asyur itu sendiri dikuasai oleh Babilonia pada tahun 612 S.M. Sehingga secara otomatis bangsa Israel atau Kerajaan Utara masuk dalam jajahan Babilonia. Dan dibuang bersama bangsa Asyur. Dalam pembuangan pertama ini Daniel bersama teman-temanya ikut dalam pembuangan.
Tahapan kedua
Pembuangan tahap kedua ini terjadi pada tahun 597 S.M. (2 Raja-raja 24:10-17) dan termasuk diantaranya adalah Raja Yoyakhin dan Yehezkiel. Dan lebih menarik lagi pada tahap ini yaitu munculnya Yudaisme dimana ada sebagaian orang yang kembali kepada Tuhan dan nabi Yehezkiel mendapatkan julukan sebagai “Bapa Yudaisme”.
Tahapan ketiga
Pembuangan tahap ketiga merupakan rombongan kedua dari Yehuda terjadi pada tahun 587 S.M. pembuangan ini ditandai dengan runtuhnya Yerusalem. Raja Zedekia pun ikut dalam pembuangan pada tahap ketiga ini. Seluruh jumlah orang buangan rupanya tidak lebih dari 20.000 sampai 30.000 orang (2 Raja-raja 24:10-17). Tetapi karena orang yang dibuang ini terdiri dari lapisan atas (pegawai, militer, imam, tukang besi) dan karena banyak orang yang sudah tewas dalam perang sebelumnya, akibat pembuangan ini membawa dampak yang sangat buruk bagi bangsa Yehuda. Pembuangan ini dimaksudkan untuk melumpuhkan suatu bangsa, sehingga bangsa itu tidak dapat memberontak lagi.
Keadaan Bangsa Yehuda agak mirip dengan sekelompok transmigran karena mereka memperoleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah Babilonia, hal ini terbukti dengan mereka di perbolehkan mengatur hidupnya sendiri dan tidak diperlakukan sebagai layaknya orang buangan. Tetapi ada juga orang-orang buangan yang dipenjarakan dan ada juga yang dijadikan budak. Hal ini merupakan kebijakan dari raja Babel yang hanya memilih orang-orang yang sekiranya dapat menguntungkan bangsanya. Misalnya, dari orang-orang yang merupakan keturunan Raja, dan cendekiawan yang nantinya mereka di suruh belajar bahasa orang Kasdim setelah itu mereka harus bekerja untuk raja (Daniel 1:3-5). Mereka juga dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Keluarnya Bangsa Israel dari Pembuangan
609 SM : Kematian raja Yosia
609–598 SM : Pemerintahan raja Yoyakim (menggantikan Yoahas, yang menggantikan Yosia, tetapi hanya memerintah selama 3 bulan)
605 SM : Penyerangan atas Yerusalem pada tahun ke-4 pemerintahan raja Yoyakim (tahun pertama raja Babel, Nebukadnezar II)
Pembuangan awal: sejumlah tenaga ahli dan bangsawan termasuk Daniel dan teman-temannya.
598/7 SM : Pemerintahan raja Yoyakhin (memerintah selama 3 bulan 10 hari). Pengepungan Yerusalem (597 SM).
a. Pembuangan besar pertama, 16 Maret 597 SM, raja Yoyakhin dan keluarganya, serta orang-orang, termasuk Yehezkiel.
597 SM : Zedekia diangkat menjadi raja Yehuda oleh raja Nebukadnezar II
594 SM : Persekongkolan Anti-Babel
588 SM : Pengepungan Yerusalem (587 SM)
b. Pembuangan besar kedua: Juli/Agustus 587 SM
583 SM : gubernur “Yehud Medinata” (provinsi Yehuda) yang diangkat oleh raja Babel, dibunuh. Sisa penduduk Yehuda lari ke Mesir dan kemungkinan ada yang mengalami pembuangan ketiga ke Babel
562 SM : Raja Yoyakhin dilepaskan dari penjara Babel setelah 37 tahun dipenjarakan. Ia menetap di Babel.
538 SM : Persia menguasai Babel (Oktober)
538 SM : Koresh Agung mengeluarkan surat perintah yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem
520–515 SM : Kepulangan banyak orang Yahudi ke wilayah Yehuda dipimpin oleh Zerubabel dan Imam Besar Yesua.
Landasan Bait Suci Kedua diletakkan
No comments:
Post a Comment