Sejarah Dunia Kuno

2021 a year of miracles and 'unlocking' millions

Mar 27, 2009

Bertekun Dalam Doa

"Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur." (Kolose 4:2) 

Doa adalah kesempatan yang indah yang Tuhan berikan kepada kita untuk berkomunikasi dengan-Nya. Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya di dalam Alkitab, dan kita berbicara kepada Tuhan melalui doa. Akan tetapi ada banyak orang yang berpikir bahwa kita harus memilih kata-kata kita dengan sangat baik sewaktu kita berdoa. Hal tersebut adalah seperti seakan-akan mereka sedang menyampaikan suatu pidato umum. Mereka hendak memastikan bahwa setiap orang akan menyukai apa yang mereka ucapkan. Adalah sangat menyedihkan sewaktu orang-orang memuji seseorang atas sebuah doa yang telah disampaikan. Hal itu menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak memahami maksud pemikirannya secara keseluruhan. 

Doa adalah sebuah sikap dimana kita dapat di dalam cara kekanak-kanakan kita sendiri berbicara kepada Tuhan. Maksudnya ialah bahwa kita tidak perlu untuk menjadi seorang jurubicara yang ulung untuk melakukan doa. Kita tidak perlu untuk menjadi seseorang yang ahli berbicara. Kita tidak perlu untuk mampu menghasilkan suatu ungkapan yang sangat baik. Kita hanya hendak mengutarakan kepada Tuhan apa yang ada di dalam hati kita. 

Seperti misalnya, sewaktu tiba pada saat makan, kita dapat secara sederhana berdoa kepada Tuhan di dalam nama Yesus, bersyukur kepada-Nya untuk makanan kita dan meminta Dia untuk memberkati-Nya. Dan itu adalah cukup jika kita benar-benar tulus. Tetapi bila kita secara sederhana memiliki kebiasaan rutin untuk mengatakan beberapa kata sebelum kita makan, hal tersebut tidak berarti apa-apa. Jika kita hanya menjalani suatu kegiatan yang rutin, hal itu tidak akan bernilai apa-apa. 

Alkitab menyatakan di dalam kitab Mazmur pasal 51 bahwa Tuhan tidak akan memandang hina "hati yang patah dan remuk." Alkitab menyatakan bahwa Allah Roh Kudus sendiri akan mengambil doa-doa kita dan membawa mereka dengan sempurna kepada Tuhan. Kita mungkin sedang berada di dalam penderitaan yang begitu berat di mana hati kita terasa pecah. Kita mungkin dipenuhi rasa syukur dan pujian untuk Tuhan. Dan untuk satu hal, yang paling baik yang dapat kita lakukan adalah untuk berseru kepada Tuhan untuk meminta bantuan. Di dalam kasus yang lain, kita mungkin menyatakan pujian demi pujian yang terbaik untuk memberitahu Tuhan betapa maha besarnya Dia. Tetapi doa bukanlah suatu perkara tentang berapa banyak kita dapat mengutarakan atau betapa baik kita dapat mengutarakannya. Doa merupakan sebuah sikap dari hati. 

Kristus sendiri telah memberi kita sebuah contoh tentang doa sebelum makan. Kitab Lukas pasal 24 menguraikan tentang dua orang murid yang sedang berjalan menuju suatu tempat yang bernama Emaus bersama dengan Yesus setelah Dia bangkit dari antara orang mati. Dan mereka berhenti untuk makan, dan setelah Yesus meminta berkat atas makanannya, mata mereka terbuka. Tuhan meminta kita untuk berdoa sebelum makan karena makanan merupakan suatu karunia dari Tuhan. Tetapi kita tidak perlu untuk fasih berbicara sewaktu kita berdoa. Kita dapat secara sederhana mengakui bahwa makanan kita merupakan suatu berkat dari Tuhan dan berterima kasih kepada-Nya untuk makanan tersebut. 

Sewaktu kita berdoa kepada Tuhan sebelum makan, saat itu juga merupakan suatu saat yang baik untuk berterima kasih kepada-Nya untuk hal-hal yang lain. Kita dapat berterima kasih kepada-Nya bahwa hari itu telah merupakan sebuah hari yang baik. Kita dapat berdoa untuk bantuan-Nya sehubungan dengan sesuatu yang mengganggu perasaan kita. Kita dapat berdoa supaya Dia akan menguatkan kita untuk menjadi lebih taat dan setia. 

Indahnya adalah kegiatan doa tersebut mengizinkan kita untuk memberitahukan isi hati kita kepada Tuhan walaupun Tuhan sebelumnya telah mengetahui "segala sesuatu" yang kita butuhkan. Dia mengetahui seluruh dari masalah-masalah kita lebih baik dari pada diri kita sendiri. Kita tidak dapat memberitahukan kepada Tuhan apa pun di dalam doa kita sesuatu yang belum Tuhan ketahui. Tetapi adalah menenteramkan untuk memiliki hak yang istimewa untuk dapat membawa perasaan-perasaan kita dan rasa syukur kita serta permohonan-permohonan kita kepada Tuhan. Kita dapat mengemis untuk meminta bantuan-Nya. Kita tidak perlu untuk menjadi terlalu khawatir tentang bagaimana untuk mengucapkan doa-doa kita. Tuhan telah sebelumnya mengetahui seluruh dari kebutuhan kita dan secara sederhana kita dapat berdoa kepada Dia dari lubuk hati kita. 

Kitab 1 Yohanes 5:14 berbicata tentang doa demikian: 

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." 

No comments: