Berdasarkan mitologi dari daerah Skandinavia, Kraken merupakan makhluk laut raksasa yang panjangnya mencapai 1 mil. Kraken dikabarkan suka menyerang kapal. Pada umumnya Kraken digambarkan dalam bentuk gurita atau cumi-cumi. Menurut beberapa cerita, ukuran tubuh Kraken yang begitu besar menyamai sebuah pulau kecil.
Kraken akan menyerang sebuah kapal dengan menggunakan lengan-lengannya tepat di sekitar lambung kapal dan membaliknya. Para kru kapal akan tenggelam atau dimakan oleh raksasa itu. Cerita tentang Kraken ini pertama kali disebutkan dalam Örvar-Oddr yang merupakan saga dari Islandia pada abad ke-13. Catatan lain mengenai Kraken juga ada di Konungs Skuggsja semacam karya ilmiah dari Norwegia. Disebutkan dalam catatan tersebut mengenai kebiasaan makan Kraken. Kraken akan menjebak ikan yang ada di sekitarnya dengan meregangkan lehernya dan kemudian akan bersedawa untuk melepaskan makanan yang ada di mulutnya. Hal ini akan membuat ikan tergoda oleh makan yang keluar dari mulut Kraken dan akan memasuki mulut Kraken untuk makan. Akibatnya sejumlah besar dari mereka akan terjebak.
Kraken juga disebutkan dalam edisi pertama Systema Naturae pada 1735. Buku ini merupakan klasifikasi taksonomi organisme hidup yang dibuat oleh ahli botani, dokter, dan ahli zoologi dari Swedia yang bernama Carolus Linnaeus. Ia mengklasifikasikan Kraken sebagai sebuah Cephalopoda (binatang sekelas moluska, termasuk di dalamnya mencakup cumi-cumi, gurita, dan sotong) yang mempunyai nama ilmiah Microcosmus Marinus. Dalam edisi Systema Naturae selanjutnya pada 1746, Linnaeus menyebutnya sebagai “raksas yang unik” yang hidup lautan Norwegia, meskipun dia belum pernah melihatnya.
Meskipun biasanya Kraken digambarkan sebagai gurita atau cumi-cumi raksasa, tetapi terkadang Kraken digambarkan sebagai makhluk yang menyerupai kepeting. Hal ini membuat Kraken diyakini dapat menyebabkan pusaran air yang besar di laut. Seorang penulis asal Swedia yang bernama Jacob Wallenberg pada 1781 memaparkan hasil penelitiannya mengenai Kraken dalam jurnal Min son på galejan. Secara garis besar ia memaparkan sebagai berikut: “Secara bertahap Kraken akan naik ke permukaan dan ketika ia sudah ada di 11-50 depan (ukuran sepanjang kedua belah tangan dari ujung jari tengan tangan kanan sampai ujung jari tengah tangan kiri), maka lebih baik perahu yang di dekat atau di atasnya harus pindah, karena ketika ia muncul ke permukaan air seperti meledak sehingga menimbulkan gelombang besar yang bisa mencapai beberapa mil.
Banyak pendapat yang berbeda mengenai bentu Kraken ini, apakah cumi-cumi, gurita atau kepiting. Gurita kolosal mungkin lebih cocok dengan deskripsi tersebut, tetapi cumi-cumi diaanggap lebih agresif dan lebih sering mucul ke permukaan sehingga dapat dilihat oleh manusia. Meskipun ukuran cumi-cumi raksasa dianggap lebih kecil kurang dari setengah mil, tetapi mereka dianggap cukup besar untuk bergulat dengan ikan paus. Pada 1930 setidaknya telah dilaporkan 3 kejadian tentang cumi-cumi yang menyerang kapal dengan melucur ke balin-baling kapal.
Mitos Kraken diyakini oleh banyak sejarahwan berasal dari cumi-cumi raksasa yang bisa mencapai 1 mil dan telah jarang terlihat oleh manusia karena hidup di perairan yang sangat dalam. Mengingat kapal-kapal yang digunakan pada zaman dahulu merupakan perahu atau kapal kecil maka manusia pada masa lampau mengaggap bahwa Kraken adalah raksasa laut karena ukuran kapal mereka lebih kecil dari ukuran Kraken ini.
No comments:
Post a Comment